Anda di halaman 1dari 8

Etika sering diidentikkan dengan moral (atau moralitas).

Namun, meskipun sama-sama


terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian.
Moralitas lebih condong pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia
itu sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa
dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam filsafat
terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.
Selain itu juga pengertian etika adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan nilai dan
moral yang menentukan perilaku seseorang/ manusia dalam hidupnya. Etika merupakan
sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan
terwujud dalam sikap serta pola perilaku hidup manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai
kelompok. Jadi, filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku
manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :

a. Tingkat pertama: semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni


berupa rencana dalam hati atau niat.
b. Tingkat kedua: perbuatan nyata atau pekerti
c. Tingkat ketiga: akibat atau hasil dari perbuatannya itu = baik atau buruk
Etika merupakan suatu nilai perilaku kesusilaan manusia di dalam interaksinya sehari hari
yang terkandung prinsip dan aturan tentang tata cara bertingkah laku yang benar. Dengan kata
lain, etika adalah adalah kewajiban dan tanggung jawab moral setiap orang dalam berprilakuk
di dalam masyarakat. Etika ini sangat penting dan dapat memepengaruhi tingkah perilaku
manusia dalam bermasyarakat. Etika Ini mengatur bagaimana cara manusia
berprilaku,membentuk kebiasaan, dan menentukan tujuannya kedepan. Contoh dari Etika
yaitu
a. Mewujudkan sikap saling rukun dan saling hormat antar sesama
b. Menghargai pendapat orang lain.
c. Menghormati hak orang lain
d. Jujur, dan mau meminta maaf jika berbuat salah

Moral adalah suatu hal tentang ajaran baik dan buruknya suatu perbuatan,perilaku,dan
sifat yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang dapat dikatan mempunyai moral yang baik
jika ia menjunjung tinggi nilai nilai kesusilaan dan kesopanan yang baik di dalam
lingkungannya. Berikut contoh dari Moral yang baik
a. Senantiasa turut menjaga kebersihan di lingkungan sekitar.
b. Mentaati tata tertib di lingkungan sekitar.
c. Sopan kepada orang yang lebih tua
d. Memelihara hak orang lain

Norma adalah suatu aturan atau kaidah yang menjadi pedoman bagi suatu
masyarakat dalam berprilaku seperti norma kesopanan,norma agama, dan norma
hukum. Norma dalam masyarakat berlaku secara tertulis dan tidak tertulis. Contoh
norma dalam kehidupan sehari hari seperti larangan mencuri,membunuh, dan anjuran
untuk selalu bersikap jujur serta amanah.

Apakah yang secara mendasar dapat membedakan Etika, Moral, dan Norma?
Yang membedakan Etika, Moral, dan juga Norma adalah terletak bagaimana baik
dan buruknya berasal. Baik buruknya berasal dari masyarakat yang membuat aturan itu
sendiri yang mengatur kehidupan suatu masyarakat . Nilai baik dan buruk suatu Etika bisa
terlihat dari bagaiama perilaku dan tingkah manusia dalam kesehariaannya di lingkungan
tempat dia tinggal. Nilai baik dan buruknya Moral cenderung terlihat lebih ke sifat
seseorang tersebut bagaimana dia berprilaku di lingkungan masyarakat. Sedangkan Etika,
cenderung baik buruknya bisa terlihat dari bagiamana seseorang itu apakah dapat
menerapkan ajaran atau kaidah yang baik dalam dirinya untuk menerpakan nilai kesopanan
di lingkungan masyarakat.

Teori Perkembangan Moral Kohlberg.

Perlu diulangi bahwa teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg merupakan


pengembangan dari teori struktural-kognitif yang telah dilakukan Piaget sebelumnya, dari
dasar tersebut Kohlberg berpendapat bahwa setiap individu pasti melalui “urutan
berbagai tahapan" atau bisa disebut invariant sequence of stages, diman tiap-tiap tahap
tersebut memiliki tanda yang berupa struktur mental khusus atau distinctiveI lalu
diterapkannya dalam penalaran moral.
Berdasarkan dari penelitian Kohlberg, ia mengidentifikasikan enam tahapan yang dibagi
menjadi tiga level perkembangan pemikiran moral. Yang awalnya ada 6 tahap lalu
dikelompokan lagi menjadin 3 bagian, dan bagian_bagian tersebut adalah:
1.Tahap Pra- Konvensional.

