Anda di halaman 1dari 16

JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMKN 3 JAKARTA.

Di ajukan Oleh : Ade Setiawan 5215077547

PROGRAM STUDI PEND. TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011

ABSTRAK Chairiah(2009) : Penerapan Pengajaran Dan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Elektronika Industri di SMKN 3 Jakarta. Penelitian ini dilakukan di kelas I SMKN 3 Jakarta pada mata diklat Elektronika Industri. Peneliti melihat rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar ( 7 dan jumlah yang lulus sebanyak 60%). Nilai rata-rata siswa adalah 6.61 selain itu jumlah siswa yang lulus hanya 11 orang dari 28 siswa (58%), Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pengajaran dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching ang Learning). Pengajaran dan Pembelajaran kontekstual (CTL) ini melibatkan 7 (tujuh) aspek yaitu : 1)kontruktivis, 2)menemukan (inquiry), 3)bertanya (questioning), 4)masyarakat belajar (learning community), 5) pemodelan (modelling), 6)refleksi (reflection), 7)penilaian otentik (authentic assesment). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dengan rancangan penelitian The One Shot Case Study. Objek penelitian ini adalah siswa kelas I dengan jumlah siswa 29 orang. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifkan dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual pada mata diklat Elektronika Industri. Sebelum soal-soal tes diberikan, dilakukan uji coba instrumen di SMKN 3 Jakarta diperoleh indeks reliabilitas instrumen 0.764. Dari hasil analisis data, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen = 7.13 dengan nilai tertinggi 8.25 dan nilai terendah 6.4 dengan persentase ketuntasan belajar sebanyak 26 orang (89%). Sedangkan pada kedua kelas kontrol nilai rata-rata kelas secara berurutan antara lain 6.58 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 siswa dan kelas yang ketiga nilai rata-ratanya adalah 7.00 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 19 orang dari 26 siswa. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Dasar di SMKN 3 Jakarta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kontekstual (CTL) di kelas I SMKN 3 Jakarta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah melihat hasil dari penelitian ini maka disarankan para tenaga pendidik khususnya di sekolah kejuruan teknik dapat menerapkan metode pembelajaran CTL ini pada mata diklat produktif lainnya. Dan untuk selanjutnya kepada rekan-rekan mahasiswa untuk dapat menerapkan metode CTL ini pada mata diklat produktif lainnya untuk penelitian lebih lanjut.

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang tidak terhingga bagi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut telah mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya yang handal dan berkompeten di segala bidang. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan akan

menghasilkan SDM yang mampu bersaing secara sehat dalam ketatnya kompetisi dalam Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Sehingga sangat diharapkan adanya lembaga yang menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dibidangnya. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang akan menghasilkan lulusan yang nantinya diharapkan mempunyai lulusan yang dibutuhkan baik di dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Sekolah yang mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan berkualitas lebih ditujukan kepada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Hal ini dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990, Pasal 3 ayat 2, yaitu, Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Berbicara mengenai pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seringkali masih menimbulkan persoalan yaitu kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan, hal ini terjadi dikarenakan banyaknya siswa yang mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik tentang materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya siswa tidak memahami konsep yang diajarkan.

Siswa mampu menghapal berbagai rumus-rumus dan konsep-konsep yang berhubungan dengan materi ajar teknik elektro tetapi mereka tidak mampu menghubungkan atau mengkaitkan materi ajar yang mereka terima di sekolah dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan nantinya. Melihat hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Industri di SMKN 3 Jakarta, menunjukkan bahwa belum tercapainya Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) dengan nilai rata rata siswa pada SMKN 3 Jakarta pada mata diklat Elektronika Industri adalah 6.61 dan jumlah siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 58 % (Tata Usaha SMKN 3 Jakarta). Melihat rata rata nilai pada ketiga sekolah diatas menunjukkkan belum tercapainya Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) dimana batas kelulusan mata diklat produktif adalah 70 dan persentase kelulusan mencapai 60% (Depdiknas 2006).

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian pra-eksperimental. Dalam rancangan penelitian ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang sama (Muri Yusuf, 2005:227). Perbedaan yang timbul dianggap bersumber pada variabel perlakuan. Model penelitian ini dikenal dengan The One Shot Case Study. Bagan rancangan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Eksperimen Kontrol Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan untuk kelas eksperimen, yaitu penerapan model pembelajaran CTL T2 : Tes akhir yang diberikan untuk kelas eksperimen Pretest Treatment X Postest T2
-

B. Objek Penelitian Untuk melakukan penelitian eksperimental maka jumlah siswa kelas I yang berjumlah 80 orang siswa dibagi dalam 2 kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan asumsi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti guru, materi pelajaran, faktor internal siswa dan yang lainnya diabaikan. 1. Kelas Eksperimen Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan tindakan. Untuk menetukan kelas eksperimen terlebih dahulu mengumpulkan daftar nilai siswa pada semester sebelumnya dan melihat nilai rata-rata kelas terendah, sebagai kelas eksperimen dipilih kelas I sebagai kelas dengan rata-rata kelas terendah selain itu pihak sekolah memberikan saran dan masukan untuk melakukan penelitian pada kelas tersebut. Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran berbasis kontekstual (CTL). 2. Kelas Kontrol Kelas kontrol pada penelitian berfungsi sebagai pembanding, yaitu untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk kelas kontrol peneliti memilih kelas I.1 dan I.2. Pada kelas kontrol diberikan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru sebelumnya. Materi pelajaran untuk kedua kelompok kelas ini sama, yang membedakan hanya metode pembelajarannya.

C. Variabel dan Data Penelitian 1. Variabel Adapun variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas yaitu penggunaan metode pembelajaran dan pengajaran kontekstual (CTL). b. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa setelah perlakuan atau pengajaran diberikan. 2. Data Jenis data dalam penelitian ini adalah : a. Data primer yaitu data yang diambil dari kelas sampel berupa nilai akhir setelah diberikan tindakan dan pemberian tes akhir belajar. Data sekunder yaitu data tentang hasil belajar siswa pada semester sebelumnya yang didapat dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan data hasil observasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yang uraiannya meliputi tiga hal yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. A. Deskripsi Data Pada bagian ini disajikan data data hasil penelitian yang meliputi hasil observasi penerapan CTL di kelas dan pemaparan tes hasil belajar. Berikut rincian masing-masing data tersebut 1. Observasi Penerapan CTL di kelas a. Konstruktivisme b. Menemukan (Inquiry) c. Bertanya (questioning) d. Masyarakat Belajar (Learning Community) e. Refleksi (Reflection) f. Pemodelan (Modelling) g. Penilaian Otentik (Authentic Assesment) 2. Tes Akhir Hasil Belajar Setelah dilakukan tes akhir diperoleh data tentang hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Industri yang menggunakan metode pembelajaran kontekstual (CTL). Tes hasil belajar ini diberikan kepada 29 orang siswa I SMKN 3 Jakarta. Data tersebut dianalisis sehingga diperoleh deskripsi statistik nilai dari kelas sampel seperti yang terlihat dibawah ini. Tabel 18 : Hasil Analisis Data Tes Akhir Kelas x s Xmaks Xmin

Sampel Kontrol 1 Kontrol 2

7.31 6.58 7.00

2.7 1.14 1.06

8.12 7.75 8.08

6.45 5.0 5.0

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat rata-rata nilai kelas sampel setelah dilakukan metode pembelajaran adalah 7.31 dengan nilai tertinggi adalah 8.12 dan nilai terendah 6.45 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 26 dari 29 orang dan persentase

ketuntasan belajar 89 %. Sedangkan rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol 1 adalah 6.58 dengan nilai tertinggi 7.75 dan nilai terendah adalah 5.00 dengan persentase kelulusan 65 %. Nilai rata-rata kelas kontrol 2 adalah 7.00 dan nilai tertinggi 8.08, nilai terendah adalah 5.00. B. Analisa Data Untuk menarik kesimpulan tentang data yang diperoleh dari tes hasil belajar dilakukan analisis secara statistik. Sebelum uji statistik dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. 1. Uji Normalitas Untuk uji normalitas digunakan uji lilifors terhadap hasil belajar Elektronika Industri siswa kelas sampel. Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pancaran titik-titik grafik untuk kelas sampel berada dekat garis lurus, kemudian setelah melakukan tes akhir pada kedua kelas sampel diperoleh data sebagai berikut : Tabel 19 : Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel Kelas N

Lo

Lt

Distribusi

Sampel

29

0,05

0.1409

0.161

Normal

Dari data yang diperoleh pada tabel di atas terlihat bahwa pada kelas sampel nilai Lo < Lt yaitu 0.1409 < 0.1764, berarti data tersebut terdistribusi normal. 2. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji-F. Berdasarkan hasil analisis uji-F dapat dilihat bahwa pada selang kepercayaan 95% diperoleh T-value(thitung) = 0.04 dengan dk(0.95)(77)= 3.13, maka berdasarkan hasil disebut Hi diterima bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikant menggunakan metode pembelajaran kontekstual (CTL) pada mata diklat Elektronika Industri di SMKN 3 Jakarta.

C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Industri pada kelas sampel terjadi peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat pada nilai terendah siswa adalah 6.45 dan yang tertinggi adalah 8.12. Jumlah siswa yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar sebanyak 3 (tiga) orang. Dengan demikian persentase ketuntasan belajar pada penelitian ini mencapai 89%. Sedangkan pada kelas kontrol 1 perolehan rata-rata nilai siswa adalah 6.58 dengan nilai tertinggi 7.75 dan nilai terendah 5.00 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 dari 26 orang siswa (65%). Sedangkan pada kelas kontrol 2 nilai rata-rata kelas adalah 7.00, nilai tertinggi 8.08 sedangkan nilai terendah 5.00, jumlah siswa yang lulus sebanyak 19 dari 25 orang siswa (80%). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan observer terlihat bahwa antusias siswa dalam belajar mengalami peningkatan. Hal ini terjadi dikarenakan siswa

terlibat langsung dalam mencari materi dan informasi yang dibutuhkannya. Tugas proyek yang diberikan merupakan simulasi perancangan dan pemasangan instalasi listrik baik pasangan dalam (inbow) dan pasangan luar (outbow) dengan subjek lokasi di lapangan dan lingkungan siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil tugas proyek yang telah dilakukan siswa terlihat kekurangan dalam hal kemampuan siswa dalam menyusun laporan.. Banyak indikator yang tidak muncul pada setiap pembahasan. Pada kontruktivis sudah sebagian besar

terlaksana, siswa masih belum dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka di kelas. Penerapan menemukan (inquiry) belum maksimal pelaksanaannya, pada indikator kedua terlihat siswa telah menemukan konsep materi yang mereka butuhkan melalui kegiatan penyelidikan terhadap masalah di lapangan, hal itu terlihat paparan teori yang disampaikan siswa beragam dan ada sebagian teori yang tidak dituliskan pada modul. Kurangnya indikator pertama muncul dikarenakan durasi pembelajaran langsung atau ceramah sangat singkat sehingga indikator tersebut jarang muncul di setiap pertemuan. Pada penerapan bertanya terlihat pencapaian yang sangat baik. Dimana sebagian besar indikator muncul disetiap pertemuan. Setelah siswa melakukan pengamatan, masingmasing kelompok akan mempresentasikan karya mereka didepan kelas, dan siswa lainnya akan menanggapi. Pada bagian ini terlihat antusias siswa dalam bertanya sangat meningkat meskipun cara mereka bertanya terkadang masih dengan bahasa yang kurang baik. Dari segi peneliti sendiri masih merasa kesulitan dalam membuat pertanyaan untuk mengukur pemahaman siswa pada saat pembelajaran langsung dilakukan. Penerapan masyarakat belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik, hal itu

terlihat aktivitas siswa yang menunjukkan perkembangan ketika dilakukan pembelajaran kelompok (cooperative learning). Dengan dibentuknya kelompok belajar mereka melakukan

tugas proyek dengan baik, disamping itu terlihat kemampuan siswa dalam menyerap materi semakin membaik dan banyak keluar pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan siswa dalam kelas, pertanyaan tersebut banyak yang dijawab oleh kelompok lain dan terjadi interaksi dalam belajar mengajar. Peneliti sendiri lebih banyak berfungsi sebagai pengarah dan pada akhir pertemuan dilakukan refleksi untuk meluruskan dan menguatkan hasil-hasil yang telah dipelajari pada pertemuan itu. Kekurangan yang ditemukan peneliti dalam ini adalah

kurangnya kemampuan guru dalam mengendalikan kelas sehingga kelas terkesan heboh. Penerapan refleksi dapat dikatakan cukup baik, pada ini merupakan tugas dari peneliti dimana menyimpulkan materi dan hasil diskusi dan juga meluruskan beberapa pernyataan dan pendapat siswa. Pada bagian ini terlihat siswa banyak yang mencatat informasi yang diberikan. Penerapan penilaian otentik belum maksimal pada penelitian kali ini, hal itu

dikarenakan dalam melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa, waktu yang tersedia cukup singkat untuk mengingat nama dan karakter siswa di kelas. Penilaian yang dilakukan merupakan penilaian tugas proyek, presentasi dan kuis-kuis diakhir pertemuan dengan bobot 20%, Dan tes akhir diberikan bobot 50% dilanjutkan dengan tes pemahaman dan

kemampuan siswa dengan menggunakan tes essay dalam melakukan perancangan, menggambar dan memasang instalasi listrik dengan bobot 30%. Penilaian tanggapan dan peningkatan aktifitas siswa belum dapat dilakukan. Penerapan pembelajaran kontekstual ini menggunakan 3 (tiga) strategi

pembelajaran yaitu : Pembelajaran langsung (DI), Pembelajaran Berbasis Masalah (PBI), dan Cooperative Learning. Pada pertemuan I,II dan VIII dilakukan Pembelajaran Langsung, Pertemuan III,IV,V dilakukan Perbelajaran Berbasis Masalah dan Pertemuan VI,VII

dilakukan pembelajaran kelompok. Kendala yang ditemui peneliti adalah dalam melakukan pembelajaran langsung atau disebut juga metode ceramah, terlihat siswa banyak yang membuat kegaduhan dan kurang merespon. Siswa lebih aktif pada strategi pembelajaran yang lainnya. Siswa tampak lebih bersemangat ketika menggunakan strategi berbasis masalah dan cooperative learning.

PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa di kelas I Elektronika Industri. 2. Hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Industri di kelas I SMKN 3 Jakarta setelah dilakukan metode pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL) mengalami peningkatan yang cukup signifikan nilai rata-rata setelah diberikan tindakan adalah 7.13, jumlah siswa yang lulus sebanyak 26 orang (89%), sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas I.2 nilai rata-rata kelas 6.58 dan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 dari 26 orang siswa (65%). Sedangkan untuk kelas I.3 nilai rata-rata kelas 7.00 jumah siswa yang lulus sebanyak 19 dari 25 orang siswa (80%). Dengan demikian proses belajar mengajar di kelas I.1 dikatakan mencapai Standar Ketuntasan Belajar Mengajar.

B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan para guru mata diklat produktif di SMKN 3 Jakarta dapat menggunakan metode pembelajaran kontekstual dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Untuk selanjutnya diharapkan lembaga yang terkait dapat menyusun standar penerapan metode kontekstual di sekolah kejuruan khususnya di kelompok Teknologi.. 3. Pada penelitian ini peneliti lebih menekankan pada peningkatan bidang kognitif siswa, diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengamati hasil belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotor.

4. Sebaiknya dalam penerapan pendekatan kontekstual ini dilakuakan selama 1 (satu) semester penuh untuk hasil yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. (1984). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa. Anas, Sudijono. (1998). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Arikunto, Suhaimi. (1997). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suhaimi. (1992). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Basrul, Donna. (2005). Perbandingan Hasil Belajar Matematika Yang Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dan Pembelajaran Konvensional Di Kelas II SMPN 3 Skripsi. FMIPA: UNJ. Depdiknas. (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta : Depdiknas Depdiknas. (2007). Model Penilaian SMK. Jakarta : Depdiknas. Depdiknas. (2007). Sosialisasi KTSP. Jakarta : Depdiknas. Djohar, M.S. (2003). Pendidikan Strategik, Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan Menuju Masyarakat Madani. Bandung : Remaja Rosma Karya. Fitriza, Rozi. (2005). Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning/Ctl) Pada Siswa Kelas II SMPN 8 Jakarta Dan Pendekatan Konvensional Pada Siswa Kelas II SMPN 7 Jakarta. Skripsi. FMIPA:UNJ. Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. (2001). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung : Bumi Aksara. Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What is and why it's here to stay. Bandung : MLC. Margono, S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Purwanto, Ngalim. (2004). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. Rosyidah, Fima. (2005). Pengembangan KBK Melalui Strategi Pembelajaran Kontekstual. www.pendidikan-net.com. Diakses tanggal 28 Februari 2007. Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (1992). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Sumarni, Siti. (2006). Reorientasi Paradigma Pembelajaran. www.pikiran rakyat.com, 17 Januari, hal 14. Uyanto, Stanislaus. (2006). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu. Yusuf, A.Muri. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: UNJ Press.

Anda mungkin juga menyukai