Anda di halaman 1dari 9

Rencana Kerja dan Syarat

Pekerjaan Pembangunan Tower 65 M


Pemancar Transmisi Cianjur
LPP TVRI JAWA BARAT

CV. KERTAS KONSULTAN


KONSULTAN MANAJEMEN - PERENCANAAN -
SUPERVISI - PEMBANGUNAN
BAB I
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT)

1. Persyaratan Teknis Pekerjaan Struktur


1.1 Pekerjaan Tanah
1.1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Mitra Kerja harus menyediakan tenaga kerja, perlengkapan, alat pengangkutan dan alat lainnya yang
diperlukan untuk pekerjaan tanah.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan tanah ialah semua pekerjaan yang berhubungan- dengan
pembentukan dan penyelesaian muka tanah, yaitu meliputi :
 Pekerjaan penggalian tanah
 Pekerjaan pengurugan tanah
 Pekerjaan pemadatan tanah
1.1.2. Pekerjaan Galian
a. Galian harus dilaksanakan sampai mencapai elevasi/kedalaman seperti yang ditentukan dalam as plan
drawing.
b. Dasar galian dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
1.1.3. Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan
a. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini adalah untuk semua daerah bekas galian sampai
permukaan yang ditentukan.
b. Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran dan atau yang dapat
mempengaruhi kepadatan urugan.
c. Untuk pengurugan pasir padat dibawah lantai kerja sesuai gambar kerja.

1.2 Pekerjaan Beton Bertulang


1.2.1 Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi mulai bab pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga personil dan jasa-jasa lain
sehubungan dengan pekerjaan beton bertulang untuk pembuatan rangka bangunan dari gedung ini
sesuai dengan As Plan Drawing dan persyaratan-persyaratan yang ada dalam rencana kerja dan
syarat-syarat teknis ini.
b. Dalam hal ini Mitra Kerja harus menyediakan tenaga, dan segala peralatan serta perlengkapan yang
ada kaitannya dengan pekerjaan beton bertulang sesuai dengan kapasitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut.
1.2.2 Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a. NI-2-PBI 1971 = Peraturan Beton Indonesia (1971)
b. SNI 03-2847-2002 = Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
c. NI-3-1970 = Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
d. PUUDI-1982 = Persyaratan Umum Beban Bangunan di Indonesia
e. SII = Standar Industri Indonesia
f. SII 0136-84 = Baja Tulangan Beton
g. SII 0784-83 = Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton
h. ASTM C13-88 = Method of Making and Curing Concrete Test Specimens
i. ASTM 03-86 = Specification for Concrete Aggregates
j. ASTM 09-86 = Test Method for Compressive Strength for Cylindrical
k. ASTM C42-87 = Method of Obtaining and Testing DrilledCores and Sawed Beams of
Concrete

1
l. ASTM C143-89 = Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
m. ASTM C150-86 = Specification for Portland Cement
n. AS1M C172-82 = Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method
o. ASTM C260-86 = Air-Entraining Admixtures for Concrete
p. ASTM 030-85 = Specification for Lightweight Aggregates for Structural Concrete
q. ASTM C494-92 = Standar Specification for Chemical Admixtures for Concrete
1.2.3 Pekerjaan Beton Cor di Tempat
Bahan-bahan :
a. Aggregat Kasar
- Agregat kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
- Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi agregat kasar untuk beton menurut ASTM C33-86.
- Ukuran terbesar agregat kasar adalah 2,5 cm.
- Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran yang kasar, keras dan tidak berpori.
- Agregat kasar untuk beton harus bersih dari lumpur dan sampah.
Analisa ukuran butir aggregat kasar (Gradasi)
Saringan Ukuran (mm) % Lewat Saringan
1” 25 100
3 /4” 20 90-100
3 /8” 9.5 20-55
No.4 4.76 0-10