Anak tidak memiliki gambaran tentang aturan-aturan atau standard moral, moralitas anak
cenderung kepada akibat fisik yang diterimanya dari pada akibat dari psikologis dan
cenderung pada rasa patuh kepada pemberi otoritas, sehingga moral anak tersebut
berdasarkanpada hal-hal yang diperintahkan dan dilarang oleh otoritas tersebut.
Tahap 1 : Orientasi patuh dan takut hukuman, pada tahap pertama seseorang hanya
melakukan perbuatan baik hanya semata-mata agar tidak dikenakan hukuman jadi
seseorang tersebut menganggap perbuatannya baik apabila ia memperoleh imbalan atau
tidak mendapat hukuman. Maka sebaiknya tingkah laku anak dapat diarahkan untuk
mendapatkan imbalan tersebut dan menghindarkan larangan- larangan yang nantinya akan
memberinya hukuman.

Tahap 2 : Orientasi naif egoistis/hedonisme instrumental. Pada tahap ini, seseorang


menghubungkan apa yang dianggapnya baik berkaitan dengan kepentingan, minat dan
kebutuhan dirinya sendiri Seseorang menganggap yang benar apabila kedua belah pihak
mendapat perlakuan yang sama, yaitu saat memberikan kebutuhan-kebutuhan sendiri dan
orang lain.
2.Tahap Kovensional.

Ciri pokok pada tingkat ini adalah suatu tindakan yang dianggap baik apabila memenuhi
harapan-harapan orang lain di sekitarnya, jadi dalam sifat ini menggambarkan moral yang
memiliki pemikiran yang royal dan sikap ingin menjaga.
Tahap 3: Orientasi anak yang baik, Dalam tahap ini, moral anak yang baik, anak yang
dapat menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada untuk mendapatkan persetujuan
orang lain dan untuk mempertahankan hubungan baik dengan orang di sekitarnya.

Tahap 4: Moralitas pelestarian otoritas dan aturan social. Dalam tahap ini kebenaran
diartikan sebagai penjunjung tinggi pada hukum yang telah disetujui bersama. Disini
individu tersebut yakin bahwa apabila kelompok sosial menerima peraturan yang sesuai
bagi seluruh anggota kelompok tersebut, maka mereka harus berbuat sesuai dengan
peraturan itu agar mereka terhindar dari kecaman dan ketidak setujuan sosial

Teori perkembangan Perspektif Lawrence Kohlberg pada tingkat Konvensional yaitu


tahap penyesuaian dengan kelompok atau orientasi untuk menjadi “anak manis” dan
Teori perkembangan Perspektif Lawrence Kohlberg pada tingkat Konvensional yaitu
tahap penyesuaian dengan kelompok atau orientasi untuk turut menciptakan suasana yang
kondusif antar sesama.

Teori Erik Erikson

membahas tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial.


Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam
psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam
beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah
perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan
melalui interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan
pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu
perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori
perkembangan psikososial.

Menurut Erikson perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-


proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan kekuatan-
kekuatan sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut pandang seperti ini,
teori Erikson menempatkan titik tekan yang lebih besar pada dimensi sosialisasi dibandingkan
teori Freud. Selain perbedaan ini, teori Erikson membahas perkembangan psikologis di
sepanjang usia manusia, dan bukan hanya tahun-tahun antara masa bayi dan masa remaja.
Seperti Freud, Erikson juga meneliti akibat yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman
usia dini terhadap masa-masa berikutnya, akan tetapi ia melangkah lebih jauh lagi dengan
menyelidiki perubahan kualitatif yang terjadi selama pertengahan umur dan tahun-tahun akhir
kehiduaan.

