Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI – NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI KESADARAN PERAWAT MELAKUKAN CUCI TANGAN


SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN TINDAKAN MELALUI SOP DI
RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS MALIGANO KABUPATEN MUNA

DISUSUN OLEH :
TAMRIN, AMK
NIP. 19850722 201903 1 008

KELAS X / NDH 38

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN X TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA BEKERJA SAMA DENGAN BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2020

i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI

“OPTIMALISASI KESADARAN PERAWAT MELAKUKAN CUCI


TANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN TINDAKAN
MELALUI SOP DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS MALIGANO”

Oleh :
TAMRIN, AMK
NIP. 19850722 201903 1 008

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 22 Juni 2020

COACH, MENTOR,

Hj. PUTRI MASE, S.IKom LA ODE BANDINGI, SKM


Nip. 19630225 198303 2 014 Nip. 19731231 199703 1 026

5
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN
FINAL LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“OPTIMALISASI KESADARAN PERAWAT MELAKUKAN CUCI


TANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN TINDAKAN
MELALUI SOP DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS MALIGANO”

Oleh :
TAMRIN, AMK
NIP. 19850722 201903 1 008
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/ Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal : 22 Juni 2020

Kendari, 22 Juni 2020

PENGUJI, COACH, MENTOR,

ARDIN, SE., MM Hj. PUTRI MASE, S.IKom LA ODE BANDINGI, SKM


NIP. 19660220 198610 1 004 Nip. 19630225 198303 2 014 Nip. 19731231 199703 1 026

Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si


NIP. 19620407 198103 2 002

KATA PENGANTAR

6
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga Kegiatan Aktualisasi Nilai - nilai dasar Prajabatan CPNS Golongan II
Angkatan X dapat tersusun dengan baik.
Kegiatan aktualisasi nilai dasar Latihan Dasar CPNS Golongan II bertujuan untuk
memberikan kesempatan mengaktualisasikan nilai - nilai dasar profesi Pegawai ASN. Selain
memahami materi CPNS dituntut agar dapat mengimplementasikan materi yang didapatnya
selama On Campus menjadi nyata dalam kegiatan sehari - hari, terutama saat Off Campus
yaitu di Unit Kerja masing - masing.
Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini penulis mendapatkan bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak terkait. Dengan itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak / ibu
:
1. Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE., M.Si. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Hj. Putri Mase, S.IKom Selaku pembimbing atauh coach yang mendukung dan
membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini.
3. La Ode Bandingi, SKM selaku mentor sekaligus sebagai kepala Puskesmas Maligano
yang telah memberikan masukan dan arahan terkait aktualisasi yang akan dilaksanakan.
4. Drs. Sukarman L. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BKPSDM) Kabupaten Muna.
5. Ayahanda dan terkhusus almarhumah ibunda tercinta yang selalu mendoakan serta Istri
dan Kedua Anak Penulis yang penuh cinta, kasih sayang, dukungan dan doa yang selalu
di Panjatkan sehingga Kegiatan aktualisasi ini dapat selesai tepat waktu.
6. Terkhusus teman – teman pos 244, agar selalu menjaga kekompakan di manapun kita
berada.
7. Rekan – rekan di Puskesmas Maligano atas dukungan dan masukan selama melakukan
kegiatan aktualisasi pihak – pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan Rancangan
Aktualisasi ini. Dan special For HGLL Squad semoga tetap kompak dan professional.
8. Teman – teman Latsar angkatan X dan XI yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
satu persatu,atas perhatian dan dukungan semoga kita tetap menjalin serta menjaga
silahturahim dengan baik.

Proses penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan. Terimakasih
7
Maligano, 21 Juni 2020
Penyusun,

TAMRIN, AMK

DAFTAR ISI
Hal.

Halaman Judul .............................................................................................. I


Halaman Persutujuan ..................................................................................... ii

8
Halaman Pengesahan ................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................ iv
Daftar Isi ...................................................................................................... vi
Daftar Gambar ……………………………………………………………………...... vi
Daftar Tabel ................................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................... 3
a. Tujuan Umum ………………………………………………… 3
b. Tujuan Khusus ………………………………………………… 3
C. Manfaat ..................................................................................... 3
a. Manfaat untuk Penulis ………………………………………… 4
b. Manfaat Untuk Unit Kerja ………………………………......... 4
c. Manfaat Untuk Masyarakat ……………………………………. 4
D. Ruang Lingkup ........................................................................ 4
a. Waktu …………………………………………………………. 4
b. Tempat ………………………………………………………… 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEP NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
A. Gambaran Organisasi ……………………………………….. ….. 5
B. Struktur organisasi ……………………………………………….. 8
C. Nilai – Nilai Dasar Profesi ASN .......................................... 11
D. Nilai – Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ............ 19
E. Identifikasi Isu dan Dampaknya ............................................ 25
Table Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

BAB III CAPAIAN AKTUALISASI


A. Kendala dan Antisipasi …………………………………………… 36
B. Hasil Aktualisasi …………………………………………………. 37
C. Deskripsi Aktualisasi………………………………………………. 44
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 52
B. Saran .................................................................................... 52
C. Rencana Tindak Lanjut ………………………………….. ………… 52
9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 53
LAMPIRAN- LAMPIRAN ……………………………………………………….

Daftar gambar
Gambar 2.1 Peta wilayah Kecamatan Maligano ……………………………………………
hal.6
Gambar 2.2 Grafik 10 penyakit terbesar di Puskesmas Maligano 2019 ……………………
hal.7
Gambar 2.3 grafik Jumlah pelayanan pasien BPJS 2019 ……………………………………
hal.8

10
Daftar Tabel
Table 2.1 Jarak dan waktu tempuh puskesmas Maligano ………………………. . . . . . hal. 6
Table 2.2 Jumlah Pegawai atau ketenagaan di Puskesamas Maligano……………………..
hal.8
Tabel 2.3 Rancangan Aktualisasi…………… .. . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .
hal.27
Tabel 3.1 Kendala dan antisipasi……………………………………………………………
hal.37

11
Tabel 3.2 HasilAktualisasi …………………………………………………………………hal.
38

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persyaratan Calon Pegawai Sipil ( CPNS) menjadi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) adalah mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) sesuai UU

12
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan LAN No.
12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS. Peraturan baru tentang
ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah secara implisit
menghendaki bahwa ASN yang umum disebut birokrat bukan sekedar
merujuk pada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi
pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan
aktualisasi khususnya dalam pelayanan bidang kesehatan yang
dilaksanakan diinstansi Puskesmas.
Puskesmas sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan
langsung dengan pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan
yang aman,bermutu,anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan. Setiap orang
berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau, hal ini diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2019.
Puskesmas dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi baik karena
perawatan atau dating berkunjung kepuskesmas. Teknik pengendalian
infeksi harus diterapkan dalam praktik keseharian untuk mencegah
terjadinya infeksi. Cuci tangan merupakan salah satu pemberian
pelayanan bermutu yang dilakukan petugas kesehatan dalam mencegah
transmisi infeksi, baik pasien maupun petugas kesehatan. Infeksi ini bisa
ditularkan dari pasien kepetugas maupun sebaliknya, serta antar orang
yang berada dilingkungan Puskesmas.
Sesuai dengan Permenkes RI No 3 Tahun 2014 tentang sanitasi
berbasis masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan perilaku
masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginyadengan salah satu pilar yaitu cuci tangan menggunakan sabun.
Cuci tangan merupakan salah satu pemberian pelayanan bermutu
yang dilakukan petugas kesehatan dalam mencegah transmisi infeksi,
baik pasien maupun petugas kesehatan. Infeksi ini bisa ditularkan dari

13
pasien ke petugas maupun sebaliknya, serta antar orang yang berada di
lingkunganPuskesmas
Teknik pengendalian infeksi harus diterapkan dalam praktik
keseharian untuk mencegah terjadinya infeksi. Salah satu hal yang
terpenting dalam mengurangi penyebaran infeksi adalah dengan mencuci
tangan (Hand Hygiene). Sehingga diperlukan kesadaran dan juga
kepatuhan petugas kesehatan terhadap pelaksanaan SOP Cuci
Tangan,guna menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang
berkualitas, efektif dan efisien menuju pelayanan kesehatan yang
berkualitas
WHO mencetuskan “global patient safety challenge dengan clean
care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand
hygiene untuk petugas kesehatan dengan My Five Moments for Hand
Hygiene yaitu : melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan
pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah
bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan
pasien,setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien”. Namun,
demikian kepatuhan tenaga kesehatan dalam penerapan praktik cuci
tangan pada saat pelayanan kesehatan masih belum optimal pada
beberapa situasi. Banyak faktor yang berperan dalam ketidakpatuhan cuci
tangan bagi petugas kesehatan diruang Pengobatan Umum Puskesmas
Maligano, diantaranya kurangnya kesadaran petugas kesehatan.
Pentingnya pelaksanaan cuci tangan 6 langkah five moment dikarenakan
belum sempurnanya SOP cuci tangan, belum meratanya penataan
handrub di tempat pemeriksaan dokter, handscrub/ handrub kadang
kosong. Sehingga pelaksanaan cuci tangan oleh petugas belum optimal
yang dapat berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan dan status
kesehatan petugas maupun pasien. Oleh karena itu diperlukan adanya
inovasi atau pembaharuan, perbaikan guna mencapai pelayanan yang
bermutu, berkualitas, sehat, efeketif dan efisien

