DI KOTA PADANG
(Studi Fenomenologi pada Jurnalis Perempuan
yang Bekerja di Harian Haluan)
SKRIPSI
Oleh:
Winda Nelfira
1610861012
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, buah karya berupa skripsi ini saya persembahkan sepenuhnya untuk,
Kedua orang tua terkasih, Papa Jamaril, Mama Inel, Nenek Alidar, dan
kedua adik saya Jimmy Nelson dan Jusuf Hardian Putra yang telah mengisi
kehidupan saya dengan banyak kebahagiaan sebagai tanda terima kasih untuk doa
yang tak pernah putus terpanjatkan kepada Allah SWT serta cinta, dukungan dan
semangat yang telah diberikan kepada saya. Terima kasih untuk tetap membuka
hati, memahami, dan selalu ada untuk saya disaat tersulit perjuangan sekalipun.
Skripsi ini juga saya persembahkan untuk diri saya sendiri yang bisa tenang, kuat
dan pantang menyerah hingga sampai pada tahap ini.
Kepada semua orang yang telah mendukung dan membantu saya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Hanya doa yang bisa saya panjatkan untuk
semua kebaikan yang telah kalian berikan. Terima kasih.
LEMBAR PERNYATAAN
1. Karya tulis skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor, baik di Universitas Andalas
maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini adalah karya tulis saya sendiri, kecuali bantuan dan arahan dari
pihak-pihak yang telah disebutkan dalam kata pengantar.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
Winda Nelfira
1610861012
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diuji di depan Sidang Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi pada
tanggal 10 Agustus 2021 secara virtual melalui aplikasi zoom dengan tim penguji:
Sekretaris
Rinaldi, M.I.Kom
Diketahui oleh:
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas
BP 1610861012
Pembimbing I
3 Agustus 2021
Pembimbing II
3 Agustus 2021
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas kesempatan
indah yang diberikan-Nya untuk merasakan berbagai pengalaman dan menikmati
ilmu pengetahuan dalam khasanah Ilmu Komunikasi, hingga penulis sampai pada
tahapan untuk menyelesaikan pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Andalas. Allah SWT senantiasa membukakan pintu hati dan pikiran
penulis dalam setiap hal yang penulis alami untuk menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Eksistensi Perempuan Sebagai Jurnalis Media Massa di Kota Padang
(Studi Fenomenologi Pada Jurnalis Perempuan yang Bekerja di Harian Haluan)”,
sehingga semuanya berjalan lancar. Shalawat beriring salam tidak lupa dikirimkan
kepada Rasulullah SAW, suri tauladan sepanjang masa. Allahumma shalli ‘ala
Muhammad wa’ala ali Muhammad.
Dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa penghargaan dan ucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua, nenek dan saudara penulis, Papa, Mama, Mak Uning, Jimmy,
dan Jusuf yang tidak pernah putus mengirimkan doa hingga penulis
mampu melewati seluruh proses dalam perkuliahan dan akhirnya sampai
pada tahapan ini. Terima kasih untuk seluruh dukungan yang tak pernah
habis untuk menguatkan penulis menghadapi lika-liku selama
menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas
Andalas.
2. Bapak/Ibu Dekan, Wakil Dekan I, II, III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, serta seluruh Civitas Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Andalas, terima kasih untuk semua bantuan yang telah
diberikan selama proses perkulihan ini.
3. Bapak Dr. Emeraldy Chatra, M.I.Kom, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Andalas.
4. Ibu Dr. Elva Ronaning Roem, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang
telah meluangkan banyak waktu, pikiran, dan tenaga untuk penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Ibu Ona telah menjadi inspirasi
untuk penulis berani mengangkat judul ini, hingga pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini berbekal masukan yang ibu berikan.
5. Bapak Rinaldi, M.I.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan banyak waktu, pikiran, dan tenaga untuk peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk semua saran serta masukan
yang bapak sampaikan sehingga mampu memberikan ketenangan hati dan
keyakinan kepada penulis disaat sedang panik. Terima kasih untuk semua
i
semangat positif yang selalu bapak berikan dalam membimbing penulis
selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Sarmiati, M.Si selaku ketua penguji pada saat seminar proposal
dan skripsi, Bapak Diego, M.I.Kom, ibu Alna Hanana, M.Sc, ibu Dr.
Rahmi Surya Dewi, M.Si, dan bapak Ilham Havifi, M.I.Kom selaku dosen
penguji seminar proposal dan skripsi yang telah bersedia meluangkan
waktunya, dan memberikan kritikan, saran yang membangun kepada
peneliti untuk menyempurnakan penelitian ini.
7. Bapak/Ibu dosen dan staff di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Andalas, terima kasih telah memberikan dedikasi terbaiknya dan
membantu peneliti selama menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Andalas.
8. Media Harian Haluan yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas segala informasi
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Wartawan Harian Singgalang kak Lenggo, kak Yuni dan wartawan Padang
Ekspres bang Eka, bang Fajril, dan bang Indra. Terima kasih telah bersedia
untuk peneliti wawancarai dan memberikan informasi sebagai data awal
bagi peneliti sehingga dapat melakukan peneltian ini.
10. Kak Silvi sekretaris redaksi Harian Haluan. Terima kasih atas segala
bantuan dan keramahannya selama peneliti melakukan penelitian di kantor
Harian Haluan sehingga informasi dalam penelitian ini dapat terselesaikan
dengan lengkap.
11. Seluruh informan penulis yang baik hatinya yang sudah bersedia untuk
berbagi pengalamannya selama menjadi jurnalis kepada penulis. Terima
kasih karena dengan senang hati sudah mau menerima kehadiran penulis
di tengah-tengah kesibukan pekerjaannya.
12. Sahabat-sahabat penulis, Atik Risalah, Cindy Tri Putri, Suci Wahyuni, Tri
Suci Rahmadhani, Nia Siska Wahyuni, yang tak pernah bosan untuk
menguatkan dan selalu mendampingi penulis dalam situasi dan kondisi
apapun. Terima kasih untuk selalu ada, mendengarkan, dan menguatkan
dengan cara kalian masing-masing. Terima kasih untuk warna yang telah
kalian berikan selama perkuliahan ini. Sampai jumpa di lain hari, semoga
kita terus menjaga persahabatan ini hingga dipertemukan di Surga kelak.
13. Febri Susanti, Sonia Loliza, Juliya, Putri Indah Wulandari terima kasih
telah menjadi partner dan sahabat yang baik dalam penelitian ini. Terima
kasih untuk semua doa, perhatian dan semangat yang selalu dicurahkan
untuk penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk waktu
dan tenaganya karena sudah mau mendengarkan cerita dan keluh kesah
penulis.
14. Okti Nurafiani sahabat magang penulis nun jauh di sana. Terima kasih atas
waktu dan tenaganya, selalu siap menjadi tempat penulis berbagi cerita di
ii
waktu yang seringkali acak dan tak menentu selama perjuangan
menyelesaikan skripsi ini.
15. Kepada Annisa Anggraini, Nurlaini, Jumita Rahmi, Nurul Fatma, Miftahul
Husni Nasution, Fitra Rahmatu Nisa. Terima kasih karena pernah ada dan
telah mewarnai hitam putih perjalanan panjang penulis selama menempuh
pendidikan di jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
baik demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
skripsi ini bisa bermanfaat kedepannya.
Winda Nelfira
1610861012
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Judul
Halaman Persembahan
Surat Pernyataan
Lembar Pengesahan
Lembar Persetujuan
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................ix
ABSTRAK.......................................................................................................x
ABSTRACT......................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................7