b. Agregat Halus
- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah setempat dengan catatan
memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam PBI'71untuk Agregat Halus.:
- Pasir harus bersih dari bahan organik, zat-zat alkali dan substansi-substansi yang merusak beton.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
Analisa ukuran butir aggregat halus (Gradasi)
Saringan Ukuran (mm) % Lewat Saringan
3 /8” 9.5 100
No.4 4.76 90-100
No.8 2.38 80-100
No.16 1.19 50-85
No.30 0.595 25-65
No.50 0.297 10-30
No.100 0.147 5-10
No.200 0.074 0-5

c. PC (Portland Cement)
- Semen yang digunakan adalah jenis portland cement yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam N.I 8 dan P.B.I 1971. Semen-semen harus diperoleh dari Pabrik yang disetujui oleh konsultan
pengawas dan diketahui oleh TVRI. (Type PPC dan PCC)
- Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam kantong asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
- Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek, tidak diperkenankan digunakan,
kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
- Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak diperbolehkan untuk
dipergunakan.
2
- Semen harus disimpan didalam gudang yang mempunyai ventilasi yang cukup dan tidak kena air,
diletakkan pada tempat ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Tidak boleh ditumpuk sampai
tingginya mencapai 2 (dua) meter, dan setiap pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi tanda
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
d. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya dipergunakan air bersih yang dapat diminum.
e. Additive
Semua penggunaan bahan tambah campuran beton (additive) harus seijin Konsultan pengawas
dengan di ketahui oleh TVRI dengan melampirkan brosur, spesifikasi teknis dan hasil pengujian.
f. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton cor di tempat dalam pekerjaan ini adalah
K-225.
1.2.4. Pelaksanaan Pekerjaan Beton
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Mitra Kerja harus mengadakan trial test atau Mixed Design
yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai dari laboratorium tes beton
independen/Universitas setempat, yang disyahkan oleh pejabat yang berwenang di instansi tersebut
untuk disetujui oleh konsultan pengawas dengan di ketahui oleh TVRI.
a. Pengecoran Beton
- Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Mitra Kerja mendapat ijin secara tertulis dari Konsultan
Pengawas dengan di ketahui oleh TVRI yang diajukan paling lambat 2 (dua) hari sebelum
pelaksanaan dengan melampirkan bukti atau dokumentasi bahwa pekerjaan pengecoran tersebut
benar telah siap untuk dilaksanakan.
- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan material
(segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat concrete pump dan alat-
alat bantu seperti talang, pipa chute dan sebagainya, harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dengan di ketahui oleh TVRI.
- Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berubah
bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laintance) dan partikel-partikel yang terlepas
sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah
pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus
dibersihkan.
b. Selimut Beton :
- Beton decking (ganjal), harus dibuat/dicetak lebih dahulu dengan adukan 1 PC : 3 Pasir, dicetak
semacam tahu lengkap dengan tali kawatnya sesudah mengeras dan mengering udara, harus
direndam dalam air.
- Ketebalan beton decking sesuai dengan As Plan Drawing , dipasang 3 buah untuk tiap 1 m2 untuk
Pedestal dan Balok, dipasang sebanyak 5 buah untuk tiap 1 m2 untuk raft pondasi.
- Selain beton decking, juga harus dipasang ganjal-ganjal dari bahan tulangan beton, digunakan untuk:
bila didalam balok terdapat tulangan dua baris atau lebih, harus diganjal dengan diameter sama
dengan tulangan rangkap (atas dan bawah) harus diganjal dengan cakar ayam sebanyak 3 buah tiap
1 m2.
c. Dimensi Beton
Ukuran-ukuran yang tertera dalam As Plan Drawing adalah ukuran beton struktur.
d. Slump (Kekentalan Beton)
Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971 adalah sebagai
berikut:

3
Jenis Konstruksi Slump (mm)
Max. Min.
Plat, Balok dan Dinding 150 75
Kolom 150 75

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga tersebut diatas dapat
dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 150mm.
1.2.5. Pengujian Mutu Beton
a. Konsultan pengawas dengan diketahui oleh TVRI berhak meminta setiap saat kepada mitra kerja
untuk membuat kubus dari adukan beton yang dibuat.
b. Cetakan kubus coba atau benda uji yang berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran
kubus 15x15x15 cm dan memenuhi syarat dalam persyaratan peraturan beton Indonesia (NI-2-1971).
c. Pengujian dilakukan sesuai dengan PBI – 1971, semua benda uji ditest di laboratorium yang
berwenang dan disetujui oleh konsultan pengawas dengan diketahui oleh TVRI, termasuk juga
pengujian susut (slump diambil minimum 7,5 cm – maksimum 15 cm sesuai PBI hal 38) dan pengujian
tekanan. Biaya pengujian ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab mitra kerja.
d. Pengambilan benda uji harus dari lokasi pengecoran / bukan dari mixer dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
e. Jumlah benda uji minimum 2 buah untuk tiap 10 m3 beton.
f. Pengujian kubus beton dilakukan pada umur 14 hari dan 28 hari.
g. Jika pengujian tekan gagal maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur-prosedur
menurut PBI – 1971.
1.2.6. Pembesian
Sebelum pekerjaan pembesian dimulai, Mitra Kerja harus menyerahkan As Plan Drawing pembesian
kepada Konsultan Pengawas dengan di ketahui oleh TVRI untuk mendapatkan persetujuan.
Besi tulangan polos maupun besi-besi tulangan ulir (deformed bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7, yang dinyatakan sebagai BJTD-40 dan BJTP-24, seperti dinyatakan
dalam gambar dengan persyaratan sebagai berikut :
- BJTD -40 (tegangan leleh = 4000 kg/cm2) untuk dia.> 12 mm
- BJTP -24 (tegangan leleh = 2400 kg/cm2) untuk dia. 12 mm
Besi tulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harus
dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau
dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy Off' yang disetujui konsultan pengawas dengan di ketahui oleh
TVRI. Baja tulangan dapat difabrikasi diluar site atau di lokasi pekerjaan dan pada tempat yang
terlindung dari cuaca hujan/panas.Pekerjaan pembesian terutama panjang dan ukuran, bengkokan,
sambungan dan panjang-panjang penyaluran harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan
dalam perencanaan. Baja tulangan yang telah selesai difabrikasi kemudian dirakit/ dipasang pada
posisi bekisting yang telah siap sebelumnya, penahan/pengikat tulangan pada bekisting dapat
dilakukan dengan bahan beton decking atau jangkar/kaki ayam supaya baja tulangan dapat
terpasang kokoh, kuat dan tepat pada posisinya.
a. Kawat Pengikat
Ukuran minimal kawat pengikat adalah 0,1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2 Bab. 3.7.
b. Cetakan Beton
Standard
Seluruh cetakan mengikuti persyaratan Normalisasi dibawah ini :
- SNI - 2 - 1971 = Peraturan Beton Indonesia
- SNI - 3 - 1970 = Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia

4
c. Persyaratan Bahan dan Pelaksanaan:
- Cetakan (bekisting beton) dibuat dari bahan multiplaks/papan kayu dengan tebal minimal 12 mm
dengan penguat-penguat kayu atau pipa secukupnya, sehingga keseluruhan cetakan (bekisting
beton) dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu
pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk.
- Rencana desain seluruh cetakan (bekisting beton) menjadi tanggung jawab Mitra Kerja dengan
menyerahkan As Plan Drawing kepada konsultan pengawas dengan di ketahui oleh TVRI untuk
disetujui.
- Permukaan cetakan (bekisting beton) harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi penyerapan
air beton yang baru dituang.
- Cetakan (bekisting beton) dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari konsultan pengawas
dengan di ketahui oleh TVRI
- Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi, bersih rata dan tanpa cacat/keropos, lurus
dan tepat pada posisinya sesuai dengan As Plan Drawing.
1.3 Pekerjaan Struktur Baja
1.3.1 Lingkup Pekerjaan
- Penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pembuatan konstruksi baja, seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil baik.
- Semua pekerjaan pengadaan dan pemasangan bagian-bagian konstruksi baja, seperti baja
profil, pelat-pelat, baut-baut.
- Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti sambungan-sambungan,
pengelasan baik las sudut maupun las tumpul dan lain-lain sesuai dengan As Plan Drawing dan
Uraian Pelaksanaan dan Persyaratan Pekerjaan.
1.3.2 Persyaratan Umum
a. Peraturan-Peraturan
- Semua peraturan/normalisasi yang dipakai harus yang berlaku di Indonesia, misalnya PBI, PMI,
Peraturan Konstruksi Baja untuk Gedung di Indonesia dan lain sebagainya.
- Semua pekerjaan baja dan bangunan ini harus memenuhi syarat dari AISC, "Specification for
Fabrication and Erection" 12 Pebruari 1969.
- Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini harus memenuhi syarat dari AISC, "Specification
for Structural Joints Bolts".
- Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society Code for Arc Welding in
Building Construction Section 4.
- Mitra Kerja wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran--ukuran
yang tercantum pada As Plan Drawing.
- Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak tercantum
dalam As Plan Drawing harus dilengkapi oleh Mitra Kerja dan harus dinyatakan pada As Build
Drawing. Untuk itu Mitra Kerja harus meminta persetujuan dari konsultan pengawas dengan di
ketahui oleh TVRI sebelum memulai pekerjaan tersebut.
- Mitra Kerja bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasi dan
ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian konstruksi baja.
- Sebelum memulai pekerjaan fabrikasi Mitra Kerja harus melakukan pengukuran lapangan dan
menyatakannya dalam As Plan Drawing, untuk disetujui oleh konsultan pengawas dengan di
ketahui oleh TVRI.
- Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian pelaksanaan harus dilaksanakan atas biaya Mitra
Kerja.
- Kurang tepatnya pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau
diganti dengan yang baru, semua atas biaya Mitra Kerja.
5
b. Persyaratan bahan
Pipa Baja (dimensi sesuai As Plan Drawing)
- Pipa baja yang digunakan adalah dari kualitas baik dengan mutu BJ-37 (tegangan leleh baja =
2400 kg/cm2).
- Permukaan batang baja tersebut harus tampak rata dan bebas dari cacat-cacat lain yang dapat
merugikan dalam penggunaan akhir serta memenuhi persyaratan dalam PUBBI 1982.
Baja Siku (dimensi seperti As Plan Drawing)
- Baja Siku yang digunakan adalah dari kualitas baik dengan mutu BJ-37 (tegangan leleh baja =
2400 kg/cm2).
- Permukaan batang baja tersebut harus tampak rata dan bebas dari cacat-cacat lain yang dapat
merugikan dalam penggunaan akhir serta memenuhi persyaratan dalam PUBBI 1982.
- Baja siku yang dimaksud adalah baja siku sama kaki.
Baja Strip (tebal pelat sesuai As Plan Drawing)
- Baja Strip yang digunakan adalah dari kualitas baik dengan mutu BJ-37 (tegangan leleh baja =
2400 kg/cm2).
- Permukaan batang baja tersebut harus tampak rata dan bebas dari cacat-cacat lain yang dapat
merugikan dalam penggunaan akhir serta memenuhi persyaratan dalam PUBBI 1982.
Kawat Las
- Kawat las (yang selanjutnya disebut elektroda las) busur listrik berlapis yang dipakai untuk
pengelasan baja karbon rendah dan baja paduan rendah, harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam SII 0192 - 1978.
- Mempunyai kiasifikasi menurut sifat mekanik dari logam las, jenis lapisan, posisi pengelasan dan
jenis arus listrik yang dapat digunakan seperti pada tabel 80 - 1 PUBBI 1982.
- Memenuhi persyaratan serta ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam tabel 80-9 pada
PUBBI 1982.
Anker, Mur, Baut (dimensi sesuai As Plan Drawing).
- Anker, mur, baut yang digunakan sebagai alat penyambung atau pengikat dalam pembuatan
rangka baja dan pekerjaan lainnya seperti As Plan Drawing, adalah dari kualitas baik dan minimal
mempunyai mutu yang sama dengan baja yang digunakan, sesuai dengan PUBBI 1982 pasal
92.
- Mur dan baut yang digunakan jenis HTB dengan tegangan leleh baja sebesar 10.000 kg/cm2.