14
Berdasarkan masalah tersebut maka penulis merancang kegiatan aktualisasi
yang akan dilaksanakan di Puskesmas Maligano dengan dengan nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu ANEKA dan berprinsip pada
Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Layanan Publik dan Whole
of Government. Rancangan program Aktualisasi dan habituasi dibuat
berdasarkan identifikasi isu dengan melihat dari penilaian cakupan
kegiatan peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna.
Berdasarkan identifikasi isu diatas penulis mengambil isu
yang dianggap prioritas yaitu tentang “ Kurangnya Kepatuhan
Petugas dalam Mencuci tangan sebelum dan Sesudah Tindakan
Melalui SOP di Ruang Rawat Inap Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna”.
B. Tujuan
a. Umum
Teraktualisasinya Nilai –nilai konsep Dasar ASN (ANEKA) dan kedudukan serta
peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai perawat terampil.
b. Khusus
1. Mencegah infeksi silang yang bisa terjadi di Ruang rawat Inap Puskesmas
Maligano Kabpaten Muna
2. Meningkatkan kesadaran perawat dalam mencuci tangan sebelumdan sesudah
melakukan tindakan di ruang rawat inap puskesmas Maligano.
C. Manfaat
a. Manfaat untuk Penulis
Dapat mengaktualisasiak nilai – nilai dasar ASN di tempat kerja dalam meribah
mindset dalam diri untuk lebih professional, berkomitmen dan berintegritas

b. Manfaat untuk unit Kerja


1. Meningkatkan kesadaran perawat dalam melakukan cuci tangan di Puskesmas
MaliganoKabupaten Muna.

15
2. Mewujudkan puskesmas Maligano bebas dari kejadian infeksi silang yang bisa
terjadi di lingkungan Puskesmas Maligano.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancanagan kegiatan aktualisasi ini mencakup Puskesmas Maligano
dan dilaksanakan di ruang Rawat Inap Puskesmas Maligano Kabupaten Muna, terkait
dengan Nilai – nilai ANEKA ( Akuntabilitas, Nasionalisme, etika Publik, Komitmen
mutu, dan Anti Korupsi).
a. Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan berdasarkan
kalender Latihan Dasar CPNS golongan II Lingkup Pemerintah Kabupaten Muna
yaitu mulai tanggal 30 Maret s/d 06 Mei 2020.
b. Tempat
Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini bertempat di Puskesmas Maligano
Kecamatan Maligano Kabupaten Muna sebagai UPTD Pemerintah Kabupaten
Muna.

BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

A. Gambaran Organisasi
a. Profil Organisasi
16
1. Geografis
Puskesmas Maligano secara geografi terletak pada 406 Garis Lintang dan 1225
Garis Bujur dan berada di pesisir barat Pulau Buton bagian utara dan bagian timur
Pulau Muna yang dipisahkan oleh Selat Buton. Daerah tersebut meliputi wilayah
Kecamatan Maligano dengan luas ± 88,78 Km².
Dengan batasan-batasan wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Buton Utara


- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Batukara
- Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Buton Utara
- Sebelah Barat berbatasan dengan : Selat Buton
Dari gambaran tersebut maka dapat kita disimpulkan bahwa wilayah kerja
Puskesmas Maligano adalah wilayah agraris dan maritim yang dapat dicapai melalui
sarana transportasi darat dan sarana transportasi laut.
2. Pemerintahan
Berdasarkan sistim administratif pemerintahan, wilayah kerja Puskesmas
Maligano terdiri dari 1 (satu) Pemerintahan Kecamatan, 6 (enam) Pemerintahan Desa
yaitu :
1. Desa Pohorua
2. Desa Maligano
3. Desa Lapole
4. Desa Raimuna
5. Desa Latompa, dan
6. Desa Langkoroni

Tabel 2.1
Berikut adalah tabel Jarak dan Waktu Tempuh Puskesmas Maligano:
Jarak Waktu
Sarana
No. Dari/ Ke ( Km. Tempuh
Tempuh
) ( Jam )
1. Ibu Kota Kabupaten ± 25 1½ Kendaraan
17
laut
Desa Pohorua Kendaraan
2. 8 ± 15
darat
Desa Maligano Kendaraan
3. 3 ± 10
darat
Desa Lapole Kendaraan
4. 6 ± 15
darat
Desa Raimuna Kendaraan
5. 0 0
darat
Desa Latompa Kendaraan
6. 8 ± 15
darat
Desa Langkoroni Kendaraan
7. 10 ± 30
darat

Gbr 2.1 Peta wilayah Kecamatan Maligano: sumber (https://peta.web.id/peta/kec/maligano-418)

Wilayah Kecamatan Maligano sebagian besar berada di dataran rendah, rawa-rawa


dan sepanjang pantai didominasi oleh hutan bakau kecuali Desa Raimuna & Desa Lapole.
Sebagian besar wilayahnya adalah Daerah Aliran Sungai (DAS), hal ini berdampak terhadap
kebiasaan hidup masyarakat yang buruk yaitu dengan memanfaatkan sungai sebagai sarana
Mandi, Cuci dan Curah hujan yang cukup tinggi juga kadang-kadang membuat sebagian
wilayah sering mengalami banjir. Dari gambaran tersebut maka potensi penularan penyakit/
wabah di Kecamatan Maligano cukup tinggi.

3. Pelayanan Pengobatan
a. Kunjungan Rawat Jalan

18
Cakupan kunjungan rawat jalan pada tahun 2019 sebanyak 5.250 kunjungan (95,34%
dari 5.495 jiwa penduduk) lebih meningkat dibanding cakupan pada tahun 2017 yaitu
sebanyak 4.320 kunjungan (60% dari jumlah penduduk 5.495 jiwa).
b. Kunjungan 10 Jenis Penyakit Terbesar
Dari 5.250 kunjungan rawat jalan pada tahun 2019, 4.712 kunjungan (89,8%)
termasuk dalam kategori 10 penyakit terbesar. Sedikit lebih rendah bila dibanding
dengan tahun 2017 yaitu 2.372 (71,4%) dari 4.320 kunjungan rawat jalan.
Adapun persentase kunjungan 10 jenis penyakit terbesar di Puskesmas Maligano pada
tahun 2019 dibanding, dengan tahun 2017 terlihat pada grafik berikut :
Grafik Cakupan Kunjungan 10 Jenis Penyakit Terbesar
25
Persentase

20

15

10

0
ISPA Otot&tulan Scabies Kulit in- Kuit Alergi Diare Kecacingan Hipertensi Bronkitis Anemia
g feksi

Gbr 2.2 grafik 10 penyakit terbesar

Dari grafik tersebut terlihat bahwa penyakit yang paling menonjol pada tahun 2019
adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas (ISPA) disusul penyakit
Sistim Otot dan Jaringan Pengikat (rheumatik, dsb.)
c. Klaim Pengobatan
Dari jumlah kunjungan rawat jalan yang telah dijelaskan sebelumnya maka
berdasarkan status klaim pengobatan terbagi atas 2 kategori yang dapat kita lihat
pada grafik berikut :
Grafik. Cakupan Klaim Pengobatan Tahun 2019

99.43%

ASKESKIN

UMUM

0.57%
Dari grafik tersebut terlihat bahwa pelayanan pengobatan di Puskesmas
Maliganopada tahun 2019 yang terbanyak adalah BPJS yaitu sebesar 5.220
(99.43%), hal ini erat kaitannya dengan tingginya jumlah Keluarga Miskin (1.008
19
KK) dengan jumlah jiwa miskin sebesar 2.382 jiwa (43.72%). Jumlah cakupan
tersebut sedikit meningkat bila dibanding dengan cakupan pelayanan BPJS pada
tahun 2017 yang mencapai 3.120 (82,38%)
B. Struktur Organisasi

gbr 2.3 Struktur organisasi

a. Ketenagaan
Tabel. 2.2
Jumlah Tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas Maligano

