V ” 21 TAHUN
G1P000000 UK. 39 MINGGU INPARTU KALA 1 FASE AKTIF
DENGAN KEK DI RUANG BERSALIN GAYATRI
RSUD DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KOTA MOJOKERTO
DISUSUN OLEH
YULIYATI WAHYUH NINGTYAS
NIM : 02.19.010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan berbagai rangkaian yang akhiiri
dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Elisabeth Siwi Wahyani,
2015). Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi
dilahirkan dalam keadaan spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan antara 37-40 minggu, setelah persalinan ibu maupun bayi dalam keadaan
sehat (Walyani dkk, 2015). Terjadinya persalinan normal bukan berarti tidak ada
permasalahan dalam persalinan, tetapi banyak kemungkinan hal yang bisa terjadi
dimana disebut dengan komplikasi persalinan. Komplikasi persalinan adalah kondisi
dimana ibu dan janinnya terancam yang disebabkan oleh gangguan langsung saat
persalinan serta menjadi penyebab terjadinya kematian pada ibu bersalin mapun
janinnya. Hal tersebut dapat menyebabkan angka kematian ibu pada saat
bersalin.Sangat penting untuk diingat, bahwa persalinan adalah proses yang normal
serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetepi potensi komplikasi yang
mengancam nyawa juga akan selalu mengintai, sehingga bidan harus mengamati
dengan ketat baik ibu maupun bayinya sepanjang kelahiran. Fokus utamanya adalah
mencegah terjadinya komplikasi (Sumarah, 2009). Oleh karena itu, asuhan persalinan
sangat dibutuhkan untuk mendorong kelahiran yang aman bagi ibu dan bayi sehingga
dibutuhkan peran dari tenaga kesehatan untuk mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi.
Menurut WHO dari seluruh persalinan didapatkan lebih dari 80% proses persalinan
berjalan dengan normal dan sekitar 15-20% terjadi komplikasi persalinan. Angka
Kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu di perhitungkan terhadap 100.000
kelahiran hidup (KH) sedangkan angka kematian bayi (AKB) adalah angka kematian
bayi sampai umur 1 tahun terhadap 1000 KH (Kemenkes, 2016). AKI di Dunia tahun
2016, yaitu 216/100.000 kelahiran hidup (KH), Angka kematian bayi (AKB) sebesar
20/1000 KH (WHO 2015).Secara nasional,angka kematian ibu tahun 2020 adalah
305/100.000 kelahiran hidup dari target 70/100.000 kelahiran hidup hal tersebut
disebabkan karena perdarahan, pre-eklampsi, dan penyakit penyerta. Di
Indonesia,berdasarkan Riskesdes tahun 2018 angka ibu bersalin mencapai 79%
dengan proporsi 15 % di Rumah Sakit pemerintah dan 18% swasta ( kementrian
kesehatan, 2018). AKI di Indonesia masih cukup tingi sekitar 305/ 1.000 kelahiran
hidup. Hal tersebut disebabkan oleh perencanan kehamilan yang kurang matang
sehingga perempuan melahirkan terlalu banyak, terlalu dekat, terlalu sering, dan
terlalu muda(Menurut Mewita Budhiharsana dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
tahun 2018/2019). Di Jawa Timur,angka kematian ibu tahun 2018 ada 515 orang
meninggal salah satu penyebab angka kematian ibu adalah akibat perdarahan pasca
persalinan sebanyak 20,3 %. Di Kota Mojokerto angka kematian ibupada tahun 2019,
jumlah kamatian ibu dan anak di kabupaten mojokerto turun jika dibandingkan dengan
tahun 2018 lalu, pada tahun 2018 ada 19 kematian ibu sedangkan pada tahun 2019
menurun menjadi ada 4 ibu meninggal (Menurut Dinkes kab. Mojokerto). Hal tersebut
disebabkan karena ibu Resiko tinggi tapi terlambat dirujuk baik karena transportasi,
usia pernikahan, jarak kehamilan dekat, atau terlalu sering melahirkan.
Penyebab kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.
Kematian ibu langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa
nifas. Sedangkan, kematian ibu tidak langsung disebabkan oleh penyakit yang sudah
ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan, misalnya malaria, anemia,
HIV/AIDS, dan penyakit kadiovaskuler (Prawirohardjo, 2016). Penyebab kematian
ibu langsung salah satunya adalah akibat komplikasi persalinan antara lain perdarahan
hebat saat persalinan, infeksi saat kehamilan atau setelah persalinan, riwayat penyakit
tertentu, terlambat mendapat pertolongan saat mengalami komplikasi
kehamilan.Proses persalinan harus dipantau untuk mendeteksi dinidan mencegah
kemungkinan terjadinya komplikasi pada ibu sehingga bisa segera mendapatkan
penanganan. Jika tidak, maka kemungkinan dapat menjadi pemicu terjadinya kematian
pada ibu. Maka dari itu, ibu bersalin harus mendapatkan asuhan kebidanan persalinan
yang tepat atau sesuai kebutuhan. Ibu dengan KEK lebih banyak yang anemia
dibandingkan ibu hamil yang tidak KEK. Ibu mengalami resiko KEK selama hamil
akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat
menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. KEK pada ibu
hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan) dan lahir dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) (Aminin, 2016). Perdarahan menempatkan persentase tertinggi
penyebab kematian ibu (28%), anemia dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada
ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan
faktor kematian utama ibu (Aprianti, 2017). Salah satu bentuk faktor risiko pada ibu
hamil adalah Kurang Energi Kronik (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang 23,5
cm atau penambahan berat badan.
Penanggulangan ibu hamil KEK dimulai sejak sebelum hamil (CATIN) bahkan
sejak usia remaja putri. Upaya penanggulangan tersebut membutuhkan koordinasi
lintas program melalui kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja putri melalui
program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), konseling CATIN, pemeriksaan ibu hamil terpadu (Pelayanan Antenatal
Terpadu) dan perlu dukungan lintas sektor, organisasi profesi, tokoh masyarakat, LSM
dan institusi lainnya. Agar kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK dapat
dilaksanakan dengan baik dan terkoordinasi diperlukan suatu pedoman (Kemenkes RI,
2015). Upaya pemerintah dalam menanggulangi ibu hamil dengan risiko KEK
menurut Kemenkes, RI (2013, h. 15) yaitu dengan cara meningkatkan pendidikan gizi
ibu hamil tentang KEK melalui pemberian Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),
memberikan pelayanan gizi dan pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) pada ibu
hamil risiko KEK, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dengan
risiko KEK melalui bimbingan gizi dan KIA secara berjenjang. Peran bidan dalam
kasus KEK yaitu mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan
pertumbuhan janin, mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan
komplikasi kehamilan, mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan
melakukan penanganan yang termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat dari
kekurangnan gizi, dll (Depkes, 2014).
Berdasarkan data di atas masih ditemukan Angka kematian ibu saat persalinan.
Maka dari itu, saya berminat mengambil kasus dengan Judul “Asuhan Kebidanan
Persalinan Pada “Ny. V” 21 Tahun G1P0A0 UK. 38-39 Minggu Dengan KEK Di
Ruang Gayatri RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto”
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep serta teori
terhadap ilmu pengetahuan sesuai dengan asuhan kebidanan khususnya terhadap
asuhan kebidanan persalinan normal.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Tempat praktek
Sebagai masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikandan
meningkatkan tindakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
2. Bagi Intitusi Pendidikan
Bermanfaat menambah bacaan semua pihak serta dapat menambah bahan
kepustakaan bagi yang membutuhkan referensi khususnya tentang asuhan
kebidanan persalinan.
3. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan wawasan
dan ide untuk pertimbangan dalam melaksanakan atau memberikan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin.
4. Bagi pasien
Untuk menambah informasi dan pengetahuan ibu mengenai persalinan
sehingga pasien mengerti dan mampu mendeteksi secara dini jika terdapat
tanda-tanda komplikasi pada persalinan.
2. Pemeriksaan fisik
Yaitu melakukan pemeriksaan baik keseluruhan atau hanya bagian tertentu
yang di anggap perlu untuk memperoleh data yang sistematis dan
kommprehensif, memastikan /membuktikan hasil anamnese menentukan
masalah dan merencanakan tindakan kebidanan yang tepat bagi klien
(Sartika.2010).
3. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal
yang akan diteliti. (Sugiyono, 2013).
4. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung diajukan kepada subyek
penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer (ditulis secara
langsung oleh orang yang mengalami peristiwa) dan dokumen sekunder
(peristiwa yang dilaporkan oleh orang yang mengalami dan ditulis oleh orang
lain). (Sugiyono, 2013).
BAB 5 PENUTUP
a. Kesimpulan
Merupakan simetris dari hasil pembahasan yang dapat menjawab
permasalahan dan tujuan penyusun studi kasus.
b. Saran
Beberapa masukan berdasarkan kumpulan saran menekankan pada asuhan
yang sifatnya lebih operasional atau aplikasi. Saran bisa ditunjukan pada
institusi, organisasi profesi, anggota profesi, dan provider.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi sumber – sumber materi
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.9 Etiologi
Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak sebelum hamil ibu
sudah mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan orang hamil lebih tinggi
dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolism energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat
selama hamil.
Menurut Sediaoetama (2014), penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
a. Penyebab Langsung
Peyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola konsumsi dan
infeksi.
b. Penyebab Tidak Langsung
1) Hambatan utilitas zat-zat gizi
Hambatan utilitas zat-zat gizi ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi
karena susunan asam amino didalam tubuh tidak seimbang yang dapat
menyababkan penurunan nafsu makan dan penurunan konsumsi makan.
2) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing.
3) Ekonomi yang kurang.
4) Pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang.
5) Produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan.
6) Kondisi hygiene yang kurang baik.
7) Jumlah anak yang terlalu banyak.
8) Penghasilan rendah.
9) Perdagangan dan distribusi yang tidak lancar dan tidak merata.
10) Penyebab tidak langsung dari KEK banyak, maka penyakit ini disebut
penyakit dengan causa multi factorial dan antara hubungan
menggambarkan interaksi antara faktor dan menuju titik pusat
kekurangan energi kronis.
2.1.11 Faktor faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kurang Energi Kronis
Pada Ibu Hamil
Faktor yang berhubungan dengan kejadian kurang energi kronis pada ibu
hamil, sebagai berikut :
a. Usia ibu
Ibu hamil dengan usia antara 20-35 tahun akan lebih siap baik secara jasmani
maupun rohaninya untuk terjadinya khamilan. Karena pada usia tersebut
keadaan gizi seorang ibu lebih baik dibandingkan pada usia kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun. (Surasih, H. 2006)
Usia ibu hamil juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
janin maupun ibunya sendiri. Semakin muda dan semakin tua usia ibu hamil
juga berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan gizi yang diperlukan. Wanita
muda (kurang dari 20 tahun) perlu tambahan gizi karena selain digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi
dengan janin yang sedang dikandungnya. Sementara umr yang lebih tua (lebih
dari 35 tahun) perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin
melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka diperlukan tambahan
energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung
(Maryam, S. 2015).
b. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan yaitu kondisi yang
menggambarkan kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok wanita selama
masa reproduksi (BKKBN, 2011).
Paritas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil.
Paritas merupakan faktor yang yang sangat mempengaruhi terhadap hasik
konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4
kali atau lebih, maka kemungkinan banyak ditemui 2 keadaan ini yaitu
kesahatan terganggu seperti anemia dan kurang gizi serta kekendoran pada
dinding perut dan bagian rahim. (Asria, K. 2012)
Ibu dengan paritas yang terlalu sering (lebih dari 3 kali) akan mempunyai
status gizi kurang karena cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras. Untuk
paritas yang paling baik adalah 2 kali (Surasih, H. 2006).
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal utama dalam peningkatan sumber daya manusia.
Tingkat pendidikan maerupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas makanan, karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi
diharapkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki tentang gizi khususnya
konsumsi makanan lebih baik. Dalam kepentingan gizi keluarga, pendidikan
amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya maslaah gizi di
dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan yang tepat (Muliawati, S. dalam
Puli, T. dkk. 2014).
Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering sekali mempunyai asosiasi
yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam
keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu
meningkat makan pengetahuan nutrisi dan praktik nutrisi bertambah baik.
Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat,
ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih
makanan yang lebih bergizi daripada yang kurang bergizi (Mulyono, J. dalam
Surasih, H. 2006).
d. Status anemia
Status anemia adalah suatu kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11
gr/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr/dl pada trimester 2. Kebutuhan
ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin
plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu
membutuhkan tambahan sekitar 2–3 mg per hari. Ada beberapa kondisi yang
menyebabkan defisiensi kalori-besi, misalnya infeksi kronik, penyakit hati dan
thalamesia (Abdul dalam Amiruddin, R & Hasmin, 2014).
Ibu hamil yang mengalami anemia mengalami kekurangan hemoglobin yang
sedikit hampir tidak menampakkan gejala pada penderita. Tetapi bila
kekurangan cukup banyak, secara fisik penderita akan terlihat pucat terutama
pada selaput lender, kelopak mata, bibir, juga kuku (Amiruddin, R & Hasmin,
2014).
2.1.13 Patofisiologi
Kurang energy pada ibu hamil akan terjadi jika kebutuhan tubuh akan
energy tidak tercukupi oleh diet. Ibu hamil membutuhkan energi yang lebih
besar dari kebutuhan energy individu normal.Hal ini dikarenakan pada saat
hamil ibu, ibu tidak hanya memenuhi kebutuhan energy untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk janin yang dikandungnya. Oleh sebab itu jika pemenuhan
kebutuhan energy pada ibu hamil kurang dari normal, maka hal itu tidak hanya
akan membahayakan ibu, tetapi juga janin yang ada di dalam kandungan ibu.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energy.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein maupun lemak
merupakan hal yang sangat penting dalam usaha untuk mempertahankan
kehidupan.
Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai
bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat
sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Sehingga jika keadaan ini berlanjut terus menerus, maka tubuh akan
menggunakan cadangan lemak dan protein amino yang digunakan untuk diubah
menjadi karbohidrat. Jika keadaan ini terus berlanjut maka tubuh akan
mengalami kekurangan zat gizi terutama energi yang akan berakibat buruk pada
ibu hamil.
2.1.15 Komplikasi
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dapat menyebabkan
resiko dan komplikasi (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi 2,
2012) antara lain :
1. Pada ibu
a. Ibu lemah dan kurang nafsu makan
b. Perdarahan pada masa kehamilan
c. Anemia
d. Kemungkinan terjadi infeksi semakin tinggi
2. Pada waktu persalinan
a. Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama
b. Persalinan sebelum waktunya (premature)
c. Perdarahan postpartum
d. Persalinan dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat
3. Pada janin
a. Keguguran (abortus)
b. Bayi lahir mati
c. Cacat bawaan
d. Keadaan umum dan kesehatan bayi baru lahir kurang
e. Anemia pada bayi
f. Asfiksia intra partum
g. BBLR
4. Pada ibu menyusui
a. Produksi/volume ASI berkurang
b. Anemia
c. Kemungkinan terjadi infeksi lebih tinggi
d. Ibu lemah dan kurang nafsu makan
2.1.16 Penatalaksanaan
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan
perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina
bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko.
Pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan
berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.
b. Energy
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi
pada susunan gizi seimbang energy juga protein. Hal ini juga efektif untuk
menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu
hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan
pada tubuh ibu.
c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutukan protein
sebesa 910 gram dalam 6 bullan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan
12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
d. Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sinesa darah
otot. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan
kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi yang diperlukan ibu untuk mencegah
anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil
adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin
Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di negara
dengan musim dingin yang panjang
g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme (Kusmiyati,
2008)
2.1.17 Pathway
Sumber : Kerangka Ibu Hamil KEK, Modifikasi dari kerangka Konseptual UNICEF, ACC/SCN, 2000
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 29 Mei 2022
Jam : 17.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 29 Mei 2022
Jam : 20.15 WIB
No. Registrasi : W2205356293
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny. Vinta Nama : Tn. Naufal
Usia : 20 tahun Usia : 20 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sidogede 01/01 Perning Jetis
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng-kenceng dan keluar lendir bercampur darah pukul
04.30 WIB (29-05-2022)
8. Riwayat Perkawinan
Berapa kali : 1 kali
Lama kawin : 2 tahun
Umur pertama kali kawin : 19 Tahun
9. Riwayat Kehamilan
TM I = Ibu ANC 2x di puskesmas, ibu mengeluh mual dan kurang nafsu makan.
Ibu dianjurkan untuk mengurangi makan makanan berlemak dan berbau
menyengat karna dapat meningkatkan rasa mual. Ibu juga dianjurkan banyak
minum air hangat dan makan makanan yang bergizi dengan porsi kecil tapi
sering. Pengobatan yang didapat : Tablet Fe 3 tab/hari
TM II = ibu ANC 3x di puskesmas, ibu tidak ada keluhan.
Ibu dianjurkan untuk istirahat cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi
serta memeriksakan kehamilannya secara rutin. Pengobatan yang didapat : SF
1x1 tab/hari, Vit C 3x1 tab/hari, Calk 3x1 tab/hari
TM III = ibu ANC 1x di puskesmas dan 1x di Dr. Sp.Og. ibu mengeluh pegal
pada bagian pinggang dan paha. Di puskesmas ibu dianjurkan untuk mengurangi
aktivitas berlebihan serta tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi,
sayur dan ikan. Di dr. Sp.Og ibu disarankan untuk melahirkan di rumah sakit
karena iar ketuban sedikit. Pengobatan yang didapat : Imunisasi TT2, SF 1x1
tab/hari, Vit C 3x1 tab/hari.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a.) Keadaan Umum : Baik
b.) Kesadaran : Composmentis
c.) Tinggi Badan : 150 cm
d.) Berat Badan : 49 kg
e.) Lila : 21 cm
f.) TTV : TD = 110/70 mmhg
N = 76 x/mnt
S = 36,1 C
RR = 21 x/mnt
3. Auskultasi
DJJ terdengar jelas pada bagian bawah perut ibu sebelah kiri, teratur dengan
frekuensi 147x/menit.
4. Perkusi
Refleks patella : kanan dan kiri (+/+), tidak ada kelainan.
Refleks ginjal : kanan dan kiri (-/-), tidak ada kelainan.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu:
Hb : 13,9 gr%
Protein urin : Negatif
Reduksi urin : Negatif
HbsAg : Negatif
Golongan Darah : O
C. ANALISA DATA
Ny. V G1P00000 UK. 39 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, punggung kiri,
presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP (Ʉ) 4/5 dengan kekurangan energi
kronik, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif.
D. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan (29 Mei 2022, Jam 20.15)
Jam Penatalaksanaan
P/ 1. Mengobservasi TTV
2. Memasang cairan infus
CATATAN PERKEMBANGAN
30 Mei 2022 S/ Ibu merasa kenceng-kenceng semakin sering, semakin sakit dan ibu ingin
02.00 WIB meneran.
O/ Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : cukup
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b. Nadi : 76 kali/menit
c. Pernapasan : 22 kali/menit
d. Suhu : 36,6 0C
1. His : 4x/10’/30-35”
2. Auskultasi DJJ 148x/menit teratur,
3. Pemeriksaan : pembukaan 10 cm, effishment
Dalam : 100%, ketuban (+), kepala di
(11.00d WIB) : hodge IV
CATATAN PERKEMBANGAN
30 Mei 2022 S/ Ibu merasa telah melahirkan bayinya dan ibu merasa mules
04.00
O/ Palpasi TFU setinggi pusat,
Perdarahan ± 150 ml,
kontraksi uterus keras,
panjang Talipusat ± 45 cm,
Tebal 26 cm, Diameter 20
cm.
Keterangan Bayi :
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny ”V” P 10000 usia kehamilan 39 minggu dengan
persalinan normal di Ruang Bersalin RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Penulis dapat
menjelaskan hasil dari data tinjauan kasus dengan tinjauan teori antara lain :
Pada data subjektif tinjauan kasus di dapatkan data Ibu mengeluh kenceng-kenceng dan keluar
lendir bercampur darah sejak pukul 04.30 Wib (29-05-2022) Riwayat Obstetri Haid :
Menarche : 12 Tahun, Siklusnya : 28 hari, Lamanya : 7 hari, Dismenorhoe : Tidak.
Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut sehari, Teratur/Tidak : Teratur, HPHT : 01-09-2021,
Tafsiran Persalinan : 08-06-2022, Usia Kehamilan : 39 minggu, Riwayat Ginekologi : Ibu
tidak pernah mengalami keputihan yang berlebihan dan perdarahan diluar waktu haid,
Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Ibu sedang tidak menderita penyakit menular, menurun dan
menahun, Riwayat Kesehatan Sekarang : Ibu mengeluh ada keluar flek-flek sejak ± 2 hari
yang lalu, ada keluar lendir darah sejak ± 1 hari terakhir. Ibu ada periksa ke dr.Sp.Og dan hasil
pemeriksaan USG ibu dikatakan bahwa air ketubannya sedikit keruh. Oleh dr. Sp.Og ibu
disarankan untuk melahirkan di rumah sakit untuk dirangsang persalinan. Kemudian tanggal
29-05-2022 ibu masuk PONEK dan dipindah ke Ruang Gayatri RSUD Dr. Wahidin Sudiro
Husodo Mojokerto, Riwayat Kesehatan Keluarga : Didalam keluarga ibu , tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis, dan TBC, penyakit menurun seperti
DM dan hipertensi, serta penyakit menhaun seperti asma dan jantung, Riwayat Perkawinan,
Berapa kali : 1 kali, Lama kawin : 2 tahun, Umur pertama kali kawin : 19 Tahun, Riwayat
Kehamilan : TM I = Ibu ANC 2x di puskesmas, ibu mengeluh mual dan kurang nafsu makan.
Ibu dianjurkan untuk mengurangi makan makanan berlemak dan berbau menyengat karna
dapat meningkatkan rasa mual. Ibu juga dianjurkan banyak minum air hangat dan makan
makanan yang bergizi dengan porsi kecil tapi sering. Pengobatan yang didapat : Tablet Fe
3tab/hari. TM II = ibu ANC 3x di puskesmas, ibu tidak ada keluhan. Ibu dianjurkan untuk
istirahat cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta memeriksakan kehamilannya
secara rutin. Pengobatan yang didapat : SF 1x1 tab/hari, Vit C 3x1 tab/hari, Calk 3x1 tab/hari.
TM III = ibu ANC 1x di puskesmas dan 1x di Dr. Sp.Og. ibu mengeluh pegal pada bagian
pinggang dan paha. Di puskesmas ibu dianjurkan untuk mengurangi aktivitas berlebihan serta
tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi, sayur dan ikan. Di dr. Sp.Og ibu
disarankan untuk melahirkan di rumah sakit karena iar ketuban sedikit. Pengobatan yang
didapat : Imunisasi TT2, SF 1x1 tab/hari, Vit C 3x1 tab/hari. Pola Kebiasaan Sehari-hari, Pola
Nutrisi ibu makan sedikit hanya 3 sendok karena merasakan sakit. Pola Eliminasi BAK
Frekuensi : 8 kali, Warna : kuning jernih, Bau : amoniak, Masalah : ibu BAK dibantu dengan
menggunakan kateter, BAB Ibu tidak ada BAB, Aktifitas Ibu hanya bisa berbaring miring kiri
miring kanan karena sakit pada perut, Personal Hygiene Ibu membersihkan diri dan
mengganti pakaian dengan dibantu, Pola Istirahat Dan Tidur, Ibu kurang tidur dan istirahat
karena merasa gelisah. sehingga dari hasil fakta dan teori dalam tinjauan kasus penulis
menemukan ada kesenjangan antara fakta dan teori.
4.4 Penatalaksanaan
1. Mengobservasi TTV
2. Memasang cairan infus
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
4. Memberi posisi yang nyaman
5. Menyiapkan alat dan obat
6. Memimpin ibu untuk meneran disetiap ada his
7. Melakukan episiotomi
8. Menganjurkan minum / makan di sela his
9. Melakukan cek fundus, tidak ada janin kedua
10. Memberikan injeksi oxytosin 10 iv/im
11. Melahirkan plasenta
12. Messase fundus
13. Melakukan cek perdarahan, perdarahan tidak aktif ± 100 ml
14. Melakukan cek robekan perineum episiotomy
15. Melakukan hecting derajat II dengan anastesi
16. Menyeka pasien
17. Mengobservasi kala IV di partograf.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penatalaksanaan antara tinjauan kasus pada Ny “N“ P 10001 usia kehamilan 39 minggu
dengan persalinan patologis di Ruang Bersalin RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto
di peroleh kesimpulan sebagai berikut :
a.) Pada data subjektif didapatkan kasus Ibu mengeluh kenceng-kenceng dan keluar lendir
bercampur darah sejak pukul 04.30 Wib (29-05-2022) Riwayat Kehamilan : TM I = Ibu
ANC 2x di puskesmas, ibu mengeluh mual dan kurang nafsu makan. Ibu dianjurkan untuk
mengurangi makan makanan berlemak dan berbau menyengat karna dapat meningkatkan
rasa mual. Ibu juga dianjurkan banyak minum air hangat dan makan makanan yang
bergizi dengan porsi kecil tapi sering. Pengobatan yang didapat : Tablet Fe 3x1 tab/hari,
TM II = ibu ANC 3x di puskesmas, ibu tidak ada keluhan. Ibu dianjurkan untuk istirahat
cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta memeriksakan kehamilannya
secara rutin. Pengobatan yang didapat : SF 1x1 tab/hari, Vit C 3x1 tab/hari, Calk 3x1
tab/hari. TM III = ibu ANC 1x di puskesmas dan 1x di Dr. Sp.Og. ibu mengeluh pegal
pada bagian pinggang dan paha. Di puskesmas ibu dianjurkan untuk mengurangi aktivitas
berlebihan serta tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi, sayur dan ikan. Di dr.
Sp.Og ibu disarankan untuk melahirkan di rumah sakit karena iar ketuban sedikit.
Pengobatan yang didapat : Imunisasi TT2, SF 1x1 tab/hari, Vit C 3x1 tab/hari.
b.) Pada data objektif didapatkan hasil setelah dilakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan
yaitu : Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, Tinggi Badan : 150 cm, Berat
Badan : 49 kg, Lila : 21 cm, TTV : TD = 110/70 mmhg, N = 76 x/mnt, S = 36,1 C, RR =
21 x/mnt. Pemeriksaan Penunjang : Hasil Pemeriksaan USG (20-05-2022), Janin tunggal,
presentasi kepala, hamil aterm, FL 8,1 cm, AC 34,13 cm, TBJ 3.300 gram, Plasenta grade
II, AFI : 4 cm. Hasil Pemeriksaan Lab Hemoglobin : 11,6 g/dl, Trombosit : 255.0 /vl,
Albumin : 3,7 g/dl, Protein :10.8 g/dl.
c.) Analisa data pada Ny “V” adalah P 10001 UK 39 minggu, letkep, puki, janin hidup, tunggal,
intrauterine, keadaan ibu dan janin baik.
d.) Penatalaksanaan pada rencana asuhan kebidanan yang sudah dilaksanakan adalah :
Mengobservasi TTV, Memasang cairan infus, Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
pasien, Memberi posisi yang nyaman, Menyiapkan alat dan obat, Memimpin ibu untuk
meneran disetiap ada his, Melakukan episiotomi, Menganjurkan minum / makan di sela
his, Melakukan cek fundus, tidak ada janin kedua, Memberikan injeksi oxytosin 10 iv/im ,
Melahirkan plasenta, Messase fundus, Melakukan cek perdarahan, perdarahan tidak aktif
± 100 ml, Melakukan cek robekan perineum episiotomy, Melakukan hecting derajat II
dengan anastesi, Menyeka pasien, Mengobservasi kala IV di partograf.
5.2 Saran
a.) Bagi Tempat Praktek
Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan pelayanan oleh tenaga
kesehatan khususnya di Ruang Bersalin RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto
untuk lebih memeperhatikan dan meningkatkan asuhan pelayanan yang komperhensif
dalam persalinan.
b.) Bagi Pasien
Pasien diharapkan dapat mengetahui tentang keadaan yang dialami selama masa bersalin,
sehingga dapat mengambil suatu keputusan atau sikap sesuai dengan masalah yang terjadi
pada ibu serta ikut memperhatikan dan melakukan tindakan yang telah dicontohkan oleh
tenaga kesehatan.
c.) Bagi Institusi Pendidikan
Lebih meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada
ibu bersalin patologis.
d.) Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat melakukan pengkajian dan penatalaksanaan kepada pasien sehingga
dapat lebih berkompeten dalam melakukan Asuhan Kebidaanan dengan persalinan
patologis.
DAFTAR PUSTAKA
Arie Sulistyawati dan Esti Nugrahaeni.2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika
Arie Kurniarum.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan
Indah,Firdayanti, Nadyah. 2019. Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny “N” dengan
Usia Kehamilan Preterm di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018.Vol 1 No
1http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/jmidwifery/article/download/7531/6131diakses 2 Mei
2022