Anda di halaman 1dari 26

CETAK SABLON

Salah satu teknik cetak yang sangat sederhana, tanpa memerlukan


investasi yang tinggi. Teknik ini banyak diterapkan dalam berbagai sektor
kehidupan manusia. Walaupun dalam realisasinya bahwa teknik cetak sablon
hanya bagian dari wirausaha perumahan (home industry), tetapi teknik ini masih
sangat signifikan untuk terus dapat dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan
dengan adanya perkembangan teknologi dalam industri, teknik cetak sablon saat
ini telah dikembangkan dengan menggunakan komputer dalam hal pembentukan
gambarnya pada screen (computer to screen/CtS). Disisi lain bahwa proses cetak
sablon juga sudah merambah ke berbagai industri seperti : industri keramik,
elektronik, packaging, tekstil, garmen, dan industri umum.Hal ini sangat terasa,
karena seluruh sentra-sentra kehidupan masyarakat hampir tidak lepas dari adanya
pemanfaatan teknik cetak ini.

A. SEJARAH CETAK SABLON


Cetak sablon merupakan bagian dari teknik cetak yang dikembangkan oleh
Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-
1890 berkebangsaan Jepang. Pada awalnya cetak sablon dikembangkan untuk
pencetakan kimono yang merupakan pakaian khas Jepang, dimana bila kimono
ditulis dengan tangan menjadi sangat mahal harganya. Selanjutnya cetak sablon
berkembang hingga ke daratan Eropa pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada
tahun 1868 Joseph Swan mendirikan atau menemukan produk autotype. Pada
tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan
hak patentnya untuk teknik cetak sablon. Setelah itu cetak sablon berkembang ke
Amerika Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak sablon
dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946 MC Kornick dan
Penney menemukan mesin cetak sablon.

B. PENGERTIAN CETAK SABLON


Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke
atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain,

1
plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari
bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan
kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain. Stensil tersebut
selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau original dimana
detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan terutama
bila mereproduksi detail-detail yang halus. Pada teknik cetak sablon acuan yang
berupa stensil dapat juga melalui tahapan fotografi, yang pada umumnya dikenal
dengan istilah film hand cut.Film photographi dan emulsi stensil direkatkan ke
atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada sebuah bingkai yang terbuat
dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi sebagai pemegang bagian dari
suatu desain, dan harus mampu menahan bagian yang digunakan selama proses
penyablonan berlangsung.

Adakalanya para perancang grafis melakukan tahapan desain secara


langsung pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang disebut “tusche” dan
kemudian menutup keseluruhan sablonan dengan lem. Tusche selanjutnya dicuci
dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian yang dapat mengalirkan tinta pada
permukaan alat penyaring.Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon
mulai menggunakan kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang semula
dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari sinilah maka istilah cetak sablon
dikenal dengan sebutan “silk screen printing” yang digunakan pada tahapan
proses cetak. Karena sutera harganya cukup mahal, serta memiliki kekuatan yang
kurang baik, serta secara dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti
dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya dengan poliester. Sedangkan
untuk keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda elektronik dipergunakan kain
(screen) yang terbuat dari bahan stainless steel/logam. Serat kain
dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan berbagai ukuran
tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan menghasilkan tingkat
kerapatan anyaman.

Kain Saring/Monil

2
Pada proses cetak sablon “kain” atau screen mempunyai peranan yang amat
penting, bahkan dapat dikatakan sebagai faktor penentu tingkat kwalitas dari
proses cetak yang dihasilkan. Kain sablon dipergunakan sebagai sarana untuk
memegang gambar yang terdapat pada permukaan kain (screen). Dewasa ini kain
atau screen lebih banyak terbuat dari serat sintetis jenis tunggal (mono filamen).
Berbagai jenis serat kain yang dapat dipergunakan untuk proses cetak sablon
diantaranya adalah :
1. nilon
2. polyester,terdiri atas :metalissed polyester/polyester logam, antistatic
polyester/polyester antistatis, calendered polyester/polyester
termampatkan.
3. stainless steel.
 
