le"
rOASTEPte,
DIREKTUR RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
I MASTER
MEMUTUSKAN
Menetapkan •
KESATU : Keputusan Direktur RSU Baitul Hikmah Kendal tentang Kebijakan
Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan sebagaimana
tersebut pada lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dan i Keputusan ini;
KEDUA : Kebijakan Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan di
RSU Baitul Hikmah Kendal sebagaimana dimaksud dalam Diktum
pertama sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan di
RSU baitul Hikmah Kendal;
KETIGA : Dengan berlakunya keputusan ini, maka keputusan Direktur yang
lama yang bertentangan dengan peraturan ini tidak berlaku;
KEEMPAT : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
dilakukan evaluasi setiap 2 tahun;
KELIMA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
DIREKTUR
RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
dr. LU • I HAKIEM
NIK. 17.10.06.14
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
NOMOR : 0029/SK/DIR/RSBH/1/2018
TENTANG
KEBIJAKAN AKSES KE RUMAH SAKIT DAN
KONTINUITAS PELAYANAN
BAB I
NIPTSTE-R-1
KEBIJAKAN AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN
RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
Pasal 1
Skrining Pasien
1 Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau diluar rumah sakit dan
ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi dan sumber daya rumah
sakit.
2 Penerimaan pasien dilakukan bila rumah sakit mampu menyediaakan pelayanan
yang dibutuhkan pasien.
3 . Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hash l dani pemeriksaan fisik, psikologi, laboratorium klinik
atau diaknostik imajing.
4 • Pasien dilakukan skrining melalui IGD dengan cara triase, sebelum diputuskan
rencana perawatan selanjutnya
5 . Petugas yang melakukan proses triase adalah Dokter / petugas IGD yang sudah
melakukan pelatihan PPGD
6 . Pasien diterima di Rumah Sakit sesuai kebutuhan pelayanan rawat map dan rawat
jalan yang tepat.
7. Ada yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan untuk mengobati,
mengirim atau merujuk pasien.
8 . Adanya standar pemeriksaan laboratorium klinik atau diagnostic imajing sebelum
penerimaan pasien.
9 . Tidak merawat atau memindahkan atau merujuk pasien sebelum hasil tes yang
dibutuhkan tersedia.
10 .Kebutuhan darurat mendesak atau segera di identifikasi dengan proses triase
berbasis bukti untuk memprioritas pasien dengan kebutuhan emergency.
11 . Instalasi Gawat Darurat RSU Baitul Hikmah Kendal juga melayani pasien dengan
False Emergency.
12 . Sebelum pasien melakukan pendaftaran di admisi untuk perawatan rawat map :
• Pasien dilakukan pemeriksaan radiologi dan laboratorium yang menjadi
standar, yang disesuaikan dengan hash l skrining awal.
• Jika pasien telah membawa hasil laboratorium dan radiologi sebelumnya,
maka dilakukan verifikasi.
Pasal 2
Skrining Pasien Menetapkan Kebutuhan Pelayanannya
Pasal 3
Penundaan Pelayanan dan Pengobatan
Pasal 4
Pendaftaran Pasien Rawat !nap, Rawat Jalan Dan Penerimaan Pasien IGD Yang Akan
Rawat !nap
1 Pendaftaran Pasien Rawat !nap dilakukan di bagian penerimaan pasien rawat map
/ TPPRI.
2 Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dilakukan di bagian pendaftaran rawat jalan /
TPPRJ.
3 Pemindahan pasien dan i Instalasi Gawat Darurat ke Rawat map dapat dilakukan,
jika diagnose sementara telah ditegakkan dan didukung semua pemeriksaan yang
dibutuhkan telah dilengkapi, balk laboratorium maupun radiologi serta kondisi
pasien sudah stabil.
4 Pendaftaran pasien Rawat Jalan dan bisa dilayani via on line.
5 . Pendaftaran on line rawat map belum bisa dilayani.
Pasal 5
Komunikasi Efektif dan Pemberian Edukasi dan Informasi -1
LI STER i
1. Pemberian Informasi kepada pasien dan keluarga saat Admisi tentang tarif
ruangan ()Leh staf admisi didalam General Concent dan perkiraan biaya tarif
tindakan medis oleh kasir.
2. Pemberian Informasi oleh dokter poliklinik / dokter jaga IGD meliputi rencana
asuhan dan hashl asuhan yang diharapkan.
3. Dalam memberikan pelayanan petugas menggunakan tata cara komunikasi yang
efektif dalam memberikan edukasi dan Informasi sehingga cukup memahamkan
bagi pasien dan kelurga untuk mengambil keputusan yang benar.
