Anda di halaman 1dari 56

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MANAJEMEN PEMBINAAN KEUANGAN


MODUL POLRI
04
6 JP (270 menit)

Pengantar
Didalam modul ini membahas tentang pengetahuan dasar
pembinaan keuangan, pengelolaan keuangan negara, pelaksanaan
anggaran dilingkungan Polri, pembuatan dan penyusunan dokumen
administrasi perwabkeu dan pengawasan anggaran Satker, Kerugian
Negara dan penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Polri.
Tujuan diberikannya modul ini agar peserta didik memiliki
pemahaman tentang mmanajemen pembinaan keuangan.

Kompetensi Dasar
Memahami Manajemen Pembinaan Keuangan.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan pengetahuan dasar pembinaan keuangan
2. Menjelaskan pengelolaan keuangan negara
3. Menjelaskan pelaksanaan anggaran dilingkungan Polri
4. Menjelaskan dalam pembuatan dan penyusunan dokumen
administrasi perwabkeu dan pengawasan anggaran Satker.
5. Menjelaskan pengertian Kerugian Negara dan penyelesaian
Kerugian Negara di Lingkungan Polri.

Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
manajemen pembinaan keuangan.
Sub Pokok bahasan:
1. Pengetahuan dasar pembinaan keuangan.
2. Pengelolaan keuangan negara.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 179


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Pelaksanaan anggaran dilingkungan Polri.


4. Dalam pembuatan dan penyusunan dokumen administrasi
perwabkeu dan pengawasan anggaran Satker.
5. Pengertian Kerugian Negara dan penyelesaian Kerugian Negara
di Lingkungan Polri.

Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah.
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang hakikat
peraturan baris berbaris, aba-aba dan sikap dasar peraturan baris
berbaris.
2. Metode Brain storming (curah pendapat).
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengemukakan pendapat tentang materi yang
disampaikan.
3. Metode tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menanyakan ha-hal yang belum dipahami.
4. Metode penugasan.
Metode ini digunakan untuk memberikan tugas kepada peserta
didik untuk membuat resume.

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat/Media:
a. Whiteboard;
b. Papan Flipchart;
c. Kertas Flipchart;
d. Slide;
e. Laptop;
f. LCD.
2. Bahan:
a. Kertas;
b. Alat Tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan
Negara.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 180
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentan bendahara


Negara.
c. Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tanggal 29 Juli 2004,
tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Negara.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tanggal 5
Agustus 2004, tentang Rencana kerja dan Anggaran
Kementerian Negara / Lembaga.
e. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2006 tanggal 30 Januari
2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan / atau
penerimaan hibah serta penerusan pinjaman dan / atau hibah
luar negeri.
f. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 199/PMK.05/2012
tanggal 29 November 2012 tentang Tata Cara Pembayaran
dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
g. Peraturan Kapolri Nomor 04 tahun 2014 tentang
pembaharuan Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2011
tentang administrasi Perwabku dilingkungan Polri.
h. Peraturan Kapolri no. 06 tahun 2017 tentang SOTK Tingkat
Mabes Polri.

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 menit
a. Pendidik memperkenalkan diri kepada peserta didik;
b. Pendidik melakukan pencairan kelas;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, pengantar
mata pelajaran, kompetensi dan tugas peserta didik pada
mata pelajaran ini;
2. Tahap inti : 160 menit
a. Pendidik menyampaikan materi pelajaran.
b. Peserta didik memperhatikan, menyimak dan mencatat
materi pelajaran;
c. Pendidik memberikan kesempatan kepada para peserta
pendidikan untuk bertanya/berkomentar terkait materi yang
disampaikan;
3. Tahap akhir : 10 menit
a. Cek penguatan materi
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 181


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Cek penguasaan materi


Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari materi
pelajaran.
4. Tahap ujian akhir Mata Pembelajaran: 90 menit
Pelaksanaan ujian disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran

Tagihan/Tugas

Peserta didik mengumpulkan hasil tugas yang telah diberikan

Lembar Kegiatan
1. Kelompok 1 (satu) membahas pengetahuan dasar pembinaan
keuangan dan pengurusan keuangan negara
2. Kelompok 2 (dua) membahas Pelaksanaan anggaran dilingkungan
Polri
3. Kelompok 3 (tiga) membahas Dokumen kelengkapan administrasi
perwabkeu dan pengawasan keuangan Satker.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 182


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

MANAJEMEN PEMBINAAN KEUANGAN

1. Pengetahuan Dasar Pembinaan Keuangan

a. Pendahuluan

Sejalan dengan tuntutan reformasi dan perkembangan


jaman, Demokrasi ekonomi dan kemajuan teknologi yang
menghendaki adanya transparansi dan akuntabel didalam
pengelolaan keuangan Negara, hal ini merupakan amanat
yang tertuang dalam undang-undang dasar 1945 pasal 23 c
yang berisikan “ Hal-hal lain mengenai keuangan Negara
diatur dengan undang-undang” untuk itu sebagai tindak lanjut
Pemerintah telah mengesahkan dan memberlakukan 3 (tiga)
undang-undang bidang keuangan Negara yaitu Undang-
undang RI No. 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara,
undang-undang RI No. 01 tahun 2004 tentang
pembendaharaan Negara dan undang-undang RI No. 15
tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan keuangan dan
tanggung jawab keuangan Negara. Pendekatan yang
digunakan dalam merumuskan keuangan Negara adalah dari
sisi Objek, Subjek, Proses dan tujuan.

b. Pengertian-pengertian

1) Pembinaan Keuangan adalah kegiatan yg berhubungan


dengan Perencanaan,Pengorgani- sasian,Pelaksanaan
dan pengawasan/pengendalian sehingga setiap saat
dapat memberikan gambaran tentang keadaan dan
kebutuhan Keuangan kepada pimpinan.
2) Keuangan Negara adalah hak dan kewajiban Negara
yang dapat dinilai dengan Uang, serta segala sesuatu
baik berupa uang maupun barang yang dapat
Dijadikan milik Negara berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban.
3) Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan
dan pertanggungjawaban Keuangan Negara
termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan,
yang Ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
4) Satker adalah Unit organisasi Polri yang melaksanakan
kegiatan dan memiliki kewnangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
5) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 183
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

adalah rencana Keuangan tahunan Pemerintah yang


disetujui oleh DPR yang masa berlakunya dari
tanggal 1 januari sampai dengan 12 Desember tahun
berkenan
6) Daftar isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah
Dokumen Pelaksaan Anggaran yang digunakan
sebagai Acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai
pelaksanaan APBN.
7) Anggaran Belanja (budget) adalah rencana Kerja untuk
Periode tertentu yang dirumuskan dalam bentuk
kebutuhan/jumlah uang yang diperlukan.
8) Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan atau
penyaluran Dana untuk mendukung Otorisasi
Pimpinan dan Pembayaran yang dilakukan Bensatker
9) Otorisasi adalah wewenang untuk mengambil
keputusan yang dapat mengakibatkan penerimaan
dan pengeluaran Keuangan Negara.
10) Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan
kegiatan Pejabat pengelola Keuangan Negara sesuai
dengan kedudukan dan kewenangannya yang
Meliputi Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
dan Pertanggungjawaban
11) Tahun Anggaran meliputi masa tahun dimulai tanggal
1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berjalan.
12) Pengguna Anggaran (PA) adalah Pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan
anggaran di lingkungan Polri.
13) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah
pejabat yang ditunjuk oleh PA untuk menggunakan
Anggaran yang dikuasakan kepadanya,dilingkungan
Polri adalah Kasatker.
14) Pejabat Pembuat komitmen (PPK) adalah
Pejabat yg diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk
mengambil keputusan dan/atau tindakan yg dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja
Negara.
15) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) adalah pejabat yg diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan
pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
16) Bendahara Pengeluaran adalah orang yg bertugas
untuk menerima, menyimpan, membayar atau
menyerahkan, menyelenggarakan ketatausahaan dan
mempertanggung jawabkan uang yg berada dalam
pengelolaannya.
17) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 184


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

adalah surat yg dibuat oleh KPA atau PPK yg memuat


pernyataan bahwa seluruh pengeluaran utk
pembayaran belanja telah dihitung dengan benar
disertai
18) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
adalah Instansi Vertikal Dirjen Perbendaharaan
Kementrian Keuangan yg memperoleh kewenangan
selaku kuasa BUN.
19) Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai
(PPABP) adalah pembantu KPA yg diberi tugas dan
tanggung jawab untuk mengelola Belanja Pegawai.
20) Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Belanja(SPTB)adalah pernyataan tanggung jawab
belanja yang dibuat oleh PA/KPA atas transaksi belanja
21) Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen
yg diterbitkan oleh PPK yg berisi permintaan
pembayaran tagihan kepada Negara.
22) Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yg
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yg
bersumber dari DIPA.
23) Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS ) adalah
dokumen yg diterbitkan oleh PPSPM utk mencairkan
dana yg bersumber dari DIPA dalam rangka
pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara
Pengeluaran.
24) Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP)
adalah dokumen yg diterbitkan oleh PPSPM untuk
mencairkan UP.
25) Surat Perintah Membayar Penggantian Uang
Persediaan (SPM–GUP) adalah dokumen yg diterbitkan
oleh PPSPM dengan membebani DIPA yg dananya
dipergunakan utk menggantikan UP yg telah dipakai.
26) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D ) adalah surat
perintah yg diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN
utk pelaksanaan pengeluaran Atas beban APBN
berdasarkan SPM
27) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah
seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak
berasal dari pajak
28) Pertanggung Jawaban Keuangan (Perwabkeu) adalah
dokumen laporan keuangan yg dilengkapi dengan bukti-
bukti penerimaan dan pengeluaran uang yg sah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
29) Belanja Pegawai adalah dana yg disediakan
/dialokasikan dalam DIPA untuk pembayaran gaji dan
tunjangan serta lain-lain belanja pegawai.
30) Belanja Barang adalah dana yg disediakan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 185


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

/dialokasikan dalam DIPA untuk pengadaan barang/jasa


,pemeliharaan,dan perjalanan dinas
31) Belanja Modal adalah dana yg disediakan /dialokasikan
dalam DIPA dalam rangka pembentukan modal
termasuk untuk tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jaringan maupun dalam bentuk fisik
lainnya
32) Arsip Data Komputer (ADK) adalah arsip data dalam
bentuk softcopy yang disimpan dalam media
penyimpanan digital
33) Gaji Induk adalah gaji yg dibayarkan secara rutin
bulanan kepada pegawai negri yg telah diangkat oleh
pejabat yg berwenang dengan Skep sesuai dengan per-
UU pada Satker yg meliputi gaji pokok dan tunjangan yg
melekat pada gaji tersebut.
34) Bank Operasional adalah bank umum yg ditunjuk oleh
Menteri Keuangan selaku kuasa BUN atau pejabat yg
diberi kuasa untuk melaksanakan pemindah bukuan
sejumlah uang dari Kas Negara ke Rekening
sebagaimana yg tercantum dalam SP2D
35) Program adalah penjabaran kebijakan kementrian
negara/lembaga-lembaga dalam bentuk upaya yang
berisi satu atau beberapa kegiatan
36) Kegiatan adalah bagian dari program yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja
sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program.

c. Ruang lingkup Keuangan Negara

Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan


negara adalah dari sisi objek, subjek, proses dan tujuan, dari
sisi objek yang dimaksud dengan keuangan negara adalah
semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negera
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Dari sisi
subjek yang dimaksud denga keuang negara adalah seluruh
objek yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh
pemerintah baik pusat maupun daerah, perusahaan
negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitanya dengan
keuangan negara. Dari sisi proses keuangan negara
mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan objek mulai dari perumusan kebikajan
dan pengambilan keputusan sampai pertanggunjawaban.
Dari sisi tujuan keuangan negara meliputi seluruh kebijakan,
kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan
pemilikan dan/atau penguasaan objek dalam rangka

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 186


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

penyelenggaraan negara.

d. Azas-azas umum pengelolaan keuangan negara

Bidang pengelolaan keungan negara yang demikian luas


dapat dikelompokan dalam sub bidang pengelolaan fiskal,
sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Dalam
rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara
perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan
bertanggungjawab sesuai aturan pokok yang telah ditetapkan
dalam UUD ke dalam azas-azas umum meliputi :
1) Akuntabilitas berorentasi pada hasil;
2) Profesionalitas;
3) Proporsionalitas;
4) Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara;
5) Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang
bebas dan mandiri.

