Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ANALISIS KELAYAKAN USAHA

ISAP (IKAN ASAP PANTURA)


SEDAYULAWAS, LAMONGAN

Disusun Oleh:
Lidi Fatma Diawati (171020700127)
Hukmiyatul Falahiyah (171020700128)
Pungki Wulandari (181020700154)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengasapan ikan merupakan pemanfaatan dengan cara mengolah bahan
baku ikan segar menjadi output ikan asap dengan tujuan melindungi ikan segar
dari pembusukan dan kerusakan. Pengasapan ikan ini lebih dipilih karena
pengasapan ikan adalah pengolahan yang dapat dilakukan dengan sederhana
menggunakan alat dan bahan yang tradisional sehingga bergantung pada biaya
yang murah dan mudah dikerjakan.
Kabupaten Lamongan sebagai wilayah yang memiliki potensi kelautan
sangat dominan dan beragam. Jenis ikan yang terbesar di wilayah perairan pantura
adalah ikan bandeng, ikan salem, ikan pindang, ikan pari, ikan tongkol dan ikan
tengiri. Untuk itu pelaku pengolahan ikan memanfaatkan potensi tersebut menjadi
usaha ikan asap dan mendapatkan keuntungan yang cukup besar.
1.2 Ruang Lingkup
ISAP adalah salah satu usaha pengasapan ikan yang bertempat di Kabupaten
Lamongan, tepatnya di wilayah Sedayulawas. Jenis ikan asap yang ditawarkan
oleh pengusaha ISAP adalah ikan bandeng, ikan tongkol, ikan salem, ikan
pindang dan ikan pari.
Tujuan ISAP adalah untuk menjadi pilihan bagi masyarakat umum,
khususnya para ibu-ibu rumah tangga di wilayah Sedayulawas dan sekitarnya.
ISAP memberikan kesempatan untuk masyarakat sekitar yang ingin dibantu
dalam pengasapan sesuai ikan yang dimiliki.
1.3 Gambaran Umum
ISAP adalah konsep pengasapan ikan di tempat terbuka sehingga semua
orang tahu bahwa ISAP menawarkan kesegaran serta kebersihan. Peluang usaha
pengasapan ikan di Sedayulawas sangat terbuka, karena di daerah tersebut
penyajian dengan konsep terbuka serta menawarkan membantu warga yang ingin
turut mengasapkan ikan mereka. Cara promosi yang dilakukan juga cukup
berkembang, melalui grup facebook, grup whatsupp, dan dari bantuan warga
sekitar.
1.4 Tujuan
Tujuan didirikannya usaha pengasapan ikan ini adalah untuk memanfaatkan
kelebihan ikan yang awalnya hanya dijual secara langsung atau ikan segar, namun
karena banyak ikan yang kurang laku akhirnya ikan-ikan tersebut diasapkan, dan
dijual secara online maupun offline. Dan tanpa disangka ikan asap yang dijual
awalnya karena sisa ikan segar yang kurang laku, menjadi bisnis yang
berkembang dengan cepat dan menjadi bisnis utama.
1.5 Busines Plan dengan Metode Canvas
Model bisnis adalah alat yang dipakai untuk mengubah ide bisnis menjadi
bisnis. Dengan model bisnis ini, realitas bisnis yang kompleks disederhanakan
menjadi elemen-elemen pokok ynag mudah sipahami. Model bisnis berbeda
dengan business plan. Business plan atau studi kelayakan biasanya dibuat sangat
rinci tetapi kurang mengakomodasi keseluruhan komponen yang diperlukan
dalam menjalankan suatu usaha.
Business model canvas (BMC) disebut sebagai alat pembuat model bisnis
yang kini sangat popular dalam dunia kewirausahaan karena kemampuannya
dalam menggambarkan elemen inti dalam sebuah bisnis yang dituangkan dalam
satu lembar kanvas. Selain itu keunggulan BMC adalah kemudahannya untuk
diubah-ubah model bisnis dengan cepat dan melihat implikasi perubahan suatu
elemen pada elemen bisnis yang lain. BMC juga menyajikan model bisnis yang
mengakomodasi ide-ide kreatif dan inovatif yang berasal dari banyak individu
(bekerja sama) dan kemudahan untuk memadupadankannya.
Business model canvas adalah model bisnis yang terdiri dari 9 blok area
aktivitas bisnis yang dituangkan dalam 1 lembar kanvas. 9 blok itu antara
lain adalah: Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer
Relationship, Revenue Streams, Key Resources, Key activities, Key Patnerships,
dan Cost Structures. Ke-9 blok ini adalah penjabaran dari 4 desain pilar
pokok yang wajib ada dalam sebuah bisnis. Keempat pilar itu adalah: offers,
customers, infrastruktur, dan financial. (Athia, 2018)
Berikut ini adalah canvas method dari Teras Omah:
BAB 2
ASPEK TEKNIS DAN PEMASARAN