Pendidikan
No Jenis Ketenagaan Jumlah
PNS Sukarela Nusantara Sehat
1 Dokter Umum 0
2 S1 Kesehatan Masyarakat 3 3 6
3 S1 Farmasi 2 1 3
4 S1 Keperawatan 5 - 8
5 S1 Gizi 1 - 1
6 D4 Kebidanan 4 1 - 5
7 D4 Gizi 1 - - 1
20
8 D3 Keperawatan 8 8 - 16
9 D3 Kebidanan 4 4 8
10 D3 Kesehatan Gigi 1 1
11 D3 Analisis Kesehatan 1 1 2
12 D3 Gizi 2 - - 2
13 D3 Kesehatan Lingkungan - - 1 1
14 D3 Administrasi - 1 - 1
15 SMA sederajat 1 2 3
Jumlah 24 28 3 55

b. Visi, Misi dan Nilai Organisasi


Visi Puskesmas Maligano Menjadikan Masyarakat Sehat yang mandiri dan
berkeadilan
Misi Puskesmas Maligano yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang adil, merata dan terjangkau oleh
masyarakat
2. Meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelayanan
kesehatan
3. Pengembangan dan pembinaan kesehatan di masyarakat
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui pendekatan keluarga
5. Meningkatkan kerja sama lintas sectoral dan menjalin kemitraan kepada pihak
terkait dalam pembangunan dibidang kesehatan
Nilai Organisasi
Tata nilai Puskesmas Maligano yaitu
P : Profesional
R : Ramah
I : Inovatif
M : Mandiri
A : Aman
c. Tupoksi Organisasi
1. Tugas Pokok Organisasi
Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 adalah sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di
wilayah kerjanya.
21
2. Fungsi Organisasi
Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 Pasal 4 Puskesmas
menyenggarakan fungsi sebagai :
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
c. Tupoksi Perawat Terampil

Uraian tugas dan fungsi sebagai Perawat Terampil menurut Peraturan


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka
Kreditnya sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
3. melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka melakukan upaya promotif;
4. memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung
fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam
rangka upaya preventif;
5. memberikan oksigenasi sederhana;
6. memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/
kritikal;
7. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas
risiko penularan infeksi;
8. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area
medikal bedah;
9. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;
10. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
maternitas;
11. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
komunitas;
12. melakukanintervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
22
13. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
14. melakukantindakankeperawatanpadapasien dengan intervensi
pembedahan pada tahappre/ intra/postoperasi;
15. memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan
perawatan paliatif;
16. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritualpada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. melakukan perawatan luka;dan
18. melakukan dokumentasi tindakan keperawatan;
C. Nilai – Nilai Dasar ASN
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus


dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian
kepercayaan masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena
aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

1. Indikator dari nilai-nilai dasar


Akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana


pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;
2. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi;
3. Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
4. Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;
23
5. Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
6. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas;
8. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan, dan
9. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Jenis-jenis Akuntabilitas

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:

1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang


pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih tinggi.
2. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
3. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:

1. Akuntabilitas Personal;
2. Akuntabilitas Individu;
3. Akuntabilitas Kelompok;
4. Akuntabilitas Organisasi, dan
5. Akuntabilitas Stakeholder
4. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :

1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship);


2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented);
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires reporting);
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless without
consequences), dan
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).
24
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri;
sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau
aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.Dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa;
3. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab;
4. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa;
5. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
6. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa;
7. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan
8. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
25
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.;
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8. Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan;
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.;
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia;
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan social;
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dan
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama;
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan;
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah;
26
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah;
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur;
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama, dan
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan;
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4. Menghormati hak orang lain;
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri;
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain;
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah;
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.;
9. Suka bekerja keras.;
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama, dan
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
c. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
27
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut :
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan public, yakni:
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
2. Dimensi Modalitas, dan
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik.
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
28
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk.Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:


1. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil
sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan;
2. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan
biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang
dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu;
3. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari
pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan
4. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas
dalam pelayanan.
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:

29
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya, dan
5. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.Pada level puncak
(corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara
keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada
level strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-
masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan
yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung
jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.
e. Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan
negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya
bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang .Membahas
fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan
dengan tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya
dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan,
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang
baik pasti akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi
dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses
atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan
juga secara publik.
30
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan sistem integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi
memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikan
yang tinggi bagi Anda, dengan jumlah nilai yang semakin sedikit maka proses
internalisasinya lebih mudah karena Anda dapat memfokuskan sumberdaya waktu
dan energi yang Anda dimiliki. Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai
organisasi merupakan kontribusi Anda untuk dapat mengetahui “apakah nilai-nilai
organisasi yang akan menjadi tempat Anda bekerja, telah selaras dan
menampung secara maksimal nilai-nilai dasar anti korupsi?”.
Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi payung bagi
kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas .Penanaman nilai integritas
dapat dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya melalui Kesediaan,
Identifikasi dan Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan
sikap dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen
dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan .Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan
konsep diri manusia terdapat pada area bawah sadar. Untuk melakukan
penanaman atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu
dilakukan dengan pendekatan atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar.
Teknik-teknik khusus untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila kemampuan
Anchoring, Utilisasi, Rileksasi, Amplifiying, Modality,Asosiasi dan Sugesti dikuasai
dengan baik, kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.! Tunas Integritas
adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi personil
organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam membangun
sistem integritas di organisasinya.
D. Nilai –Nilai dasar Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
a. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan.
31
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan
yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan
institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor
dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor
lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan,
melainkan justru kontraproduktif atau „saling membunuh‟. Masing-masing
sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya.
Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang
nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong
adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilainilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya
elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal.

1. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat


dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau
rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya
adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah
yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang
rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah dan
permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga
koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih
32
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikannya;
3. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi
tadi,dan
4. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus
dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan Howard
melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor
pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini
mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal,
sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi,
serta kepemimpinan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan publik
yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan yang
Bersifat Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan Regulatif,
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan juga
dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing diuaraikan
sebagaimana berikut ini:
1. Pola Pelayanan Teknis Fungsional
2. Pola Pelayanan Satu Atap
3. Pola Pelayanan Satu Pintu
4. Pola Pelayan Terpusat
5. Pola Pelayanan Elektronik
Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG :
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Kepentingan Umum;
3. Asas Akuntabilitas;
33
4. Asas Proporsionalitas;
5. Asas Profesionalitas;
6. Asas Keterbukaan;
7. Asas Efisiensi; dan
8. Asas Efektifitas
b. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana
kebijakan public, Pelayan publik, serta Perekat dan pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku
ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi,
akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat
dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan
yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepuasan masyarakat
maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi
pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi
dan misinya Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan
34
pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua
prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad
performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari
organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi
penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan
madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural,
dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan
dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabat
Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2
(dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat
Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan
tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan
tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama
5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina
Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN
melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan
laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas
inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari
PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
c. Pelayanan Publik
35
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi
penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan
dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa public adalah
barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang
rendah. Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan
non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration (OPA), New
Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009 sangat sempit, karena
ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai pelayanan publik sangat terbatas,
dan bentuk kegiatan pelayanan public sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan
4 juga sangat sempit karena pelayanan kebutuhan barang publik bagi masyarakat
hanya diartikan sebagai pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah. Sembilan
prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif
dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan publik
merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi, Pelayanan publik
diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara, Pelayanan publik
diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan
bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi
juga berfungsi sebagai proteksi bagi warga negara. Bentuk-bentuk patologi birokrasi
antara lain: Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan Fungsi, Red Tape,
Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan Enggan Berubah. Budaya
birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan dengan cara:
memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis boleh dan tidak
36
boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan, memiliki
code of conduct atau SOP yang jelas dalam memberikan pelayanan, memiliki etika
profesionalisme sebagai seorang birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain:
Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi
pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, Pemberian
pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan pelayanan
yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai. Tujuh Sikap pelayanan, antara
lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt, Patience, Proporsional, Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan
oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai berikut: Sikap/
perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara berpakaian, Cara berbicara, Cara
mendengarkan, Cara bertanya. Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh
ASN antara lain: Politeness, Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance,
Informality, Self Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence.Beberapa praktik etiket dalam pelayanan: Etiket
dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat tangan, Etiket dalam menerima
tamu, Etiket dalam bertamu/menerima tamu, dan Etiket dalam menangani keluhan
pelanggan.
D. Identifikasi Isu dan Dampaknya
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di
PuskesmasMaligano dengan nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
yaitu ANEKA dan berprinsip pada Manajemen Aparatur Sipil Negara
(ASN), Layanan Publik dan Whole of Government. Rancangan
program Aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan identifikasi isu
dengan melihat dari penilaian cakupan kegiatan peningkatan mutu
pelayanan PuskesmasMaligano Kabupaten Muna.
a. Identifikasi Isu
Selama menjalankan tugas sebagai perawat terampil di Puskesmas Maligano
kurang lebih 8 bulan ada beberapa isu di Puskesmas Maligano. Isu yang menjadi
prioritas segera diidentifikasi faktor penyebabnya, sehingga terbentuk kegiatan-
37
kegiatan yang digagas untuk menyelesaikan permasalahan mengenai isu prioritas
di ruang Rawat Inap Puskesmas Maligano yaitu :
1. Belum optimalnya program prolanis di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna.
2. Kurangnya kesadaran petugas dalam melakukan
informed consent Tindakan di Ruang Rawat Inap
Maligano
3. Belum optimalnya pengisisan Rekam Medis pasien di
Puskesmas Maligano Kabupaten Muna
4. Kurangnya kepatuhan cuci tangan pada petugas di Puskesmas
Maligano Kabupaten
Berdasarkan identifikasi isu – isu diatas penulis mengambil
isu yang diangap prioritas yaitu tentang kurangnya kepatuhan
petugas dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
Mengingat tindakan yang dilakukan oleh perawat atau paramedic memberi
kontribusi yang besar terhadap penyembuhan pasien dan hal inilah yang kurang
disadari oleh para petugas/ perawat.

b. Dampak Isu
Dampakyang mungkin terjadi apabilaisu“Rendahnyakesadaran perawat dalam
mencuci tangan sebelum dan sesudah ”ini tidak dituntaskan
melaluisolusipemecahanisu, antara lain :
2. Penuralan penyakit bisa terjadi di lingkungan Puskesmas Maligano baik antar
petugas maupun dari pasien ke petugas
3. Menurunnya mutu dari pelayanan yang diberikan.