iv
3.2. Paradigma Penelitian.....................................................................27
3.3. Informan Penelitian........................................................................28
3.4. Sumber Data..................................................................................31
3.4.1. Data Primer...........................................................................32
3.4.2. Data Sekunder......................................................................32
3.5. Teknik Pengumpulan Data.............................................................33
3.5.1. Wawancara...........................................................................33
3.5.2. Observasi..............................................................................35
3.5.3. Dokumentasi.........................................................................36
3.6. Teknik Analisis Data.....................................................................37
3.7. Validitas Data.................................................................................
3.8. Lokasi Penelitian............................................................................40
3.9. Jadwal Penelitian...........................................................................40
3.10. Kendala Penelitian.......................................................................41
v
4.3.2.1.2 Pekerjaan Lapangan dan Panas-Panasan.................77
4.3.2.1.3 Profesi Penuh Keanehan..........................................78
4.3.2.2 Identifikasi Proses Objektivasi...................................78
4.3.2.2.1 Pekerjaan yang Tidak Kenal Waktu........................79
4.3.2.2.2 Pekerjaan Penuh Tantangan dan Butuh
Kemampuan Menulis...............................................80
4.3.2.3 Identifikasi Proses Internalisasi..................................81
4.3.2.3.1 Profesi Tinggi dan Disegani....................................82
4.3.2.3.2 Pekerjaan dengan Waktu yang Fleksibel.................83
4.2.2.3.3 Pekerjaan Bermanfaat..............................................84
4.4 Pembahasan......................................................................................85
4.4.1 Pengalaman Eksistensi Jurnalis Perempuan yang
Bekerja di Harian Haluan.......................................................85
4.4.1.1 Motif Memilih Profesi Jurnalis............................................93
4.4.1.2 Dukungan Sosial tehadap Perempuan yang Bekerja
Sebagai Jurnalis....................................................................95
4.4.1.3 Kemampuan Diri Jurnalis Perempuan.................................96
4.4.2 Pemaknaan Profesi Jurnalis bagi Jurnalis Perempuan
yang Bekerja di Harian Haluan Kota Padang.........................102
4.4.2.1 Pemaknaan Profesi Jurnalis Pada Proses Eksternalisasi......103
4.4.2.2 Pemaknaan Profesi Jurnalis Pada Proses Objektivasi..........105
4.4.2.3 Pemaknaan Profesi Jurnalis Pada Proses Internalisasi.........106
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................113
LAMPIRAN....................................................................................................117
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
Oleh:
Winda Nelfira
1610861012
Pembimbing:
Dr. Elva Ronaning Roem, M.Si
Rinaldi, M.I.Kom
x
ABSTRACT
By:
Winda Nelfira
1610861012
Supervisor:
Dr. Elva Ronaning Roem, M.Si
Rinaldi, M.I.Kom
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Kesetaraan gender masih menjadi isu penting dalam dunia kerja, salah
satunya ialah tentang keterlibatan perempuan sebagai jurnalis dalam dunia media
massa khususnya media cetak. Padahal jurnalis sendiri merupakan profesi yang
terbuka bagi siapa saja baik untuk laki-laki maupun perempuan dan dengan latar
belakang apa saja. 1Sebab mereka yang berprofesi sebagai jurnalis berada dalam
lembaga pers yang telah dilindungi oleh undang-undang, salah satunya seperti
“Bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara, bahwa
informasi”.
2
Dari segi jumlah, jurnalis perempuan memang masih belum setara
dibanding jumlah jurnalis laki-laki, seperti yang dijelaskan oleh divisi Gender,
Anak, dan Kelompok Marjinal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pada peringatan
Gender di Dunia Kerja, Apakah Sudah Setara” bahwa hingga 2020, hanya
1
Dewan Pers. Indeks Kemerdekaan Pers 2020 (Diakses Pada Sabtu, 20 Maret 2021)
2
Risna Halidi, ”Bentuk Diskriminasi Kerja Pada Jurnalis Perempuan Versi AJI, Apa Saja?” 8 Maret
2020 19: 50 WIB, Sindonews.com, https://www.suara.com/lifestyle/2020/03/08/195000/bentuk-
diskriminasi-kerja-pada-jurnalis-perempuan-versi-aji-apa-saja?page=all, (Diakses pada Kamis, 12
Maret 2020 pukul 15.02)
1
profesional di Indonesia. Akan tetapi secara kualitas, kiprah mereka di dunia
jurnalistik tidak bisa dianggap remeh. Dalam catatan sejarah kehadiran perempuan
praktik jurnalistik di Indonesia. Sebagai salah satu tokoh pers lokal asli
minangkabau namanya eksis hingga kini sebagai wartawati pertama yang menjadi
salah satu pelopor pers di Indonesia. Pada 1991 dibawah pimpinan Rohana Kudus
terbit koran perempuan pertama di Kota Padang yang bernama ‘Soenting Melajo’
atau Sunting Melayu. Sunting Melayu bahkan tercatat sebagai surat kabar pertama
terhormat seperti ajakan pada perempuan untuk memiliki pengetahuan lebih baik
semisal belajar sastra selain belajar membaca dan menulis. 4Selain itu berdasarkan
Melayu dipegang oleh perempuan. Sementara itu, Ani Idrus, Rasuna Said, Elly
Gusmiati Said, dan Siti Maimonah adalah sederet nama jurnalis perempuan
3
Media Center, 9 Februari 2018, Melihat Jejak Pers Perempuan di Sumbar, fjpindonesia.com
https://fjpindonesia.com/melihat-jejak-pers-perempuan-di-sumbar, (Diakses pada Rabu, 12
Maret 2020 pukul 15.20)
4
Radhiyya Indra, 12 Maret 2021, Rekam Jejak Jurnalis Perempuan Indonesia dan Tantangan yang
Harus Mereka Hadapi, Magdalene.co, https://womenlead.magdalene.co/2021/03/12/tantangan-
jurnalis-perempuan-indonesia, (Diakses pada Jumat, 4 Juni 2021 pukul 10.15)
2
lainnya yang juga mempunyai keterkaitan dengan media di Sumatera Barat kala
itu.