2.1 Lokasi Usaha


Tulangan adalah kecamatan dalam lingkup Kabupaten Sidoarjo. Lokasi
usaha kami ini terletak di daerah yang ramai, serta lokasi yang strategis karena
dekat dengan pasar yang menjadi pusat keramaian di wilayah Tulangan, tidak
adanya kampus tidak menyurutkan niat kami untuk mentargetkan usaha kami
kepada mahasiswa. Karena banyak pemuda/i di Tulangan ini yang berkuliah di
Sidoarjo maupun Surabaya namun bertempat tinggal di Tulangan.
2.2 Bahan Baku
Selain produk kopi yang dijual, teras omah juga menyediakan berbagai
minuman lainnya. maka dari itu bahan baku yang menjadi dasar produksi adalah
sangat beragam meliputi:
- Biji Kopi Aneka Ragam
- Coklat
- Susu
2.3 Fasilitas dan Teknologi
Fasitilas yang kami sediakan di kedai kopi teras omah ialah sebagai berikut:
- Wifi gratis untuk semua pelanggan
- Tanaman segar diseluruh area kedai
- Ruang rapat yang dilengkapi dengan proyektor
- Spot foto diseluruh area kedai yang instagramable
- Alunan music yang santai untuk menemani pelanggan
2.4 Varian Produk
Teras omah memiliki berbagai macam varian menu minuman maupun
makanan ringan di kedai antara lain:
COFFEE
- Espresso
- Picolo
- Avogato
- Cappucino
- Late
- Mocca
Metode yang ditawarkan antara lain:
- V60
- Aeropress
- Vietnam Drip
- Cold Brew

ICE COFFEE
- Banana Coffee
- Hazelnad Coffee
- Pinkpanther Coffee
NON-COFFEE
- Taro
- Greentea
- Thaitea
- Choco Origin
- Choco Mint
SQUASH
- Lemon Squash
- Lyche Squash
TEA
- Lyche Mint Tea
- Cinamon Tea
- Java Jasmine
TRADITIONAL
- Wedang Uwuh
- Wedang Secang
- Cinamon Gringer
BAB 3
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Gambaran Pangsa Pasar


Sasaran pasar kami di wilayah Tulangan adalah pecinta kopi, mahasiswa,
dan siswa. Alasan kami mempunyai sasaran sebagai berikut adalah berdasarkan
analisa yang sudah kami lakukan sebelumnya. Mahasiswa dan siswa yang
membutuhkan tempat untuk bersua, reuni dengan teman-teman, mengerjakan
tugas, mencari spot foto terbaik, kami siap untuk memberikan apa yang mereka
inginkan di kedai kami.
3.2 Strategi 4P
Dalam makalah ini dilakukan pengumpulan data kualitatif dengan
melakukan observasi dan pencatatan secara cermat dengan tujuan yang dapat
menghasilkan suatu kesimpulan dan diagnosis. Dikaitkan dengan masalah
penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui fenomena yang sedang diteliti
dengan menggunakan strategi 4P (product, price,place, promotions) (Yeny,
2016).
1. Product : barang atau jasa yang akan ditawarkan oleh perusahaan kepada
pasar meliputi desain, fitur, dan kemasan.
Produk dari kedai kopi teras omah menawarkan sajian minuman kopi dan
non kopi dengan kemasan yang unik dan berbeda dengan yang lainnya.
2. Price : merupakan harga yang harus dibayar pelanggan untuk
memperoleh produk yang dibeli meliputi daftar harga, diskon potongan
harga
Analisa yang kami dapatkan, harga yang kami patok dalam menu kedai
kami adalah masih terjangkau dengan kantong pelanggan kami di seluruh
kalangan
3. Place : sebuah kegiatan perusahaan yang membuat produk yang tersedia
bagi konsumen meliputi lokasi, persediaan, transportasi, dan logistic
Lokasi teras omah terdapat di dekat jalan raya, dengan demikian lokasi kami
sangat mudah dijangkau oleh pelanggan maupun pemasok bahan baku.
4. Promotions: aktivitas kegiatan yang menawarkan produk pada pelanggan
agar tertarik untuk membeli meliputi iklan pada social media, dan
pembagian brosur
Promosi yang sudah dan akan kami lakukan kebanyakan melalui media
sosial dengan awalan membuat media sosial pra-buka dan isi dari media
sosial
3.3 Analisa SWOT
Analisis SWOT merupakan alat bantu untuk mengidentifikasi keadaan
eksternal dan internal dengan tujuan perusahaan mampu membuat strategi yang
tepat sesuai dengan visi dan misi perusahaan (Rangkuti, 2014).
Analisis untuk menghadapi lingkungan eksternal dapat ditetapkan dengan
mengetahui apa yang menjadi ancaman (Threats) dan apa yang menjadi peluang
(Opportunities) bagi perusahaan. Setelah mengetahui lingkungan eksternal yang
dihadapi, maka analisis lingkungan internal perlu dilakukan guna mengetahui apa
yang menjadi kekuatan (Strengths) dan apa yang menjadi kelemahan (Weakness)
dari perusahaan. Analisis SWOT merupakan bagian dari strategi manajemen yang
bertujuan mencapai visi dan misi perusahaan (Pearce dan Robinson, 2013).
Berikut adalah analisa SWOT dari kedai kopi kami:
STRENGHT
1. Persaingan yang masih sedikit dalam pasar skala Tulangan
2. Segmentasi pasar yang luas
3. Segmentasi pasar yang menarik dan dalam trend
4. Konsep tempat yang menarik dan nyaman
5. Konsep produk yang unik
6. Target pasar yang sudah jelas
WEAKNESS
1. Kekurangan pengenalan masyarakat terhadap inovasi pembuatan minuman
kopi olahan
2. Jarak supplier bahan baku dan kedai cukup jauh
3. Pertama menghandle bisnis membutuhkan waktu belajar lebih
4. Kontroling pasar dalam jangka waktu lama akan sangat buruk apabila kita
tidak mengembangkan ide usaha
5. Modal yang dibutuhkan sangat besar
6. Pencarian barista yang dapat meracik citarasa yang mas sangatlah sulit
7. Target pasar akan sangat sulit apabila tidak tepat dengan musim yang
dihadapi
OPPORTUNITY
1. Melestarikan minuman kopi olahan dalam gaya hidup masyarakat
2. Menjadi primadona dalam bisnis minuman kopi olahan
3. Mengembangkan bisnis dalam bentuk franchise untuk 2-3 tahun kedepan
4. Menargetkan pengembangan usaha yang luas di luar Tulangan
THREAT
1. Potensi munculnya bisnis baru yang sama (pesaing)
2. Potensi berkembangnya bisnis yang sama dan terus berkembang
3. Potensi pengambilan konsep oleh pesaing bisnis lain
4. Potensi kesalahan penargetan pasar pada musim tertentu
5. Potensi pembangunan pengembangan usaha yang mungkin sekali
mengalami kegagalan
BAB 4
ASPEK LINGKUNGAN

4.1 Aspek Lingkungan (Penanganan Limbah dan Polusi)


Limbah cair dan polusi merupakan permasalahan penting bagi lingkungan
apabila tidak dikelola dengan baik akan berpotensi besar menurunkan kualitas
dalam hidup dalam kesehatan. Berdasarkan gambaran tersebut dapat dijelaskan
limbah cair domestik dan polusi akan dapat menimbulkan permasalah akan
bertambah besar seiringan dengan pertambahan tingkat penduduk. Potensi akanya
limbah cair domestik terhadaop lingkungan terutama sekali dikarenakan oleh
adanya kandungan bahan organik dan juga mikroorganisme koloform.
Bahan-bahan organik yang terdapat pada limbah cair domestik dapat
memeberikan pengaruh, dan dampak secara langsung maupun tidak langsung
terhadap adanya proses oksidasi perairan yang menurunkan jumlah oksigen dalam
air. Dan juga secara tidak langsung akan menimbulkan sedimentasi dan
mikroorganisme koliform dapat menimbulkan akan bahaya penyakit bagi manusia
(Fitria, 2009.)
Berdasarkan peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 tahun 2013 mengenai
baku mutu air limbah bagi industri atau kegiatan usaha lainnya, untuk parameter
limbah domestik adalah BOD, COD, TSS, Ph serta lemak serta minyak.
Limbah yang dikeluarkan oleh kedai kami ada beberapa macam, yang
paling banyak adalah limbah air dan limbah padat. Limbah cair kami yaitu bekas
dari cucian pirin dan gelas, dari kamar mandi, dan sisa minuman pelanggan.
Limbah padat kami adalah ampas kopi, kulit buah, gelas plastik, sedotan, dan juga
tisu.
Penanganan kami untuk limbah cair adalah dengan ikut serta dalam
membuat sebuah tempat resapan agar limbah cair tersebut langsung terserap
kembali ke tanah. Sedangkan untuk limbah padat kami bedakan menajadi 2 yaitu
organik dan non-organik, limbah organik seperti ampas kopi dan kulit buah akan
kami simpan sendiri sebagai pupuk tanaman, sedangkan untuk limbah non-
organik akan kami salurkan kepada pihak ketiga yang menangani limbah plastik.
4.2 Aspek Sosial Ekonomi
Secara ilmiah dalam proses pembangunan ekonomi pada suatu negara
menimbulkan kesempatann bagi seluruh kegiatan ekonomi, termasuk industri dari
bergaimacam skala usaha, mulai dari usaha kecil dan menengah kecil, menengah,
dan juga usaha besar. Usaha Kecil Mengah (UKM) memiliki peranan penting
dalam memberikan kontribusi bagi perikonomian pada suatu negara. Yang sangat
mendominasi pada sektor industri manufaktur dalam bentuk jumlah usaha dan
tenaga kerja (Abidatul, 2015).
Melihat semakin pesatnya perkembangan di Caruban dan semakin
meningkatnya UMK pada kota ini dan didukung dengan observasi tim lapangan
kami, maka kami telah menetapkan harga dari menu-menu yang kami jual. Harga
tersebtu sudah kami anggap wajar dengan kelas ekonomi di kota ini dengan
berbagai macam aspek.
BAB 5
ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS USAHA

5.1 Legalitas Usaha


Legalitas yang harus kami gunakan ada beberapa macam yaitu:
1. Izin Gangguan (HO)
Digunakan untuk menjamin ketertiban lingkungan sekitar lokasi,
persetujuan tetangga di semua penjuru, dan keterangan potensi gangguan
yang akan terjadi jika usaha sudah berlangsung. Izin ini dikeluarkan oleh
kelurahan dan kecamatan.
2. Izin Domisili, IMB
Izin domisili untuk legalitas bangunan kesesuaian alamat dan kepemilikan,
keterangan bebas sengketa. Izin ini merangkum ketaatan pajakm termasuk
didalamnya PBB.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib untuk
memiliki SIUP. Pengecualian kewajiban memiliki SIUP diperkenankan
terhadap Perusahaan Perdagangan Mikro.
5.2 Legalitas Produk
1. Sertifikat Laik Sehat
Untuk menjamin kesehatan produk yang akan dijual.
2. Sertifikat Laik Hygiene Rumah Makan dan Restoran (SLSR)
Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Restoran/Rumah Makan adalah sertifikat
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota guna mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat, proses pengolahan dan perlengkapan pengolahan
makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan. Dengan demikian, sertifikat laik hygiene ini
merupakan alat pengawasan bagi pemerintah dalam rangka perlindungan
konsumen dan menurunkan risiko gangguan kesehatan bagi masyarakat.
BAB 6
ASPEK KEUANGAN

6.1 Jenis Biaya (Biaya Tetap dan Biaya Variabel)


Memabangun Bar : 16.000.000
Alat Kopi : 11.000.000
Gelas Kecil dan Besar: 6.000.000
Kursi Meja 10 unit : 7.000.000
Mushola + WC : 5.000.000
Kanopi : 3.000.000
Lampu : 3.000.000
Apron 3 Buah : 3.000.000
Lain-lain : 5.000.000
Total Biaya Tetap : 58.000.000

Wifi : 800.000
Transportasi : 500.000
Biji kopi : 300.000
Air : 250.000
Listrik : 250.000
Gaji Pegawai : 2.400.000
Bahan Bar : 200.000
Total Biaya Variabel: 4.700.000