38
Tabel 2.3 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Keterkaitan subtansi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Out put/ Hasil
mata pelatihan dan misi organisasi
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Pertemuan 1. Melakukan Saran dan 1. Akuntabilitas Meningkatkan R : Ramah
dengan Kepala konsultasi dengan Masukan dari Kejelasan mutu dan
Puskesma/ mentor kepala Mentor/ gamabaran yang profesionalisme
Puskesmas/ Kepala disampaikan SDM dalam
Mentor Puskesmas 2. Nasaionalisme pelayanan
Tanggung Jawab
3. Etika Publik
santun
4. Komitmen Mutu
Efektifitas
5. Anti Korupsi
Kepedulian

2. Menyiapkan Surat Izin dari

27
Agenda Kegiatan Pimpinan
1. Akuntabilitas
Tanggung Jawab
2. Nasaionalisme
Bekerja keras
dalam menyiapkan
agenda
3. Etika Publik
Membuat
keputusan
berdasarkan
keahlian
4. Komitmen Mutu
Efisien
5. Anti Korupsi
Jujur

3. Mencatat Notulen
petunjuk dan

28
arahan dari Dokumetasi 1. Akuntabilitas
pimpinan Tanggung Jawab
2. Nasaionalisme
Musyawarah
3. Etika Publik
Menghargai arahan
mentor
4. Komitmen Mutu
Efektifitas
5. Anti Korupsi
Tanggung jawab

29
2 Penyusunan Perbaikan 1. Konsultasi dan 1. Pimpinan/ 2. Akuntabilitas Pengembangan I : Inovatif
SOP Cuci Tangan meminta Mentor dan Transparansi dan pembinaan
persetujuan tim mutu 3. Nasaionalisme kesehatan
Kepala setuju dengan Musyawarah dimasyarakat
Puskesmas/ revisi SOP 4. Etika Publik
mentor Konsultasi dengan
sopan
5. Komitmen Mutu
Inovasi
6. Anti Korupsi
Taanggung jawab
2. Perbaikan SOP 2.SOP cuci tangan 1. Akuntabilitas
cuci tangan diperbaiki Tanggung jawab
bersama tim 2. Nasaionalisme
mutu Menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik
dan benar
3. Etika Publik
Sopan santun
4. Komitmen Mutu

30
Ramah
5. Anti Korupsi
Peduli

3. Konsultasi Masukan dan 1. Akuntabilitas


dengan saran dari mentor/ Kepemimpinan
pimpinan pimpinan 2. Nasaionalisme
/mentor tentng Musyawarah
SOP cuci 3. Etika Publik
tangan Sopan dan hormat
4. Komitmen Mutu
Ramah
5. Anti Korupsi
Peduli

31
3 Menyiapkan sarana cuci 1. Meminta Tersedianya 1. Akuntabilitas
tangan bagi perawat persetujuan sarana dan Kejelasan
pimpinan prasaran yang 2. Nasaionalisme
terkait sarana ditentukan Itikad (sila ke 4)
dan prasarana 3. Etika Publik
Tanggung jawab
4. Komitmen Mutu
Inovasi
5. Anti Korupsi
Kemandirian

2. Menyiapkan Tersedianya 1. Akuntabilitas


alat cuci handrub/handwash transparansi
tangan 2. Nasaionalisme
Bekerja keras (Sila 5)
3. Etika Publik
Tanggung jawab
4. Komitmen Mutu
efektifitas

32
5. Anti Korupsi
Kerja keras

3. Menata Hand sanitizer 1. Akuntabilitas


handsanitazer tersedia di ruangn transparansi
di ruang 2. Nasaionalisme
perawatan Tanggung jawab
3. Etika Publik
Kepemimpinan yang
berkualitas
4. Komitmen Mutu
efesien
5. Anti Korupsi
Tanggung jawab

4 Sosialisasi SOP cuci 1. Berkoordinasi Terjalin kerjasama 1. Akuntabilitas


tangan dengan prinsip dengan Tim dengan program kejelasan
2. Nasaionalisme
Five Moment Promosi lain serta
Musyawarah
Kesehatan menerima saran
3. Etika Publik
(Promkes)
Komunikasi dan
dalam
kerjasama
sosialisasi 4. Komitmen Mutu

33
Inovasi
5. Anti Korupsi
Tanggung jawab

2. Menyiapkan Tersedinya 1. Akuntabilitas


ruangan untuk ruangan yang Kepemimpinan
Sosialisasi nyaman dan aman 2. Nasaionalisme
Tidak menggunakan
hak milik atau merugikan
kepentingan umum
3. Etika Publik
Efektif dan efisien
4. Komitmen Mutu
profesional
5. Anti Korupsi
Kerja keras

34
3. Melakukan Meningkatkan 1. Akuntabilitas
sosialisasi kesadaran dan kejelasan
lebih memahami 2. Nasaionalisme
pentingnya cuci Berbahasa yang baik
tangan dan benar
3. Etika Publik
Tanggung jawab
4. Komitmen Mutu
Inovasi
5. Anti Korupsi
Jujur

35
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI

A. Kendala dan Antisipasi


Dalam pelaksanaaan Aktualisasi, ada beberapa kendala yang dihadapi penulis dalam
melaksanakan kegiatan yaitu bertepatan dengan keadaan yang lagi mewabah yaitu
COVID-19, sehingga pelaksanaan aktualisasi tertunda. Kendala dan antisipasi yang
penulis dapatkan dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kendala dan Antisipasi

NO KEGIATAN KENDALA ANTISIPASI

1 Melakukan Pertemuan dengan Kepala Tidak ada Tidak ada


Puskesmas

2 Menyusun perbaikan SOP cuci Kurangnya Mencari reverensi


Tangan reverensi yang melalui Internet
tersedia di
Puskesmas

3 Menyiapkan Sarana dan Prasarana Kurangnya sarana Konsultasi


Cuci tangan dan Prasana cuci dengan Kepala
tangan Puskesmas dalam
hal Pengadaan
Sarana dan
Prasarana Cuci
Tangan

4 Melakukan Sosialisasi Cuci Tangan Adanya larangan Melakukan


dengan Prinsip Five Moment untuk sosialisasi dengan
mengumpulkan sedikit orang
orang banyak yang dengan beberapa
disebabkan wabah kali sosialisasi
Covid -19

36
B. Hasil Aktualisasi

Aktualisasi dan Habituasi dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Puskesmas Maligano Kabupaten Muna, adapun hasil aktualisasi
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Capaian Aktualisasi

Waktu Keterangan/
No Uraian Kegiatan Tahap Kegiatan Output Nilai – Nilai Dasar
Pelaksanaan Evidence

1. Melakukan 1. Melakukan  Akuntabilitas 6 April 2020 Terlaksana/


Terlaksananya Dokumentasi : foto
Pertemuan konsultasi dengan Kejelasan
dengan Kepala kepala Puskesmas/ Konsultasi dengan gambaran yang
Puskesmas/ Mentor Kepala Puskesmas disampaikan
mentor terkait aktualisasi  Nasaionalisme

Tanggung Jawab
 Etika Publik
Sopan santun
 Komitmen Mutu
Efektifitas
 Anti Korupsi
Kepedulian

2. Menyiapkan Adanya  Akuntabilitas 8 April 2020 Terlaksana,

37
Agenda Kegiatan agenda Tanggung Jawab Dokumentasi: foto

dan Izin  Nasaionalisme


melakuka Bekerja keras
n dalam menyiapkan
aktualisasi agenda
 Etika Publik
Membuat keputusan
berdasarkan
keahlian
 Komitmen Mutu
Efisien
 Anti Korupsi
Jujur
3. Mencatat petunjuk Adanya  Akuntabilitas 8 April 2020 Terlaksana,
Tanggung Jawab Dokumentasi: foto
dan arahan dari Apresisasi terkait
 Nasaionalisme
pimpinan kegiatan
aktualisasi Musyawarah
 Etika Publik
Menghargai arahan
mentor
 Komitmen Mutu
Efektifitas

38
 Anti Korupsi
Tanggung jawab
2. Penyusunan 1.Konsultasi dan Kepala puskesmas  Akuntabilitas 13 April 2020 Terlaksana,
Dokumentasi: foto
Perbaikan SOP meminta persetujuan menyetujui Transparansi
Cuci Tangan Kepala Puskesmas/ Perbaikan SOP  Nasaionalisme
Cuci Tangan
mentor Musyawarah
 Etika Publik
Konsultasi dengan
sopan
 Komitmen Mutu
Inovasi
 Anti Korupsi
Tanggung jawab
2. Perbaikan SOP cuci SOP cuci tangan  Akuntabilitas 15 – 17 April Terlaksana
diperbaharui 2020 Foto Dokumentasi
tangan bersama tim Tanggung jawab
mutu  Nasaionalisme
Menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
benar dalam
menysusun SOP
 Etika Publik

39
Sopan santun
 Komitmen Mutu
Ramah

Konsultasi Menyetujui SOP  Akuntabilitas 20 April 2020 Terlaksana,

dengan pimpinan yang baru di buat Kepemimpinan Dokumentasi: foto

/mentor tentang 6. Nasaionalisme


SOP cuci tangan Musyawarah
7. Etika Publik
Sopan dan hormat
8. Komitmen Mutu
Ramah
9. Anti Korupsi
Peduli
3 Menyiapkan 1. Meminta Kepala puskemas 6. Akuntabilitas 25 April 2020 Terlaksana
menyetujui tempat Foto Dokumentasi
sarana cuci persetujuan transparansi
cuci tangan
tangan bagi pimpinan terkait 7. Nasaionalisme
perawat sarana dan Bekerja keras (Sila
prasarana 5)
8. Etika Publik
Tanggung jawab
9. Komitmen Mutu

40
efektifitas
10. Anti Korupsi
Kerja keras

2. Menyiapkan Tersedianya alat 11. Akuntabilitas 27 April 2020 terlaksana


cuci tangan
alat cuci tangan transparansi
12. Nasaionalisme
Bekerja keras (Sila
5)
13. Etika Publik
Tanggung jawab
14. Komitmen Mutu
efektifitas Dokumentasi
15. Anti Korupsi
Kerja keras

3. Menata Tertata tempat cuci 2. Akuntabilitas 27 April 2020 Terlaksana


tangan d ruangan
handsanitizer transparansi
di ruang
41
perawatan 6. Nasaionalisme
Tanggung jawab
7. Etika Publik
Kepemimpinan
yang berkualitas
8. Komitmen Mutu
efesien
9. Anti Korupsi
Tanggung jawab
4 Sosialisasi SOP 1. Berkoordinasi Terjalin kerjasama 6. Akuntabilitas 29 April 2020 Terlaksana

cuci tangan dengan Tim dengan tim promkes Kejelasan Foto Dokumentasi
7. Nasaionalisme
dengan prinsip Promosi Kesehatan
Musyawarah
Five Moment (Promkes) dalam
8. Etika Publik
sosialisasi
Komunikasi dan
kerjasama
9. Komitmen Mutu
Inovasi
10. Anti Korupsi
Tanggung jawab
2. Menyiapkan Tersedianya 6. Akuntabilitas 30 April 2020 Terlaksana
tempat
ruangan atau tempat Kepemimpinan
melakukan
untuk Sosialisasi 7. Nasaionalisme
sosialisasi
42
Tidak
menggunakan
hak milik atau
merugikan
kepentingan umum
8. Etika Publik
Efektif dan efisien
9. Komitmen Mutu
profesional
10. Anti Korupsi
Kerja keras
3. Melakukan Terlaksanan 6. Akuntabilitas 1, 4 Mei 2020 Terlaksana
ya
sosialisasi kejelasan
Sosialisasi
7. Nasaionalisme
Berbahasa yang
baik dan benar
Foto
8. Etika Publik
Tanggung jawab
9. Komitmen Mutu
Inovasi
10. Anti Korupsi
Jujur

43
44
C. Deskripsi Aktualisasi

Judul Kegiatan 1 Melakukan Pertemuan dengan Kepala Puskesmas/ mentor


Waktu Pelaksanaan 6 April 2020
Kegiatan
Tempat kegiatan UPTD Puskesmas Maligano

Capaian Kegiatan Terlaksana


Deskripsi Kegiatan:
Pada kegiatan 1 ini ada tiga tahapan kegiatan yang dilakukan. Yaitu melakukan
konsultasi dengan kepala Puskesmas terkait Rancangan aktualisasi dan meminta izin
serta masukan terkait kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan di Puskesmas
Maligano di ruang rawat inap. Setelah melakukan pertemuan Kepala Puskesmas
memberikan izin untuk melakukan aktualisasi dan mengapresiasi terhadap judul
laporan Aktuaisasi.
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas/ Mentor
Nilai dasar ASN yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, memberikan kejelasan tentang gambaran kegiatan yang akan dilakukan
Nasionalisme, Melakukan pertemuan dengan rasa tanggung jawab terhadap
rancangan aktualisasi;
Etika Publik, menyiapkan bahan konsultasi dengan menggunakan Bahasa yang
sopan dan benar ketika melakukan pertemuna
Komitmen Mutu melakukan pertemuan yang efektif dengan mengambil hal- hal yang
penting dan tidak berlebihan
Anti Korupsi, memaparkan rencana kegiatan aktualisasi dengan berani dan
kepedulian terhadap keadaan di Puskesmas Maligano.

4. Tahapan Kegiatan 2. Menyiapkan Agenda Kegiatan


5. Nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, Menyiapkan agenda kegiatan dengan rasa tanggung jawab.
Nasionalisme, bekerja keras dalam menyiapkan agenda kegiatan
Etika publik, menggunakan Bahasa yang baik dan sopan dalam kegiatan;
Komitmen mutu: mempersiapkan dengan efektif dan efisien;
Anti Korupsi: Melakukan dengan jujur dan mandiri

Tahap Kegiatan 3. Mencatat petunjuk dan arahan dari pimpinan


Nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, menerima saran dan masukan pimpinan dengan rasa
tanggungjawab;
Nasionalisme, dilakukan dengan komunikasi yang efektif dan menghargai masukan
dari pimpinan
Etika publik: menerima saran mentor atau pimpinan dengan sopan dan
menghargainya.
Komitmen Mutu: mencatat masukan mentor dengan teliti dan singkt serta jelas;
Anti Korupsi, menerima saran dan masukan mentor dengan rasa tanggung jawab.

Out put/ Hasil kegiatan 1. terlaksananya konsultasi dengan Kepala Puskesmas.


2. SOP cuci tangan diperbaharui
3. Adanya Apresisasi, saran dan masukan terkait kegiatan
aktualisasi

Kontribusi terhadap Visi Melakukan konsultasi dan pertemuan dengan kepala


dan Misi Organisasi puskesmas mewujudkan nilai Misi dan Visi organisasi
yaitu meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM
dalam pelayanan
Penguatan Nilai Dalam kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas
organisasi telah mendukung tata Nilai Organisasi yaitu Ramah
Analisis dampak Dampak Positif dari Kegiatan konsultasi dan pertemuan
dengan kepala Puskesmas adalah sebagai peningkatan
mutu dan profesionalisme dalam hal Manajemen ASN dan
kegiatan aktualisasi dapat berjalan sesuai yang

46
direncanakan.
Dampak Negatif jika kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu
seluruh tahapan kegiatan tidak berjalan sebagaimana
mestinya, dan inovasi yang akan dilakukan tidak akan
berjalan.
Bukti Kegiatan Terlampir
Judul Kegiatan 2 Penyusunan Perbaikan SOP Cuci Tangan
Waktu Pelaksanaan 13 April – 20 April 2020
Kegiatan
Tempat kegiatan UPTD Puskesmas Maligano

Capaian Kegiatan Terlaksana


Deskripsi Kegiatan:
Pada kegiatan penyusunan perbaikan SOP cuci tangan ini ada tiga tahapan kegiatan
yang dilakukan. Yaitu melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas terkait
persetujuan untuk melakukan perbaikan dan menyusun SOP dengan tim mutu
puskesmas, selanjutnya membuat atau memperbaiki SOP yang ada dan
memperlihatkan kembali kepada kepala Puskesmas terkait SOP yang telah di susun
dan diperbaiki. Kepala puskesmas menandatangani SOP yang baru dan meminta di
simpan di ruang admin.

