Anda di halaman 1dari 20

Gizi kerja dan penyelenggaraan

makan ditempat kerja


Kelompok 5

1. Heri Prasetyo
2. Rizki Agwis HR
3. Riyadh Saleh
4. Sudarta Sudiono
Pembahasan
• Dasar undang – undang
• Teori – teori
• Tujuan
• Food handler
• Hambatan dan solusi
DASAR HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG GIZI KERJA DAN
PENYELENGGARAAN MAKAN DI TEMPAT KERJA

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja terdapat dalam pasal


3 mengenai syarat-syarat keselamatan kerja
Peraturan Penerapan higiene dan sanitasi, Permenaker No. 5 Tahun 2018
menggantikan Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di tempat kerja.
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun 1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Makan
Kepmenkes no 715 tahun 2003 tentang persyaratan higiene sanitasi jasa boga
Surat edaran Dirjen Binwasnaker No. 86 tahun 1989 tentang perusahaan ketering
pengelola makanan bagi tenaga kerja
PENGERTIAN
• Food handler (penjamah makanan), adalah orang yang secara
langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan
melalui dari tahap Persiapan, pembersihan, pengolahan,
pengangkutan, sampai dengan penyajian (Kepmenkes no 715
tahun 2003)
• Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja adalah
rangkaian kegiatan yang meliputi : penyusunan anggaran
belanja makanan, perencanaan menu, pengadaan atau
pembuatan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan, persiapan dan pemasakan makanan,
penilaian, pengemasan, distribusi dan penyajian makanan bagi
tenaga kerja.
Tujuan Penyelenggaraan
Makanan Di Tempat Kerja

Meningkatkan keadaan kesehatan dan gizi


tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja.
Uraian Pelaksanaan
Penyeleggaraan Makanan Di
Tempat Kerja

– Perencanaan Menu
– Perencanaan Bahan Pangan
– Pengadaan dan Pembelian Bahan Pangan
– Penerimaan Bahan Pangan

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun 1979 tentang


Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
Uraian Pelaksanaan
Penyeleggaraan Makanan Di
Tempat Kerja

– Penyimpanan Bahan Pangan


– Persiapan Bahan pangan
– Pengolahan Bahan Pangan
– Pendistribusian Bahan Pangan

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun 1979 tentang


Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
Tugas AK3 dalam proses
penyelenggaraan makanan di
rumah sakit
1. Mengawasi perencanaan menu, pengadaan atau
pembuatan bahan makanan, penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pemasakan
makanan, penilaian, pengemasan, distribusi dan penyajian
makanan bagi tenaga kerja, dan ketersediaan APD.
2. Berkoordinasi dengan petugas food handler perusahaan
tentang prosedur yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku
3. Setiap perusahaan harus melakukan pembinaan atau
penataran kepada food handler perusahaan tersebut
khususnya mengenai higiene sanitasi makanan.
Teori Gizi Pada Pekerja

• Gizi kerja adalah nutrisi atau zat makanan yang


diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya
dengan tujuan untuk meningkatkan daya kerja
dan kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya dengan tingkat gizi seseorang
(Suma’mur, 1996).
Con’t…
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. SE 01/MEN/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
a. Peningkatan mutu kehidupan tenaga kerja
b. Anjuran pemerintah pada perusahaan
Con’t…
Kebutuhan gizi pekerja menurut umur, jenis
kelamin dan tingkat aktivitas/jenis pekerjaan
Con’t…
Penggolongan pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Kerja ringan
b. Kerja sedang
c. Kerja berat
PERSYARATAN TENAGA KERJA(FOOD HANDLER)
DALAM PENYELENGGARAAN MAKAN BAGI :

a) bebas dari penyakit menular (seperti TBC, typhus, cacingan) dan harus selalu
menjaga kebersihan badannya;
b)  disediakan pakaian (schort) dan tutup kepala untuk digunakan sewaktu
melayani makanan;
c)  telah mendapat pelatihan tentang kebersihan dan kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan penyelengaraan makan bagi tenaga kerja;
d) Sebelum bekerja harus diperiksa kesehatan badannya minimal satu tahun sekali
disertai dengan pemeriksaan rontgent paru-paru dan  dinyatakan dengan surat
keterangan dokter ;
e) Tidak boleh melayani makanan selama menderita suatu penyakit sampai
dinyatakan oleh dokter bahwa ia sudah sehat kembali (khususnya infeksi pada
kulit, mata, telinga, hidung dan tenggorokan)
• Selain syarat diatas sebaiknya petugas pengelola
makan memberikan pelatihan dan peraturan seperti

a)  Mendapat pelatihan tentang cara penggunaan alat pemadam


api ringan (APAR);

b) Tidak mempunyai kebiasaan buruk yang tidak sehat


dalam bekerja, misalnya; bicara waktu menyediakan
makanan, bersin/batuk di depan makanan, menggaruk
bagian tubuh tertentu, merokok, mabuk dll

c)    Tidak mengunakan perhiasan selama mengolah


makanan;

d)    Disiplin memakai Alat pelindung (pakaian kerja,


celemek, sarung tangan, tutup kepala, masker, topi);

e)   Segera melapor kepada supervisor apabila yang


bersangkutan muntah dan diare di tempat kerja, di
rumah atau di tempat lain dan menderita infeksi.
Faktor yang mempengaruhi
kebutuhan asupan gizi
O Ukuran tubuh (tinggi badan dan berat badan)
O Usia yang dinyatakan dengan tahun
O Jenis kelamin
O Kondisi tubuh tertentu
O Iklim dan kondisi lingkungan kerja
O Tingkat aktivitas yang dilakukan
Hambatan penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
- Tenaga kerja rata-rata memiliki aktivitas pekerjaan beragam. Perusahaan kurang memperhatikan gizi pekerja
sehingga jarang ditemukannya kantin perusahaan atau ahli gizi yang memadai
- Perusahaan hanya memberikan uang makan kepada tenaga kerja dan tidak mengontrol asupan gizi tenaga
kerja
- Kantin perusahaan telah ada dan didirikan namun penyajian makanan hanya makanan instan
- Kantin perusahaan telah terkontrol dengan baik dan diperhatikan asupan gizi tenaga kerja namun pekerja
jarang memanfaatkan fasilitas kantin perusahaan
- Tenaga kerja lebih memilih untuk membawa bekal dari rumah dengan alasan dapat menghemat uang makan.
Seringkali, makanan yang dibawa pekerja adalah makanan instan
- Tenaga kerja yang memilih makan di kantin perusahaan bebas mengambil menu apa yang diinginkan
sehingga ada pekerja yang kebutuhan kalori dan gizinya terpenuhi dan ada yang tidak terpenuhi
- Tenaga kerja kurang memperhatikan waktu istirahat digunakan dengan sebaik mungkin salah satunya untuk
memenuhi asupan gizi

- Kurangnya koordinasi dalam hal penyelenggaraan makanan ditempat kerja antara ahli gizi dengan perusahaan
Solusi penyelenggaraan
pengawasan makanan
Perusahaan yang telah memiliki kantin perusahaan:

a.Perusahaan sebaiknya lebih menggalakkan penggunaan fasilitas kantin


perusahaan. Dapat dilakukan dengan cara pemberian uang makan
melalui fasilitas kantin dan sisanya dikembalikan ke pekerja
b.Menu yang disediakan di kantin juga sebaiknya lebih bervariasi
sehingga dapat menarik minat pekerja untuk makan di kantin. Selain itu
menu yang disajikan harus memenuhi asupan gizi rata-rata karyawan
food recall
dengan menggunakan (hitungan asupan kalori per pekerja)
c. Mempromosikan secara berkala mengenai pentingnya gizi dalam
melakukan aktivitas dan meningkatkan produktivitas
Untuk menyelenggarakan makan tenaga kerja secara
umum diperlukan persyaratan minimal yang meliputi :

a. Mempunyai dapur

b. Mempunyai tenaga gizi

c. Mempunyai tenaga pelaksana

d. Mematuhi peraturan perundangan yang berlaku


Manfaat penyelenggaraan
pengawasan makanan ditempat
kerja
Pemberian Makan Bagi Tenaga Kerja memberikan keuntungan
baik bagi tenaga kerja maupun perusahaan, antara lain yaitu:
a. Meningkatkan dan mempertahankan kemampuan kerja
b. Meningkatkan produktivitas
c. Meningkatkan derajat kesehatan
d. Menurunkan absensi
e. Terciptanya hubungan timbal balik pengusaha dan pekerja
maupun antar pekerja
f. Suasana kerja menyenangkan dan meningkatkan motivasi dan
gairah kerja
g. Mengatasi kelelahan dan persiapan tenaga untuk kerja kembali
h. Pengawasan relatif lebih mudah

Anda mungkin juga menyukai