6.2 Analisa Biaya


Biaya-biaya yang telah kami tetapkan adalah berdasarkan observasi
lapangan dari harga pesaing, ketetapan harga langganan, dan UMK kota sidoarjo.
6.2.1 Harga Produk Penjualan (Produksi dan Cost)
Penjualan rata-rata kami estimasikan sebagai berikut:
Penjualan rata-rata: 80 Cup
Harga rata-rata : 10.000
80 Cup x 10.000 = 800.000
800.000 x 30 (1 bulan) = 24.000.000
6.2.2 Perhitungan Keuangan (Rugi Laba)
Keuntungan akan kami hitung per-bulan yang dapat dilihat dibawah ini:
Laba kotor : 24.000.000
Biaya variabel : 4.800.000
Laba : 24.000.000 – 4.800.000 = 19.200.000
6.2.3 Break Event Point
BEP = Total Variabel Tetap / Keuntungan
BEP = 58.000.000 / 19.200.000 = 3,02
Jadi, lama balik modal kedai kami adalah sekitar 3 bulan dari awal buka kedai.
6.2.4 Estimasi Penjualan Per-Tahun
Estimasi penjualan per-tahun didapat dari penjualan perbulan dikali dengan
12 bulan.
24.000.000 x 12 = 288.000.000
6.2.4 Estimasi Biaya Per-Tahun
Estimasi biaya per-tahun didapat dari biaya variabel dikali dengan 12 bulan:
4.800.000 x 12 = 57.600.000
DAFTAR PUSTAKA

Abidatul Afiyah. 2015, Analisa Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industri.
Malang. Universitas Brawijaya. Fakultas Ilmu Administrasi. Jurusan
Administrasi Bisnis. Vol. 23. No. 1. Halaman 1 – 11.
Arina Pramusitas, 2017. Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal Dalam
Pengelolaan Desa Wisata Pantau Trisik, Kulonprogo. Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada. Jurusan Pariwasata Terapan. Vol. 1. No. 2.
Halaman 14 – 25.
Aisyah Amalia, 2016. Perencanaan Strategi Pemasaran Dengan Pendekatan
Bauran Pemasaran Dan Swot Pada Perusahaan Popsy Tubby. Surabaya.
Universitas Ciputra. Fakultas Manajemen. Jurusan Manajemen dan Start up
Bisnis. Vol. 1. No. 3. Halaman 1 -10.
Cut Yulvizar, 2011. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Dalam Menurunkan
Kadar Fenol Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin (Rsudza)
Banda Aceh. Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala. Fakultas Mamtematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jurusan Biology. Vol. 3. No. 2. Halaman 9 –
15.
Firtiani Riany Eris, 2009. Penanganan Masalah Persampahan Dan Limbah Cair
Di Propinsi Banten. Serang Banten. Universitas Sultan Ageng. Fakultas
Pertanian. Jurusan Agroteknologi. Vol. 1. No.1. Halaman 36 – 45.
Hartatik, 2017. Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model
Canvas. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Teknik.
Jurusan Teknik Industri. Vol. 18. No. 2. Halaman 113 – 120.
Novitha Herawati, 2019. Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan
Rencana Manajemen Usaha Kedelai Edamame Goreng. Jember. Universitas
Jember. Fakultas Agroteknologi. Jurusan Magister Teknologi Agroindustri.
Vol. 13. No. 1. Halaman 42 – 51.
Rainaldo M, 2017. Analisis Business Model Canvas Pada Operator JasaOnline
Ride-Sharing (Studi Kasus Uber di Indonesia). Surabaya. Fakultas Bisnis
dan Manejemen Teknologi. Vol. 6. No. 2. Halaman 235 – 239.
Wiwika Arif Wirawan, 2014. Pengolahan Limbah Cair Domestik
Menggunakantanaman Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.) Dengan Teknik
Tanam Hidroponik Sistem Dft (Deepflowtechnique). Malang. Universitas
Brawijaya. Fakultas Teknk Pertanian. Jurusan Teknologi Pertanian.
Yeny Hardianti, 2016. Analisis Strategi 4p (Product, Price, Place, Promotion)
Dan Stp (Segmenting, Targeting, Positioning) Pt. Cipta Master Perkasa.
Universitas Telkom. Jurusan manajemen Bisnis Telekominikasi dan
Informatika. Vol. 3. No. 2. Halaman 1149 – 1154.

Anda mungkin juga menyukai