C. KETEBALAN KAIN/SCREEN
Serat kain yang terbuat dari nilon atau polyester tersedia dalam beberapa
derajat ketebalan yakni: tipe Small (S), tipe Medium (M), tipe Thick (T) dan
Heavy Duty (HD). Serat benang dengan tipe S serat benangnya tipis, cocok untuk
pekerjaan nada lengkap (halftone), dan gambar seni (artis/seni). Serat benang
dengan tipe M serat benang yang memiliki ukuran medium, cocok untuk
pekerjaan nada lengkap yang kasar. Serat benang dengan tipe T serat benangnya
tebal, cocok untuk segala jenis pekerjaan pada teknik cetak sablon. Sedangkan
serat dengan benang dengan tipe HD, serat benang ekstra tebal cocok untuk
pekerjaan yang dilakukan secara masinal (cetak menggunakan mesin), cetak blok
dan jenis-jenis pekerjaan kasar.

 WARNA KAIN/SCREEN
Kain (screen) pada umumnya berwarna putih. Tapi seringkali kain
berwarna putih dan pada waktu dilakukan proses penyinaran akan menimbulkan
gejala pemantulan kembali yang dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan
penyinaran. Untuk mengatasi masalah tersebut pada umumnya kain dibuat
berwarna kuning, jingga dan merah. Sehingga kain berwarna digunakan untuk

3
menghindari terjadinya pemantulan kembali cahaya pada waktu penyinaranstensil
foto sistem direct (langsung), sistem direct/indirect (langsung/tidak langsung),
maupun sistem cappilary (kafilek).
 
PERSYARATAN KAIN
Untuk memperoleh tingkat resolusi gambar yang terbentuk pada kain
(screen) serta peningkatan definisi hasil ceta sablon, maka diperlukan persyaratan
khusus untuk jenis-jenis kain yang digunakan. Adapun persyaratan-
persyaratannya adalah sebagai berikut :
1. Daya lentur/fleksibilitas.
Karena pada saat dilakukan perentangan pada bingkai cetak kain harus ditarik
untuk mendapatkan tingkat keregangan pada permukaan bingkai serta pada waktu
dilakukan proses pencetakan screen tidak boleh menyentuh bahan cetak, dengan
jarak kira-kira 3-5 milimeter, maka kain haruslah lentur.

 2. Pori-pori tidak berubah atau bergeser.


Tujuan utama dari tidak bergesernya pori-pori kain adalah untuk pengendalian
penyaluran tinta cetak.

3. Tahan terhadap bahan kimia.


Selama kain digunakan pada tahapan pencetakan kain selalu berhubungan dengan
bahan kimia seperti stensil foto, tinta cetak, dan bahan pencuci atau pembersih,
maka kain harus dapat tetap bertahan atau tidak mudah rusak.

4. Mudah dibersihkan.
Diharapkan agar kain dapat dipergunakan secara berulang-ulang maka kain harus
mudah dibersihkan.

5. Tahan terhadap gesekan.


Pada waktu digunakan screen akan selalu bersentuhan dengan rakel yang
memiliki variasi derajat kekerasannya.Dengan demikian gesekan dari rakel tidak

4
dengan mudah mengikis serat kain yang berdampak pada pengalihan tinta cetak
dan mengakibatkan kain mudah rusak.

6. Memiliki keporian yang bervariasi.


Dengan adanya variasi pori-pori screen, maka berbagai bentuk bahan serta
berbagai macam bentuk gambar dapat dicetak dengan cetak sablon
 
7. Variasi dari tingkat kerapatan screen.
Sangat berpengaruh pada tahapan pengalihan tinta cetak. Dengan banyaknya
variasi yang disediakan untuk jenis-jenis kain diharapkan agar lapisan film tinta
dapat dengan mudah dialihkan ke atas bahan cetak(media cetak) yang
dipergunakan.
 
D. PEDOMAN PENGGUNAAN KAIN
Penggunaan kain sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan
cetak serta prosses pengalihan tinta ke atas bahan cetak. Berikut ini ada beberapa
pedoman yang dapat dipergunakan pada teknik cetak yang ditentukan berdasarkan
nomor-nomor yang ada pada screen, diantaranya :
55T : dipergunakan untuk pencetakan di atas bahan handuk dan karung
62T : pencetakan dengan floating pasta atau cetak timbul di atas bahan tekstil
khususnya kaos.
77T : untuk pencetakan di atas bahan tekstil seperti kaos, handuk.
90T : pencetakan di atas kain, bagde, dan pencetakan motif halus atau gambar
seni dengan pasta timbul di atas kaos.
120T : pencetakan menggunakan tinta brons emas di atas bahan karton, seng,
kayu, kulit,imitasi, dan kertas.
150T : pencetakan kertas dengan motif blok, imitasi, mika dan stiker.
165T : untuk mencetak di atas bahan kertas dan plastik.
180S : untuk cetak plastik dan kertas halus.
200S : dipergunakan untuk prosses pencetakan model nada lengkap atau halftone.
 

5
 
Penggunaan nomor screen harus diseimbangkan dengan penggunaan bahan cetak,
tinta cetak, kehalusan pori-pori screen, serta jalinan benang percentimeter
Semakin besar nomor screen maka akan semakin kecil pori-pori yang ada pada
screen dan semakin tipis lapisan film tinta yang dialihkan ke atas bahan cetak.
Dan sebaliknya, bila semakin kecil nomor screen maka akan semakin besar pori-
pori screen serta semakin tebal lapisan film tinta yang dialihkan.

PERALATAN SABLON
1. Film sablon. bisa dikatakan model gambar/desain/tulisan yang bakal kita
tuangkan dalam obyek sablon (kaos, kertas, plastik, karton, dsb. Film ini
dibuat melalui desain komputer yang diprint menggunakan tinta laser
(memakai tinta printer biasa juga bisa saja, tapi hasilnya kurang bagus/tajam).
Desain sablon kebanyakan dibuat menggunakan Corel ataupun Adobe.
2. Screen (baca: skrin); media yang dipakai untuk mengantarkan tinta sablon
ke obyek sablon. Bentuknya balok yang disusun persegi empat kemudian
dipasang kain khusus. Ukurannya bermacam-macam, misalnya ada screen
yang berukuran 30x40cm, 20×30 cm, sampe ada screen ukuran “raksasa”
yang biasa dipakai untuk membuat spanduk.
3. Rakel. Alat ini  berguna untuk mengkuaskan tinta sablon yang ada di Screen
supaya tercipta gambar di obyek sablon. Bahannya dari karet yang diberi
pegangan kayu memanjang.
4. Tinta sablon. Bermacam-macam jenis dan nama tinta bergantung dari
sablonan apa yang hendak kita buat. Tinta yang digunakan untuk membuat
sablon kaos banyak macamnya. Ada juga tinta sablon kaos yang bisa timbul
setelah kita setrika.
5. Cairan-cairan pencampur. Cairan ini berguna untuk mencampurkan tinta
agar sesuai dengan tingkat kekentalan and warnanya. Bisa cairan M3, M3
Super, tinner, minyak tanah, dan sebagainya.

6
6. Meja sablon. meja ini berguna untuk meletakan obyek sablonan. Meja sablon
terbuat dari rangka besi/kayu. Di bagian atas adalah kaca transparan, dan
dibawahnya diletakkan lampu neon agar bisa terlihat jelas saat menyablon.
7. Hair dryer. Alat ini berguna untuk mengeringkan sablonan.
8. Lampu Neon, lampu ini diletakkan di bawah kaca meja yang ditempel
dengan rangka besi ataupun kayu.
9. Tempat penjemuran. Alat ini bisa berupa kayu panjang berukuran 1,5 meter
untuk tempat menjemur kaos yang sudah disablon agar cepat kering.
Jumlahnya tergantung banyaknya kaos yang disablon. Peran sinar matahari
terik sangat dibutuhkan agar proses pengeringan lebih cepat.
10. Dan Beberapa peralatan pendukung lainnya.

E. PROSES PENYABLONAN
Dalam dunia cetak mencetak, teknik cetak sablon dapat di katagorikan ke dalam
kegiatan cetak mencetak manual, sedangkan yang menggunakan mesin di sebut
dengan istilah offset. Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam teknik cetak
sablon adalah sebagai berikut.
1. Alat
·         Screen atau kain gasa adalah alat untuk mencetak gambar pada benda yang
akan disablon. Kain ini berpori-pori sangat halus sehingga menyerupai kain sutra.
Lubang pori-pori pada kain ini berfungsi menyaring dan menentukan jumlah tinta
yang keluar. Kerapatan lubang pori-pori kain ini di bagi tiga macam,
yaitu screen kasar, cocok untuk media yang menyerap banyak air, seperti kaos.
Nomor kerapatanya antara 48 T- 90T ( T = Thick , satuan kerapatan dan ketebalan
benang-benang screen ).Screen sedang, cocok untuk benda yang tidak menyerap
banyak air seperti, kertas dan kulit imitasi, nomor kerapatannya antara 120 T –
150T.Screen halus, cocok untuk benda yang tidak menyerap air seperti plastik,
kaca, mika dan barang pecah belah lainya.
 Rakel merupakan alat bantu untuk menerapkan cat sablon yang digunakan
pada screen. Rakel ini umumnya di buat dengan bahan sintetik
seperti Polyrethane atau Polyviyl. Bahan ini cukup kuat dan tahan akan

7
kelembaban udara sehingga akan lebih awet. Adapun jenisrakel sesuai
fungsinya seperti rakel lunak untuk yang memerlukan banyak
tinta, rakel keras untuk hasil yang detil dan halus. Bentuk ujung rakel pun
ada beberapa jenis, seperti rakel tumpul. rakel bulat, rakel lancip, rakel
lancip ujung datar, rakel miring dan rakel kotak.
 Meja digunakan sebagai alas atau dasar dari benda yang akan disablon
 Kipas angin sebagai alat penunjang di perlukan untuk membantu
mempercepat pengeringan lapisan afdruk pada proses pembuatan klise,
Alat ini dapat digantikan dengan hairdryer, hairdryer akan membantu
lebih cepat ketimbang kipas angin karena selain dengan angin Hairdryer
juga memanaskan sehingga proses pengeringan akan lebih cepat.
 Handspray/Penyemprot air ini diperlukan untuk membersihkan model
gambar atau film pada screen yang telah di afdruk.

2. Bahan Pracetak
Digunakan untuk keperluan sablon adalah zat kimia yang di gunakan untuk
pembuatan film. Adapun bahannya sebagai berikut

 Larutan afdruk merupakan cairan emulsi dan sintizer(bahan peka cahaya)


perbandingan campuran kedua bahan ini adalah 9 : 1 . contoh beberapa
produk bahan afdruk yang berada di pasaran antara lainUlano, Photosol,
Autosol, Cromalin dan Uno
 Krim deterjen ini digunakan sebagai bahan peluruh sisa-sisa cat dan tinta
yang masih tertinggal pada screen
 Kaporit atau bahan pemutih di gunakan untuk menghapus
lapisanafdruk setelah scren rampung di gunakan.
 Secren laquer cairan ini digunakan untuk mengkoreksi hasil afdruk film
pada secren. Jika ada bagian yang bocor digunakan cairan ini untuk
menambal.
 Perekat sintetik seperti lakban di gunakan utuk menutup daerah non image
area. Yang bocor pada screen.

8
4. Bahan Cetak 
Bahan cetak yang dimaksud disini adalah tinta sablon dan pengencer.
Tinta sablon digunakan sebagai materi pokok pembentuk gambar pada
sasaran atau media yang akan disablon. Pengencer digunakan untuk
pencampur tinta agar kekentalan dapat disesuaikan. Adapun jenis tintanya
sebagai berikut:

a. Jenis Tinta Berdasarkan Pengecer


·         Tinta yang berbasiskan air disebut dengan tinta Water Base, artinya jika
mencetak dengan tinta ini di encerkan atau dicampur dengan air. Sedangkan
dengan tinta yang berbasis minyak disebut Tinta Solvant Base, yaitu tinta yang
memakai minyak sebagai pengencernya.
b. Jenis Tinta Berdasarkan Aplikasinya
·         Jenis tinta berdasarkan ke gunaannya dapat dibagi menjadi dua yakni
tinta tekstil dan non tekstil. Untuk tinta tekstil ini kembali dibagi menjadi
beberapa bagian yakni tinta timbul dan tidak timbul, jika tinta timbul di gunakan
pada hasil cetakannya akan terasa menonjol sedangkan untuk tinta tidak timbul
akan terasa rata jika diraba. Sedangkan tinta non tekstil ada beberapa jenis seperti
tinta kertas, tinta untuk plastik, tinta kulit, tinta kaca, tinta logam dan tinta kayu.
Macam macam tinta non tekstil memiliki sifat yang berbeda sesuai fungsi benda
yang menjadi media cetak sablon.

F. Proses Cetak Sablon


Ada pun tahapan –tahapan yang harus dilalui dalam proses cetak sablon. adalah.

