A. Pendahuluan
B. Metode
Metode yang digunakan dalam essay ini merupakan pengumpulan data – data menggunakan
beberapa paper untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan seperti data kajian lapangan yang
berisikan sampel sampel batuan dan analisis laboratorium sayatan tipis batuan untukanalisis
petrografi dan analisis geokimia batuan.
Gambar 1. Perajahan batuan beku daerah Kulon Progo dan sekitarnya dalam diagram
Peccerrillo & Taylor, 1976.
Berdasarkan kandungan yang terdapat pada sampel batuan FeO dan Fe2O3 sekitar
0.13%-9,85% dari semua sampel batuan terlihat korelasi yang baik terhadap SiO2 yang
membentuk pola negatif. Sehingga kandungan TiO2 menunjukkan prosentasi rendah di beberapa
sampel batuan beku yang kurang dari 1% dan mengindikasi karakteristik batuan magmatis
berasal dari afinitas orogenik (Gill, 1981). Kemudian kandungan FeO* dan TiO2 dapat
mengontrol fraksinasi piroksen, hornblenda dan oksida Fe-Ti. Kandungan CaO sangat berangan
diantara 6,44 – 10,04% kemudian memperlihatkan pola negatif. Pola negatif dari TiO2 , FeO*
dan CaO dapat merefleksikan fraksinasi dari plagioklas dan magnetit pada evolusi magma
toelitik maupun kalk-alkali (Wilson, 1989). Hubungan MgO dengan SiO2 dapat memperlihatkan
pola relatif negatif dengan presentasi sekitar 2,06 - 4,52%. Kandungan dari P2O5 pada semua
sampel menunjukkan pola negatif dengan bertambahnya SiO2 (Harjanto, 2011).
Namun berdasarkan diagram FeO – FeO*/MgO dan TiO2 - FeO*/MgO, Fe dan Ti terjadi
penurunan secara bersamaan diiringi dengan meningkatnya FeO*/MgO, yang mana
memperlihatkan adanya kejadian kristalisasi dari piroksen, biotit, plagioklas dan hornblende
yang merupakan proses magma kalk- alkali yang tidak terjadinya pengkayaan Fe Ketika awal
differensiasi dan juga dari penurunan Ti merefelksikan horblenda mengalami kristalisasi terus
menerus dengan meningkatnya proses differensiasi magma. Sehingga dapat disimpulkan litologi
yang terdapat pada daerah penilitian terbentuk berdasarkan lava yang membentuk mikro diorite,
andesit bsaltik dan dasit pada batuan vulkanik adalah proses dari differensiasi magma
dikarenakan berdasarkan batuan beku pada daerah penelitian menunjukkan kandungan LILE
yang relative tinggi seperti Ba dan Sr dan adanya pengurangan pada Nb, Th dan Hf,
kemungkinan adanya nya kontaminasi dari kerak Ketika differensiasi magma. Dan juga
kandungan unsur Lantanum, Iterbium, Serium menunjukkan sampel pada batuan vulkanik daerah
penelitian kulon progo berasal dari lingkunagn tektonik transisional antara bataun kepulauan
tepian benua aktif.
Namun jika ditinjau berdasarkan kandungan Th relative lebih rendah yang menandakan
terlah mengalami kontaminasi dari kerak bagian bawah, yang dapat dilihat berdasarkan
karakteristik petrologi dan kimiawinya memperlihatkan sumber magma dari batuan beku pada
area penelitian kulon progo ini berasal dari mantel bagian atas berdasarkan data penjajahan unsur
tanah jarang area penilitian kulon progo yang menunjukkan karakter busur kepulauan yang di
normalisasikan terhadap kondrit Sun dan McDonough, (1989).
D. Kesimpulan
Area penilitian kulon progo mengalami telah terjadi proses magmatisme sebanyak dua
periode yang kemudian menghasilkan magmatisme kala Oligosen Akhir Miosen awal dan
magmatisme kala Miosen Akhir kemudian pada area penilitian ini didominasi oleh andesit
ditemukan batuan yang didominasi oleh batuan andesit, jika dilihat dari komposisi kimianya
batuan beku andesit pada daerah penilitian ini memiliki komposisi intermediet sampai asam
dan bertektuk porfiritik, dan juga terdapat perbedaan yang signifikan antara ukuran mineral
dengan fenokris dan masa dasar pada bataun sehingga adanya pembentukan tersebut
disebabkan oleh dampak dari derajat kristalisasi dari pendinginan magma yang lambat
kemudian tiba – tiba menjadi cepat sebagai konsekuesi dari keluarnya magma ke permukaan
atau differensiasi magma.
Namun jika dilihat berdasrkan komposisi kimianya termasuk kedalam seri kalk-alkali
dengan kandungan dari komposisi mineralnya dalah andesit basaltic – dasit dengan
kandungan unsur lanthanum, Iterbium dan Serium yang manandakan asal terbentuknya
mineral pada sampel ini adalah dari lingkungan tektonik transisional antara busur kepulauan
dengan tepian benua aktif akibat yang berkaitan dengan perubahan kecepatan lempeng
samudera Hindia-Australia terhadap lempeng Eurasia yang kemudian menyebabkan
aktivitas vulkanik, yang mana dapat disimpulkan proses magmatisme yang terjadi pada area
penelitian ini berhubungna dengan pembentukan batuan batuan vulkanik pada area penelitian
kulon progo.
Referensi
Harjanto, A. (2011). Petrologi Dan Geokimia Batuan Volkanik Di Daerah Kulon Progo Dan
Sekitarnya, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Magister Teknik Geologi, 4(7).
Hirawan, A. (2018). Studi Petrologi Dan Geokimia Kompleks Batuan Beku Di Daerah Dakah
Dan Sekitarnya, Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah (Doctoral dissertation,
Universitas Gadjah Mada)