2. Pengelolaan Keuangan Negara

a. Ketentuan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja


Negara(APBN)

Setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


ditetapkan secara rinci dengan Undang-undang,
pelaksanaannya dituangkan lebih lanjut dengan Keputusan
Presiden (Kepres) sebagai pedoman bagi kementrian
Negara/Lembaga dalam pelaksanaan anggaran. Penuangan
dalam Keputusan Presiden tersebut treutama menyangkut
hal-hal yang belum rinci di dalam Undang-undang APBN,
seperti alokasi anggaran untuk kantor pusat dan kantor
daerah kementrian Negara /Lembaga, pembayaran gaji
dalam belanja pegawai, dan pembayaran untuk tunggakan
yang menjadi beban kementrian Negara/Lembaga.
Penuangan dimaksud meliputi pula alokasi dana
perimbangan untuk provinsi/kabupaten/kota dan alokasi
subsidi sesuai dengan keperluan perusahaan/badan yang
menerima.

Untuk memberikan informasi mengenai perkembangan


pelaksanaan APBN/APBD, pmerintah pusat/daerah perlu
menyampaikan laporan reslisasi semester pertama kepada
DPR/DPRD pada akhir Juli tahun anggaran yang
bersangkutan.Informasi yang disampaikan dalam laporan
tersebut menjadi bahan evaluasi pelaksanaan APBN/APBD
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 187
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

semester pertama dan penyusuain/perubahan APBN/APBD


pada semester berikutnya.

Ketentuan mengenai pengelolaan keuangan Negara dalam


rangka pelaksanaan APBN/APBD ditetapkan tersendiri dalam
Undang-undang yang mengatur perbendaharaan Negara
mengingat lebih banyak menyangkut hubungan administrasi
antar kementerian Negara /lembaga di lingkungan
Pemerintah.

Kemudian APBN mempunyai fungsi antara lain

1) Fungsi Otorisasi, fungsi otorisasi mengadung makna


bahwa anggaran menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
2) Fungsi perencanaan, bahwa anggaran negara menjadi
pedoman bagi manejeman dalam merencanakan
kegiatanpada tahun yang bersangkutan.
3) Fungsi pengawasan, bahwa anggaran Negara menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah Negara sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
4) Fungsi alokasi, bahwa anggaran Negara harus
diarahkan untuk mengurangi pengangguran,
pemborosan sumber daya, meningkatkan efisien dan
efektifitas perekonomian.
5) Fungsi distribusi, bahwa kebijakan anggaran Negara
harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6) Fungsi stabilitas anggaran pemerintah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan kesimbangan
fundamental perekonomian.

b. Larangan Penggunaan Anggaran

Untuk larangan penggunaan APBN sebagaimana diatur


dalam Kepres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
pelaksanaan APBN dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengeluaran atas beban APBN tidak diperkenankan


untuk keperluan:

a) Perayaan/peringatan hari besar, hari raya dan


ulang tahun (HUT) Kementerian
/Lembaga/Pemda.
b) Pemberian ucapan selamat hadiah/tanda mata,
karangan bunga dan sebagainya untuk berbagai
peristiwa.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 188
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Pesta berbagai peristiwa dan pekan olah raga


Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah.
d) Kegiatan/keperluan lain yang sejenis serupa
dengan yang tersebut diatas.

2) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dilarang


mengadakan ikatan perjanjian dengan penyedia
barang/jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak
cukup tersedia anggarannya dalam DIPA.

3) KPA dilarang melakukan pengeluaran untuk tujuan


lain/tidak sesuai peruntukannya dari yang telah
ditetapkan dalam DIPA.

4) Pegawai Negeri, pegawai BI, pegawai


BHMN/BUMN/BUMD dilarang menjadi penyedia
barang/jasa, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti
diluar tanggungan negara/BI/BHMN/BUMN/BUMD.

c. Pengelolaan Keuangan Negara

1) yang termasuk dalam pengelolaan Keuangan Negara


meliputi :

a) Hak Negara untuk memungut pajak,


mengeluarkan dan mengedarkan uang dan
melakukan pinjaman
b) Kewajiban Negara untuk menyelenggarakan
tugas pelayanan umumPemerinyah, Negara
dan membayar tagihan kepada pihak ke tiga
c) Penerimaan Negara
d) Pengeluaran Negara
e) Penerimaan Daerah
f) Penegeluaran Daerah
g) Kekayaan Negara/Daerah yang dikelola sendiri
atau pihak lain berupa uang surat berharga,
piutang, barang serta hak hak lain yang dapat
dinilai dengan uang termasuk kekayaan yang
dipisahkan pada perusahaan Negara/daerah
h) Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh
perintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintah dan atau kepentingan umum.
i) Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

2) Selanjutnya dalam Ketentuan Pengelolaan Keuangan


Negara dijelaskan bahwa Keseluruhan kegiatan pejabat
pengelolaan keuangan Negara sesuai dengan
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 189
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kedudukan dan kewenangan, yang meliputi


perencanaan,pelaksanaan,pengawasan, dan
pertanggungjawaban. Pada prinsipnya pengelolaan
keuangan Negara oleh pemerintah pusat/daerah harus
dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, antara lain :

a) Hemat, tidak mewah, efesien dan sesuai dengan


kebetuhan teknis yang disyaratkan.
b) Efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan
perencanaan, program/kegiatan serta fungsi setiap
Departemen/Lembaga.
c) Mengutamakan penggunaan produksi dalam
negeri.

3) Pengelolaan keuangan Negara terdiri dari :

1) Pengguna Anggaran (PA)


2) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3) Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK)
4) Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM)
5) Bendahara PengeluaranSatker (Bensatker)

4) Selaku Pengguna Anggaran dilingkungan Polri yaitu


Kapolri, PA dapat mendelegasikan kewenangan kepada
Kuasa pengguna Anggaran, sedangkan Kuasa
Pengguna Anggaran pada setiap awal tahun anggaran
wajib menunjuk :

a) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


b) Pejabat Penandatanganan Surat Perintah
Membayar (PPSPM)
c) Bendahara Pengeluaran Satker ( Bensatker)

5) Penunjukan PPK, PPSPM dan Bendahara Pengeluaran


berdasarkan Keputusan dan tidak boleh merangkap
Jabatan. Kecuali KPA dapat merangkap salah satu
jabatan sebagai PPK atau PPSPM, apabila Satker
tidak memungkinkan dilakukan pemisahan fungsi.

Kuasa Pengguna Anggaran/KPA disamping


mengangkat PPK, PPSPM dan Bensatker bertugas :

a) Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;


b) Melakukan tidankan yang mengakibatkan
pengeluaran atas beban anggaran belanja;
c) Melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan atas tagihan;
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 190
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d) Melaksanakan pemungutan penerimaaan Negara


berupa pajak dan bukan pajak;
e) Mengelola utang dan piutang;
f) Menggunakan barang milik Negara
g) Mengawasi pelaksanaan anggaran; dan
h) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
Satker yang dipimpinya.

6) PPK Dalam melakukan tindakan yang dapat


mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja, memiliki
tugas dan wewenang:

a) Menyusun rencana kegiatan dan penarikan dana


berdasarkan DIPA;
b) Membuat perikatan dengan pihak penyedia
barang/jasa yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja;
c) Menyiapkan, melaksanakan dan mengendalikan
perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia
barang/jasa;
d) Menyiapkan dokumen pendukung yang lengkap
dan benar, menerbitkan dan menyampaikan SPP
kepada Pejabat Penandatangan SPM;

7) PPSPM melaksanakan kewenangan KPA untuk


melakukan pengujian atas tagihan dan menerbitkan
SPM memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

a) Menguji kebenaran SPP berserta dokumen


pendukung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
b) Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP
tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
c) Membebankan tagihan pada mata anggaran yang
telah disediakan;
d) Menerbitkan SPM
e) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
dokumen hak tagih;
f) Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah
pembayaran kepada KPA;
g) Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau
kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan
indicator keluaran; dan
h) Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam
DIPA untuk memperoleh kepastian bahwa tagihan
tidak melampaui batas pagu anggaran.

8) Dalam pelaksanaan anggaran Kepala Satuan Kerja


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 191
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menetapkan 1 ( satu ) Bendahara pengeluaran untuk 1


(satu) DIPA/Satker. Bensatker dalam pengelolaan DIPA
Satker melaksanakan tugas yang meliputi :

a) Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan


membukukan uang/surat berharga dalam
pengelolaanya;
b) Melakukan pengujian dan pembayaran
berdasarkan perintah PPK;
c) Menolak perintah membayarkan apabila tidak
memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
d) Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan
Negara dari pembayaran yang dilakukannya;
e) Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban
kepada Negara ke kas Negara;
f) Mengelola rekening tempat penyimpanan UP; dan
g) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban
(LPJ) kepada kepalan KPPN selaku kuasa BUN.

3. Pelaksanaan Anggaran Di Lingkungan Polri

a. Sistem pengelolaan Keuangan Di Lingkungan Polri

Reformasi perencanaan dan penganggaran secara nasional


telah dicanangkan Pemerintah berkenan dengan
pelaksanaan dan penganggaran terpadu berbasis kinerja
dengan perspektif jangka menengah.Penerapan anggaran
yang berorentasi pada pengeluaran jangka menengah,
berbasis kinerja dan anggaran terpadu tersebut dilakukan
melalui penataan kembali struktur program dan kegiatan
Kementrian/Lembaga (restrukturisasi program dan kegiatan).
Rektrukturisasi program dan kegiatan bertujuan mewujudkan
perencanaan yang berorentasi pada hasil (outcome) dan
keluaran (output), untuk selanjutnya sebagai dasar
penerapan akuntabelitas kinerja Kementerian / Lembaga,
hasil restrukturisasi program dan kegiatan tersebut
diimplentasikan dalam RPJMN (Rencana Pengeluaran
Jangka Menengah Nasional) tahun 2010-2014 dan Renstra
KL tahun 2010- 2014.

Sebagai implementasi restrukturisasi program dan kegiatan


Polri telah disusun program dan kegiatan yang baru terdiri
dari 13 program dan 91 kegiatan Polri, selanjutnya 13
program dan 91 kegiatan tersebut dituangkan dalam renstra
Polri tahun 2010-2014. Aplikasi ke 13 program dan 91
kegiatan telah diuji cobakan dalam RKA-KL Satker jajaran
Polri 2011. Klasifikasi 13 program Polri disusun dalam 2
kelompok yaitu :
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 192
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1) 6 (enam) program Generik, Meliputi:

a) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan


tugas teknis lainnya Polri;
b) Program peningkatan dan pengawasan
akuntabilitas aparatur Polri;
c) Program Peningkatan sarana dan prasarana Polri;
d) Program Penelitaian dan pengembangan teknologi
Kepolisian;
e) Program Pemberdayaan sumber daya manusia
Polri;
f) Program Pendidikan dan latihan Polri.

2) 7 (tujuh) proram teknis meliputi :

a) Program pengembangan strategi keamanan dan


ketertiban
b) Program kerja sama keamanan dan ketertiban
c) Program pemberdayaan potensi keamanan
d) Program Pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat
e) Program penyelidikan dan penyidikan tindak
pidana
f) Program penanggulangan Gangguan kemanan
dalam negeri berkadar tinggi
g) Program pengembangan hukum kepolisian.

Sebagai dasar penerapan akuntabilitas kinerja polri yang


berorentasi pada outcame dan output, telah disusun indikator
kinerja utama sebagai pencapaian program tingkat Eselon I
dan indikator output sebagai pencapaian kegiatan pada
tingkat eselon II.

Namun dengan diberlakukanya program dan kegiatan yang


baru tersebut, terdapat beberapa kekurangan, kelemahan,
permasalahan dan pencapaian hasil yang optimal sehinngga
dirasakan perlu penataan kembali struktur program dan
kegiatan (restrukturisasi program dan kegiatan) di lingkungan
Polri sehingga benar-benar berorentasi pada hasil (outcome)
dan keluaran ( output).

b. Tinjauan Keuangan Negara

Kondisi program dan kegiatan Polri saat ini belum


sepenuhnya dapat memenuhi amanah reformasi
perencanaan dan penganggaran sebagaimana diuraikan
diatas. Beberapa permasalahan yang ditemukan dan
diidentifikasi sebagai berikut
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 193
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1) Penanggunjawab kegiatan yang seharusnya diemban


oleh eselon II, faktanya masih ada eselon I, sebaiknya
eselon I selaku penanggung jawab program sebagai
penanggung jawab kegiatan juga.
2) Indicator output pada struktur kegiatan belum
menggambarkan tupoksi eselon II sehingga
menyulitkan dalam pengukuran pencampaian kinerja;
3) Pencapaian kinerja Satker (pengukuran kinerja
kegiatan) sulit diukur Karena tidak semua Satker
menghasilkan output dari input yang diterimakan. Hal
berdampak pada pencapian outcome (pengukuran
pencapain sasaran/PPS) sesuai target pada Indikator
Kinerja Utama (IKU) Sulit diukur.
4) Penggunaan program oleh Satker belum
menggambarkan tupoksi yang diemban eselon I
maupun eselon II, sehingga ditemukan Satker
pembinaan melaksanakan program teknis yang
seharusnya Satker tersebutcukup mengemban program
generik saja.

Selanjutnya program dan kegiatan Polri disusun berdasarkan


Tupoksi Polri sesuai peraturan Kapolri Nomor 21 tahun 2010
tentang susunan organisasi dan tata kerja satuan organisasi
pada tingkat Mabes Polri dan Peraturan Kapolri nomor 22
tahun 2010 tentang Susunan organisasi dan tata kerja satuan
organisasi pada tingkat Polda. Implementasi program dan
kegiatan Polri hasil restrukturisasi berorentasi pada
perencanaan dan penganggaran yang terpadu, anggaran
berbasis kinerja, anggaran yang berspektif jangka
menengah, sehingga menghasilkan output dan outcome
guna pengukuran penerapan akuntabilitas kinerja Polri.

c. Rumusan Keuangan Negara

Dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementrian /


Kelembagaan (RKA-KL) pada dasarnya adalah penyusunan
informasi berupa :

1) Rencana kegiatan dan rincian belanja


2) Pendapatan yang diterima Satker
3) Rencana penarikan alokasi anggaran

Oleh karena itu menyusun RKA-KL berarti menyusun


informasi-informasi mengenai ketiga hal tersebut dalam satu
dokumen, proses penyajian informasi tersebut dibantu
dengan program aplikasi RKA-KL.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 194


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1) Yang diuraikan dalam kelompok rencana kegiatan dan


rincian belanja:
a) Satker, Kementrian Negara/Lembaga dan unit
organisasi
b) Fungsi, subfungsi dan program
c) Kegiatan/sub kegiatan
d) Akun belanja dan sumber pembiayaan
e) Detil belanja
(1) Satker dapat dikelompokan berdasarkan
kewenangan pengelolaan keuangan dan
dapat diklasifikasikan kedalam :
(a) Satker pusat/Kantor pusat, terdiri atas :
satker kantor pusat suatu Kementrian
Negara / Lembaga, yang didalamnya
untuk badan layanan umum (BLU), dan
Satker Non Vertikal tertentu (SNVT);
(b) Satker vertical / kantor daerah adalah
Kantor/Instansi Kementrian Vertikal
Negara / Lembaga di daerah;
(c) Satker dana dekorasi adalah satker
perangkat daerah (SKPD) Provinsi yang
ditunjuk oleh Gubernur.
(d) Satker tugas pembantuan adalah satker
perangkat daerah (SKPD)
provinsi/kabupaten/kota;
(e) Satker anggaran pembiayaan dan
perhitungan adalah satker khusus;
(f) Satker badan layanan umum (BLU)

(2) Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa isian


nomenklatur dan isian sasaran program
mengacu kepada RKP/Renja KL, dalam
menjaga konsistensi perencanaan dan
penganggaran, program dikaitkan denga
fungsi/subfungsi masing-masing satker yang
sesuai, sehingga setiap program berada
pada sub fungsi tertentu yang telah
ditetapkan dalam Surat Edaran Mentri
Keuangan tentang pagu sementara
(3) Dalam Menyusun/menyajikan nama
kegiatan, keluaran dan indikatornya, dalam
rumusan nama kegiatan harus
mencerminkan tugas dan fungsi satker yang
bersangkutan dan keluaran yang dihasilkan,
disamping itu harus jelas menunjukan
keterkaitannya dengan program yang

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 195


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

didukungnya, memilika keluaran yang jelas


dan terukur untuk mendukung upaya
pencapaian sasaran program yang
bersangkutan. Untuk indicator keluaran
merupakan tanda capaian kinerja kegiatan
yang dapat diukur baik secara kualitas dan
kuantitas, syarat indicator kinerja keluaran
yang baik dan jelas (specific), terukur
(measurable), perwujudan dari data atau
informasi yang memang diperlukan
(attributable), sesuai dengan ruang lingkup
kegiatan (relevan) dan jangka waktu tertentu
(timely)
(4) Akun belanja merupakan terjemahan dari
anggaran belanja klasifikasi ekonomi,
klasifikasi ekonomi mengelompokan
anggaran kedalam 8 (delapan) kategori jenis
belanja yaitu.

(a) Belanja pegawai


(b) Belanja barang
(c) Belanja modal
(d) Bantuan social
(e) Bunga
(f) Hibah
(g) Belanja lainnya.

Kementerian/lembaga hanya menggunakan


4 (empat) jenis belanja yaitu belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal dan
bansos.

(5) Pada dasarnya proses merinci dalam detail


biaya tersebut meliputi penyajian informasi
item-item biaya yang akan dibelanjakan
dalam rangka melaksanakan suatu kegiatan.
Penyajian informasi dimaksud terkait cara
pelaksanaan suatu kegiatan.
2) Rencana pendapatan, setelah penyusunan informasi
kegiatan dan belanja, satker mnyusun informasi
mengenai rencana pendapatan yang akan diperoleh
dalam satu tahun pelaksanaan kegiatan berupa:

a) Penyusunan Informasi tentang jenis akun


pendapatan dan realisasi/target pendapatan.

(1) Menyajikan informasi mengenai Satker,


fungsi-subfungsi, program dan kegiatan
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 196
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(2) Menyajikan informasi mengenai Mata


Anggaran Penerimaan ( MAP)
(3) Menyajikan informasi jumlah realisasi
pendapatan atas akun pendapatan pada dua
tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan
(4) Menyajikan informasi jumlah sasaran (target)
pendapatan atas akun pendapatan pada satu
tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan atau tahun berjalan
(5) Menyajikan informasi jumlah estimasi
pendapatan atas akun pendapatan pada
tahun anggaran yang direncanakan
(6) Menyajikan informasi jumlah estimasi
pendapatan atas akun pendapatan pada satu
tahun setelah tahun anggaran yang
direncanakan
(7) Menyajikan keterangan tambahan yang
diperlukan.

b) Menyusun informasi rencana penerimaan


pendapatan perbulan yang akan diterima satker
jika kegiatan dimaksud dibiayai dari Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP)

(1) Menyajikan informasi mengenai satker,


fungsi-subfungsi, program dan kegiatan yang
sebelumnya yang ada pada daftar refernsi
(2) Menyajikan informasi mengenai Pagu
kegiatan merupakan jumlah akumulasi data
RKA-KL
(3) Menyajikan informasi rencana jumlah
pendapatan yang akan diterima perbulan.

3) Rencana penarikan.

a) Menyajikan informasi mengenai satker, fungsi-


subfungsi, program dan kegiatan yang
sebelumnya yang ada pada daftar reperensi
b) Menyajikan informasi mengenai Pagu kegiatan
yang merupakan jumlah akumulasi data RKA-KL
c) Menyajikan informasi rencana jumlah penarikan
anggaran / dana pada suatu kegiatan yang akan
dilakukan perbulan.

d. Penyaluran Anggaran

Untuk penyaluran anggaran dan pencairan dana dengan


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 197
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

berpedoman pada :

1) Dasar pencairan anggaran yang dikelola oleh Polri yang


bersifat khusus maka penyaluran anggaran tersebut
melalui DIPA dan Surat Keputusan Otorisasi (SKO)
atau yang dipersamakan dan penyalurannya dari KPPN
/BUN ke rekening Kapolri c.q Kapuskeu Polri, anggaran
tersebut antara lain :

a) Bagian anggaran 62 yaitu bagian anggaran yang


bersifat khusus / kontijensi.
b) Bagian anggaran 69 yaitu bagian anggaran yang
bersipat khusus.

2) Anggran yang dialokasikan dalam DIPA atau dokumen


lain yang dipersamakan dengan DIPA yang dialamatkan
kepada Kasatker selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) disalurkan kepada KPPN ke rekening Bensatker
atau ke rekening pihak penyedia barang/jasa yang
berhak menerimanya sesuai SPM yang diterbitkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran.

e. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Polri (PNBP)

Dukungan anggara di lingkungan Polri terdiri dari:

1) Anggaran Polri dibebankan panda anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dimuat
dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau
dokumen anggaran lain yang dipersamakan dengan
DIPA
2) Dokumen yang dipersamakan dengan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yaitu Surat Keputusan
Otorisasi (SKO).
3) Anggaran Pendapatan dan Belanja Polri yang
bersumber dari PNBP di lingkungan Polri sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010
tentang Tarip atas Jenis PNBP yang berlaku pada Polri
sebagai berikut :
a) Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) dengan
kode akun 423261.
b) Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK)dengan kode Akun 423262.
c) Penerbitan Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK)
dengan kode Akun 423263.
d) Penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor
(BPKB) dengan kode Akun 423264.
e) Penerbitan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 198
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(TNKB) dengan kode Akun 423265.


f) Penerbitan Pelayanan Uji Ketrampilan Mengemudi
Melalui Simulator dengan kode Akun 423266.
g) Penerbitan Surat Izin Senjata Api (Senpi) dan
Bahan Peledak (Handak) dengan kode Akun
423267.
h) Penerbitan Surat Mutasi Kendaraan Keluar
Daerah dengan kode Akun 423281.
i) Penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK) dengan kode Akun 423282.
j) Penerbitan Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD)
dengan kode Akun 423283.
k) Penerbitan Kartu Sidik Jari (Inafis Card) dengan
kode Akun 423284.
l) Denda Pelanggaran Lalu Lintas (Tilang) dengan
kode Akun 423285.

Merupakan satu kesatuan dengan DIPA Polri yang


menyediakan dananya disesuaikan dengan penerimaan riil
tahun anggaran berjalan dengan prosentase penggunaan
yang di tetapkan oleh Kementerian Keuangan, dan tetap
berpedoman kepada DIPA sebelum atau sesudah revisi
Kemnterian Keuangan.

