Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

STRATEGI PELAKSANAAN
PADA KLIEN DEFISIT PERAWATAN
DIRI

DI SUSUN OLEH :
AKPER PAMENANG

AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG


PARE-KEDIRI
2011
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kasus (masalah utama)


DEFISIT PERAWATAN DIRI

2. Proses terjadinya masalah


2.1 DEFINISI
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (
Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

2.2 FAKTOR PREDISPOSISI


a. Perkembangan.
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2.3 STRESOR PRESIPITASI
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit,
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
2.4 SUMBER KOPING
Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang, individu dapat mengatasi stress
dan ansietas dengan menggunakan sumber koping lingkungan. Sumber koping tersebut
sebagai model untuk menyelesaikan masalah, dukungan social dan keyakinan udaya dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimulkan stress dan menghadapi
strategi koping yang berhasil.
2.5 MEKANISME KOPING
a. Regresi
b. Penyangkalan
c. Isolasi diri, menarik diri
d. Intelektualisasi
3. Pohon masalah

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri



Disfungsi social: Menarik diri

Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias.

PK

4. Data yang perlu dikaji dan masalah keperawatan


4.1 DATA YANG PERLU DIKAJI TANDA DAN GEJALA
1. Data subyektif
a. Pasien mengatakan merasa lemah
b. Pasien mengatakan Malas untuk beraktivitas
c. Pasien mengatakan Merasa tidak berdaya.

2. Data obyektif
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a) Fisik
Badan bau, pakaian kotor.
Rambut dan kulit kotor.
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
penampilan tidak rapi
b) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.
Menarik diri, isolasi diri.
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
Interaksi kurang.
Kegiatan kurang .
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
4.2 MASALAH KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan diri
2. Disfungsi sosial: Menarik diri
3. Prilaku kekerasan

5. Diagnosa keperawatan
4. Defisit Perawatan diri
5. Disfungsi sosial: Menarik diri
6. Prilaku kekerasan

6. Rencana tindakan Keperawatan


Diagnosa keperawatan: defisit perawatan diri

Tujuan Umum
Klien dapat mandiri dalam perawatan diri

Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2. klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
3. Klien tahu cara- cara melakukan perawatan diri
4. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
5. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri
6. Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
MomediaPerry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1 – 2
Pada Tgl ....... s/d ........

A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien terlihat kotor,rambut acak-acakan dan tidak disisir,dan banyak kutu,gigi kotor dan
kuning,kulit berdaki dan kotor,klien mengatakan malas mandi.
2. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan khusus
a. Bina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikiasi pentingnya perawatan diri
4. Tindakan keperawatan
4.1 Bina hubungan saling percaya
a. Beri salam setiap berinteraksi
b. Perkenalkan nama, nama pannggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan
c. Tanya nama dan panggilan kesukaan klien
d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
f. Buat kontak interaksi dengan jelas
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
h. Penuhi kebutuhan dasar klien
4.2 Mengidentifikasi pentingnya perawatan diri
Diskusikan dengan klien
a. Penyebab klien tidak merawat diri
b. Manfaat perawatan diri untuk kesehatan mental,fisik dan social
c. Tanda-tanda perawatan diri yang baik
d. Penyakit atau gangguan yang dialami pada diri klien jika perawatan diri tidak adekuat

B. STRATEGI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Orientasi
1. Salam Terapeutik
“ selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya perawat Aditya Rindi, saya biasa di panggil
Rindi. Saya perawat yang dinas di ruangan ini mulai pukul 07.00 – 14.00 WIB. Dan saya
akan merawat bapak selama bapak dirawat disini, kalau boleh tahu, siapa nama bapak ?
bapak suka di panggil apa ?
2. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak saat ini ?
3. Kontrak
 Topic :
 bagaimana kalo saat ini kita berbincang-bincang agar kita saling kenal dan
pentingnya kebersihan diri ?
 Saya lihat dari tadi bapak sering sekali menggaruk-garuk rambut dan badan, gatal ya
pak ?
 Waktu :
bapak maunya kita ngobrol berapa lama ? bagaimana kalau 20 menit ?
 Tempat : bapak ingin kita ngobrol dimana ?
Fase kerja
‘’Kalau boleh tahu, apa yang menyebabkan bapak tidak mau merawat diri ?’’
‘’Sampai-sampai bapak jarang mandi dan baju mbak pun kotor.’’
‘’Apakah sebelumnya bapak pernah malas untuk merawat diri ?’’
“Terus apa penyebabnya ? sama dengan yang sekarang ?’’
‘’Menurut bapak, apakah ada manfaat dalam menjaga kebersihan diri kita ?’’
‘’dan menurut bapak tanda-tanda kalau perawatan diri / kebersihan diri yang baik itu
bagaimana bapak?’’
“Terus bapak,apakah tau mengenai penyakit atau gangguan kesehatan diri apa saja yang
terjadi kalau malas melakukan perawatan diri?’’
Tolong disebutkan apa saja penyakit dan gangguan kesehatan akibat kalau malas
melakukan perwatan diri!

Terminasi
a. Evaluasi Respon Klien
 Evaluasi subyektif
‘’Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol-ngobrol tadi ?
 Evaluasi obyektif
‘’Tadi kan kita sudah kenalan, coba sebutkan nama saya siapa ?
‘’Terus bapak coba sebutkan tanda—tanda dan manfaat perawatan diri yang baik itu
bagaimana ?’’
‘’Ya, betul sekali bapak !’’
b. Rencana tindak lanjut
‘’Saya kira cukup perbincangan kita hari ini, bagaimana kalau besok setiap kali kita
ketemu kita saling menyapa ?’’
‘’Dan nanti coba bapak ingat-ingat lagi tentang penyebab mengapa bapak malas
untuk melakukan perawatan diri kalau ingat nanti beri tau saya kalau bertemu lagi.”
c. Kontrak yg akan datang
 Topic : ‘’Bagaiman kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara- cara
melakukan perawatan diri, bagimana bapak apa mau ? ‘’
 Waktu : ‘’bapak besok maunya kita ngobrolnya berapa lama ? bagaimana kalau 20
menit ?’’
 Tempat : ‘’bapak maunya besok kita ngobrol dimana ?’’
baiklah kalau begitu .”
Sekarang saya permisi dulu karena ada pekerjaan yang harus saya selesaikan , bapak
silahkan istirahat. Selamat pagi ….’’

Anda mungkin juga menyukai