Tahapan Kegiatan 1. Konsultasi dan meminta persetujuan Kepala Puskesmas/


mentor
Nilai dasar ASN yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, adanya transparansi tentang SOP cuci tangan yang ada di Puskesmas
Nasionalisme, Melakukan pertemuan dengan bertukar pendapat kepada pimpinan
(musyawarah);
Etika Publik, melakukan konsultasi dengan menggunakan Bahasa yang santun
Komitmen Mutu melakukan pertemuan yang efektif dengan mengambil hal- hal yang
penting dan tidak berlebihan
Anti Korupsi, melakukan pertemuan dengan rasa tanggung jawab kepedulian untuk
47
memperbaiki SOP di Puskesmas Maligano.
6. Tahapan Kegiatan 2. Perbaikan SOP cuci tangan bersama tim mutu
7. Nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, Menyiapkan materi SOP yang terbaru dengan rasa tanggung jawab.
Nasionalisme, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyusun
SOP
Etika publik, bertutur yang sopan ketika bersama tim lain ;
Komitmen mutu: mempersiapkan dengan efektif dan efisien;
Anti Korupsi: peduli untuk memperbaiki SOP
Tahap Kegiatan 3. Konsultasi dengan pimpinan /mentor tentang SOP cuci tangan
Nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, menunjukan jiwa kepimpinan dalam menerima perbaikan SOP;
Nasionalisme, dilakukan dengan musyawarah komunikasi yang efektif
Etika publik: berkomunikasi dengan sopan dan hormat
Komitmen Mutu: Konsultasi dengan pimpinan dengan sikap ramah;
Anti Korupsi, rasa tanggung jawab dalam perbaikan SOP

Out put/ Hasil kegiatan 1. Kepala puskesmas menyetujui Perbaikan SOP Cuci Tangan
2. SOP cuci tangan diperbaharui
3. Menyetujui SOP yang baru di buat
Kontribusi terhadap Visi Melakukan konsultasi dan pertemuan dengan kepala
dan Misi Organisasi
puskesmas mewujudkan nilai Misi dan Visi organisasi
yaitu Pengembangan dan pembinaan kesehatan dimasyarakat
Penguatan Nilai Dalam kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas telah
organisasi
mendukung tata Nilai Organisasi yaitu Inovatif
Analisis dampak Dampak Positif dari Kegiatan penyusunan dan Perbaikan
SOP adalah sebagai pengembangan pelayanan kesehatan
kepada.
Dampak Negatif jika kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu
mutu pelayanan yang diberikan tidak ada perubahan kea
rah yang lebih baik..

48
Bukti Kegiatan Terlampir

Judul Kegiatan 3 Menyiapkan sarana cuci tangan bagi perawat


Waktu Pelaksanaan 25 April – 27 April 2020
Kegiatan
Tempat kegiatan UPTD Puskesmas Maligano

Capaian Kegiatan Terlaksana


Deskripsi Kegiatan:
Pada kegiatan menyiapkan sarana cuci tangan bagi perawat hal yang pertama
dilakukan adalah meminta persetujuan kepala puskesmas terkait sarana dan
prasarana cuci tangan. Selanjutnya menyiapkan alat cuci tangan beruap handrub atau
sabun besertas air dan westafel jika menggunakan sabun. Dan jika alat cuci tangan
sudah siap selanjutnya adalah menata tempat cuci tangan yang mudah dijangkau oleh
petugas jadi akan mempermudah dalam melakukan cuci tangan.

Tahapan Kegiatan 1. Konsultasi dan meminta persetujuan Kepala Puskesmas/


mentor
Nilai dasar ASN yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, adanya kejelasan tentang tempat cuci tangan yag akan disiapkan di
Puskesmas
Nasionalisme, Adanya itikad (sila-4) dalam menyetujui penempatan sarana cuci
tangan.
Etika Publik, bertanggung jawab dalam menentukan tempat cuci tangan
Komitmen Mutu adanya Inovasi dalam mencari letak sarana cuci tangan
Anti Korupsi, kemandirian dalam menyiapkan letak sarana cuci tangan.
8. Tahapan Kegiatan 2. Menyiapkan alat cuci tangan
9. Nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, Menyiapkan sarana cuci tangan dengan transparansi.
Nasionalisme, Bekerja keras dalam menyiapkan tempat cuci tangan

49
Etika publik,; Menyiapkan sarana cuci tangan dengan rasa tanggung jawab.
Komitmen mutu: mempersiapkan dengan efektif dan efisien;
Anti Korupsi: bekerja keras dalam menyiapkan sarana cuci tangan.
Tahap Kegiatan 3. Menata handsanitizer di ruang perawatan
Nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, transparansi dalam menyiapkan dan menata handsanitizer
Nasionalisme, bertanggung jawab dalam menata handsanitizer
Etika publik: berkomunikasi dengan sopan dan hormat
Komitmen Mutu: Konsultasi dengan pimpinan dengan sikap ramah;
Anti Korupsi, bekerja keras dalam menata handsanitizer

Out put/ Hasil kegiatan 1. Kepala puskemas menyetujui tempat cuci tangan
2. Tersedianya alat cuci tangan
3. Hand sanitizer tersedia di ruangn
Kontribusi terhadap Visi Melakukan konsultasi dan pertemuan dengan kepala
dan Misi Organisasi
puskesmas mewujudkan nilai Misi dan Visi organisasi
yaitu meningkatkan mutu dan profesionalisme Sumber
Daya Manusi dalam pelayanan Kesehatan
Penguatan Nilai Dalam kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas telah
organisasi
mendukung tata Nilai Organisasi yaitu Mandiri
Analisis dampak Dampak Positif dari Kegiatan penyusunan dan Perbaikan
SOP adalah sebagai pengembangan pelayanan kesehatan
kepada.
Dampak Negatif jika kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu
mutu pelayanan yang diberikan tidak ada perubahan kea
rah yang lebih baik..
Bukti Kegiatan Terlampir

Judul Kegiatan 4 Sosialisasi SOP cuci tangan dengan prinsip Five Moment
Waktu Pelaksanaan April 2020

50
Kegiatan
Tempat kegiatan UPTD Puskesmas Maligano

Capaian Kegiatan Terlaksana


Deskripsi Kegiatan:
Pada kegiatan melakukan sosialisasi SOP cuci tangan dengan prinsip five moment ada
tiga tahap kegiatan yaitu Berkoordinasi dengan Tim Promosi Kesehatan (Promkes) dalam
sosialisasi, Menyiapkan ruangan untuk Sosialisasi dan melakukan sosialisasi . dalam
berkoordinasi dengan tim promkes agar materi yang disampaikan dapat dibantu oleh
tim promkes dalam menyiapkan tempat sosialisasi. Sehingga kegiatan sosialisasi dapat
dapat berjalan sesuai dengan

Tahapan Kegiatan 1. Berkoordinasi dengan Tim Promosi Kesehatan (Promkes)


dalam sosialisasi
Nilai dasar ASN yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, kejelasan peran serta dalam kegiatan sosialisasi
Nasionalisme, bermusyawarah dalam berkkordinasi tentang sosialisasi.
Etika Publik, berkomunikasi secara efektif dan bekerja sama dalam melaksanakan
sosialisasi
Komitmen Mutu adanya Inovasi dalam hal pelaksanaan sosialisasi
Anti Korupsi, bekerja sama dengan tim promkes secara bertanggung jawab .
Tahapan Kegiatan 2. Menyiapkan Ruangan untuk sosialisasi
Nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, adanya sikap kepemimpinan dalam menentukan tempat sosialisasi
Nasionalisme, Tidak menggunakan hak milik atau merugikan kepentingan umum
Etika publik,; Menyiapkan sarana cuci tangan dengan efektif dan efisien;
Komitmen mutu: mempersiapkan dengan profesional
Anti Korupsi: bekerja keras dalam menyiapkan sarana cuci tangan.
Tahap Kegiatan 3. Melakukan sosialisasi
Nilai dasar yang diaktualisasikan pada kegiatan ini adalah:
Akuntabilitas, kejelasan terkait materi sosialisasi
51
Nasionalisme, menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam melaksanakan
sosialisasi
Etika publik: bertanggung jawab serta berkomunikasi dengan sopan dan santun
Komitmen Mutu: melakukan sosialisasi dengan menjaga jarak ( Inovasi);
Anti Korupsi, memaparkan materi dengan jujur dan percaya diri.

Out put/ Hasil kegiatan 1. Terjalin kerjasama dengan program lain serta menerima
saran
2. Tersedinya ruangan yang nyaman dan aman
3. Meningkatkan kesadaran dan lebih memahami
pentingnya cuci tangan
Kontribusi terhadap Visi Melakukan konsultasi dan pertemuan dengan kepala
dan Misi Organisasi
puskesmas mewujudkan nilai Misi dan Visi organisasi
yaitu meningkatkan mutu dan profesionalisme Sumber
Daya Manusi dalam pelayanan Kesehatan
Penguatan Nilai Dalam kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas telah
organisasi
mendukung tata Nilai Organisasi yaitu Inovatif
Analisis dampak Dampak Positif dari Sosialisasi Cuci tangan adalah
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran perawat dalam
melakukan cuci tangan.
Dampak Negatif jika kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu
menurunkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan
dan sangan merugikan bagi masyarakat maligano
Bukti Kegiatan Terlampir

52
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Kesadaran Perawat


Dalam Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Tindakan Melalui SOP Di
Ruang Rawat Inap Puskesmas Maligano” dengan menerapkan nilai- nilai dasar
ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu Teraktualisasinya
nilai-nilai konsep dasar (ANEKA) dan kedudukan serta peran ASN dalam pelaksanaan
tugas pokok penulis sebagai Perawat Terampil di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna
dan Terwujudnya kesadaran perawat dalam melaksanakan cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan denga prinsip five moment.

B. Saran
Pelaksanaan aktualisasi “ Optimalisasi Kesadaran Perawat Dalam
Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Tindakan Melalui SOP Di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Maligano ” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN, saran
sebagai penulis yaitu, sebagai berikut
1. Memperbanyak tempat cuci tangan di ruangan pasien
2. Menerapkan SPO Cuci tangan tidak hanya kepada perawat, tetapi kepada semua pegawai
dan keluarga pasien.

C. Rencana Tindak Lanjut


Setelah pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Kesadaran Perawat
Dalam Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Tindakan Melalui SOP Di
Ruang Rawat Inap Puskesmas Maligano” maka rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan yaitu :
1. Penggunaan SPO Cuci tangan yang baru dalam waktu jangka panjang untuk
Puskesmas Maligano
2. Setiap bulan dilakukan sosialisasi Cuci tangan sebanyak satu kali demi meningkatkan
kesadaran pegawai puskesmas Maligano;

53
DAFTAR PUSTAKA
1. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Aktualisasi: Modul PelatihanDasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
2. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
2. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
3. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Etika Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
4. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
5. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
7. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole of Government Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
9. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan

54
10. Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara.
11. Kementerian Republik Indonesia,2014. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
12. Dinas Kesehatan Muna, 2019, Profil Puskesmas Maligano 2019.
13. https://www.scribd.com/document/426239090/aktualisasi-cuci-tangan
14. https://infoasn.id/permenpan-2019/permenpan-rb-no-35-tahun-2019-tentang-perawat.html

55
Tahap 1 : Konsultasi Dengan Pimpinan Terkait Dengan Kegiatan Aktualisasi

Tahap 2 > Izin Melakukan Aktualisasi Tahap 3 : Saran Masukan Mentor

56
Tahap 1 : Konsultasi Perbaikan SOP Cuci Tangan

Tahap 2 Perbaikan SOP Cuci tangan dengan Tim Mutu

57
3. Konsultasi dengan pimpinan terkait SOP cuci tangan

SOP Cuci tangan yang telah diperbaharui dan disetujui

58
Tahap 1 : Meminta persetujuan Kepala Puskesmas Terkait Sarana dan Prasarana Cuci
tangan

Tahap 2: Menyiapkan dan Menata Sarana Cuci Tangan

59
Tahap 3. : Menata Tempat cuci tangan

60
Tahap 1 : Koordinasi dengan Tim Promke

Foto Pembuatan Leaflet Cuci Tangan

Tahap 2 Menyiapkan
Tempat Sosialisasi

61
Tahap 3 ; Melaksanakan Sosialisasi Cuci tangan dengan Prinsip Five Moment

STRATEGI PEMBIMBINGAN Rincian


(Catatan bimbingan oleh : Mentor)

Nama Peserta : TAMRIN, AMK

Satuan Kerja : DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUNA

Tempat Aktualisasi : PUSKESMAS MALIGANO

Hasil capaian/ Paraf


No Tanggal/Waktu Catatan Bimbingan
output Mentor
Konsultasi dengan Pimpinan Terlaksananya
6 April 2020 atau mentor untuk melakukan konsultasi dan
1.
aktualisasi mendapatkan izin
untuk aktualisasi
Konsultasi dengan Pimpinan Terlaksananya
2. atau mentor untuk melakukan konsultasi dan izin
13 April 2020
perbaikan SOP memperbaiki SOP

Konsultasi terkait SOP yang Menyetujui SOP


3. 16 April 2020 baru yang baru

62
Konsultasi dengan Mentor Menyetujui dalam
4 25 April 2020 terkait sarana dan prasana penataan tempat
cuci tangan cuci tangan

Formulir 3
STRATEGI PEMBIMBINGAN Rincian Pelaksanaan Bimbingan
(Catatan bimbingan oleh : Coach)

Nama Peserta : TAMRIN, AMK

Satuan Kerja : DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUNA

Tempat Aktualisasi : PUSKESMAS MALIGANO


Media
Tanggal/ Hasil
Catatan Bimbingan Komunikasi
No Waktu capaian/output
(Telpon/
Konsultasi dengan Coach mengirimkan SMS/Email/Dl)
Whatsapp
1. 29 Maret 2020 Coach mengenai Panduan Aktualisasi
sistematika LATSAR CPNS 2020
penulisan Laporan dalam bentuk
Aktualisasi Ms.Word
63
Konsultasi dengan Coach mengirimkan Whatsapp
Coach mengenai Strategi coaching
2. sistematika Aktualisasi LATSAR
penulisan Laporan CPNS 2020 dalam
Aktualisasi bentuk Ms.Word
9 Juni 2020 Konsultasi terkait Coach Whatsapp
Laporan Aktualisasi Mengingatkan untuk
3. menambahkan RTL
di BAB Penutup

4.

Mengetahui
Coach,

HJ. PUTRI MASE, S.IKom


NIP. 19630225 198303 2 014
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MALIGANO
Alamat : Jalan Poros Maligano – Ronta Km. 3 Desa Raimuna Kec. Maligano
Email: pkmmaligano@yahoo.com KodePos : 93674

SURAT IZIN AKTUALISASI


No. 445/30 /IV/2020

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama : LA ODE BANDINGI, SKM
NIP : 19731231 199703 1 026
Jabatan : Kepala Puskesmas Maligano
Dengan ini menyatakan bahwa,
Nama : TAMRIN, AMK
NIP : 19850722 201903 1 008
Jabatan : Perawat terampil
64
Telah menyetujui dan memberikan izin untuk melakukan kegiatan aktualisasi dengan judul
“ Optimalisasi Kesadaran Perawat Dalam Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah
Tindakan Melalui SOP Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Maligano”.
Demikian surat izin ini dibuat untuk dimaklumi dan digunakan sebagaimana mestinya.

Maligano , 6 April 2020


Kepala Puskesmas Maligano

LA ODE BANDINGI, SKM


Penata tk 1/ IIId
NIP.19731231 199703 1 026

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MALIGANO
Alamat : Jalan Poros Maligano – Ronta Km. 3 Desa Raimuna Kec. Maligano
Email: pkmmaligano@yahoo.com KodePos : 93674

SURAT PERNYATAAN MENTOR


Yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama : LA ODE BANDINGI, SKM
2. N I P : 19731231 199703 1 026
3. Jabatan : Kepala Puskesmas
4. Instansi : Puskesmas Maligano

Menyatakan bahwa peserta benar-benar telah melakukan aktualisasi berdasarkan Rancangan Aktualisasi
yang disusun dan diseminarkan, selama melakukan rangkaian aktualisasi peserta Pelatihan Dasar CPNS
melakukan konsultasi/bimbingan kepada Mentor sehingga apa yang dilakukan dapat berjalan dengan
menyesuaikan dengan kondisi pandemik Covid19 :
1. Nama : TAMRIN, AMK
2. N I P : 19850722 201903 1 008

65
3. Jabatan : Perawat terampil
4. Instansi : Puskesmas Maligano

Demikian Surat Pernyataan ini untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat Seminar Evaluasi Aktualisasi
dilaksanakan.

Maligano ,19 Juni 2020


MENTOR PESERTA,

LA ODE BANDINGI, SKM


Penata tk 1/ IIId
NIP.19731231 199703 1 026

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MALIGANO
Alamat : Jalan Poros Maligano – Ronta Km. 3 Desa Raimuna Kec. Maligano
Email: pkmmaligano@yahoo.com KodePos : 93674

SURAT PERNYATAAN MENTOR


Yang bertanda tangan dibawah ini :
5. Nama : LA ODE BANDINGI, SKM
6. N I P : 19731231 199703 1 026
7. Jabatan : Kepala Puskesmas
8. Instansi : Puskesmas Maligano

Menyatakan bahwa peserta benar-benar telah melakukan aktualisasi berdasarkan Rancangan Aktualisasi
yang disusun dan diseminarkan, selama melakukan rangkaian aktualisasi peserta Pelatihan Dasar CPNS
melakukan konsultasi/bimbingan kepada Mentor sehingga apa yang dilakukan dapat berjalan dengan
menyesuaikan dengan kondisi pandemik Covid19 :
5. Nama : CITRA YANTI, AMK

66
6. N I P : 19860413 201903 2 011
7. Jabatan : Perawat terampil
8. Instansi : Puskesmas Maligano

Demikian Surat Pernyataan ini untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat Seminar Evaluasi Aktualisasi
dilaksanakan.