 Pembuatan Desain
Dalam memulai sesuatu tentunya harus memiliki rancangan atau desain. Ini untuk
memudahkan dalam pembuatanya. Desain ini berupa gambar ataupun text yang
menjadi pola cetak sablon. desain cetak sablon ini dapat dibuat dengan manual
ataupun digital. Untuk desain manual biasanya menggunakan tinta hitam pekat
digambar menggunkan tangan di atas kertas kalkir, ketentuan dalam desain adalah

9
kepekatan tinta dalam gambar harus merata. Sedangkan jika menggunakan desain
digital dapat dibuat di komputer dengan menggunakan software grafis
seperti Photoshop, atau Corel Draw, hasil olahan gambar ini kemudian di Print di
atas kertas kalkir dengan warna hitam putih. Adapun alternatif lain untuk
mengganti kertas kalkir dengan memakai kertas HVS tetapi setelah gambar selesai
harus di oleskan minyak kelapa, ini berfungsi memberikan agar sinar dapat masuk
lewat kertas yang bening pada proses pengafdrukan
 Proses afdruk Film ( Eksposing)
Proses afdruk Film adalah proses pemindahan gambar model ke screen dengan
menggunakan cahaya ultra violet. Bahan yang dipergunakan adalah larutan emulsi
dan sensitizer. Proses afdruk dimulai dari melarutkan cairan emulsi dengan
sensitizer dengan perbandingan 9:1 yang kemudian dioleskan secara merata pada
kain screen. Kemudian kain screen di keringkan dengan memakai kipas angin
atau hairdryer, pada proses ini dilakukan diruang gelap untuk menghindari sinar
UV membakar lapisan afdruk, karena jikan kena sinar UV dapat diyakinkan
proses ini akan gagal. Setelah proses pengerigan awal ini selesai di lanjutkan
proses penyinaran dengan menutup dengan film atau desain yang telah kita buat
dengan kertas kalkir tadi. Diatas film diidi dengan kaca agar film tidak bergeser
pada waktu penyinaran, dan pada bagian belakang secren disis dengan spon dan
kain berwarna gelap untuk menguragi atau meredam sinar UV. Setelah + 1
menit screen di basahi dengan air, pada proses ini disebut dengan proses
pengembangan, setelah dibasahi dengan air dan larutan kimianya telah bersih
dibiarkan sesaat sebelum dibersihkan dengan mengunakan hairspray. Hairsepray
ini berguna untuk merapikan dan membersihkan dari sisa-sisa larutan afdrukpada
bagian Image area, proses selanjutnya adalah mengkoreksi gambar dengansecren
laquer untuk menutup Image area yang tidak diinginkan menjadi nonImage area.
Proses terakhir dalam mengafdruk filam adalah penyinaran akhir untuk finishing,
setelah film selesai di afdruk dan di koreksi dibiarkan kering sebelum digunakan.
 Menyablon
Persiapan dalam proses penyablonan adalah pemasangan secren pada media,
seteah secren terpasang dengan tepat barulah mulai dengan proses pemulasan cat,

10
dalam proses pewarnaan diusahakan untuk mendahulukan warna terang yang
berlajut ke warna gelap, setelah cat dipulaskan secara merata dengan rakelsecren
kemudian di angkat dan hasilnya di keringkan sebelm melajutkan kewarna lainya.

11
Minggu, Oktober 20, 2013
CARA MENYABLON (MANUAL SABLON BERSAHAJA)

I.                     ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON

  Alat:
- Meja sablon, selain digunakan untuk
menyablon meja ini digunakan pada saat
afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca
(tebal 5 mm), lampu neon 2 x 20W atau 4 x
10W di bawah kaca, dan satu sisi meja
dipasang engsel;

- Screen sablon dengan kerapatan serat dan


ukuran sesuai kebutuhan. Untuk sablon kain/
berbasis air; biasanya memakai kerapatan T61
s.d. T90.  Untuk sablon berbasis minyak,
memakai screen T165. Ukuran screen
bervariasi, misal 20x30, 25x35, 30x40 dsb.

12
- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan

- Penggaris pendek atau busur mika untuk


meratakan emulsi afdruk;

- Hairdryer alias pengering rambut, untuk


mempercepat pengeringan screen setelah
diolesi emulsi.

- Sprayer atau penyemprot, digunakan untuk


menyemprot screen segera setelah afdruk.

13
-  Penjepit screen atau cathok, untuk
memasang screen pada engsel di tepi meja
sablon
                  

14
            Bahan:
*) Gambar model sablon pada plastik transparan, kertas kalkir atau kertas HVS
yang (setelah digambari) diolesi minyak nabati dan dikeringkan sehingga menjadi
transparan seperti kertas kalkir

*) Untuk sablon berbasis minyak:


1.    Emulsi afdruk berbasis minyak + sensitizer (misal Photoxol 199)
2.    Cat PVC, warna sesuai kebutuhan
3.    Pengencer cat/ thinner M3 atau M3 Super

*) Untuk sablon berbasis air:


1.  Emulsi afdruk berbasis air + sensitizer (misal Photoxol TS)
2.  Tinta karet putih (rubber white)
3.  Tinta karet netral (rubber color)
4.  Pewarna (pigmen) sesuai kebutuhan
5.  Penguat tinta karet (binder)

            *) Bahan lain yang sering digunakan dalam cetak sablon:


-  Kertas tissue,
-  Lakban transparan/ bening,
-  Kain lap atau kain perca yang menyerap air
-  Gel penghapus screen berbasis air (misal Photoxol 7)
-  Sarung tangan plastik
-  Klorin pemutih sebagai penghapus screen berbasis minyak (misal Bayclin)
-  Air
-  Kertas buram/ CD

II.                   CETAK SABLON BERBASIS MINYAK


A.   Sablon Berbasis Minyak Satu warna

15
1.    Persiapan afdruk screen: campurkan 3 bagian Emulsi (misal Photosol 199) : 1
bagian Sensitizer, diaduk rata dalam wadah/ botol gelap kedap cahaya.

2.   Oleskan campuran emulsi pada sisi luar & dalam


screen T165. Ratakan dengan penggaris pendek atau busur mika.

3.    Setelah emulsi terpapar rata di screen, keringkan screen dengan hairdryer.

4.    Langkah no. 2 dan 3 (mengoles emulsi dan mengeringkan screen) dilakukan di


ruang redup cahaya, bukan ruang gelap total. Yang penting screen tidak terkena
sinar matahari langsung/ tidak ada lampu neon menyala.
5.    Letakkan gambar model di atas meja sablon menghadap ke atas. Kemudian
letakkan screen, bagian luar menempel pada gambar model. Bagian dalam/ atas
screen diberi bantalan spon gelap. Tutup permukaan screen dengan kertas koran,
kemudian beri beban/ pemberat (misalnya bata atau botol berisi air) di atas screen
tertutup agar screen lebih menekan/ menempel rata pada gambar model.

16
6.    Nyalakan lampu neon di bawah meja sablon.  Proses afdruk/ penyinaran ini
dilakukan selama ± 10 menit.
7.    Setelah afdruk, ambil screen dan segera siram kedua permukaan screen dengan
air untuk menghentikan proses film development.
8.    Semprot bagian gambar model yang membayang di screen dengan sprayer pelan-
pelan.  Bagian yang terpapar sinar akan menguat/ mengeras, dan bagian bayangan
gambar akan meluruh/ berlubang.

9.    Bilas dengan air untuk membersihkan sisa emulsi dan keringkan screen yang
sudah disemprot tadi.
10. Persiapan menyablon berbasis minyak: pasanglah screen dengan cathok pada
meja sablon.
11. Campurkan cat/ tinta PVC dengan pengencer M3 atau M3 Super, dengan
perbandingan 1 : 1. Aduk rata.
12. Dengan rakel, sablonkan cat/tinta ke meja kaca. Angkat screen, biarkan sablonan
di kaca mengering. Atau, untuk mempercepat  pengeringan cat, taburkan bedak/
talc pada sablonan di kaca tersebut.

17
13. Tempatkan kertas/ stiker/ plastik di atas sablonan kaca. Nyalakan lampu di bawah
meja. Aturlah posisi kertas/ plastik secara tepat sebagai pola sablonan
berikutnya.  Beri pembatas di tepi kertas/ plastik sebagai penepat.

14.Lakukan uji sablon pada selembar kertas.  Kalau hasil uji sablon (dummy) sudah
sesuai, angkat kertas dan siapkan lembaran yang akan disablon.  Bila hasil uji
sablon belum sesuai (ada bagian gambar belum nampak atau sablon tidak rata),
tambahkan cat  ke dalam screen dan lakukan uji sablon lagi.
15. Tempatkan kertas/ stiker/ plastik tepat pada posisi yang sudah diberi
pembatas.  Lakukan penyablonan dengan posisi rakel miring sekitar 75˚ terhadap
screen.

18
Catatan: Medium tinta PVC (dengan thinner M3) dapat dipakai untuk menyablon
kertas, sticker, kartu nama, kertas glossy, kain parasit, plastik.

B.   Sablon Berbasis Minyak Multiwarna


1.    Lakukan afdruk screen sejumlah gambar/ warna yang akan disablon.  Kalau
gambar yang akan disablon terdiri dari 2 warna, misalnya, maka yang diafdruk
adalah 2 gambar pada screen.
2.    Pasanglah screen pada meja sablon dengan cathok.
3.  Sablonkan satu gambar pada meja sablon, kemudian biarkan kering atau taburi
sablonan itu dengan bedak talc supaya cepat kering.  Nyalakan lampu bawah
meja, aturlah posisi lembaran yang akan disablon tepat di atas sablonan pada
kaca.  Beri pembatas di tepi lembaran yang akan disablon.
4.   Lakukan sablon untuk gambar dengan warna terang/ muda atau bidang paling luas
terlebih dahulu. Setelah sablonan kering, ulangi menyablon untuk warna yang
lebih gelap. Ini berarti, kembali memasang screen dengan gambar (untuk warna
berbeda), dengan mengatur posisi gambar kedua tepat/ pas dengan gambar
pertama. Setelah posisinya tepat/ pas, beri pembatas di tepi lembaran yang akan
disablon.

19
5.    Setelah selesai menyablon, bersihkan screen itu dengan mengoleskan thinner M3
pada screen secara merata. Kemudian gosoklah screen dengan kain perca
perlahan-lahan sehingga gambar di screen bersih dan tidak tertutup sisa
cat.  Usahakan membungkus tangan dengan plastik agar tangan tidak kotor atau
iritasi.

III.                   CETAK SABLON BERBASIS AIR


1.    Persiapan afdruk screen: campurkan 3 bagian Emulsi (misal Photosol TS) : 1
bagian Sensitizer, diaduk rata dalam wadah/ botol gelap kedap cahaya.
2.    Oleskan campuran emulsi pada sisi luar-dalam screen T61 (atau T90 untuk
gambar yang lebih rumit/ detil). Ratakan dengan penggaris pendek atau busur
mika.
3.    Setelah emulsi terpapar rata di screen, keringkan screen dengan hairdryer.
Hindari sinar matahari atau sinar lampu neon secara langsung.
4.    Lakukan afdruk/ penyinaran selama ± 10 menit.
5.    Setelah afdruk, segera siram kedua permukaan screen dengan air untuk
menghentikan proses film development.
6.    Semprot bagian gambar model yang membayang di screen dengan sprayer pelan-
pelan. 
7.    Bilas dengan air untuk membersihkan sisa emulsi dan keringkan screen yang
sudah disemprot tadi.
8.    Buatlah campuran tinta sablon. Untuk warna putih: 5 bagian tinta karet putih
(rubber white) + 1 bagian binder.  Untuk warna lain: 5 bagian karet netral (rubber
color) + 1 bagian pewarna/ pigment, diaduk sampai rata dulu, kemudian
tambahkan 1 bagian binder. Aduk lagi sampai rata.

20
9.    Letakkan kain yang akan disablon pada meja sablon atau permukaan rata dan
keras.  Untuk menyablon kaos, terlebih dahulu sisipkan papan tripleks yang sudah
diolesi lem stiker pada satu sisinya, ke dalam kaos dan ratakan permukaan kaos
yang akan disablon.

10. Screen tidak perlu dipasang cathok, tetapi langsung ditempatkan di atas kain atau
kaos pada posisi yang diinginkan.
11. Tuang campuran tinta pada screen, kemudian saputkan dengan rakel agak
ditekan.  Setelah menyablon beberapa kali, perhatikan apakah lubang gambar di
screen masih terbuka atau tertutup sisa tinta sablon.  Bila sebagian lubang tertutup
tinta sablon, segera bersihkan dengan kain perca basah sampai lubang terbuka
kembali, dan keringkan dengan kertas tisu sampai benar-benar kering.  Lubang
gambar yang tertutup akan menyebabkan hasil sablon tidak bagus/ belang-belang,
sedangkan bagian bawah screen yang basah akan berisiko mengotori kaos yang
disablon.