Pasal 6
Pengelolaan Alur Pasien
1. Alur pasien bertujuan untuk membantu pasien dalam mendapatkan pelayanan yang
dibutuhkan.
2. Untuk mencegah penumpukan yang akan mengganggu pelayanan dan berpengaruh
terhadap keselamatan pasien dan dapat mengurangi penundaan asuhan terhadap
pasien.
3. Jika jumlah pasien yang dilayani di IGD melebihi kapasitas bed yang ada maka
dokter berkolaborasi dengan PJ shif untuk menghubungi case manager/ MOD.
4. Case manager / MOD menganalisa kondisi di IGD dan mencarikan bantuan SDM dani
ruangan atau °mall dani dokter dan perawat IGD.
Pasal 7
Penahanan Pasien Untuk Observasi
Pasien emergency distabilkan maksimal 6 jam lebih dahulu sesuai kemampuan rumah
sakit sebelum dipulangkan, dipindah ke ruang rawat in, ruang high Care atau
dirujuk.
Pasal 8
Penanganan Pasien Bila Tempat Tidur Penuh
1 . Untuk permintaan ruang rawat map VIP, ditawarkan kelas yang lebih rendah.
2 . Untuk permintaan ruang rawat map kelas kelas I, II, dan III, ditawarka elas
yang lebih tinggi. I MASTER
3 . Bila pasien harus dirawat di HCU, dan kapasitasrfiya— penu , disarankan untuk
dirujuk ke RS lain, Bila keluarga tidak setuju, pasien dirawat di kamar rawat yang
dekat dengan Ruang Perawat dengan peralatan seadanya dan atas persetujuan
keluarga.
4. Bila ruangan penuh, pasien disarankan dirujuk.
Pasal 9
Kriteria Perawatan Khusus
Penerapan criteria perawatan khusus (unit khusus dan High care) di RS meliputi :
1 . Setiap pasien yang akan masuk High care harus memenuhi kriteria fisiologis yang
telah ditetapkan dan didokumentasikan di rekam medik pasien.
2 . Setiap pasien yang akan dipindahkan / keluar dani ruang khusus / High care harus
memenuhi kriteria fisiologis dan didokumentasikan di rekam medik pasien.
3 . Pasien yang tidak memenuhi Kriteria Fisiologis yang ditetapkan tidak
diperkenankan masuk high care, disertai bukti-bukti bahwa pasien tidak memenuhi
kriteria untuk berada di unit tersebut.
4. Ruang perawatan khusus yang dimaksud antara lain :
• High Care Unit (HCU)
• Isolasi
Pasal 10
Kesinambungan Pelayanan
Pasal 11
Dokter Penaggung Jawab Pelayanan (DPJP)
1. DPJP adalah tim leader yang melakukan koordinasi asuhan inter PPA dan bertugas
dalam seluruh fase asuhan rawat map pasien.
2. DPJP dalam pelaksanaan tugasnya dicatat didalam rekam medis.
3. Pasien rawat map dan mendapatkan asuhan medis dani dokter spesialis sesuai
dengan kompetensinya, maka dokter spesialis tersebut adalah DPJP.
4. Pasien yang dirawat oleh dokter spesialis, kemudian dikonsultasikan ke dokter
spesialis lain yang lebih kompeten dengan kasus penyakit pasien, maka dokter
spesialis yang menerima konsultasi adalah DPJP.
5. Pasien yang mendapatkan asuhan medis lebih dan i 1 dokter, maka masing-masing
dokter adalah DPJP sesuai kewenangan klinik, sedangkan DPJP Utama adatah
dokter yang memiliki kompetensi sesuai diagnosa utama penyakit yang diderita
pasien.
6. Perpindahan tanggung jawab pelayanan pasien dani satu DPJP ke DPJP yang lain
tercatat dalam Rekam Medis.
Pasal 12
Transfer Pasien
4. Pada hakekatnya rumah sakit tidak memberikan izin kepada pasien untuk cuti
rawat atau keluar sementara saat sedang menjalani rawat map.
5 . Apabila pasien ingin meninggalkan RS pada kondisi masih harus dalam perawatan,
hal tersebut atas tanggung jawab sendiri dan RS tidak bertanggung jawab jika
terjadi risiko atas kondisi kesehatan pasien. Pasien mengisi formulir pernyataan
permintaan pulang Atas Permintaan Sendiri (APS) disertai tanda tangan dan nama
terang.
6 Pasien APS (DPJP) tetap memberikan hak pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pelayan medis yang diberikan.
7 Salinan resume rawat map tetap diberikan kepada pasien APS.
8 Apabila pasien menolak asuhan medis atau penghentian pengobatan maka pasien
diberi edukasi oleh dokter atau DPJP tentang resiko medis apabila menolak asuhan
medis dan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien dan dicatat didalam
form Edukasi pasien disertai tanda tangan dan nama terang.