Teori Jean Pigaet

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan
berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya
tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun
mental. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu
proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin
bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin
meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan
mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya
perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya.

Teori John dewey


Tahap-tahap perkembangan moral menurut John Dewey, yaitu : Tahap pramoral, ditandai
bahwa anak belum menyadari keterikatannya pada aturan. Tahap konvensional, ditandai
dengan berkembangnya kesadaran akan ketaatan pada kekuasaan. Tahap otonom, ditandai
dengan berkembangnya keterikatan pada aturan yang didasarkan pada resiprositas. Intisari
menurut penulis: Dari perkembangan moral John Dewey memiliki kesamaan dengan
perkembangan moral John Piaget tetapi John Dewey memiliki 3 tahapan yaitu pramoral –
belum sadar, konvensional – sadar, dan otonom – melaksanakan moral.

Teori james baldwin

Dalam proses perkembangannya terutama reaksi psikologis mental individu masih banyak
siswa yang mengalami kendala dalam interaksi sosialnya. Dalam sistem pendidikan bertujuan
agar peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan
masa depannya sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal menjadi pribadi yang
utuh dan mandiri. Masih banyak tindakan--tindakan amoral yang dilakukan para pelajar,
masih banyak para orang tua yang resah akan pergaulan anak--anaknya dan masih sering
dilakukan tindakan--tindakan nondisipliner siswa-siswa terhadap peraturan sekolah.
pendidikan agama di samping ilmu pengetahuan umum yang dimiliki ternyata belum
sepenuhnya diamalkan siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.

Teori emile durkhem


Emile Durkheim menjelaskan tentang perkembangan suatu masyarakat dan tipologi (tipe)
hukumnya dalam suatu konsep yang disebutnya sebagai konsep solidaritas sosial (social
solidarity). Durkheim terobsesi oleh keinginan untuk menjelaskan mengapa manusia hidup
bermasyarakat, sedang pada dasarnya setiap manusia dilahirkan sebagai individu-individu.
Dalam upayanya menjawab pertanyaan itulah kemudian ia mengajukan konsep solidaritas
sosial sebagai dasar pembentukan suatu masyarakat.
Perkembangan moral menurut ahli yang sudah di jelaskan di atas, tak terlepas dari
konseltasi nilai, dan moral pancasila. Hal ini sangat berkeitan satu sama lain. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu fenomena yang tidak bisa dihindari. Karena
kita sedang berada di era industri 4.0 atau bahkan sudah memasuki era 5.0. Dimana teknologi
berperan dalam seluruh aspek kehidupan baik dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya.
Termasuk dalam hal mengeksporasi dan mengekspresikan dirinya melalui media sosial.
Derasnya arus teknologi tentu saja dibarengin dengan dampak yang mengikutinya baik dari
segi positif maupun negatif .

Setelah Pancasila terbentuk tentunya kita tidak memandang Pancasila sebagai suatu
dasar negara saja. Tetapi kita harus menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
Pancasila. Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, dengan artian terbuka dalam
menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa.
Namun, disisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi-ideologi baru.
Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan terbawa arus ideologi baru tersebut.
Sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila terlupakan baik dari segi
nilai-nilainya maupun dalam implementasinya di kehidupan sehari-hari.

Strategi dan langkah yang akan saya lakukan jika menjadi seorang pendidik untu
mengampu pendidikan nilai,moral, dan pancasila yaitu berusaha untuk tidak menyusahkan
mahasiswa. Seperti yang kita ketahui dan kita harus mengerti bahwa kemampuan setiap
manusia itu berbeda-beda. Berbekal hal itu jangan pernah menuntut mahasiswa anda untuk
bisa mengikuti “keinginan” dengan sangat amat persis sesuai apa yang kita mau. Kita harus
bisa melihat kemampuan dan potensi mahasiswamu ketika memberi tugas atau ujian.
Memberikan peserta didik kebebasan untuk bereksplorasi dalam mengerjakan setiap tugas
yang diberikan. Ketika dibangku kuliah cara mendidiknya tentu sudah tidak sama dengan
ketika ada dibangku sekolah yang harus didekte.

