Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INDONESIA
NILAM CAHAYA
Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Tadulako
nilamcahaya527@gmail.com
Pendahuluan
Meningkatkan program pembangunan di segala bidang sebagai sarana
menyampaikan informasi secara sempurna dan melibatkan semua orang secara
meluas dengan memanfaatan teknologi digital menjadi harapan pengelolaan
pemerintahan daerah masa kini dan masa depan (Sandiasa & Agustana, 2017:4)
Perkembangan pengelolaan keuangan daerah mengalami masa reformasi yang
besar. Langkah ini merupakan kemajuan yang besar dalam pengelolaan keuangan
khususnya sistem pemerintahan. Hal ini membuktikan bahwa yang dulunya sistem
pengelolaan keuangan pemerintah adalah terpusat dimana keuangan tersebut
dimonitoring langsung oleh pusat dalam penggunaan keuangan. Dan sekarang
kewenangan pengelolaan keuangan menjadi tangguh jawab setiap daerah sehingga
orientasinya mampu dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan
kesejahteraan daerah dalam pengelolaan sumber-sumber daerah yang mampu
dimanfaatkan secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Pemberian
kewenangan dan tanggung jawab atau desentralisasi kepada kabupaten dan kota
memberikan peningkatan bagi setiap daerah dalam melakukan pembaharuan dalam
sstem pengelolaan keuangan dan anggaran daerah. Dalam pengelolaan keuangan
daerah, pemerintah daerah dituntut untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah
yang berorientasi pada kepentingan publik (public oriented) (Mardiasmo, 2002).
Pengelola Keuangan Daerah adalah pejabat pengelola keuangan daerah yang
melakukan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
Keuangan Daerah Pelaksanaan tugas dan wewenang Pengelola keuangan Daerah
dapat melibatkan informasi, aliran data, penggunaan dan penyajian dokumen yang
dilakukan secara elektronik.
Dengan dikeluarkannya Permendagri No. 77 Tahun 2020 yang otomatis
menggantikan Permendagri sebelumnya yaitu Permendagri NO. 13 Tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Dan seluruh SKPD termasuk Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sudah tidak menggunakan aplikasi
SIMDA lagi, melainkan untuk sekarang ini menggunakan aplikasi SIPD (Sistem
Informasi Pemerintah Daerah) yang diatur dalam Permendagri No. 77 Tahun 2020
tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan daerah
Anggaran memiliki fungsi sebagai alat perencanaan dan sebagai alat
pengendalian. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan sumber
pendanaan yang digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.
Melalui data rekening belanja yang terdapat dalam anggaran belanja/lembaga
pemerintah, akan dilihat apakah anggaran yang telah dibuat dapat berperan sebagai
pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintah. Tugas Pemerintahan daerah
Mengajukan rancangan Perda, Menetapkan Perda yang sudah mendapat persetujuan
dari DPRD,Mengajukan Rancangan Perda tentang APBD terhadap DPRD.
Membahas rancangan Perda tentang APBD Bersama DPRD Mengupayakan
terlaksananya kewajiban daerah, Mewakili daerahnya diluar atau didalam Asas
Pemerintahan Daerah. Pemerintah Kota Medan Merupakan salah satu daerah yang
telah menerapkan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD). Sistem Informasi
Pemerintah Daerah (SIPD) adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat
bantu pemerintah daerah untuk meningkatkan efektivitas implementasi dari berbagai
regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah. Dalam rangka melakukan pengelolaan
keuangan daerah secara transparan dan akuntabel, pemerintah memanfaatkan
perkembangan teknologi yang saat ini berkembang sangat pesat, teknologi dalam
bidang keuangan tersebut merupakan Sistem Informasi Pemeritah Daerah (SIPD).
Kebijakan ini ditujukan untuk memberikan fasilitas dan mendorong
terwujudnya sistem data dan informasi pembangunan, informasi keuangan serta
informasi pemerintahan lainnya bagi pengambilan keputusan baik di daerah maupun
di pusat. Sistem ini juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah
melalui kerjasama berbasis teknologi sehingga dapat membangun database yang ada
di daerah serta dapat menggambarkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh
daerah dalam mendukung pengembangan sistem informasi pengelolaan daerah yang
valid dan akurat.
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah atau disingkat SIPD merupakan sistem
informasi yang memuat perencanaan pembangunan daerah, keuangan daerah, serta
pembinaan dan pengawasan pemerintahan daerah. SIPD berfungsi juga sebagai
jejaring dalam pengumpulan data secara nyata dan cepat dengan menggunakan
teknologi informasi, sebagai dukungan dalam perencanaan program dan kegiatan
serta evaluasi pembangunan daerah secara rasional, efektif dan efisien. Sistem ini
pula dapat digunakan untuk mendukung integrase pemanfaatan data terkait dengan
perkembangan pembangunan pada masing-masing instansi pemerintah.
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala
bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah berhubung dengan hak dan
kewajiban Daerah tersebut.Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungiawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah
Dalam melaksanakan kekuasaan Kepala Daerah melimpahkan sebagian atau
seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan Keuangan
Daerah kepada Pejabat Perangkat Daerah dengan memperhatikan sistem
pengendalian internal yang didasarkan pada prinsip pemisahan kewenangan antara
yang memerintahkan, menguji, dan menerima atau mengeluarkan uang
PEMBAHASAN
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala
bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah berhubung dengan hak dan
kewajiban Daerah tersebut. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggung iawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah.
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai laporan dan evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diganti
dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pengisian kepala Perangkat Daerah dan kepala unit kerja pada Perangkat
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk pertama kalinya dilakukan
dengan mengukuhkan pejabat yang sudah memegang jabatan setingkat dengan
jabatan yang akan diisi dengan ketentuan memenuhi persyaratan kualifikasi dan
kompetensi jabatan.
E. PERMENDAGRI NO. 86 TAHUN 2017 tentang revisi Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Ranperda Tentang RJPD Dan RPJMD, Serta Tata Cara Perubahan
RPJPD, RPJMD, Dan RKPD
Pada tanggal 18 September 2017, Menteri Dalam Negri Tjahjo Kumolo telah
menandatangani Permendagri no. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata cara Evaluasi RRPJPD dan
RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD. Peraturan ini
telah diundangkan oleh Kemenkumham tanggal 25 September 2017 dengan Berita
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1213.
Dengan demikian, Permendagri no. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 No. 517) tidak berlaku
lagi.
Penyusunan rancangan awal Renstra Perangkat Daerah, disajikan dengan
sistematika paling sedikit memuat : (Pasal 111)
1. Pendahuluan
2. Gambaran pelayanan perangkat daerah
3. Permasalahan dan isu strategis perangkat daerah
4. Tujuan dan sasaran
5. Strategi dan arah kebijakan
6. Rencana Program dan kegiatan serta anggaran
7. Kinerja penyelenggaraan bidang urusan
8. Penutup.
F. Permendagri No. 99 Tahun 2018 Pembinaan dan Pengendalian Penataan
Perangkat Daerah
Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 99 tahun 2018 tentang
Pembinaan dan Pengendalian Penataan Perangkat Daerah pada dasarnya bertujuan
memberikan pedoman kepada daerah dalam dan penataan kelembagaan. Evaluasi
perangkat daerah dilakukan tiga tahun setelah Pemerintah Daerah melakukan
penataan struktur perangkat daerah, baik berupa pembentukan baru, penambahan,
penggabungan atau pengurangan jumlah perangkat daerah atau unit kerja pada
perangkat daerah.
Terkait hal tersebut, Bappeda Provinsi Sumbar bersama TAPD lainnya, pada
bulan Februari 2020 sudah melaksanakan pemetaan program kegiatan terhadap
Permendagri No. 90 Tahun 2019. Semua OPD lingkup Provinsi Sumatera Barat
menyesuaikan Klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur program kegiatan sesuai
dengan Permendagri No. 90 Tahun 2019. Dalam proses pemetaan tersebut, ada opsi
dari Permendagri No. 90 Tahun 2019 yang memberi kesempatan kepada pemerintah
daerah untuk mengusulkan kegiatan yang dibutuhkan daerah tapi belum ada dalam
klasifikasi Permendagri No. 90 Tahun 2019. Pengusulan program kegiatan ini
menjadi referensi dalam proses istilah pemutakhiran Permendagri No. 90 Tahun
2019
Persiapan pemutakhiran ini dilakukan melalui rapat TAPD secara online pada
tanggal 14 Oktober 2020 yang di pimpin oleh Kepala Bidang Sosial Budaya, Yudha
Prima, S.STP, M.Si dan diikuti oleh anggota TAPD lainnya. Kepala Bidang Eko-
PW, Winny Sayori, ST, MMP, juga terlibat aktif dalam rapat persiapan ini dengan
mengikutsertakan kasubid dan beberapa staf teknis dari Bidang Eko-PW.
Kabid Sosbud dalam arahannya menyampaikan kegiatan pemutakhiran
tersebut dilaksanakan karena adanya perubahan nomenklatur kegiatan sehingga
muncul kegiatan dan sub kegiatan baru dan juga ada kegiatan yang dihapuskan serta
ada penggantian kode rekening sesuai Permendagri No. 90 Tahun 2019. Secara
umum hasil pemutakhiran Permendagri Np. 90 Tahun 2019, ada kegiatan yang tetap
tidak berubah, ada kegiatan baru yang dimunculkan berdasarkan referensi dari
daerah, ada penggantian nomenklatur dengan kode tetap, ada penggantian kode
dengan nomenklatur tetap, ada penggantian kode dan nomenklatur, serta ada
kegiatan yang dihapus. Konsekuensi dari pemutakhiran ini, pemerintah daerah harus
melakukan aksi memilih sub kegiatan yang sama, input kegiatan baru jika
diperlukan, memilih kegiatan yang sesuai, atau melakukan penghapusan kegiatan.
Semua proses pemutakhiran ini dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi
Perencanaan Daerah (SIPD).