12.  Bila diperlukan cetak sablon lebih dari satu


warna, tunggu sampai sablon warna pertama kering lalu tempatkan gambar screen

21
kedua pada hasil sablon pertama secara tepat (usahakan jangan
bergeser).  Lakukan sablon dengan warna kedua dengan hati-hati.  Lakukan hal
yang sama untuk warna ketiga, dst.

  
13. Segera bersihkan screen setelah menyablon dengan cara digosok kain/ spon
basah dan disiram air.  Kalau tidak segera dibersihkan, sisa tinta pada gambar
screen akan cepat mengering dan memblokir/ menutupi screen. Akibatnya bila
screen digunakan lagi untuk menyablon, kualitas gambar sablonnya akan jelek.
Catatan: waktu terbaik untuk menyablon berbasis air adalah pagi atau malam hari
untuk menghindari suhu ruang yang hangat/ panas di siang hari.  Pasalnya, pada
siang hari ketika suhu ruang menjadi hangat, tinta pada screen akan cepat
mengering dan memblokir pola gambar.  Solusinya, bila harus menyablon waktu

22
siang, screen harus sering dibersihkan dengan spon/ kain basah dan dilap dengan
kertas tissue.

IV.                     CARA MEMBERSIHKAN SCREEN SABLON


A.   Membersihkan/ Menghapus Gambar Screen Berbasis Minyak:
Bila gambar pada screen tidak digunakan lagi dan screen akan digunakan untuk
menyablon gambar lain, screen tersebut dapat dibersihkan dengan cara:
1.    Pakailah sarung tangan plastik atau kantong plastik, supaya tangan tidak kotor
terkena cat PVC atau cairan pembersih yang mudah merusak kulit.
2.    Oleskan klorin pemutih (misalnya Bayclin) pada screen secara merata.  Diamkan
selama 5 – 7 menit.
3.    Buatlah campuran thinner M3 + detergen + air.  Aduk rata.
4.    Oleskan campuran thinner itu ke screen, dan gosok perlahan-lahan dengan spon
atau kain perca sampai lapisan emulsi pada screen luruh.
5.    Bersihkan/ bilas screen dengan air kemudian keringkan.

B.   Membersihkan/ Menghapus Gambar Screen Berbasis Air:


1.    Oleskan gel pelarut emulsi (misalnya Photoxol 7) ke seluruh permukaan
screen.  Diamkan selama  5 menit.
2.    Semprotkan air ke permukaan screen dengan sprayer, kemudian gosok kedua
permukaan screen dengan spon atau kain basah sampai lapisan emulsi luruh.
3.    Bilas kembali dengan air  sampai bersih dan keringkan screen.

V.                   TIPS TAMBAHAN
A.   Menyablon Tanpa Afdruk Screen
1.     Buatlah pola bentuk atau huruf pada kertas, kemudian pola tersebut disayat pada
garis luarnya. Untuk pola huruf yang memiliki “pulau” kosong di tengah seperti
huruf A, B, D, P, bagian garis dalamnya tetap disayat tetapi “pulau”nya jangan
dibuang.

23
2. Tempatkan kertas yang sudah disayat/ dilubangi itu pada bahan yang akan
disablon (misalnya kain spanduk).  Untuk pola huruf yang ada “pulau”nya,
hurufnya dipasang dulu, kemudian tempatkan “pulau” huruf di bagian yang
kosong. Rekatkan dengan lem atau perekat dua sisi, setelah itu potongan hurufnya
diangkat.

24
3.   Tempatkan screen yang tidak diafdruk di atas kertas pola bentuk/ huruf yang
berlubang tadi.

4.    Lakukan penyablonan dengan warna yang diinginkan.

25
5.    Angkat screen dan kertas pola yang berlubang setelah disablon, kemudian
bersihkan screen agar sisa tinta sablon tidak mengerak di screen.

B.   Sablon Dengan Tinta Karet Timbul (Foaming)


1.    Campurkan 3 bagian tinta foam putih + 1 bagian karet netral (rubber color) + 1
bagian pigment (warna sesuai kebutuhan).  Setelah diaduk rata, campurkan 1
bagian binder, aduk lagi sampai rata.
2.    Lakukan penyablonan ke kain.
3.    Setelah sablonan kering, kain dibalik.  Kemudian tempelkan setrika panas pada
bagian belakang dari sablonan tadi selama 8 – 10 detik.  Strika panas tersebut
cukup ditempelkan tanpa harus digosokkan.

26

Anda mungkin juga menyukai