Dasar penetapan alokasi anggaran yaitu berdasarkan


Keputusan Presiden tentang Rincian APBN dan RKA-
KL.Selambat-lambatnya tanggal 31 Desember sebelum awal
tahun anggaran, Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal
Perbendaharaan mengesahkan dokumen DIPA dan
menyediakan dana untuk keperluan belanja Pegawai,
Belanja Barang, belanja Modal selama satu tahun anggaran.

f. Penyaluran Dana Polsek

Pengertian Dana Polsek yaitu Setiap dana yang di terima


Polsek dari dinas untuk mendukung pelaksanaan tugas yang
diperoleh dari DIPA Satker/Polres setempat.

Penyaluran dan penggunaan dana polsek :

1) Disalurkan dari Bensatker Polres ke Baurtu Polsek

a) Dana harus segera disalurkan, tidak boleh ditahan


untuk keperluan Polres
b) Penggunaan Dana :
(1) Penggunaan Dana Polsek sesuai
perutukannya berdasarkan Akun yang telah
ditetapan antara lain :
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 199
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(2) Belanja barang keperluan sehari-hari


perkantoran (ATK, Barang Cetak,
Pengurusan surat kawat, langganan Surat
Kabar dll (Akun 521111)
(3) Belanja pengadaan bahan makanan/Makan
tahanan (Akun 521112)
(4) Belanja barang operasional lainnya (Akun
521119).

c) Pencairan Dana Polsek dilakukan 1/12 dari DIPA


atau sesuai dengan kebutuhan dana Polsek,
pertanggungjawaban keuangan di bukukan dalam
buku kas manual atau Buku Satker (BS.01) setiap
transaksi dan diketahui oleh Baurtu dan Kapolsek.
d) Pengadaan makan tahanan dalam hal ini Polsek
yang jaraknya jauh dari Polres lebih dari 10 Km
atau yang transportasinya sulit, maka
Bensatker/Kaurkeu dapat memberikan makan
tahanan dalam bentuk nominatif kepada Polsek,
namun bila diberikan dalam bentuk makan maka
kelengkapan dokumen administrasi perwabkeu
berupa :
(1) Kuitansi
(2) BA penerimaan dan penyerahan barang
(3) Daftar perincian biaya perawatan dan makan
tahanan(WT-02)
(4) Copy Surat Perintah Penahanan yang dibuat
oleh Polsek.
Dalam hal ini di wilayah Polres tidak ada pihak ketiga
yang memenuhi persyaratan ketentuan lelang dalam
pengadaan makan dan perawatan tahanan, dapat
dilakukan pengadaan langsung yang dibayarkan setiap
bulan.
g. Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Melalui KPPN
dijelaskan sebagai berikut :
1) Penyedian dan penyaluran dana belanja pegawai :

a) Dalam belanja pegawai bagi personil/calon


personil disediakan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA)
b) Penyaluran dana belanja pegawai yang disediakn
dalam RKA dilaksanakan oleh KPPN atas dasar
surat perintah membayar (SPM) yang diterbitkan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA)
c) Struktur gaji personil/calon personil
(1) Gaji pokok sesuai denga skala gaji personil
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 200
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

yang berlku.
(2) Tunjangan istri/suami sebesar 10% dari gaji
pokok.
(3) Tunjangan anak sebesar 2% dari gaji pokok.
(4) Tunjangan Jabatan struktural / fungsional.
(5) Uang lauk pauk.
(6) Tunjangan khusus papua.
(7) Tunjangan daerah terpencil.
(8) Tunjangan khusus Polwan.
(9) Tunjangan Babinkamtibmas.
(10) Tunjangan umum dan perbaikan
penghasilan.

d) Pembayaran gaji oleh KPPN dilakukan melalui


Rekening Bendahara pengeluaran Satker pada
Bank Pemerintah.
e) Pembuatan daftar keluarga model DA.01.04
Kasatker mengirim kepada KPPN pembayar.
f) Pengangkatan pertama personil/calon PNS Polri
(1) Pengangkatan Perwira Polri oleh Presiden.
(2) Pengangkatan Bintara Polri oleh Kapolri
(3) Pengangkatan PNS/calon PNS Polri oleh
Kapolri.

2) Tata Cara Permintaan Pembayaran Belanja Pegawai

a) Pembuatan daftar gaji dan permintaan


pembayaran belanja pegawai;

(1) Pamin Gaji membuat daftar gaji dan


bertanggungjawab atas kebenaran data.
(2) Daftar gaji Polri dan PNS dibuat rangkap 5
(lima) secara terpisah anatar anggota Polri
dan PNS
(3) Bensat membuat rekpitulasi gaji Satker uang
ditanda tangani oleh Bensatker dan diketahui
oleh Kasatker sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran.
(4) Bensatker membuat permintaan pembayaran
gaji, dilampiri daftar gaji, rekapitulasi gaji
serta bukti pengeluaran yang syah dan
disampaikan kepada Kasatker/Pejabat
penerbit SPM untuk diterbitkan SPM.
(5) Daftar gaji sama-sama ditanda tangani oleh
Pamin Gaji, Bensatker dan KPA

b) Penerbitan SPM belanja pegawai;


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 201
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen


pendukung permintaan pembayaran sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Memeriksa kebenaran format dan materai
atas hak tagih.

c) Pengajuan SPM belanja pegawai kepada KPPN :

(1) Daftar gaji anggota Polri dan PNS Polri


diajukan ke KPPN secara terpisah
(2) SPM diajukan dalam rangkap 2 (dua)
(3) SPM Gaji induk / gaji bulanan harus diterima
oleh KPPN sekurang-kurangnya tanggal 15
sebelum bulan pembayaran.
(4) SPM Non Induk/ gaji bulanan dapat diajukan
ke KPPN setiap waktu.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 202


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PPABP PPK PP-SPM KPPN

4 hari 5 hari
kerja kerja
3
6
1 4 7
TAGIHAN SPP-LS SPM-LS SPM-LS
2 hari
kerja
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
Pendukung Pendukung Pendukung Pendukung

2 hari
kerja
2 hari ADK ADK
2 kerja
PENGEMBALIAN
TAGIHAN
PENGEMBALIAN
SPP-LS

SosialisasiPeraturan MenteriKeuanganNomor170/PMK.05/2010
TentangPenyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran PendapatanDan BelanjaNegara Pada SatuanKerja

2 . 0 . 1 .0

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 203


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1 : PPABP menyampaikan tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS yang lengkap dan benar
kepadaPPK
2 : PPK menguji tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS, apabila tidak lengkap dan benar
PPK mengembalikannya kepada PPABP secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelahditerimanyasurattagihantersebut

3 : PPK menerbitkan SPP-LS dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 4 (empat) hari
kerja setelahdokumenpendukungditerimalengkapdanbenardariPPABP
4 : PPKmenyampaikanSPP-LSbeserta dokumenpendukungnyakepadaPP-SPM

5 : Apabila SPP-LS dan dokumen pendukung tidak lengkap dan benar, maka PP-SPM
mengembalikannya kepada PPK secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
diterimanyaSPP-LStersebut
6 : PP-SPMmelakukan pengujian SPP-LSs.d.menerbitkan SPM-LS paling lambat5 (lima) hari
kerja setelahSPP-LSbesertadokumenpendukungditerimalengkapdanbenardariPPK

7 : KPA atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan SPM-LS beserta dokumen pendukung dan
ADKSPMkepadaKPPNpalinglambat 2(dua)harikerja setelahSPMditerbitkan

SosialisasiPeraturanMenteriKeuanganNomor170/PMK.05/2010
TentangPenyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran PendapatanDan BelanjaNegara Pada SatuanKerja

2 . 0 . 1 .0

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 204


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4. Pembuatan Penyusunan Perwabkeu

a. Kelengkapan Dokumen Administrasi Pengajuan SPM Belanja


Pegawai Kepada KPPN

1) Gaji induk/gaji bulanan

a) Daftar gaji yang sudah ditanda tangani oleh


petugas gaji dan
Kasubbagkeu/Kaurkeu/Kasikeu/Paurkeu selaku
bendahara pengeluaran, diketehui Kasatker/KPA
disertai daftar rekapitulasi gaji.
b) Salinan Keputusan pengangkatan pertama
sebagai anggota Polri, PNS Polri/Calon pegawai
dan surat pernyataan telah melaksanakan tugas
dalam hal terdapat penambahan anggota
Polri/calon pegawai.
c) Kartu Pengawasan Pembayaran Penghasilan
Perorangan (KP4) atau model DA.01.04/KU-1,
dalam hal terdapat pegawai negari pada Polri,
Calon pegawai negeri sipil yang mengalami
perubahan susunan keluarga disertai dokumen
pendukungnya, berupa:

(1) Salinan/fotocopy surat nikah yang sudah


dilegalisir untuk perubahan karena menikah.
(2) Salinan/fotocopy akte kelahiran yang telah
dilegalisir untuk perubahan karena
penambahan anak.
(3) Surat Keterangan Kuliah bagi anak yang
berusia diatas 21 tahun sampai dengan 25
tahun masih kuliah / sekolah, belum bekerja,
belum/tidak menikah, tidak mempunyai
penghasilan sendiri, dan menjadi tanggungan
pegawai negari pada Polri/Calon pengawai
negeri sipil yang bersangkutan.
(4) Surat keterangan cacat bagi anak cacat yang
telah berusia 21 tahun yang tidak dapat
mencari penghasilan sendiri, yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
(dokter pemerintah)
(5) Surat keterangan adopsi dari pengadilan
negeri bagi anak angkat yang diadopsi oleh
pegawai negari pada Polri/calon pegawi
negeri sipil yang tidak mempunyai anak atau
mempunyai anak yang menjadi tanggungan
kurang dari 2 (dua) orang.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 205
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d) Dalam hal terdapat pembayaran gaji personil


pindahan, dilengkapi dengan:

(1) SKPP lembar asli yang dibuat oleh


Kaurkeu/Bensatker yang di syahkan KPPN
(2) Surat penghadapan dari Kasatker
(3) Salinan/copy Keputusan dari pejabat yang
berwenang yang dilegalisir
(4) Surat perintah telah melaksanakan tugas dari
Kasatker
(5) Keputusan pengangkatan pertama sebagai
pegawai negeri di lingkungan Polri
(Khususnya bagi anggota yang baru
diangakat atau intake)

2) Gaji susulan

a) Daftar gaji di tanda tangani oleh Pembuat daftar


gaji (Pamin Gaji), Kaurkeu/Bensatker dan
diketahui oleh Kasatker
b) Fotocpy Keputusan pengangkatan/mutasi dari
pejabat yang berwenang yang dilegalisir dan surat
perintah telah melaksanakan tugas dari Kasatker.
c) Surat Perintah dan/atau berita acara serah terima
jabatan (untuk jabatan structural) dan surat
perintah dan/atau surat keterangan menduduki
jabatan (untuk jabatan fungsional)
d) SKPP, dalam hal personil bersangkutan adalah
pindahan dari Satker di luar wilayah pembayaran
KPPN yang bersangkutan.

3) Kekurangan Gaji (rapel gaji);

a) Daftar perhitungan kekurangan gaji yang telah


ditanda tangani Pamin gaji, Bensatker dan
diketahui Kasatker
b) Fotocopy keputusan kenaikan gaji berkala (KGB)
yang dilegalisir oleh pejabat fungsi personil yang
bersangkutan
c) Fotocopy Keputusan kenaikan Pangkat yang
dilegalisir oleh pejabat fungsi peronil yang
bersangkutan
d) Fotocopy surat perintah serah terima jabatan
untuk jabatan structural atau keputusan/surat
keterangan untuk menduduki jabatan fungsional.

4) Gaji terusan (warakawuri/duda)

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 206


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) Daftar perhitungan gaji terusan yan telah ditanda


tangani oleh Pamin gaji, Bensatker/Kaurkeu dan
diketahui Kasatker.
b) Suart keterangan kematian dari pejabat yang
berwenang serendah-rendahnya
lurah/Kades/Kasatker.
c) Besanya gaji terusan adalah sebesar penghasilan
terakhir yang diterima almarhum/almarhumah
termasuk uang lauk pauk dan tunjab diberikan
sesuai ketentuan sebagaiberikut ;

(1) Anggota Polri ;

(a) Anggota Polri yang meninggal dunia


biasa, diberikan gaji terusan selama 6
(enam) bulan.
(b) Anggota Polri yang meninggal dunia
ksrens gugur/tewas dlm tugas
operasional Polri yang ditetapkan
dengan surat keputusan Kapolri
diberikan gaji terusan selama 12 bulan
(c) Anggota Polri yang memiliki tanda
pengharggaan berupa satya lencana
bhayangkara nararya berdasarkan
keputusan Presiden RI, dibserikan gaji
terusan selam 12 (dua belas) bulan
(d) Anggota Polri yang gugur dalam
melaksanakan tugas Negara dan
ditetapkan dengan keputusan Presiden
RI. Sebagai pahlawan nasional,
kepadanya diberikan gaji terusan
selama 18 (delapan belas) bulan.

(2) PNS

(a) PNSPolri yang meninggal biasa


diberikan gaji terusan selama 4 (empat)
bulan.
(b) PNS Polri yg meninggal dunia karena
gugur /tewas dlm dinas dan telah
mendapat persetujuan BKN diberikan
gaji terusan selama 6 (enam) bulan.
(c) Iuran wajib untuk dana Pensiun (
Dapen) dan Tunjangan Hari Tua (THT)
sebesar 8% (delapan persen) tidak
dipotong, sedangkan Dana
pemeliharaan eseharan (DPK) sebesar
2% (dua persen) tetap dipotong.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 207
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(d) Bagi anggota Polri dan PNS yang


berstatus bujangan atau tidak menikah,
ahli warisnya tidak berhak menerima
gaji terusan.

(3) Uang duka wafat ;

(a) Daftar perhitungan uang duka wafat


yang telah ditanda tangani oleh
Bensatker dan Kasatker
(b) Surat keterangan kematian dari pejabat
yang berwenang serendah-rendahnya
lurah/Kades/Kasatker.
(c) Uang duka wafat diberikan sebesar 3
(tiga) kali penghasilan terakhir
(termasuk uang lauk pauk) sesuai
ketentuan yang berlaku.

(4) Uang duka tewas/gugur ;

(a) Daftar perhitungan uang duka


tewas/gugur yang telah ditanda tangani
oleh Bensatker dan Kasatker
(b) Surat keterangan kematian dari pejabat
yang berwenang serendah-rendahnya
Lurah/Kades/Kasatker.
(c) Surat keputusan dar pejabat yang
berwenang yang menyatakan
personil/calon personil yang
bersangkutan tewas/gugur, yang telah
mendapatkan persetujuan dari
Kapolri/Kapolda untuk anggota Polri
dan Badan Pengawasan Keuangan
(BKN) untuk PNS Polri.
(d) Uang duka/tewas gugur diberikan
sebasar 6 (enam) kali penghasulan
terakhir termasuk tunjab, uang lauk
pauk bagi anggota Polri dan sebesar 4
(empat) kali penghasilan terakhir
sebulan termasuk tunjangan jabatan
bagi PNS Polri.

(5) Uang muka /persekot gaji ;

(a) Daftar perhitungan uang muka/persekot


gaji yang telah ditanda tangani oleh
Bensatker dan Kasatker.
(b) Salina/fotocopy surat keputusan mutasi
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 208
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pindah dari pejabat berwenang yang


telah dilegalisir.
(c) Besarnya uang muka persekot gaji
adalah:
• Satu bula gaji diluar tunjab,
tunjangan beras, dan uang lauk
oauk (gaji pokok + tunjangan
keluarga) bagi personil/calon
personil yang tidak kawin
pengembaliannya diangsur setiap
bulan sebesar seperdelapan dari
jumlah uang muka persekot gaji.
• Dua bulan gaji diluar tunjab,
tunjangan beras dan uang lauk
pauk (Gaji pokok+ tunjangan) bagi
personil/calon personil yang
berkeluarga (kawin).
Pengembalianya diangsur setiap
bulan sebesar serperdua puluh
dari jumlah uang muka persekot
gaji.

5) Belanja Pegawai Non Gaji

a) Uang lembur, kelengkapan dokumen administrasi :

(1) Daftar hadir kerja dan daftar hadir lembur


(2) Daftar nominative perhitungan lembur yang
dibaut dan ditanda tangani oleh Pamin Gaji,
Bensatker/Kaurkeu yang diketahui oleh
Kasatker
(3) Surat perintah kerja lembur dari Kasatker
(4) Surat setoran pajak (SSP), untuk PPh. 21
bagi golongan III keatas

b) Uang honor dan Vakasi, kelengkapan dokumen


administrasi:

(1) Daftar hadir.


(2) Daftar perhitungan honor yang sudah ditanda
tangani .
(3) Surat perintah dariKasatker.
(4) Surat setoran pajak (SSP) untuk PPh. 21.

c) Tunjangan resiko jihandak, Gegana, Wanteror,


kelengkapan dokumen administrsi antara lain;

(1) Surat keputusan dan atau Surat perintah dari


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 209
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kasatker
(2) Daftar perhitungan yang sudah ditanda
tangani
(3) Surat setoran pajak (SSP) untuk PPh. 21

d) Representasi , kelengkapan dokumen administrasi


antara lain ;

(1) Surat keputusan Kasatker


(2) Daftar perhitungan representative yang
sudah ditanda tangani
(3) Surat setoran Pajak (SSP) unutk PPH. 21

e) Gaji personel yang hilang dalam tugas;

(1) Kepada personel yang hilang dalam tugas


operasi / Dinas, diberi gaji penuh termasuk
tunjab dan uang lauk pauk 1 (satu) tahun
(2) Apabila setalah 1(satu) tahun personel yang
hilang dalam tugas operasional / Dinas
tersebut tidak ditemukan lagi, maka personel
yang bersangkutan dinyatakan tewas/Gugur
(3) Dalam hal personel yang dinyatakan
tewas/gugur tersebut keluarga, kepada
keluarga ahli waris diberikan uang duka
tewas/gugur dan gaji terusan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, tetapi apabila tidak
berkeluarga kepada ahli waris hanya
diberikan uang duka tewas/gugur
(4) Apabila dikemudian hari ternyata personel
yang telah tewas/gugur ditemukan, maka
dilakukan peninjauwan kembali atas surat
keputusan yang telah diterbitkan dan
diperhitungkan serta membayar kembali hak-
hak yang seharusnya diterima.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 210


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

siklus pembayaran melalui uang persedian (up)

Proses Penyelesaian SPP-UP/TUP s.d. SPM-UP/TUP


BENDAHARA
PENGELUARAN PPK PP-SPM KPPN

3.a 2 hari
kerja
1
PERMINTAAN 3.b 6
UP/TUP 4 7

SPP-UP/TUP SPM-UP/TUP 2 hari SPM-UP/TUP


PERSETUJUAN TUP 2 hari kerja
kerja
DOKUMEN DOKUMEN DOKUMEN
PENDUKUNG PENDUKUNG PENDUKUNG

Ka.KANWIL
DJPBN/ Ka.KPPN 2 hari 2 hari
ADK ADK
kerja kerja
PENGEMBALIAN
PENGEMBALIAN
SPP-UP/TUP
PERMINTAAN
UP/TUP
2
5

SosialisasiPeraturan MenteriKeuanganNomor170/PMK.05/2010
TentangPenyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran PendapatanDan BelanjaNegara Pada SatuanKerja

2 . 0 . 1 .0

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 211


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Pembayaran Melalui Uang Persediaan (UP)

1) Uang persedian dapat diberikan dengan batas-batas


sebagai berikut;

a) 1/12 (satu perdua belas) dari pagu DIPA menurut


klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberkan
UP, maksimal Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta
rupiah) untuk pagu sampai dengan Rp.
900.000.00,- (Sembilan ratus juta rupiah)
b) 1/18 (satu perdelapan belas) dari pagu DIPA
menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk
diberikan UP, maksimal Rp.100.000.000,- (seratus
juta rupiah) untuk pagu diatas Rp. 900.000.000,-
(Sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp. 2.400.000.000,-(dua milyar emapat ratus juta
rupiah).
c) 1/24 (satu perduapuluh empat) dari pagu DIPA
menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk
diberikan UP, maksimal Rp.200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) untuk pagu diatas
Rp. 2.400.000.000,-(dua milyar empat ratus juta
rupiah)
d) Perubahan besaran UP diluar ketentuanpada butir
1 ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
e) Pembayaran dengan UP oleh Bensatker kepada 1
penyedia barang /pihak ketiga paling banyak
Rp 50.000,000;

2) Jenis belanja yang dapat dipmintakan melalui uang


persedian (UP)

a) Belanja barang;
(1) Keperluan sehari-hari perkantoran dan
inventaris kantor.
(2) Belanja pengadaan bahan makanan
(3) Belanja barang untuk pelaksanaan TUPOKSI
(4) Belanja barang operasional lainnya.

b) Daya dan jasa


(1) Langganan daya dan jasa (Listrik, telp dan
air)
(2) Jasa posdan giro kelengkapan dokumen
administrasi anatara lain:
(a) Bukti tagihan daya dan jasa.
(b) Tanda bukti pengiriman pos dan giro.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 212
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Biaya pemeliharaan
(1) Biaya pemeliharaan Gedung dan bangunan.
(2) Biaya pemeliharaan Gedung dan bangunan
lainnya.
(3) Biaya pemeliharaan peralatan dan mesin.
(4) Biaya pemeliharaan peralatan dan mesin
lainya.

d) Biaya perjalanan Dinas


(1) Biaya perjalanan dinas biasa, kelengkapan
dokumen administrasi antara lain:
(a) Kuitansi asli
(b) SPP
(c) Rincian biaya perjalanan
(d) Surat Perintah lembar kedua
(e) SPD lembar kedua dan dilegalisir
(f) Daftar nominatif yang ditanda tangani
apabila rombongan
(g) Surat kuasa, bila pengambilanya
dikuasakan.

(2) Perjalanan dinas luar negeri, kelengkapan


dokumen administrasi antara lain;
(a) Kuitansi asli
(b) SPP
(c) Rincian biaya perjalanan dinas luar
negeri
(d) Copy Skep Kapolri/Sprin dari pejabat
yang berwenang
(e) SPD lembar kedua
(f) Daftar nominatif yang ditanda tangani
apabila rombongan
(g) Surat kuasa, bila pengambilanya
dikuasakan
(h) Surat pernyataan dari Kasatker bahwa
yang bersangkutan telah melaksanakan
tugas.

(3) Perjalanan dinas mutasi, kelengkapan


dokumen administrasi antara lain;
(a) Kuitansi asli
(b) SPP
(c) Copy Skep Kapolri / TR Kapolri
(d) Daftar keluarga yang ditanda
tangani/dilegalisir oleh Kasatker
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 213
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(e) Daftar barang yang ditanda


tangani/dilegalisir oleh Kasatker
(f) Surat Kuasa, bila pengambilannya
dikuasakan.

e) Belanja barang lainnya. Digunakan untuk


pelaksanaan Tupoksi dan belanja barang
operasional lainnya.
f) Biaya perencana, pengawasan, pengelolaan
kontruksi ;
(1) Honorarium pengguna barang/jasa, panitia
pejabat pengadaan, Bensatker dan staf
pelaksana kegiatan
(2) Pengumuman pengadaan barang/jasa
(3) Dokumen pengadaan barang/jasa
(4) Biaya perjalanan dinas dari fungsi teknis
Pembina dan pengendali kegiatan
(5) Administrasi lainnya yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan pengadaan
barang/jasa

3) Prosedur penggunan uang persediaan;

a) SPM-UP diajukan Ke KPPN dengan rincian


rencana penggunaan dana
b) Penggunaan uang persedian menjadi
tanggungjawab Bensatker
c) Pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan sesuai
bukti-bukti yang syah dibebankan pada Mata
Anggaran Pengeluaran (MAK) definitive sesuai
pagu MAK yang tersedia dalam RKA.
d) Semua bukti pengeluaran harus terlebih dahulu
disetujui/ ditanda tangani oleh Kasatker atau
pejabat yang diberi kewenangan.
e) Dalam setiap pembayaran harus dilaksanakan
ketentuan mengenai perpajakan.
f) Uang persedian tidak boleh digunakan untuk
pengeluaran yang menurut ketentuanharus
dibayar dengan cara pembayaran langsung (SPM-
LS).
g) Bensatker melakukan pengisian kembali uang
persediaan segera setelah uang persedian
dimaksud digunakan (Revolving)
h) Untuk memperoleh penggantian uang persediaan
yang telah digunakan Satker yang bersangkutan
menerbitkan surat perintah membayar penggatian
penggunaan (SPM-GU)
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 214
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

i) Satker dapat mengajukan penggantian uang


persedian yang telah digunakan, kepada KPPN
dengan menyampaikan SPM-GU yang dilampiri
bukti asli pembayaran yang syah sesuai ketentuan
yang berlaku.
j) SPM-GU ditanda tangani oleh penerbit SPM
(Kasatker/pejabat yang berwenang) kemudian
diajukan ke KPPN.
k) Apabila SPPD rampung belum selesai dapat
dipakai tembusan SPPD yang telah ditanda
tangani oleh pejabat yang berwenang, namun
Bensatker tetap berkewajiban menyampaikan
SPPD rampungnya kepadaKPPN selambat-
lambatnya 14 hari sejak kembali dari perjalanan.
l) Apabila pada SPPD rampung terdapat kelebihan
pembayaran agar dilakukan penagihan kembali
sebagaimana mestinya.
m) Apabila biaya perjalanan dinas yang dibayarkan
semula ternyata kurang agar diperhitungkan
kekuranganya pada SPM-GU berikutnya dengan
disertai perhitungan dan kuitansi asli pembayaran
kekurangan tersebut.
n) Dalam hal uang persedian tidak mencukupi
kebutuhan, Satker dapat mengajukan tambahan
UP dengan menerbitkan Sprin membayarkan
tambahan uang persediaan ( SPM-TUP) untuk
membiayai kegiatan yang sifatnya mendesak/tidak
dapat ditunda.
o) Batas penyediaan tambahan uang persediaan
yaitu untu keperluan Perjalanan dinas dan untuk
keperluan lain yang mendesak KPPN dapat
memberikan tambahan UP tanpa persetujuan dari
Kanwil DJB setempat untuk pembayaran s/d Rp.
500.000.000,- sepanjai tidak melampaui jatah
bulanan, apabila melampaui lebih dari Rp.
500.000.000,- jatah bulanan harus mendapat
persetujuan dari Kanwil DJB setempat.

4) Khusus untuk TUP yang jumlahnya melebihi Rp.


500.000.000,- untuk keperluan belanja barang termasuk
biaya pemeliharaan dan biaya Jaldis

a) SPM-TUP ditanda Tangani olah Penerbit SPM


(Kasatker/pejabat yang diberi kewenangan) dan
diajukan ke KPPN.
b) Dalam pengajuan SPM-TUP untuk keperluan
tersebut agar dilampiri:

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 215


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Surat pernyataan dari kasatkeryang


menyatakan bahwa Tambahan UP tersebut
diperlukan untuk membiayai kegiatan khusus
untuk kebutuhan 1 (satu) bulan.
(2) Rincian rencana penggunaan dalam 1 (satu)
bulan harus dicantumkan jumlah keperluan
secara keseluruhan dan jumlah UP yang
sudah diterima serta besarnya SPM-TUP
berkenan.
(3) Tidak digunakan untuk kgiatan yang harus
dilaksanakan dengan pembayaran Langsung
(LS)
(4) Rekening Koran yang menunjukan saldo
terakhir.
(5) Siklus Proses SPM-GUP di gambarkan
dalam bentuk bagan di bawah ini

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 216


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SIKLUS PROSES PENYELESAIAN SPP-GUP s.d SPM-GUP

Bendahara
PENERIMA HAK PPK PP-SPM KPPN
Pengeluaran
5 hari 4 hari
kerja 2 hari
kerja kerja
1 2 4 5 7
SPP- SPM- 8 SPM-GUP
Bukti-bukti Bukti-bukti GUP GUP
pengeluaran pengeluaran

Dokumen Dokumen Dokumen


pendukung pendukung pendukung

2 hari ADK ADK


kerja

PENGEMBALIAN 2 hari
BUKTI-BUKTI kerja
PENGELUARAN
3
6 PENGEMBALIAN SPP-
GUP

Sosialisasi Peraturan Menteri KeuanganNomor 170/PMK.05/2010


TentangPenyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran Pendapatan Dan BelanjaNegara Pada Satuan Kerja

2 . 0 . 1 .0

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 217


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1 : Tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS yang lengkap dan benar diajukan oleh
Penerima Hak kepada KPA/PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya
haktagih
2 : PPK menguji tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS, apabila tidak lengkap dan
benar maka PPK mengembalikannya kepada Penerima Hak secara tertulis paling
lambat2(dua)harikerja setelahditerimanyasurattagihantersebut
3 : PPKmenerbitkanSPP-LSdandisampaikankepadaPP-SPMpalinglambat5(lima)hari
kerja setelahdokumenpendukungditerimalengkapdanbenardariPenerimaHak
4 : PPKmenyampaikanSPP-LSbeserta dokumenpendukungnyakepadaPP-SPM
5 : Apabila SPP-LS dan dokumen pendukung tidak lengkap dan benar, maka PP-SPM
mengembalikannya kepada PPK secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelahditerimanyaSPP-LStersebut
6 : PP-SPM melakukan pengujian SPP-LS s.d. menerbitkan SPM-LS paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah SPP-LS beserta dokumen pendukung diterima lengkap dan
benardariPPK
7 : KPAataupejabatyangditunjukmenyampaikanSPM-LSbesertadokumenpendukung
danADKSPMkepadaKPPNpalinglambat2(dua)harikerja setelahSPMditerbitkan

SosialisasiPeraturan MenteriKeuanganNomor170/PMK.05/2010
TentangPenyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran PendapatanDan BelanjaNegara Pada SatuanKerja

2 . 0 . 1 .0

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 218


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Pertanggung jawaban UP dan Tambahan UP

Hubungan pertanggung jawaban UP dengan


penerbitan surat perintah membayar penggatian
uang penggunaan (SPM-GU) sebagai berikut:

(1) KPPN hanya menyutujui SPM-GU yang


sesuai dengan Rincian rencana
penggunaanya.
(2) Tambahan Uang Persediaan (TUP) agar
seluruhnya diperhitungkan.

d) Apabila masih terdapat sisa TUP yang belum di


SPM-GU kan s/d batas waktu yang ditentukan,
maka sisa TUP harus disetorkan ke Kas Negara
sebagai penerimaan pengembalian UP.
e) Apabila dalam batas waktu tersebut pada butir (1)
SPM-GU belum diterima, KPPN wajib mengirim
surat teguran kapada Satker.
f) Tembusan surat teguran/peringatan kepada
Itwasum.
g) Sisa UP yang masih tersisa pada akhir tahun
anggaran harus disetor ke Kas umum Negara pad
a tanggal 31 Desember tahun anggaran berkenan.

c. Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)

Pelaksanaan pembayaran tagihan atas beban belanja


Negara melalui SPM-LS yang disampaikan ke KPPN,
dilengkapi dengan:

1) SSP-LS untuk pembayaran gaji, lembur dan honor


/akasi

a) Gaji induk/gaji susulan/kekurangan gaji/gaji


terusan/uang duka wafat /tewas / gugur.
b) Uang lembur.
c) Honor dan Vakasi.

2) SSP-LS non belanja pegawai ;

a) Pengadaan barang dan jasa, kelengkapan


dokumen administrasi antara lain:
(1) Resume kontrak/SPK pengadaan barang dan
jasa yang ditanda tangani oleh Pengguna
Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran.
(2) Surat pernyataan tanggung jawab (SPTB)
(3) Surat pernyataan KPA mengenai penetapan
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 219
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

rekanan
(4) Berita acara penyelesaian pekerjaan
(5) Berita acara serah terima pekerjaan
(6) Berita acara pemeriksaan penyelesaian hasil
pekerjaan (BA-PPHP)
(7) Berita acara pengujian penerimaan hasil
pekerjaan
(8) Kuitansi yang disetujui oleh KPA atau pejabat
yang ditunjuk dan faktur pajak dan SSP-nya
(9) Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang
dikeluarkan oleh Bank atau lembaga
keuangan non Bank
(10) Kelengkapan dokumen administrasi lain yang
dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak dan
atau kelengkapan SPP-LS non belanja
pegawai.

b) Pengadaan langganan daya dan jasa


(Listrik,telephone,air) dan gas,kelengkapan
dokumen administrasi antara lain:
(1) Bukti tagihan daya dan jasa.
(2) Tanda bukti pengiriman pos dan giro.

c) Belanja perjalanan dinas,


(1) Kelengkapan dokumen administra Biaya
perjalanan dinas biasa, antara lain:
(a) Kuitansi asli
(b) SPP
(c) Rincian biaya perjalanan
(d) Surat Perintah lembar kedua
(e) SPD lembar kedua dan dilegalisir
(f) Daftar nominatif yang ditanda tangani
apabila rombongan
(g) Surat kuasa, bila pengambilanya
dikuasakan.

(2) Perjalanan dinas luar negeri, kelengkapan


dokumen administrasi antara lain;
(a) Kuitansi asli
(b) SSP
(c) Rincian biaya perjalanan dinas
(d) Copy Skep Kapolri/Sprin dari pejabat
yang berwenang
(e) SPD Lembar kedua
(f) Daftar nominatif yang ditanda tangani
apabila rombongan
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 220
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(g) Surat kuasa bila pengambilannya


dikuasakan.
(h) Surat pernyataan dari Kasatker bahwa
yang bersangkutan telah melaksanakan
tugas.

(3) Perjalanan dinas mutasi, kelengkapan


dokumen administrasi antara lain ;
(a) Kuitansi asli
(b) SPP
(c) Copy Skep Kapolri / TR Kapolri
(d) Daftar keluarga yang ditanda tangani /
dilegalisir oleh Kasatker
(e) Daftar barang yang ditanda tangani /
dilegalisir oleh Kasatker
(f) Surat Kuasa, bila pengambilannya
dikuasakan.

d) Belanja Modal
Prosedur dan tata cara pembayaran melalui
pembayaran langsung (LS) untuk belanja modal
mekanismenya sama dengan prosedur dan
tatacara melalui pembayaran langsung (LS) untuk
belanja barang.

d. Pembayaran Uang Muka

1) Uang muka dapat dibayarkan kepadapenyedian


barang/jasa adalah sebesar :

a) 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak untuk


golongan ekonomi lemah/usaha kecil/koperasi
atau perusahaan kecil.
b) 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak bagi
golongan bukan ekonomi lemah/usaha
kecil/koperasi/perusahaan kecil.

2) Uang muka dapat dibayarkan setelah penyediaan


barang/jasa surat jaminan uang kepada Kasatker dan
copy kepada KPPN, yang diberikan oleh bank umum
atau perusahaan asuransi kerugian.

3) Jaminan uang muka tersebut nilai nominalnya minimal


sama dengan uang muka yang diberikan.

4) Uang muka yang diterima oleh penyedia barang/jasa


akan diperhitungkan secara merata pada setiap tahap
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 221
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pembayaran termjn yang dilaksanakan oleh KPPN dan


sudah diperhitungkan pajak sesuai ketentuan yang
berlaku.

e. Uang Makan Dan Uang Saku Siswa.

Uang makan siswa yang sedang melaksanakan


pendidikan/latihan, pengadaan makan siswa dapat
dilaksanakan dengan swakelola maupun pengadaan
langsung oleh Kaatker.

1) Kelengkapan dok administrasi untk swakelola antara


lain:

a) Kuitansi
b) SPP
c) Sprint Kasatker swakelola
d) Kuitansi pihak ke-III dan faktur barang
e) SP/SPK/Kontrak
f) B.A penerimaan dan penyerahan barang
g) Faktur pajak / SSP psl. 22
h) Surat kuasa bila dikuasakan.

2) Kelengkapan dokumen administrasi untuk pengadaan


langsung antara lain ;

a) Kuitansi
b) SPP
c) Kuitansi pihak ke-III dan faktur barang
d) Faktur pajak dan SSP
e) B.A penerimaan dan penyerahan barang
f) SP/SPK/Kontrak
g) Surat kuasa bila dikuasakan

3) Kelengkapan dokumen administrasi untuk uang saku


siswa;

a) Kuitansi
b) SPP
c) Daftar nominative
d) Poto copy Skep pengangkatan/sprin masuk dik
e) Surat kuasa bila dikuasakan

f. SPM untuk keperluan diluar BMP pertamina diajukan oleh


Kapuskeu Polri kepada KPPN yang ditunjuk dalam rangkap 3
(tiga) dengan ketentuan sbb:

1) SPM keperluan diluar langganan daya dan jasa,

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 222


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

diajukan setiap awal triwulan dilampiri ;

a) Kuitansi /tanda terima Dana yang ditanda tangani


oleh Kapuskeu Polri
b) Daftar realisasi anggaran sampai dengan SPM
yang lalu
c) Foto copy Rekening Koran, untuk pengajuan SPM
kedua dan seterusnya.

2) SPM keperluan langganan daya dan jasa setiap bulan


dilampiri ;

a) Kuitansi / tanda terima dana yang ditanda tangani


oleh pejabat yang diberi kewenangan dari instansi
yang mengajukan tagihan (PT.Telkon, PT.PLN,
PDAM)
b) Berita Acara pencocokan dan penelitian (BA-
Coklit) atas tagihan pemakaian
listrik/telephone/gas/air yang dilakukan oleh Polri
bersama dengan PT.PLN, PT.Telkom dan PDAM.
c) Daftar realisasi anggaran sampai dengan
permintaan pembayaran yang lalu.

3) SPM untuk pembayaran BMN pertamina diajukan oleh


Kapusku Polri dalam rangkap 3 (tiga) setiap Triwulan
dengan dilampiri;

a) Kuitansi/tanda terima dana yang ditanda tangani


oleh pejabat yang diberi kewenangan dari PT.
Pertamina
b) BA Coklit atas dokumen penyaluran BMP oleh
pertamina kepada Polri yang dilakukan bersam
dengan PT. Pertamina.
c) Daftar realisasi anggaran sampai dengan
SPM yang lalu.

4) SPM anggaran Polri yang berasal dari PNBP diajukan


oleh Kapusku Polri dalam rangkap 3 (tiga) dengan
dilampiri ;

a) Foto copy bukti setoran PNBP yang dilegalisir oleh


Kapusku Polri.
b) Kuitansi / tanda terima dana yang ditanda tangani
Kapusku Polri
c) Daftar realisasi anggaran sampai dengan SPM
yang lalu.

5) SPM untuk pembayaran uang muka kredit exsport


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 223
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

diajukan Kapusku Polri dalam rangkap 3 (tiga) dengan


dilampiri:

1) Surat Pemberitahuan dari Direktur Pinjaman Hibah


Luar Negeri bahwa loan agreement telah ditanda
tangani.
2) Foto copy loan agreement telah ditanda tangani
3) Dokumen kontrak jual beli
4) Daftar realisasi anggaran sampai dengan SPM
yang lalu.
5) Foto copy jaminan uang muka (Bank Garansi)
yang dilegalisir.

g. Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Danan (


SP2D) dan penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan
sebagai berkut:

1) Pengguna Anggaran (PA) /KPA atau pejabat yang


ditunjuk menyampaikan SPM beserta dokumen
pendukung dilengkapi dengan arsip data Komputer
(ADK) derupa soft copy (disket) melalui loket
penerimaan SPM pada KPPN atau melalui kantor Pos,
kecuali bagi Satker yang masih menerbitkan SPM
manual tidak perlu ADK.
2) SPM Gaji induk (Gaji bulanan) harus sudah diterima
KPPN paling lambat tanggal 15 sebelum bulan
pembayaran.
3) Petugas KPPN pada loket penerimaan SPM memeriksa
kelengkapan SPM, mengisi check list kelengkapan
berkas SPM, mencatat dalam daftar pengawasan
penyelesaian SPM dan meneruskan chek list serta
kelengkapan SPM ke seksi perbendaharaan untuk
diproses lebih lanjut.

h. Penerbitan SP2D oleh KPPN diatur sebagai berikut :

1) SPM yang diajukan ke KPPN sebagai dasar penerbitan


SP2D.
2) SPM dimaksud dilampiri dokumen pendukung antara
lain:
a) Untuk keperluan pembayaran langsung (LS)
belanja pegawai; kelengkapan dokumen
administrasi pada butir 2a, sama dengan pada
(point C1 s/d 9,point D 1 s/d 4 dan point E 1s/d 4)
tersebut diatas, atau kelengkapan disesuaikan
dengan kegunaan dan atau peruntukannya.
b) Untuk keperluan pembayaran langsung (LS) non

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 224


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

belanja pagawai;kelengkapan dokumen


administrasi pada butir 2b, sama dengan (point G
huruf b) tersebut diatas atau disesuaikan dengan
dan atau peruntukannya.
c) Untuk keperluan pembayaran TUP, kelengkapan
dokumen administrasi antara lain:

(1) Rincian apenggunaan dana.


(2) Surat dispensasi Ka Kanwil Ditjen
Perbendaharaan untuk TUP diatas Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
(3) Surat pernyataan dari KPA atau pejabat yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa:

(a) Dana tambahan UP tersebut akan


digunakan untuk keperluan mendesak
dan akan habis digunakan dalam waktu
satu bln terhitung sejak tanggal
diterbitkan SP2D.
(b) Apabila terdapat sisa dana TUP, harus
disetor ke rekening Kas Negara.
(c) Tidak untuk membiayai pengeluaran
yang seharusnya dibayar secara
langsung.

d) Untuk pembayaran GUP, kelengkapan dokumen


administrasi antara lain:

(1) SPTB (surat pertanggun jawab belanja )


(2) Faktur pajak dan SSP
(3) Kelengkapan dokumen administrasi lain yang
dipersyaratkan untuk GUP, dan atau
kelengkapan pada butir d, tersebut diatas
disesuaikan dengan kegunaan dan atau
peruntukannya.

i. Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Melalui Bidkeu Dan


Dokumen Administrasi Kelengkapan Perwabkeu

Pelaksanaan pembayaran yang dilaksanakan melalui


Kabidkeu yang sumber anggarannya dari anggaran khusus
berdasarkan pada Surat Keputusan Otorisasi Kapolri (SKOK)
atau Surat Perintah Pelaksanaan Program (P-3) yang
digunakan untuk mendukung kegiatan pelaksanaan operasi
dan operasi lainnya.

Kabidkeu setelah menerima perwabku tagihan asli dari


Kasatker/Pihak ke.III (tiga) kemudian menguji
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 225
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

keabsahan/kebenaran perwabku tersebut.Setelah dinyatakan


perwabkeu tagihan dari Kasatker tersebut benar, maka
Kabidkeu segera melakukan pembayaran.

j. Pertanggung Jawaban Keuangan (Perwabku)

1) Wabkeu latihan Pra Operasi.


Latihan pra operasional adalah kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan personil Polri baik secara
pisik maupun skill untuk mendukung operasi
dilapangan. Kelengkapan dokumen administrasi antara
lain:
a) Kuitansi
b) SPP
c) Sprin peserta latihan pra Ops
d) Sprin Instruktur / pelatih
e) Daftar nominative uang saku peserta
f) Daftar nominative honor instruktur / palatih
g) Pajak PPh. Psl.21
h) Untuk biaya makan dan snack, perwabkunya
disesuaikan dengan peruntukannya ( Perwabku
ops pengadaan barang/jasa)

2) Wabkeu pelaksanaan operasi


Uang saku dan uang makan, dalam rangka mendukung
pelaksanaan operasi lainnya maka petugas/pelaksana
operasi dilapangan diberikan uang saku dan uang
makan sesuai dengan indeks yang telah ditetapkan
pada masing-masing kegiatan. Uang saku dan uang
makan disalurkan/diterima kepada anggota yang
terlibat operasi dalam bentuk uang tunai, dan atau
untuk uang makan dikelola oleh Satuan (dalam bentuk
dapur umum). Perwabkeu sesuai dengan kegunaanya.
Kelengkapan dokumen administrasi antara lain:

a) Kuitansi
b) SPP
c) Sprin
d) Daftar nominatif uang saku (Pama/PNS Gol.III)
dikenakan potongan PPh.Psl.21 sebesar 5% (lima
persen) sedangkan Pamen/PNS Gol.IV dipotong
PPh.Psl.21 sebesar 15% (lima belas persen)
e) Faktur pajak /SSP

3) Dana Satuan.
Dana satuan yang dikelola oleh Satuan digunakan
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 226
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

antara lain untuk keperluan meningkatkan moril satuan


dan administrasi Satuan, perwabku sesuai dengan
kegunaanya. Kelengkapanya dok administrasi antara
lain:

a) Kuitansi
b) SPP
c) Kuitansi pihak ke-tiga dan faktur barang (untuk
belanja barang)
d) Sprin (untuk Jaldis)

4) Jasa angkutan.
Dana yang dikelola oleh satuan digunakan antara lain
untuk biaya transportasi kebutuhan operasi (Personil
dan Materiil logistik). Kelengkapanya dokumen
administrasi antara lain:

a) Kuitansi
b) SPP
c) Kuitansi pihak ke.III
d) Sewa Kendaraan (PBIL digunakan untuk sewa
kendaraan dikenakan PPh.Psl.23 sebesar 3%)
e) Faktur pajak/ SSP

5) Bekal kesehatan.
Dana yang dikelola oleh satuan digunakan untuk antara
lain keperluan bekal awal kesehatan (Pembelian obat-
obatan/vitamin). Kelengkapan dokumen administrasi
antara lain:

a) Kuitansi
b) SPP
c) Apabila untuk pengadaan obat-obatan/vitamin
dalam rangka operasi kelengkapan administrasi
perwabku sama dengan belanja barang.
d) Faktur / SSP

6) Dukungan anggaran operasi.


Dana yang dikelola oleh satuan digunakan oleh
pimpinan operasi dalam rangka pengendalian operasi.
Kelengkapan dokumen administrasi antara lain :

a) Kuitansi
b) SPP
c) Kelengkapan wabku lain disesuaikan dengan
peruntukannya.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 227


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

7) BBM (Bahan Bakar Minyak)


Bahan bakar minyak yang digunakan dalam rangka
mendukung kegiatan operasi baik untuk ranmor dan
sejenis ranmor lainnya. Kelengkapan dokumen
administrasi antara kain:

a) Kuitansi
b) SPP
c) Kontrak (SPJB) pertamina/SPBU (pihak.III)
d) Kuitansi pihak.III dan faktur barang

8) Dukmin
Dana yang digunakan untuk mendukung kegiatan
pelaksanaan operasi, kelengkapan administrasi antara
lain:

a) Kuitansi
b) SPP
c) Kuitansi pihak ke.III dan faktur barang

9) Dukungan Lidik dan sidik


Dana yang digunakan untuk mendukung kegiatan
penyelidikan maupun penyidikan dalam rangka operasi,
kelengkapan dokumen administrasi antara lain ;

a) Kuitansi
b) SPP
c) Sprin
d) Laporan hasil pelaksanaan tugas/LP/laporan hasil
lidik/sidik
e) Daftar penerimaan / nominatif

10) Dana yang digunakan untuk mendukung kegiatan


penyelidikan maupun penyidikan laka lantas dalam
rangka operasi, kelengkapan dokumen administrasi
antara lain :
a) Kuitansi
b) SPP
c) Sprin
d) Laporan laporan hasil olah TKP
e) Permintaan Visum
f) Hasil Visum (foto copy)
g) Daftar penerimaan / nominatif

11) Honor Bendahara Penerimaan/Pembantu Benma


SIM,STNK,STCK,BPKB, TNKB, Senpi dan Klipeng
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 228
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Honor Bendahara Penerimaan (Benma), adalah uang


uang diterimakan kepada masing-masing
anggota/petugas sesuai dengan dasar keputusan dari
Kapolda,kelengkapan dokumen administrasi antara lain
:

a) Kuitansi
b) SSP
c) Skep
d) Daftar nominatif
e) SSP untuk yang berpangkat (IPDA/PNS Gol.III ke
atas) dikenakan potongan PPh,psl.21 untuk
Pamen/PNS.gol.IV PPh.psl.21. sebesar 5 % untuk
Pama /Gol III dan !5 % untuk Pamen/Gol IV

12) Insetif Tilang


Insetif tilang adalah uang yang diterimakan kepada
masing-masing petugas pelaksana tilang sesuai dengan
hasil perolehan tilang dikalikan indeks dan dengan
dasar surat perintah. Kelengkapan dokumen
administrasi :

a) Kuitansi
b) SPP
c) Sprin
d) Daftar Nominatif

13) Turjawali
Insentif turjawali uang yang diterimakan kepada
masing-masing petugas pelaksana sesuai dengan
dasar surat perintah, kelengkapan dokumen
administrasi :

a) Kuitansi
b) SPP
c) Sprin
d) Daftar nominative.

14) Polmas,Kerma, Lidik/Sidik, dukungan anggran dan


pencairan anggaran;
Pelaksanaan Polmas disesuaikan dengan DIPA/RKA-
KL dengan penjelasan;

a) Kegiatan berdasarkan rincian yang sudah


ditetapkan dalam DIPA/RKA-KL (sarana kontak,
Dana Satuan, Uang saku)
b) Dukungan operasional giat Polmas yang belum
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 229
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dirinci dalam DIPA/RKA-KL dan atau habis, harus


didukung dari danan operasional Kasatwil.
c) Untuk perwabku tetap dan harus sesuai dengan
rincian DIPA/RKA-KL masing-masing Satker
seperti:

(1) Dana Satuan diperuntukan oleh Kesatuan


dalam rangka mendukung kegiatan Polmas
seperti; Biaya rapat, komsumsi, ATK dan
lain-lain berhubung dengan giat Polmas.
(2) Sarana kontak dapat berupa belanja
barang/jasa dalam bentuk natura dan atau
dana yang diterimakan langsung oleh
petugas kepada objek kontak, dalam rangka
mendukung giat Polmas
(3) Perwabku harus sesuai dengan 4 prinsip
keuangan; doelmatige (tepat sasaran),
Rechmatige (Tepat aturan), Wetmatige
(Sesuai ketentuan), Cifermatige (tepat
hitungan)

15) Penerimaan Hibah harus memenuhi unsur – unsur yaitu


tidak mengikat, tidak terus menerus dan tidak
dibayarkan kembali, untuk itu Pengelolaan dana
bantuan antar Kementerian Negara / Instansi / Pemda
adalah bantuan yang diterima oleh Polri melalui Polda,
Poltabes, Polresta dan Polres baik yang berbentuk
Hibah dalam bentuk barang, Jasa maupun dalam
bentuk uang, maka pengelolaannya dapat dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan atau rencana kerja dari
masing-masing Kasatker, sedangkan
pertanggungjawaban disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku.
16) Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Satker
Pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran pada
Satker di lingkungan Polri dilaksanakan sebagai berikut:

1) Atasan langsung Kepala Satuan Kerja (Kasatker)


menyelengarakan pengawasan terhadap
pelaksanaan anggaran yang dilaksanakan oleh
Kasatker dalam lingkungannya.
2) Kasatker selaku Atasan langsung Bendahara
Pengeluaran Satker (Bensatker) melakukan
pemeriksaan kas Bensatker setiap bulan atau
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
3) Pembina Fungsi yaitu (Puskeu/Bidkeu)
mengadakan verifikasi/pengawasan terhadap
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 230
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Surat Perintah Membayar (SPM) mengenai Satker


dalam lingkungan Polri.
4) Pengawas Internal (Itwasum/Itwasda) melakukan
pengawasan atas pelaksanaan anggaran negara
yang dilakukan oleh Satker dalam lingkungan Polri
sesuai ketentuan yang berlaku.
5) Pengawas External Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan anggaran negara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

5. Pengertian dan Penyelesaian Kerugian Negara Di Lingkungan


Polri

a. Pengertian Kerugian Negara

1) Kerugian Negara adalah Kekurangan uang, surat


berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya
sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja
maupun lalai.
2) Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM)
adalah surat keterangan yang menyatakan
kesanggupan dan/ atau pengakuan bahwa yang
bersangkutan bertanggung jawab atas kerugian negara
yang terjadi dan bersedia mengganti kerugian negara
tersebut.

b. Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Polri.

Pada prinsipnya untuk menyelesaikan jika terjadi kerugian


negara diatur dalam ketentuan Pasal 59 sampai dengan
Pasal 67 UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kerugian negara
di lingkungan Polri dapat dijelaskan, sebagai berikut:

1) Setiap kerugian negara yang disebabkan oleh tindakan


melanggar hukum atau kelalaian seseorang harus
diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
Undang-Undang yang berlaku.
2) Bendahara, Pegawai Negeri bukan bendahara atau
pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar
hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan keuangan
negara wajib mengganti kerugian tersebut.
3) Setiap pimpinan kementerian
Negara/Lembaga/Kasatker dapat segera melakukan
tuntutan ganti rugi, setelah mengetahui bahwa dalam
kementerian Negara/Lembaga/Satker yang
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 231
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

bersangkutan terjadi kerugian akibat perbuatan dari


pihak manapun.
4) Setiap kerugian negara wajib dilaporkan oleh atasan
langsung atau kepala kantor kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga dan diberitahukan kepada BPK selambat-
lambatnya 7 hari kerja setelah kerugian negara itu
diketahui.
5) Segera setelah kerugian negara tersebut diketahui,
kepada bendahara, pegawai negeri bukan bendahara
atau pejabat lain yang nyata-nyata melanggar hukum
atau melalaikan kewajibannya yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan keuangan
negara, segera dimintakan surat pernyataan
kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa kerugian
tersebut menjadi tanggung jawabnya dan bersedia
mengganti kerugian negara tersebut.
6) Setiap Pimpinan kementerian negara/lembaga/Kasatker
dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelah
mengetahui bahwa dalam kemnterian
negara/lembaga/satker yang bersangkutan terjadi
kerugian akibat perbuatan dari pihak manapun.
7) Bendahara, Pegawai Negeri bukan bendahara atau
pejabat lain yang telah ditetapkan untuk mengganti
kerugian negara dapat dikenakan sanksi administrasi
dan atau sanksi pidana.
8) Putusan pidana tidak membebaskan dari tuntutan ganti
rugi.
9) Kewajiban Bendahara, Pegawai Negeri bukan
bendahara atau pejabat lain untuk membayar ganti rugi,
menjadi kadaluwarsa jika dalam waktu 5 (lima) tahun
sejak diketahuinya kerugian tersebut atau dalam waktu
8 (delapan) tahun sejak terjadinya kerugian negara
tidak dilakukan penuntutan ganti rugi kepada yang
bersangkutan.
10) Dalam hal Bendahara, Pegawai Negeri bukan
bendahara atau pejabat lain yang dikenakan tuntutan
ganti kerugian negara berada dalam pengampuan,
melarikan diri atau meninggal dunia, penuntutan dan
penagihan terhadapnya beralih kepada pengampu/yang
memperoleh hak/ahli waris, terbatas pada kekayaan
yang dikelola atau diperolehnya, yang berasal dari
Bendahara, Pegawai Negeri bukan bendahara atau
pejabat lain yang bersangkutan.
11) Tanggung jawab pengampu/yang memperoleh hak/ahli
waris untuk membayar ganti kerugian negara
sebagaimana tersebut diatas menjadi hapus apabila
dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak keputusan pengadilan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 232


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menetapkan pengampu kepada Bendahara, Pegawai


Negeri bukan bendahara atau pejabat lain yang
bersangkutan.
12) Kapolri yang mengelola keuangan negara melaporkan
penyelesaian kerugian negara kepada BPK selambat-
lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah diketahui
terjadinya kerugian negara dimaksud.
13) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memantau
penyelesaian pengenaan ganti kerugian negara
terhadap Pegawai Negeri bukan bendahara atau
pejabat lain pada lembaga Polri.
14) Pengenaan ganti kerugian negara/daerah terhadap
bendahara ditetapkan oleh Badan Pemeriksan
Keuangan (BPK).
15) Pengenaan ganti kerugian negara/daerah terhadap
pegawai negeri bukan bendahara ditetapkan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/ Bupati/Walikota.

Rangkuman
1. Pembahasan pembelajaran Manajemen Pembinaan Keuangan
pada tingkat Satuan Kerja yang meliputi Pengetahuan dasar
pembinaan keuangan, Pengelolaan keuangan Negara,
Pelaksanaan anggaran, dokumen administrasi perwabkeu,
Pengawasan anggaran Satker dan Penyelesaian Kerugian
Negara dilingkungan Polri.
2. Keuangan Negara adalah hak dan kewajiban Negara yang dapat
dinilai dengan Uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat Dijadikan milik Negara
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.
3. Pengelolaan keuangan Negara harus dilaksanakan secara tertib,
taat pada peraturan, transparan dan akuntabel dengan
memperhatikan keadilan dan kepatutan sesuai dengan amanat
undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
4. Pengelolaan keuangan Negara dilingkungan Polri terdiri dari :
a. Pengguna Anggaran (PA)
b. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
c. Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK)
d. Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM)
e. Bendahara PengeluaranSatker (Bensatker)
5. Satker adalah Unit organisasi Polri yang melaksanakan kegiatan
dan memiliki kewnangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran.
6. Daftar isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah Dokumen
Pelaksaan Anggaran yang digunakan sebagai Acuan Pengguna
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 233
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai


pelaksanaan APBN.
7. Pertanggung Jawaban Keuangan (Perwabkeu) adalah dokumen
laporan keuangan yg dilengkapi dengan bukti-bukti penerimaan
dan pengeluaran uang yg sah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
8. Kerugian Negara adalah Kekurangan uang, surat berharga, dan
barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat
perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.

Latihan
1. Bagaimanakah pengertian Keuangan Negara yang saudara
ketahui jelaskan !
2. Sebutkan larangan-larangan dalam penggunaan anggaran
APBN/DIPA jelaskan
3. Apakah yang saudara ketahui tentang pejabat pengelola
keuangan Satker. jelaskan!
4. Sebutkan jenis-jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
yang berlaku pada Polri. Jelaskan !
5. Sebutkan kelengkapan dokumen administrasi Pertanggung
jawaban keuangan untuk kegiatan turjawali. Jelaskan!
6. Bagaimanakah sistem pengawasan anggaran Satker yang
menerima DIPA jelaskan!

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 234


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Anda mungkin juga menyukai