Kebebasan berpikir adalah segala-galanya saat sudah dibangku kuliah, asal tidak
terlebihan. Selain itu juga, menurut saya menjadi seorang pendidik, harus bisa beradaptasi
mengikuti perkembangan zaman yang makin lam makin berkembang pesat. Karena Dosen
yang mampu mengikuti perkembangan jaman pasti akan lebih mudah memahami apa yang
menjadi tren dikalangan mahasiswanya. Hal ini juga akan sangat berguna untuk
anda membangun interaksi, membangun suasana kelas agar tidak kaku. Perkembangan jaman
memang selalu berubah setiap saat tapi tidak ada salahnya kamu juga ikut selalu
memperbaharuinya, baik dari segi teknologi, gaya pakaian, gaya bicara hingga mungkin joke-
joke yang bisa kamu lontarkan pada mahasiswa untuk mengurangi ketegangan akibat materi
yang dipelajari.

Hal yang mestinya dilakukan seorang pendidik


a. Pendidik maupun peserta didik boleh mengekspresikan dirinya melalui media sosial tentu
saja dengan batasan-batasan tertentu, terutama dalam hal yang menyangkut masalah pribadi.
b. Postingan yang di post hendaknya memberikan dampak positif maupun mengedukasi
baik oleh pendidik maupun peserta didik seperti weninar, donasi , perlombaan-perlombaan
dan lain lain.
c. Tidak membagian postingan yang berbau seksualitas/ ambigu
d. Membagikan sesuatu yang positif yang dapat memberikan inspirasi baik oleh pendidik
maupun peserta didik seperti perlombaan , kegiatan organisasi dll.
e. Tidak mengespos hal hal pribadi secara berlebihan.

2. Hal yang tidak patut dilakukan?


a. Tidak memposting sesuatu yang belum pasti dan belum jelas kebenaranya yang dapat
menimbulkan fitnah (hoax )
b. Tidak membagikan konten yang berbau sexsualitas
c. Tidak mengespresikan atau memposting sesuatu dengan berlebihan seperti menggunakan
kata-kata kasar dll.
d. Tidak menggunakan media sosial untuk membully atau memojokan orang lain .

3.nilai, norma dan moral apa yang ada dalam contoh kasus tersebut?
a. Jika dilihat dari nilai, nilai yang terkadung didalamya adalah:
-nilai sosial karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling
berinteraksi dengan manusia lainya baik secara langsung maupun melalui media sosial.
-Nilai moral yaitu nilai yang bersumber dari kemauan atau kehendak . Dimana nilai moral
ini akan terlihat pada cara postigan atau bahasa postingan yang dapat mengukur kualitas
moral seseorang.
- Nilai agama adalah nilai yang bersumber dari tuhan yang maha esa. Dimana setiap
postingan yang di post baik oleh pendidik maupun peserta didik tentu saja akan ada
pertanggungjawabnya
Jika di lihat dari segi norma dapat menyangkut ke empat norma baik agama , kesusilaan ,
kesopanan terutama norma hukum*
4. Batasan privasi yang perlu dipertimbangkan ?
Adapun batasan-batasan privasi yang perlu dipertingkan adalah terkait penggunaan kata-
kata dan bahasa yang di posting baik oleh pendidik maupun peserta didik, tidak
menyebarkan berita hoax , tidak momposting konten-kontem berbau negatif, tidak
mengespos masalah pribadi secara berlebihan . Karena pada dasarnya setiap manusia
sebagai makluk sosial terikat oleh norma dan moral yang ada sekitarnya sekalipun itu hanya
melalui media sosial .

Link Video :
https://www.canva.com/design/DAEx8htxNxc/_TDzkZHUdcI3C3sfPWXkAA/watch?utm
_content=DAEx8htxNxc&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=
publishsharelink

Anda mungkin juga menyukai