Terdapat beberapa tantangan yang beresiko dari penerpan just in time yaitu :
1. Minimnya pemasok yang andal dan juga gangguan yang tidak terkait dengan
kemungkinan yang ada. Misalnya saja tanpa adanya inventaris yang tetap, hilangnya
penyedia sumber tunggal bahan baku akan mampu menunda ataupun menonaktifkan
produksi yang ada di dalam perusahaan.
2. Bencana alam ataupun konflik politik juga akan mampu menjadi tantangan karena
dapat menghentikan rute perdagangan yang membuat perusahaan dan pelanggan
mengalami kerugian ataupun ketidaknyamanan dalam pelayanan. Contohnya Di tahun
1997, kebakaran di salah satu perusahaan pemasok Toyota, mampu melumpuhkan
produksi katup-P untuk kendaraan Toyota itu sendiri, kerusakan yang ditimbulkan
sangatlah parah sampai mampu menghentikan produksi selama berminggu-minggu.
JIT TRADISIONAL
1. Sistem tarikan 1. Sistem dorongan
2. Persediaan tidak signifikan 2. Persediaan signifikan
3. Basis pemasok sedikit 3. Basis pemasok banyak
4. Kontrak jangka panjang dengan 4. Kontrak jangka pendek dengan pemasok
pemasok 5. Pemanufakturan berstruktur departemen
5. Pemanufakturan berstruktur seluler 6. Karyawan terspesialisasi
6. Karyawan berkeahlian ganda 7. Jasa tersentralisasi
7. Jasa terdesentralisasi 8. Keterlibatan karyawan rendah
8. Keterlibatan karyawan tinggi 9. Gaya manajemen sebagai pemberi
9. Gaya manajemen sebagai penyedia perintah
fasilitas 10. Acceptable quality level (AQL)
10. Total quality control (TQC)
Dalam just in time diusahakan persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang
tidak signifikan), sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan
pelaporan keuangan.
X1 = (I + F1 + X2V2)/(P -V1)
Dimana: