MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
Oleh Mansur HR
Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
1
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
pula yang lebih paham jika bereksperimen, dan sebagainya. Ini sangat tergantung pada gaya
belajar peserta didik tersebut. Oleh karena itu pemilihan strategi atau metode pembelajaran
harus disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik.
Apakah sesungguhnya gaya belajar itu? Menurut Bunda Lucy dalam buku “Mendidik
sesuai dengan Minat dan Bakat Anak” (2010), gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai
dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi. Sementara
menurut Bobby DePorter dalam buku “Quantum Teaching” (2002) terdapat dua benang
merah yang disepakati tentang gaya belajar ini. Pertama adalah cara seseorang menyerap
informasi dengan mudah atau sering disebut sebagai modalitas. Kedua adalah cara orang
mengolah dan mengatur informasi tersebut. Modalitas dalam belajar dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu; belajar dengan melihat (Visual Learning), belajar dengan mendengarkan
(Auditory Learning), dan belajar dengan melakukan (Kinestethetic Learning).
Visiual learning (Gaya Belajar Visual) adalah gaya belajar dengan cara melihat
sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang
untuk memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks
seperti tulisan, dan sebagainya.
Ciri-ciri dari seseorang yang memiliki gaya belajar visual antara lain; (a) mengingat
apa yang dilihat daripada apa yang didengar, (b) suka mencoret-coret sesuatu, (c) pembaca
cepat dan tekun, (d) lebih suka membaca dari pada dibacakan, (e) rapi dan teratur, (f)
mementingkan penampilan, (g) teliti terhadap detil, (h) pengeja yang baik, (i) lebih
memahami gambar dan bagan daripada instruksi tertulis, (j) tahu apa yang harus dikatakan,
tetapi tidak terpikir kata yang tepat, (k) biasanya tidak terganggu oleh keributan,
(l) mengingat dengan asosiasi visual.
Sementara Auditory learning (Gaya Belajar Auditori) adalah gaya belajar yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh
karena itu mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar,
seperti mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya.
Adapun ciri-ciri pembelajar auditori antara lain; (a) lebih cepat menyerap dengan
mendengarkan, (b) menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca, (c) senang membaca dengan keras dan mendengarkan, (d) dapat mengulangi
kembali dan menirukan nada, irama, dan warna suara, (e) bagus dalam berbicara dan
bercerita, (f) berbicara dengan irama yang terpola, (g) mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat, (h) suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar,
2
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
(i) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, (j) suka musik dan
bernyanyi, (k) tidak bisa diam dalam waktu lama, (l) suka mengerjakan tugas kelompok.
Sedangkan Kinesthetic learning (Gaya Belajar Kinestetik) adalah cara belajar yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan gerakan, sentuhan,
praktik atau pengalaman belajar secara langsung.
Ciri-ciri yang nampak pada pembelajar kinestetik antara lain; (a) selalu berorientasi
fisik dan banyak bergerak, (b) berbicara dengan perlahan, (c) suka menggunakan berbagai
peralatan dan media, (d) menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, (e) berdiri
dekat ketika berbicara dengan orang, (f) belajar melalui praktek, (g) menghapal dengan cara
berjalan dan melihat, (h) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, (i) banyak
menggunakan isyarat tubuh, (j) tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, (k) ingin
melakukan segala sesuatu, (l) menyukai permainan dan olahraga.
Bagaimana Menegenal Gaya belajar peserta didik?
Mengenal karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya merupakan salah satu
bagian dari ranah kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Oleh karena itu
sebelum guru mengajar di kelas seharusnya sudah mengenal lebih dahulu karakteristik belajar
dari masing-masing peserta didiknya, khususnya gaya belajar mereka. Sehingga dengan
demikian guru tersebut akan lebih efektif dalam memilih strategi ataupun metode
pembelajaran. Lalu bagaimana cara untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar peserta
didik itu? Menurut Wijaya Kusumah (http://www.gayabelajar.net, 2013), untuk mengenal
atau mengetahui gaya belajar peserta didik ada beberapa cara yang bisa kita lakukan yakni;
Pertama, Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap peserta didik
melalui penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas. Untuk mengenal peserta
didik yang mempunyai gaya belajar auditori, gunakanlah metode ceramah secara umum.
Selanjutnya perhatikan dan catatlah peserta didik yang betah mendengarkan dengan tekun
hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe peserta didik
dengan gaya auditori yang lebih menonjol.
Sedangkan untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual dapat
digunakanlah metode lain, misalnya dengan memutar film, menunjukkan gambar atau poster,
dan juga menunjukkan peta ataupun diagram. Dengan proses belajar mengajar seperti ini, kita
bisa melihat para peserta didik yang mempunyai kecenderungan belajar secara visual yaitu
yang lebih tertarik dan antusias mengikuti pelajaran dengan metode tersebut.
Demikian pula untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik
gunakanlah metode pembelajaran simulasi atau praktek. Para peserta didik yang mempunyai
3
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
gaya belajar kinestetik tentu saja akan sangat antusias dengan model belajar mengajar
semacam ini. Begitu seterusnya kita melihat bagaimana reaksi peserta didik terhadap setiap
model pembelajaran sehingga lambat laun kita akan lebih mudah mengenal dan mengetahui
kecenderungan gaya belajar mereka.
Kedua, Dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan
pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah, misalnya
menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang
bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, (1) adalah melakukan praktek langsung
dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini setelah melihat potongan-potongan
yang ada; (2) adalah dengan melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, baru mulai
menyatukan; dan (3) adalah membaca petunjuk tertulis langkah-langkah yang diperlukan
untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir.
Pembelajar visual akan cenderung memulai dengan melihat gambar rumah secara
utuh. Ia lebih cepat menyerap melalui gambar-gambar tersebut sebelum menyatukan bagian-
bagian rumah secara keseluruhan. Adapun pembelajar auditory cenderung membaca petunjuk
tertulis mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah, dan tidak
terlalu mempedulikan gambar yang ada. Sedangkan pembelajar kinestetik akan langsung
mempraktekkan dengan mencoba-coba menyatukan satu bagian dengan bagian yang lain
tanpa terlebih dahulu melihat gambar ataupun membaca petunjuk tulisan. Dari pengamatan
terhadap cara kerja peserta didik dalam menyelesaikan tugas ini, kita akan lebih memahami
gaya belajar peserta didik secara lebih mendetail.
Ketiga, Melakukan survey atau tes gaya belajar. Tes gaya belajar ini biasanya
menggunakan jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan
metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya belajar semacam ini
mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengenal
gaya belajar peserta didik.
Namun jika sulit untuk menggunakan jasa konsultan atau psikolog, maka dapat pula
kita menggunakan instrumen tes sederhana yaitu berupa daftar pertanyaan terkait dengan ciri-
ciri gaya belajar Visual, Auditorial dan kinestik yang harus dijawab (diberi tanda checklist)
oleh peserta didik untuk membantu mereka mengidentifikasi gaya belajarnya.
Adapun model instrumen yang dimaksud sebagaimana dikemukakan oleh Bobbi
DePorter dalam buku Quantum Teaching (2002) adalah sebagai berikut:
4
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
Penilaian Visual, Auditorial dan Kinestetik (VAK)
Berilah tanda checklist (V) yang sesuai untuk setiap pertanyaan. Jumlahkan nilai Anda untuk
setiap bagian. Kemudian buatlah grafik dan hasilnya.
No VISUAL Sering Kadang- Jarang
kadang
1 Apakah Anda mengingat apa yang dilihat, daripada
yang didengar?
2 Apakah Anda suka mencoret-coret sesuatu, yang
terkadang tanpa ada artinya saat di dalam kelas?
3 Apakah Anda pembaca cepat dan tekun?
4 Apakah Anda lebih suka membaca daripada dibacakan?
5 Apakah Anda rapi dan teratur?
6 Apakah Anda mementingkan penampilan, dalam hal
pakaian ataupun penampilan keseluruhan?
7 Apakah Anda teliti terhadap detail?
8 Apakah Anda pengeja yang baik?
9 Apakah Anda lebih memahami gambar dan bagan
daripada instruksi tertulis?
10 Apakah Anda tahu apa yang harus dikatakan, tetapi
tidak terpikir kata yang tepat?
11 Apakah biasanya tidak terganggu oleh keributan
12 Apakah mengingat dengan asosiasi visual
Sub Total ............ ............. ...........
x2 x1 x0
Total ............ .............. ...........
= ..........................................
5
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
No AUDITORIAL Sering Kadang- Jarang
kadang
1 Apakah Anda lebih cepat menyerap dengan
mendengarkan?
2 Apakah Anda menggerakkan bibir mereka dan
mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
3 Apakah Anda senang membaca dengan keras dan
mendengarkan
4 Apakah Anda dapat mengulangi kembali dan
menirukan nada, birama, dan warna suara.
5 Apakah Anda bagus dalam berbicara dan bercerita
6 Apakah Anda berbicara dengan irama yang terpola
7 Apakah Anda mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat
8 Apakah Anda suka berbicara, suka berdiskusi, dan
menjelaskan sesuatu panjang lebar
9 Apakah Anda lebih pandai mengeja dengan keras
daripada menuliskannya
10 Apakah Anda suka musik dan bernyanyi
11 Apakah Anda tidak bisa diam dalam waktu lama
12 Apakah Anda suka mengerjakan tugas kelompok
Sub Total ............ ............. ...........
x2 x1 x0
Total ............ .............. ...........
= ..........................................
6
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
No KINESTETIK Sering Kadang Jarang
-kadang
1 Apakah Anda selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak
2 Apakah Anda berbicara dengan perlahan
3 Apakah Anda suka menggunakan berbagai peralatan dan
media
4 Apakah Anda menyentuh orang untuk mendapatkan
perhatian mereka
5 Apakah Anda berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
6 Apakah Anda belajar melalui praktek
7 Apakah Anda menghafal dengan cara berjalan dan melihat
8 Apakah Anda menggunakan jari sebagai penunjuk ketika
membaca
9 Apakah Anda banyak menggunakan isyarat tubuh
10 Apakah Anda tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
11 Apakah Anda ingin melakukan segala sesuatu
12 Apakah Anda menyukai permainan dan olah raga
Sub Total .......... ............ ..........
x2 x1 x0
Total .......... ............ ..........
= .....................................
7
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
Setelah peserta didik menjawab tes tersebut sampai pada pengisian grafik, maka
tentu akan kelihatan gaya belajar yang paling menonjol pada diri peserta didik tersebut.
Dalam kenyataannya kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu
gaya belajar mendominasi.
Dari ketiga cara untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar peserta didik di atas,
guru dapat memilih untuk menggunakan salah satu dari tiga cara tersebut untuk mengenal
gaya belajar peserta didiknya.
8
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
contoh-contoh. (d) Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk
dalam posisi yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid-murid yang lain.
(e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghapal sesuatu sambil bergerak, berjalan
atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak simulasi dan role playing. (h) Biarkan murid
berdiri saat menjelaskan sesuatu.
Dalam prakteknya, satu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok pembelajar seperti
yang telah diuraikan di atas. Karena itulah, tidak bisa seorang guru hanya mempraktekkan
satu metode pembelajaran untuk diterapkan di seluruh kelas. Jika guru mengajar hanya
dengan metode ceramah mulai dari awal hingga akhir, sementara dalam satu kelas
kecenderungannya lebih banyak pembelajar visual atau kinestetis, maka yang terjadi adalah
suasana kelas yang tidak menyenangkan. Orang-orang visual dan kinestetis akan cepat
merasa bosan dengan apa yang didengarkan. sehingga yang terjadi kemudian mereka akan
mulai mencari perhatian dengan berbagai hal yang mengganggu, misalnya ada yang tidak
memperhatikan penjelasan guru, ada yang tidur di kelas, dan lain lain.
Oleh karena itu dalam situasi semacam ini, guru-guru kreatif dan mempunyai inovasi
yang tinggi akan selalu mempertimbangkan keragaman gaya belajar peserta didik dalam
menggunakan metode pembelajaran. Tidak lagi kemudian menggunakan metode ceramah
saja, tetapi juga menggunakan metode yang lain yang memungkinkan, misalnya diskusi
kelompok ataupun mengajak mereka dalam suatu permainan agar tidak membosankan.
Singkat kata guru akan menggunakan metode yang bervariasi yang tentu saja sesuai dengan
gaya belajar peserta didik.
Karena itulah, kreativitas dan kemampuan guru untuk mengenal gaya belajar peserta
didiknya sangat penting agar suasana pembelajaran di kelas bisa dibangun dengan lebih
kondusif untuk belajar. Tidak ada lagi peserta didik nakal, yang ada adalah peserta didik
banyak akal. Tidak ada lagi peserta didik yang ribut di kelas, karena pembelajaran
berlangsung sangat menyenangkan. Inilah Guru yang Baik.
9
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=259:gaya-belajar&catid=42:widyaiswara&Itemid=203