1.3.3 Persyaratan Pelaksanaan


Ketentuan Umum
- Hasil pelaksanaan pekerjaan baja harus bermutu baik dan rapi,
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat,
- Pemotongan atau pembuatan lubang untuk bolt, harus sesuai dengan As Plan Drawing
- Sistim sambungan disesuaikan dengan As Plan Drawing
Pemotongan
- Tukang-tukang yang digunakan harus terampil dalam bidangnya dan melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
- Ketelitian sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian cocok satu sama lainnya
setelah dilakukan pemasangan/penyetelan.
- Semua plat harus diperiksa kerataannya, batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas
dari puntiran,
- Pemotongan dapat digunakan oksigen atau las pemotong, hanya permukaan yang kurang rata
yang digurinda seperlunya dengan syarat bahwa tepi yang telah selesai harus cukup lurus, tepat,
licin dan rata, seperti pada hasil yang dipotong mesin gergaji.

6
Sambungan Baut
- Lubang untuk sambungan baut harus dibor, selisih diameter baut tidak boleh lebih dari 1 mm.
- Sambungan dengan baut harus dikenakan sedemikian rupa sehingga kokoh/kuat atas petunjuk
dari Konsultan pengawas dengan di ketahui oleh TVRI.
- Dimensi, jumlah dan jarak dari pada sambungan baut harus sesuai dengan As Plan Drawing dan
atau atas petunjuk dari konsultan pengawas dengan di ketahui oleh TVRI.
- Konsultan pengawas dengan di ketahui oleh TVRI berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi
kesalahan dan tidak sesuai dengan As Plan Drawing, Mitra Kerja harus memperbaiki atau
mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung oieh Mitra Kerja.
Pengeboran
- Lubang untuk baut agar dibor, bila jumlah pelat yang akan dibor lebih dari satu lapis, dapat dijepit
bersama-sama untuk menembus seluruh tebal secara serentak.
- Lubang bor harus disesuaikan dengan diameter baut yang akan digunakan
1.4 Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal
1.4.1 Umum
a. Dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini ditentukan kebutuhan pengadaan dan
pemasangan peralatan Mekanikal dan Elektrikal. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, instalasi,dan uji
terima.
b. Mutu Bahan dan Pemasangannya :
Mitra Kerja diminta untuk memberikan mutu bahan dan pemasangan dengan kualitas yang tinggi.
Dan dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terampil serta berpengalaman di bidangnya.
c. As BuildDrawingPelaksanaan :
1) As Build Drawing Pelaksanaan adalah :As Build Drawing sebagaimana pekerjaan dilaksanakan,
termasuk perbaikan-perbaikan dan penyimpangan-penyimpangan dari rencana semula, yang
telah disetujui konsultan pengawas dengan di ketahui oleh TVRI guna kelengkapan penyerahan.
d. Mitra Kerja harus membuat As Build Drawing Pelaksanaan yang disetujui konsultan pengawas
dengan di ketahui oleh TVRI sebanyak 3 (Tiga) set menggunakan Autocad dengan ukuran kertas
standar A3 dan diserahkan kepada konsultan pengawas dengan di ketahui oleh TVRI termasuk soft
copynya.
e. Pembersihan Lokasi
1) Mitra Kerja bertanggung jawab memelihara kebersihan dan ketertiban proyek baik didalam
ruangan atau bangunan maupun disekitar/tapak proyek, selama proyek dilaksanakan.
2) Semua sampah, bekas peti, sisa bahan dan lain-lain sampah dari bekas pekerjaan Mitra Kerja
harus segera disingkarkan ketempat yang telah ditentukan.
1.4.2 Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan Pemasangan Grounding System (Sistem Pentanahan).
b. Uji Terima.
c. Serah Terima Pekerjaan.
d. Masa Pemeliharaan dan Garansi Peralatan.
1.4.3 Persyaratan Pemasangan/Instalasi
Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-
peraturan
a. PUIL 2001.
b. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh PLN, jika ada.
c. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang.
1.4.4 Panel ACPDB dan Kabel-Kabel Instalasi
a. Panel ACPDB lengkap sesuai gambar standar dan digorundingkan dengan BCC 50 mm2,
b. Komponen-komponen harus dari kualitas yang baik dan besarannya disesuakan dengan ukuran Box
ACPDB.
7
c. Ukuran fisiknya disesuaikan dengan isi dan jumlah komponen didalamnya dengan tetap
memperhatikan faktor kemudahan dalam operasi - pemeliharaan dan pengaman yang baik.
d. Instalasi kabel input dan output dengan conduit atau cable duct yang sesuai dengan ukuran kabel.
e. Bahan Panel ACPDB terbuat dari Sheet Steel tebal 2 mm dan pengecatan dilakukan dengan powder
coating, cara pengeringannya dengan sistem oven.
f. Kabel power yang dipergunakan adalah jenis NYY 3x16mm
g. Kabel instalasi yang dipergunakan adalah jenis NYAF 10 mm.
1.5 Pemasangan Sistem Pertanahan (Grounding System)
1.5.1 Tujuan Sistem Pentanahan untuk perangkat telekomunikasi
a. Melindungi petugas instalasi, petugas operasi dan pemeliharaan dari tegangan listrik yang
membahayakan.
b. Melindungi perangkat telekomunikasi terhadap tegangan listrik lebih.
c. Memenuhi standar umum persyaratan teknis.
d. Mengurangi crosstalk dan noise dalam sirkit telekomunikasi.
e. Penggunaan tanah sebagai salah satu konduktor dari suatu sirkit telekomunikasi.
1.5.2 Persyaratan Umum
a. Semua panel, lighting, stop kontak, saklar, peralatan-peralatan lain yang dipasang dalam pekerjaan
ini yang menggunakan metal dan berhubungan dengan instalasi listrik harus di Grounding.
b. Besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal berpenampang sama besar dengan
penampang kabel yang digunakan untuk instalasi.
c. Nilai tahanan grounding system harus lebih kecil dari 1 (satu) Ohm, diukur setelah tidak terjadi hujan
selama 2 (dua) hari berturut-turut.
1.5.3 Bahan dan cara Pemasangan Sistem Pentanahan
Kutub type batang: Bahan Kawat tembaga.
- Kutub tanah type batang dipasang tegak didalam tanah, penanaman dilakukan pada tanah
normal, dapat dilakukan dengan cara memukulnya dengan palu sampai kedalaman minimal 3
meter dengan jumlah 1 titik per Site.
- Penanaman pada lokasi tanah keras atau sejenisnya, dilakukan dengan lebih dahulu membuat
lubang dengan bor tanah.
- Bila tahanan tanah yang dikehendaki tidak tercapai, maka dapat digunakan dua batang atau
lebih yang ditanam.
1.5.4 Pekerjaan Penyambungan
- Semua sambungan yang ada dibawah tanah menggunakan las tembaga atau caldweld.
- Apabila dalam satu lokasi telah terpasang beberapa instalasi telekomunikasi dengan sistem
pentanahannya masing-masing, maka sistem-sistem pentanahan tersebut harus disambungkan
satu dengan yang lain, dengan syarat tahanan pentanahan total memenuhi tahanan pentanahan
terkecil dari salah satu instalasi telekomunikasi. Penyambungan dilaksanakan pada terminal/bar
tembaga yang terdapat pada hand hole; atau bak kontrol .
- Pada suatu lokasi yang akan dibangun instalasi telekomunikasi, cukup disediakan satu sistem
pentanahan bagi seluruh instalasi telekomunikasi tersebut, dengan syarat tahanan
pentanahannya memenuhi syarat yang terkecil.
- Sistem pentanahan penangkal petir harus terpisah dengan sistem pentanahan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai