NIM : C1D120098

INDUSTRI FILM INDONESIA DALAM MASA PANDEMI: KEBIJAKAN KRISIS ATAU

KRISIS KEBIJAKAN?

1) Pandemi dan terpuruknya industri film Indonesia.

Intisari pada judul pertama ini yaitu menurunnya industri film indonesia secara
drastis dari tahun muncul nya COVID-19 hingga tahun 2020. Meskipun pada
tahun 2020, industri film indonesia memprediksi adanya perubahan, namun hal
tersebut di anggap meleset dari perhitungan. Akibat dari pandemi COVID-19
menyebabkan krisis terhadap perfilman indonesia.

2) Produksi film, protokol kesehatan dan insentif pandemi.

Intisari pada judul kedua yaitu selama pandemi masih berjalan, produksi
perfilman indonesia banyak yang terhenti dan juga dibatalkan produksinya, yang
mengakibatkan kerugian pada pandemi bisa ditaksir sekitar 500 milyar. Namun
dengan adanya kebijakan dari pemerintah yang mengeluarkan Surat Keputusan
Bersama (SKB), tentang panduan teknis pencegahan dan pengendalian COVID-
19. Berdasarkan kebijakan tersebut, diwajibkannya mematuhi protokol
kesehatan saat menjalani produksi film. Dengan hal tersebut setiap pekerja
maupun pemain film harus dalam kondisi sehat dan bebas COVID-19 demi
terselenggaranya produksi film.

3) Bioskop tutup, layanan streaming meningkat juga bioskop daring dan drive-in
cinema.
Intisari pada judul ketiga yaitu pandemi sangat merugikan industri film
indonesia. Sejak ditemukannya pasien positif COVID-19 di Indonesia, seluruh
bioskop telah berhenti beroperasi. Namun ada yang menarik dari kebijakan
penghentian operasi bioskop kala itu, terdapat peningkatan pada layanan Over
The Top (OTT) Streaming film dan video.

4) Kebijakan krisis atau krisis kebijakan

Intisari pada judul terakhir yaitu dengan adanya kebijakan dari pemerintah yang
dapat mendorong perkembangan industri film Indonesia, namun kebijakan
perfilman juga belum sepenuhnya mendorong komunitas perfilman yang
tumbuh di daerah yang minim dukungan. Dengan krisis kebijakan tersebut,
perfilman Indonesia sangat membutuhkan niat baik dari pihak pemerintah untuk
mengeluarkan kebijakan perfilman yang tak hanya integratif dan adaptif, juga
mampu mengatasi krisis.