Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN LAGU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INGGRIS UNTUK SISWA SD; MENGAPA DAN BAGAIMANA


oleh: Lusi Nurhayati, M.Appl. Ling (TESOL)

1
A. Latar Belakang
Di negara Indonesia, globalisasi menjadi sebuah istilah yang
belakangan ini sering didengungkan mengingat ekses yang ditimbulkannya di
dalam segenap aspek kehidupan bangsa. Era globalisasi dicirikan salah
satunya dengan derasnya pertukaran informasi lintas bangsa melalui berbagai
media. Bahasa asing menjadi salah satu media komunikasi yang vital di era
ini. Penguasaan bahasa asing menjadi salah satu syarat penting agar generasi
muda Indonesia tidak hanya mampu bertahan tapi juga mampu bersaing
dengan bangsa lain di era ini. Salah satu bahasa asing yang mendapat
perhatian cukup serius dari pemerintah juga masyarakat secara luas adalah
bahasa Inggris. Bahasa asing ini menjadi bahasa yang cukup istimewa, dan
salah satu bukti keistimewaannya adalah pemerintah telah sejak lama
mewajibkan mata pelajaran bahasa Inggris di tingkat SLTP. Bahkan dewasa
ini bahasa Inggris juga mulai diajarkan di Sekolah Dasar tertentu, sebagai mata
pelajaran tambahan. Hal ini tentu jarang dialamai oleh bahasa asing
lain.
Mengajarkan bahasa Inggris kepada siswa SD berbeda dengan
mengajarkan Bahasa ini kepada remaja atau orang dewasa. Siswa SD memiliki
keunikan dan karakteristik tesendiri yang sedikit banyak mempengaruhi
suasana pembelajaran di dalam kelas dan pemilihan strategi pembelajaran oleh
guru. Diantara strategi mengajar bahasa Inggris untuk anak-anak yang bisa
dilakukan para guru adalah mengunakan lagu. Lagu merupkan sumber bahasa
yang otentik. Hampir tak ada batas waktu dalam menggunakan media lagu
untuk mengajar bahasa Inggris, maksudnya para siswa bisa menggunakan lagu
sebagai input bahasa sesuka hati mereka, kapan pun mereka mau, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas. Mereka bisa menyenandungkan lagu ini di
mana saja, dan kapan saja mereka menghendakinya. Secara alamiah mereka
bersentuhan secara cepat dengan bahasa Inggris dan menikmati proses ini.
Salah satu prinsip pembelajaran yang dikemukakan Brown (2000)
adalah automaticity. Menurutnya, faktor yang cenderung menghambat
kemunculan automaticity ini adalah terlalu berlebihan dalam menganalisa
bahasa, berfikir terlalu banyak tentang forms (struktur/grammar) dan secara
sadar mengingat-ingat aturan bahasa. Dalam hal ini lagu bisa membantu

2
trejadinya automatic processing of language dimana siswa mengerjakan
sebuah kegiatan belajar tanpa sengaja.
Tulisan ini akan memaparkan kelebihan dari menggunakan lagu untuk
membantu pembelajaran bahasa Inggris juga bagaimana cara menggunkan
lagu dalam kelas bahasa Inggris. Akan dipaparkan tentang posisi bahasa
Inggris di Indonesia dan karakteristik anak-anak sebagai pembelajar bahasa
asing.

B. Rumusan Masalah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sisi Positif Penggunaan Lagu


Lagu merupakan ‘alat’ yang sangat baik untuk membantu proses
belajar bahasa Inggris siswa, lebih khusus lagi lagu diyakini mampu
memotivasi siswa selama mengikuti pembelajaran bahasa Inggris. Dapat pula
dikatakan bahwa lagu merupakan bagian yang penting dari pembelajaran
bahasa Inggris karena lagu menjadikan para siswa lebih sensitif terhadap
bunyi, dan mempelajari bahasa tidak lain adalah mempelajari berbagai jenis
bunyi yang bermakna. Lagu juga bisa menjadikan kelas lebih menarik dan
semarak. Saat anak menyukai lagu yang diajarkan guru, mereka akan dengan
senang hati dan antusias melakukannya. Dan saat itulah, secara tidak langsung
mereka tengah mempelajari sesuatu.
Menurut Brewster dkk (2002:162) ada banyak keuntungan
menggunakan lagu sebagai learning resource. Pertama, lagu merupakan
linguistic resource. Dalam hal ini lagu mejadi media pengenalan bahasa baru,
sekaligus media untuk penguatan tata bahasa dan kosakata. Lagu juga
mepresentasikan bahasa yang sudah dikenali siswa dalam bentuk yang baru
dan menyenangkan.Lagu juga memungkinkan terjadinya pengulangan bahasa
secara alamiah dan menyenangkan. Lagu bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan semua keterampilan bahasa secara integratif, termasuk
meningkatkan kemampuan pronunciation siswa.
Kedua, lagu merupakan affective/psychological resource. Selain
menyenangkan, lagu juga mampu memotivasi siswa sekakigus memupuk
attitude yang positif terhadap bahasa Inggris. Lagu bukan merupakan hal yang
menakutkan atau mengancam bagi siswa. Bahkan lagu bisa membantu
meningkatkan rasa percaya diri siswa. Sebagai bukti bahwa mereka sudah
menguasai sesuatu dalam bahasa Inggris, siswa dapat dengan bangga
menyanyikan lagu bahasa Inggris di depan orang tua mereka.
Ketiga, lagu merupakan cognitive resource. Lagu
membantu
meningkatkan daya ingat, konsentarsi jujga koordinasi. Siswa menjadi lebih
sensitif terhadap tanda rima sebagai alat bantu untuk memaknai makna.

4
Keempat lagu bisa menjadi culture resource dan social resource. Brewster dkk
(2002) juga
mengungkapkan bahwa lagu memberi manfaat yang luar biasa bagu
pemebelajaran pronunciation.Beberapa fitur penting pronunciation seperti
stress dan rhytm juga intonasi bisa dilatihkan secara natural melalui lagu.

B. Menggunakan lagu untuk mengajarkan bahasa Inggris


Agar penggunaan lagu untuk PBM bahasa Inggris efektif, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, diataranya; (1) tingkat kemampuan siswa, (2)
jenis lagu, beberapa lagu ada yang tidak sesuai untuk digunakan sebagai media
pembelajaran, misalnya pronunciationnya kurang bagus atau bahkan keliru, (3)
tingkat kesulitan (kompleksitas bahasa) yang dikandung lagu.
Berbagai macam jenis lagu yang bisa kita pakai sesuai kebutuhan kita
di kelas. Lagu bisa dikategorikan ke dalam activity song, animal song,
counting song, food song, learning song, lullaby, patriotic song, parody, sport
song, traditional song, dan sebagainya. Perlu diketahui bahawa tidak semua
lagu berbahasa Inggris bisa kita jadikan sumber belajar. Lagu yang musiknya
terlalu dominan misalnya, atau lagu yang terlalu banyak mengandung bahasa
metafora, bahasa slank, kurang baik dipergunakan untuk anak-anak. Pilihlah
lagu yang sederhana dan sesuai dengan kebutuhan belajar (kurikulum,
misalnya). Pilih pula lagu yang liriknya bisa terdengar jelas, juga pelafalan
( pronunciation) yang benar. Karena siswa akan menggunakan lagu sebagai
model maka tentu mereka harus menemukan model yang terbaik. Jika guru
yang akan menyanyikannya maka harus dipastikan pula bahwa sang guru
tersebut akan memberi model yang baik bagi siswanya.
Dalam mempelajari bahasa, ada 4 keterampilan utama yang harus
diajarkan dan harus dikuasai siswa yaitu: listening (menyimak), speaking
(berbicara), reading (membaca) dan writing (menulis). Lagu bisa kita
manfaatkan untuk mengajarkan siswa 4 skills ini. Lagu bisa digunakan di
berbagai jenis kegiatan pembelajaran misalnya sebagai penghangat suasana,
pengisi transisi antara dari satu keguatan ke kegiatan lain, penutup kegiatan,
memperkenalkan bahasa baru, berlatih bahasa, memperbaiki bahasa,
mengubah suasana/ mood, menarik perhatian, untuk menyalurkan energi siswa
yang berlebih dan sebagainya (Brewster dkk, 2002). Ide untuk menuliskan

5
lagu secara utuh lalu mengajak siswa menyanyikan dengan membaca tulisan
tidak begitu dianjurkan.
Sebelum menggunakan lagu untuk mengajar ada baiknya kita
perhatikan beberapa hal berikut terkait framework penggunakan lagu untuk
pengajaran bahasa yang disarankan oleh Brewster (2002).
1. Buatlah konteks, dalam hal ini guru perlu menjelaskan tujuan serta
latar belakang informasi.
2. Ajarkan terlebih dahulu kosakata yang dianggap penting dengan
mengguankan alat bantu visual, aksi/ gerakan, realia atau ebnda tiruan,
boneka, dan sebagainya.
3. perdengarkan kaset atau nyanyikan lagu sehingga siswa bia menyimak,
menunjukan kefahaman mereka dan mulai akrab dengan irama dan
nada.
4. Lakukan kegiatan listening lanjutan
5. perhatikan pronunciation misalnya mengidentifikasi pola intonasi, kata
atau silabel yang diberi tekanan (stressed words or syllables).
6. Ajak siswa untuk menyimak, mengulangi, dan berlatih menyanyikan
dan belajar lagu tersebut.Beri semangat agar mereka menggunakan
gerakan tubuh, ekspresi muka dan sebagainya.
7. Beri catatan tertulis teks lagu.Terkait dengan hal ini guru tidak lantas
harus
memberikan catatan lengkap lagu yang diajarkannya. Guru bisa
mengemasnya ke dalam aktivitas menarik dan berorientasi
pembelajaran. Misalnya, siswa diminta membuat lagu versi mereka
sendiri (mengubah sesuai konteks), siswa bisa menyimak dan
melengkapi bagian lagu yang dihilangkan terlebih dahulu,
mengurutkan lagu, menyusun kata-kata dari 2 lagu yang bebeda,
menjodohkan gambar dengan tulisan, dan sebagainya.
8. Ajak siswa untuk membandingkannya dengan tipe yang sejenis di
bahasa ibu mereka, ataupun bahasa nasional.
9. menampilkannya baik secara bersama, individu, kelompok,
berpasangan.

6
Berikut adalah contoh lagu yang bisa digunakan di dalam kelas bahasa
Inggris, berikut tujuan penggunaannya. Tentu saja ini bisa dikembangkan lebih
jauh lagi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang lagu ini, bisa diakses di
internet (misalnya dengan mengakses www.youtube.com) ataupun kaset dan
CD yang saat ini banyak tersedia di pasaran:
No Judul Lagu Lirik Tujuan
1 If you’re If you’re happy and you know it Gerakan fisik, menyalurkan
happy and clap your hands……………clap3x energi siswa yang berlebih,
you know it If you’re happy and you know it melatih ingatan, koordinasi
clap your hands ………….clap3x dan konsentrasi,
mengembangkan kosakata,

tata bahasa, mengahadirkan


suasana riang
5 The wheels The wheels on the bus go round Memberikan pengulangan
on the bus and round kata secara alamiah, latihan
Round and round round and round pronunciation, melatih ingatan
The wheels on the bus go round dan berlatih membuat prediksi
and round
Round and round round and round
Over the city street

The horn on the bus goes beep


beep beep
Beep beep beep
The horn on the bus goes beep
beep beep
Over the city street

7 London London Bridge is falling down Menceritakan kisah, memberi


bridge is Falling down Falling down pemahaman tentang narasi,
falling down London Bridge is falling down melatih memori dan logical
My fair lady thinking, mengembangkan
wawasan geografi dan sejarah
Tied it up with pins and needle (mempelajari sesuatu tentang
Pins and needle pins and needle dunia)
Tied it up with pins and needle
My fair lady
8 Head Head shoulders knees and toes Mempelajari nama anggota
shoulders Knees and toes tubuh, gerakan fisik,
knees and Knees and toes menyalurkan energi siswa
toes Head shoulders knees and toes yang berlebih, melatih
Eyes ears mouth nose ingatan, koordinasi dan
konsentrasi, mengembangkan
kosakata, tata bahasa dan
mengahadirkan suasana riang.
9 Twinkle Penghangat suasana,
twinkle little digunakan dalam cerita,
stars mengembangkan daya
imajinasi siswa
12 Good Good Morning 2x Mengajarkan konsep greeting
Morning To you to you and to you (sapaan), membuka kelas,

7
Good morning good morning to menhangatkan susasana
you and to you
Peter Dandy Paul and John Mary
Susan you and you
good morning 2x to you and to you
13 ABC ABCDEFG HIJKLMNOP QRS Mengenalkan nama huruf latin
TUV WXYZ happy happy sing dan cara melafalkannya dalam
with me happy sing the ABC bahasa Inggris

C. Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai berbagai macam jenis yang bisa


dipilih dan digunakan di kelas seperti, media visual, media audio, media audio
visual, media cetak dan lain-lain. Dari berbagai macam jenis media
pembelajaran, media audio visual merupakan media yang bisa diterima oleh
indera penglihatan dan pendengaran.

Media audiovisual pada hakikatnya adalah media perantara atau


penggunaan materi dimana penyerapannya melalui pengindraan penglihatan
dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman-
pengalaman pendidikan yang nyata kepada siswa (Duludu, 2017:51). Cara ini
dianggap lebih tepat, cepat dan mudah dibandingkan dengan melalui
pembicaraan, pemikiran dan cerita mengenai pengalaman pendidikan.

Arysad (2017:50) menyebutkan salah satu jenis media pembelajaran


audio visual yaitu film dan video. Sama halnya dengan film, video dapat
menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara
alamiah atau suara yang sesuai. Kemamampuan film dan video melukiskan
gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Kedua-duanya
dapat

Menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-


konsep yang rumit, mengajar keterampilan, menyingkat atau memperpanjang
waktu, dan mempengaruhi sikap. Beberapa keuntungan film dan video dalam
pembelajaran antara lain:

8
1. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar
dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, dan berpraktik.
2. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat
yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
Misalnya, langkahlangkah dan cara mengucapkan kosakata bahasa
Inggris (pronounciation).
3. Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video
menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.
4. Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila
dilihat secara langsung seperti lahar gunung merapi atau perilaku
binatang buas.

Dalam hal pengajaran bahasa Inggris, penggunaan media pembelajaran


audio visual merupakan pilihan media yang tepat. Hal ini karena bahasa
Inggris merupakan pelajaran yang mengembangkan keterampilan
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, memahami dan
mengungkapkan informasi. Dengan menggunakan media pembelajaran audio
visual, mahasiswa dapat langsung melihat dan meniru pengucapan kosakata
atau ungkapan bahasa Inggris. Salah satu contohnya dalam pengajaran
speaking (berbicara), Dosen menyajikan sebuah video percakapan bahasa
Inggris dengan menggunakan alat proyektor dan pengeras suara. Proses
kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris pun tidak lagi membosankan bagi
mereka. Mahasiswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar bahasa Inggris.

D. Strategi Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran.


1. persiapan.
Tahapan ini dilakukan untuk menyiapkan jenis media audio visual
seperti apa yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Karakteristik peserta didik.
Seorang dosen atau pengajar harus mengetahui karakteristik
peserta didiknya. Diantaranya adalah usia, level kecerdasan,
dan kebutuhan mereka. Semua itu dilakukan untuk
memastikan efektifitas penggunaan media pembelajaran.

9
b. Merumuskan tujuan pembelajaran. Langkah ini bertujuan
untuk menentukan, dan merumuskan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai adalah aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek
kognitif (knowledge) adalah aspek kemampuan yang
berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan
masalah. Aspek afektif (values) adalah kemampuan yang
berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Dan
yang ketiga adalah aspek psikomotorik, aspek yang
berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual
atau motorik.
c. Mendesain materi dan media yang tepat.
Materi dan media pembelajaran yang akan digunakan
sebaiknya didesain menjadi lebih efektif. Hal ini bertujuan
untuk mencegah terbuangnya waktu, tenaga dan biaya. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah apakah materi dan
media itu akan mampu meningkatkan minat mahasiswa
dalam kegiatan belajar dan mengajar.
d. Tahap percobaan media.
Tahapan terakhir dalam persiapan adalah percobaan media
sebelum digunakan. Alasan yang mendasari percobaan ini
adalah untuk menghindari terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan, misalnya film atau video tidak dapat diputar,
suara tidak terdengar dan sebagainya. Apabila itu semua
terjadi, tentu dapat menyulitkan dosen tersebut dan juga
dapat menimbulkan keributan di dalam kelas.

Setelah keempat tahapan persiapan di atas selesai ditentukan. Tahapan


selanjutnya adalah perlu dipersiapkan kelas atau ruang pembelajaran yang
kondusif seperti tempat duduk mahasiswa, meja, sumber listrik, layar,
proyektor, pengeras suara, penerangan, ventilasi udara dan lainlainnya. Hal
lainya yang dapat dosen lakukan adalah meminta ke mahasiswa untuk bekerja
sama dalam menciptakan suasana ruang kelas yang kondusif demi tercapainya
tujuan hasil belajar.

10
a. Pembelajaran kompetensi mendengarkan (listening skill)

Setiap mahasiswa menginginkan mereka dapat memahami apa yang


diucapkan penutur bahasa Inggris, baik secara bertatap muka, di program acara
TV atau siaran radio, film dan musik. Itulah salah satu alasan mereka belajar
mendengarkan dalam bahasa Inggris. Mendengarkan sangat baik bagi
mahasiswa untuk belajar pengucapan bahasa Inggris yang baik dan benar.
Dengan mendengarkan mereka dapat belajar dengan tepat tentang intonasi dan
juga penekan setiap kata-kata bahasa Inggris.

Media audio seperti radio, tape dan CD player dapat digunakan dalam
semua fase pembelajaran mulai dari penghantar sampai kepada evaluasi
belajar. Penggunaan media ini sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas
(mastery learning). Materi pelajaran listening skill dari rekaman percakapan
bahasa Inggris langsung dari penutur asli dapat diperoleh dosen dari berbagai
sumber, seperti internet, musik dan CD audio listening.

Beberapa prinsip-prinsip di bawah dapat digunakan dalam


pembelajaran mendengarkan (listening skill):

1. Tuntun mahasiswa untuk mendengarkan sesering mungkin.


Semakin sering mahasiswa mendengarkan akan semakin baik
pemahaman mereka tentang pengucapan dan menggunakannya dengan
tepat. Saat proses pembelajaran listening, tuntun mahasiswa untuk
menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat atau
dengan sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses
listening. Pastikan mahasiswa untuk mendengarkan dengan tenang,
pusatkan perhatikan kepada materi audio, dan menghubungkan apa
yang didengar dengan pernyataan-pernyataan yang dibahas sebelum
pembelajaran dimulai.
2. mahasiswa untuk menyiapkan materi mendengarkan (listening
materials).

11
Kebutuhan materi bahan ajar mendengarkan harus sudah disiapkan
oleh dosen. Mereka akan membutuhkan gambar-gambar (visuals),
pertanyaanpertanyaan (questions) dan topik (topics) yang akan
dipelajari. Kebutuhan ini diperlukan mahasiswa untuk memprediksi
setiap jawaban soal.
3. kembali bagian-bagian materi listening yang belum dikuasi oleh
mahasiswa yang belajar lamban.
4. mahasiswa untuk merespon isi dari materi mendengarkan, bukan
hanya dari bahasanya atau kosakatanya.

Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa media audio dapat pula
dijadikan kegiatan belajar dirumah. Untuk membuat kegiatan listening di luar
kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif, berbagai teknik dapat
digunakan, antara lain:

1. Berikan tugas kepada mahasiswa untuk mendengarkan pidato atau


percakapan bahasa Inggris, kemudian buat pertanyaanpertanyaan
yang menyangkut fakta berdasarkan apa yang didengar.
2. Tugaskan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi berbagai
unsur, seperti pembicara, waktu dan peristiwa yang terjadi dari
rekaman drama bahasa Inggris.
3. Mintahlah mahasiswa untuk mendengarkan lagu-lagu berbahasa
Inggris dan ceritakan kembali makna apa yang didapat dari lirik
lagu tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris.
4. Tugaskan kepada mahasiswa untuk menonton film dengan
terjemahan (English subtitle) bahasa Inggris, kemudian ceritakan
kembali cerita singkat dari film itu (retelling).

b. Pembelajaran kompetensi berbicara (speaking skill).


Kemampuan mahasiswa berbicara bahasa Inggris tergantung kebiasaan
meraka berbicara di kelas dan menjadikan kelas mereka menjadi kelas
bahasa (English Classroom). Dengan kata lain, kepercayaan diri
mereka dalam berbahasa Inggris harus ditingkatkan.

12
Media film atau video dapat digunakan oleh dosen untuk
meningkatkan kompetensi berbicara (speaking skill). Sumber bahan
ajar atau materi ini bisa diperoleh atau diunduh dari internet atau
youtube.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di lapangan sering dijumpai guru yang mengeluh karena mengalami
kesulitan dalam mengatur kelas, misalnya karena siswa terlalu aktif bergerak
dan bermain-main di kelas, sulit diorganisasi, mudah bosan dan kehilangan
motivasi juga konsentrasi, berselisih dengan kawannya, dan sebagainya. Di
sisi lain sering juga dijumpai siswa merasa kurang senang dan semangat dalam
mempelajari bahasa Inggris karena cara penjelasan guru yang terlalu
strukturalis. Hal ini bisa jadi muncul karena guru bahasa Inggris di SD itu
kurang menguasai teknik pemebelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing
kepada anak-anak, atau bisa jadi mereka sama sekali tidak memiliki latar
belakang pendidikan bahsa Inggris untuk anak yang memadai.
Lagu bisa menjadi sumber belajar yang baik untuk kelas bahasa
Inggris. Alangkah bainknya jika hal ini disadari oleh para guru bahasa Inggris
di SD untuk selanjutnya dimanfaatkan sebaik mungkin agar kualitas
pembelajaran bahasa ini menjadi lebih baik lagi. Menggunakan buku teks saja
tidak cukup memadai. Guru dituntut kreatif dalam menciptakan kgiatan
kegiatan kelas yang bisa menumbuhkan rasa senang anak terhadap bahasa
Inggris. Karena rasa senang ini merupakan bahan dasar yang sangat penting
agar pencapaian kemampuan bahasa Inggris bisa lebih memuaskan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Brewster, J., Ellis, G., Girard, D. 2002. The Primary English Teacher’s Guide.
England: Penguin English.
Brown, D. 2000. Teaching by Principles.
Cameron, L. 2001. Teaching Languages to Young Learner. Cambridge: CUP.
Ellis, R. 1994. Second Language Acquisition. Oxford: OUP.
Scott, W., and L, Ytreberg. 1990. Teaching English to Children. London:
Longman.
http://www.eslgames.com/edutainment/songs.htm

15

Anda mungkin juga menyukai