mulai menemui titik terang. Kini, perempuan mulai tertarik untuk terjun dan
berkiprah dalam ranah pekerjaan jurnalistik diberbagai platform media yang ada
tak terkecuali di media cetak. Di Indonesia sendiri media cetak dibagi menjadi
dua yakni media cetak nasional dan media cetak daerah. 5Indonews.com pada
2018 juga menyebut bahwa karya jurnalistik berbentuk cetak adalah yang tertua di
2018 di Indonesia yang dilakukan oleh Dewan Pers yang mengacu pada empat
peraturan Dewan Pers, Sumatera Barat diketahui mempunyai 14 media cetak yang
telah terverifikasi oleh Dewan Pers. Adapun keempat peraturan tersebut adalah
kode etik jurnalistik, standar perusahaan pers, standar kompetensi wartawan, dan
media cetak Harian Haluan, Harian Singgalang, dan media cetak Padang Ekspres
yang merupakan media cetak tertua dan masih eksis hingga sekarang di Kota
Padang.
Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari ketiga media cetak tersebut
didapati jumlah jurnalis pada 2019 hingga 2020 dengan rincian yaitu, di Harian
Haluan terdapat 44 orang jurnalis, yang terdiri dari 7 orang jurnalis perempuan
5
Ave Rosa A. Djalil, 4 Januari 2018, Ketika Media Cetak Lebih Unggul Dibanding Online,
nasional.sindonews.com,https://nasional.sindonews.com/berita/1270823/18/ketika-media-
cetak-lebih-unggul-dibanding-online (Diakses pada Rabu, 12 Maret 2020 pukul 15.15)
3
terdiri dari 5 orang jurnalis perempuan dan 65 jurnalis laki-laki. Di Padang
Ekspres total terdapat 22 orang jurnalis, yang terdiri dari 3 orang jurnalis
jumlah ini juga masih jauh lebih kecil disbanding dengan jumlah jurnalis laki-laki
yang ada.
Haluan Kota Padang diketahui bahwa pada data karyawan 2018 hingga 2020
keberadaan perempuan di jajaran redaksi juga masih minim. Pada 2020, terdapat
48 orang karyawan yang berada di jajaran redaksi Harian Haluan Kota Padang.
Dengan rincian, delapan orang merupakan jurnalis yang bertugas di Kota Padang
yang terdiri dari empat orang jurnalis perempuan dan empat orang jurnalis laki-
Barat dan satu orang bertugas di Jakarta. Dengan rincian, 26 orang merupakan
Harian Haluan Kota Padang pada 9 Juni 2020 diketahui bahwa faktor sedikitnya
mereka menikah adalah karena mereka harus bertanggung jawab pada ranah
4
domestik sebagai ibu rumah tangga dan perannya di ranah publik sebagai
lebih dulu dan melanjutkan pekerjaan di rumah. Sementara jurnalis laki-laki dapat
bertahan dan bekerja di kantor hingga waktu tengah malam. Sementara dari segi
upah atau gaji tidak ada perbedaan antara jurnalis perempuan dengan jurnalis laki-
laki. Dan untuk ketersediaan transportasi antar jemput hanya diberlakukan untuk
kondisi-kondisi tertentu seperti liputan berita bencana atau peristiwa besar dengan
minuman bergizi, terjaga keamanan dan kesusilaaan di tempat kerja dan wajib
disediakan angkutan antar jemput bagi yang berangkat dan pulang antara pukul
23.00-05.00 WIB.
menjadi lebih berat ataupun terganggu sama sekali. Bahkan jurnalis perempuan di
Harian Haluan menyatakan juga dapat bekerja dengan baik pada sektor-sektor
atau desk liputan yang terkenal maskulin seperti desk politik, hukum, dan
5
melakukan depth reporting dan dapat melakukan pendekatan lebih baik dibanding
rekan kerja mereka yang jurnalis laki-laki terutama untuk isu tertentu seperti
sebagainya.
Maka dari itu, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
Beberapa contoh fenomena yang diamati dalam penelitian ini adalah tantangan
menggunakan teori konstruksi sosial atas realitas oleh Peter L. Berger dan
perempuan yang bekerja di Harian Haluan Kota Padang memilih profesi jurnalis
sebagai sebuah profesi yang dimaknai bagi diri jurnalis perempuan melalui
keterlibatan, dan kehadiran jurnalis perempuan di era ini sehingga dapat bertahan
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
komunikasi.