9 . Apabila pasien tetap menolak asuhan medis atau penghentian pengobatan maka
pasien mengisi formulir Inform Concent Tindakan Kedokteran di kolom penolakan
tindakan medis.
10 .Pasien yang menolak suhan medis yang melarikan dini maka PPJA melaporkan
kepada karu dan karu akan melaporkan kepada dokter ruangan / case manajer /
MOD dan berkoordinasi dengan security, driver dan kasir.
11 .Pasien yang melarikan dini dan merupakan pasien menular yang membahayakan
dirinya sendiri atau lingkungan maka case manager / MOD berkoordinasi dengan
rekam medis untuk melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten kendal.
Pas& 14
Instruksi Tindak Lanjut Untuk Pasien dp
MASTER
1. Dokter memberikan penjelasan tentang kondisi kesehatan terakhir pasien.
2 . Dokter mengisi lembar resume pulang di rekam medis.
rontgen, CT-Scan diserahkan pada pasien setelah dicatat hasilnya di rekam medis.
5 . Jika pasien menghendaki Kontrol, maka diberikan surat kartu Kontrol dan
diberikan penjelasan yang mudah difahami oleh pasien dan keluarga meliputi
kapan harus Kontrol.
6 • Bila pasien belum saatnya kontrol tapi mengalami kondisi yang perlu mendapatkan
pelayanan darurat maka diinformasikan untuk menghubungi faskes / pelayanan
IGD terdekat dan i rumah pasien.
7 • Jika pasien akan pindah rawat, maka pasien dibuatkan resume untuk diserahkan
kepada dokter keluarga atau dokter lain yang merawat.
8 • Untuk pasien yang menghendaki perawatan lanjutan dirumah, dokter yang dibantu
oleh case manager memberikan edukasi untuk perawatan pasien di rumah
(homecare)
9 • Pemulangan pasien yang rencana pemulangannya komplek (Discharge planning)
dimulai sejak awal pasien masuk rawat map melibatkan semua PPA terkait serta
difasilitasi oleh MPP.
Pasal 15
Pembuatan Resume Putang Pasien Rawat !nap
1 . Resume pasien dibuat oleh DPJP (dapat dibantu oleh dokter jaga ruangan), DPJP
tetap sebagai penanggung jawab dengan mencantumkan tanda tangan DPJP pada
Form resume Pasien Rawat map.
2. Resume pasien rawat map dibuat sebelum pasien Pulang.
3 . Resume berisi instruksi untuk tindak lanjut
4. Salinan ringkasan pelayan di dokumentasikan dalam rekam medic
5 . Salinan resume pasien rawat map dibuat rangkap 3 (tiga), ash i untuk Rekam Medis,
yang lain untuk penjamin dan pasien / tenaga kesehatan yang bertanggungjawab
memberikan asuhan.
6 . Resume pasien rawat map diberikan ke pasien / keluarga disertai serah terima dan
tanda tangan pasien / keluarga serta tanggal serah terima.
Pasal 16
lsi Resume Pasien
Pasal 17
Profit Ringkas Medis Rawat Jalan
1 Didalam Rekam Medis pasien Rawat Jalan dilengkapi dengan Profit Ringkas Medis
Rawat Jalan (PRMRJ) yang di buat oleh unit Rekam Medis dan ditetapkan oleh
Direktur.
2 Profit Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) diperlukan untuk pasien rawat jalan
dengan diagnosis yang kompleks dan atau membutuhkan asuhan yang kompleks
seperti pasien yang datang beberapa kali dengan maslah kompleks, menjalani
tindakan beberapa kali, atau datang di beberapa unit klinik
3 Profit Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) berisi :
Pasal 18
Rujukan Pasien
Pasal 19
Transportasi Rujukan dan Pemulangan
1 . Rumah sakit menyediakan dan mengatur transportasi yang diperlukan oleh pasien
sesuai dengan status pasien.
2 . Ambulan dilengkapi peralatan sesuai kebutuhan pasien, ada daftar peralatan yang
disediakan di box peralatan ambulan..
3 . Ambulan dilengkapi obat - obatan sesuai kebutuhan pasien dan dipersiapakan oleh
Instalasi Farmasi.
4. Ambulan disertai kelengkapan surat kendaraan.
5 . Perawatan kendaraan dilakukan berkala .
6 . Ada formulir kritik dan saran atau keluhan dalam proses rujukan dan transfer.
MASTER
Ditetapkan di: Kendal
Pada tanggal : 18 Januari 2018
DIREKTUR
RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
\c?
."))
MAN HAKIEM
NIK. 17.10.06.14