Maligano ,19 Juni 2020


MENTOR PESERTA,

LA ODE BANDINGI, SKM


Penata tk 1/ IIId
NIP.19731231 199703 1 026

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MALIGANO
Alamat : Jalan Poros Maligano – Ronta Km. 3 Desa Raimuna Kec. Maligano
Email: pkmmaligano@yahoo.com KodePos : 93674

SURAT PERNYATAAN MENTOR


Yang bertanda tangan dibawah ini :
9. Nama : LA ODE BANDINGI, SKM
10. N I P : 19731231 199703 1 026
11. Jabatan : Kepala Puskesmas
12. Instansi : Puskesmas Maligano

Menyatakan bahwa peserta benar-benar telah melakukan aktualisasi berdasarkan Rancangan Aktualisasi
yang disusun dan diseminarkan, selama melakukan rangkaian aktualisasi peserta Pelatihan Dasar CPNS
melakukan konsultasi/bimbingan kepada Mentor sehingga apa yang dilakukan dapat berjalan dengan
menyesuaikan dengan kondisi pandemik Covid19 :
9. Nama : JASRIN, AMd.Kep
10. N I P : 19900922 201903 1 007
11. Jabatan : Perawat terampil

67
12. Instansi : Puskesmas Maligano

Demikian Surat Pernyataan ini untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat Seminar Evaluasi Aktualisasi
dilaksanakan.

Maligano ,19 Juni 2020


MENTOR PESERTA,

LA ODE BANDINGI, SKM


Penata tk 1/ IIId
NIP.19731231 199703 1 026

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MALIGANO
Alamat : Jalan Poros Maligano – Ronta Km. 3 Desa Raimuna Kec. Maligano
Email: pkmmaligano@yahoo.com KodePos : 93674

SURAT PERNYATAAN MENTOR


Yang bertanda tangan dibawah ini :
13. Nama : LA ODE BANDINGI, SKM
14. N I P : 19731231 199703 1 026
15. Jabatan : Kepala Puskesmas
16. Instansi : Puskesmas Maligano

Menyatakan bahwa peserta benar-benar telah melakukan aktualisasi berdasarkan Rancangan Aktualisasi
yang disusun dan diseminarkan, selama melakukan rangkaian aktualisasi peserta Pelatihan Dasar CPNS
melakukan konsultasi/bimbingan kepada Mentor sehingga apa yang dilakukan dapat berjalan dengan
menyesuaikan dengan kondisi pandemik Covid19 :
13. Nama : LA ODE MUHAMAD AWWALUDIN, Amd.Kep
14. N I P : 19930919 201903 1 014
15. Jabatan : Perawat terampil
16. Instansi : Puskesmas Maligano
68
Demikian Surat Pernyataan ini untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat Seminar Evaluasi Aktualisasi
dilaksanakan.

Maligano ,19 Juni 2020


MENTOR PESERTA,

LA ODE BANDINGI, SKM


Penata tk 1/ IIId
NIP.19731231 199703 1 026

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MALIGANO
Alamat : Jalan Poros Maligano – Ronta Km. 3 Desa Raimuna Kec. Maligano
Email: pkmmaligano@yahoo.com KodePos : 93674

SURAT PERNYATAAN MENTOR


Yang bertanda tangan dibawah ini :
17. Nama : LA ODE BANDINGI, SKM
18. N I P : 19731231 199703 1 026
19. Jabatan : Kepala Puskesmas
20. Instansi : Puskesmas Maligano

Menyatakan bahwa peserta benar-benar telah melakukan aktualisasi berdasarkan Rancangan Aktualisasi
yang disusun dan diseminarkan, selama melakukan rangkaian aktualisasi peserta Pelatihan Dasar CPNS
melakukan konsultasi/bimbingan kepada Mentor sehingga apa yang dilakukan dapat berjalan dengan
menyesuaikan dengan kondisi pandemik Covid19 :
17. Nama : RIKA FATMA ANINDEA AMIR, Amd.Kep
18. N I P : 19970714 201903 2 004
19. Jabatan : Perawat terampil
20. Instansi : Puskesmas Maligano

69
Demikian Surat Pernyataan ini untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat Seminar Evaluasi Aktualisasi
dilaksanakan.

Maligano ,19 Juni 2020


MENTOR PESERTA,

LA ODE BANDINGI, SKM


Penata tk 1/ IIId
NIP.19731231 199703 1 026

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MALIGANO
Alamat : Jalan Poros Maligano – Ronta Km. 3 Desa Raimuna Kec. Maligano
Email: pkmmaligano@yahoo.com KodePos : 93674

SURAT PERNYATAAN MENTOR


Yang bertanda tangan dibawah ini :
21. Nama : LA ODE BANDINGI, SKM
22. N I P : 19731231 199703 1 026
23. Jabatan : Kepala Puskesmas
24. Instansi : Puskesmas Maligano

Menyatakan bahwa peserta benar-benar telah melakukan aktualisasi berdasarkan Rancangan Aktualisasi
yang disusun dan diseminarkan, selama melakukan rangkaian aktualisasi peserta Pelatihan Dasar CPNS
melakukan konsultasi/bimbingan kepada Mentor sehingga apa yang dilakukan dapat berjalan dengan
menyesuaikan dengan kondisi pandemik Covid19 :
21. Nama : TAMRIN, AMK
22. N I P : 19850722 201903 1 008
23. Jabatan : Perawat terampil
24. Instansi : Puskesmas Maligano

70
Demikian Surat Pernyataan ini untuk dijadikan bahan pertimbangan pada saat Seminar Evaluasi Aktualisasi
dilaksanakan.

Maligano ,19 Juni 2020


MENTOR PESERTA,

LA ODE BANDINGI, SKM


Penata tk 1/ IIId
NIP.19731231 199703 1 026

71
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
DINAS KESEHATAN CUCI TANGAN ADA 2 CARA:
PUSKESMAS MALIGANO
Jln.Poros Maligano Ronta km.3 Raimuna Kec.Maligano 1. Menggunakan sabun dan air
e-Mail: pkmmaligano@yahoo.comKodePos 93674
men- galir dengan kandungan
chlorhexi- dine 2% selama 40-
60 detik
Cuci Tangan adalah suatu prosedur/ 2. Menggunakan handrub dengan
tindakan membersihkan tangan dengan
mnenggunakan sabun dan air yang ka- dungan chlorhexidine 0,5%
mengalir atau hand rub dengan antiseptik
(berbasis alkohol). (WHO, 2009) sela- ma 20-30 detik.

TUJUAN CUCI TANGAN:


1. Supaya tangan bersih
2. Membebaskan tangan
dari kuman dan
mikroorganisme
3. Menghindari masuknya
kuman ke dalam tubuh
4. Mencegah
penularan
melalui kontak
CUCI TANGAN
No.
Dokumen : /PKM-MLG/SOP/IV/2020
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit :
Halaman :1/2
PUSKESMAS LA ODE BANDINGI, SKM
MALIGANO NIP.19731231 199703 1 026
1. Pengertian Suatu Prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menerapkan 6
langkah car cuci tangan dan melakukannya dalam 5 moment
menggunakan air sabun atau disenfektan sesuai prosedur yang benar atau
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh WHO.
2. Tujuan 1. Untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis
dan mengurangi mikroorganisme sementara.
2. Agar Petugas Mampu melakukan cuci tangan dengan
kewaspadaan universal dan sesuai dengan standar WHO
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Maligano nomor:
01/PKM-MLG/SOP/IV/2020 tentang Standard an SOP Layanan Klinis
4. Referensi a. Undang-undang Nomor 36tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
c. Permenkes RI Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.
d. Permenkes RI Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinikpratama,
Tempat Mandiri Praktik dokter
5. Alat dan Alat dan bahan
Bahan 1. Wastafel/ Handrub
2. Tissue
3. Sabun anti septic
4. Tempat sampah
6. Langkah– Semua pegawai Puskesmas Maligano harus melaksanakan kegiatan
Langkah mencuci tangan.
Five Moment Cuci tangan
1. Setelah bersentuhan dengan pasien
2. Sebelum tindakan bersih/ septic
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah menyentuh pasien
5. Setelah menyentuh areal disekitar pasien
CUCI TANGAN ADA 2 CARA:
1. Menggunakan sabun dan air men- galir dengan
kandungan chlorhexi- dine 2% selama 40-60 detik
2. Menggunakan handrub dengan kandungan
chlorhexidine 0,5% sela ma 20-30 detik.
CUCI TANGAN
No. Dokumen : /PKM-MLG/SOP/IV/2020
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit :
Halaman :2/2

PUSKESMAS LA ODE BANDINGI, SKM


MALIGANO NIP.19731231 199703 1 026

6. Unit Terkait Semua Unit

7. Dokumen Rekam Medis


Terkait

8. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


historis diberlakukan
perubahan

74
75

Anda mungkin juga menyukai