1. Manfaat Akademis
media cetak.
2. Manfaat Praktis
7
jurnalistik pada media massa di Kota Padang. Selain itu, dengan adanya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terdahulu ini nantinya akan menjadi pembanding dan acuan dalam melaksanakan
penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti merujuk pada tiga penelitian yang membahas
eksternalisasi dan internalisasi dari teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan
jurnalis laki-laki.
9
Peneliti kedua adalah Satriani (2017) dengan judul “Eksistensi Jurnalis
dalam ruang redaksi Harian Amanah kota Makassar dan kinerja jurnalis
tugasnya dan mampu menunjukkan eksistensi dari berbagai sektor yang selama ini
(2019) dengan judul “Perempuan, Media, dan Profesi Jurnalis”. Penelitian ini
merupakan sebuah jurnal yang dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
jurnalis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jurnalis laki-laki masih dominan
serta masih sedikitnya jurnalis perempuan yang berada pada jajaran puncak
manajemen media. Selain itu perbedaan perlakuaan dalam hal fasilitas pekerjaan
yang diberikan kepada jurnalis perempuan juga ditemukan seperti pada fasilitas
10
Persamaan dan
Judul
Nama Peneliti Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian
Penelitian
12
2.2. Kerangka Konseptual
2.2.1 Komunikasi
komunikasi meliputi encoding pesan yang akan dikirimkan, dan proses decoding
terhadap pesan yang diterima, serta melakukan sintesis terhadap informasi dan
makna. Komunikasi juga dapat terjadi pada semua level pengalaman manusia dan
karena itu, komunikasi dapat dipelajari secara empiris dan kritis pada berbagai
memahami kemanusiaan secara bersama dan karena itu ada beberapa hal yang
13
sederhana sekalipun selalu ada langkah-langkah yang memperlihatkan
dunia sekitar yang berarti setiap orang seolah menayangkan diri dan
14
Adler dan Rodman menjelaskan bahwa orang yang kurang atau jarang
Ini merupakan salah satu fungsi utama dalam komunikasi yaitu dapat
Secara umum ada empat kategori yang menjadi fungsi utama komunikasi,
15
fungsi-fungsi ini diperluas, maka akan ditemukan dua fungsi lainnya dari
komunikasi, yakni fungsi pribadi dan fungsi sosial. Adapun fungsi pribadi
fungsi melepaskan diri atau menjadi jalan keluar. Sedangkan fungsi sosial
2.2.4 Eksistensi
Kata eksistensi berasal dari bahasa latin exsistere yang mempunyai arti
muncul, ada, timbul, dan memiliki keberadaan yang aktual. Selain itu, terdapat
yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga,
eksistensi adalah segala sesuatu (apa saja) yang dialami dan menekankan bahwa
segala sesuatu itu ada. Namun berbeda dengan esensi, yang menekankan pada apa
sesuatu dapat dikatakan menjadi suatu hal yang eksisten (Lorens Bagus, 1996:
183).
dalam filsafat eksistensialisme, kata eksistensi mempunyai arti yang lebih khusus.
Eksistensi adalah cara manusia berada di dunia. Cara manusia berada di dalam
tidak sadar akan keberadaannya, karena tidak adanya hubungan antara benda yang
satu dengan benda yang lainnya meski benda-benda tersebut berdekatan atau
16
sekelilingnya. Maka dengan kesibukannya itu manusia dapat menemukan dirinya
Selain itu, menurut Heidegger dalam Shofa (2012: 21) manusia itu terbuka
bagi dunianya dan juga bagi sesamanya. Seseorang dapat bereksistensi dengan
mencapai manusia yang utuh, manusia itu harus dapat mewujudkan segala potensi
yang mereka punya. Walaupun pada kenyataannya seseorang mungkin tidak akan
adalah sebagai desain, manusia bukan hanya ada, tetapi ada yang berada atau ada
ada secara sadar. Adapun kunci dari manusia untuk mengadakan dirinya yakni
kesadaran dan diri sendiri. Selain itu, Heidegger melihat bahwa makna beradanya
manusia tidak terlepas dari waktu. Waktu yang dimaksud Heidegger adalah waktu
yang bermakna yang telah terjadi di masa lalu, masa kini, dan di masa yang akan
Jurnalis atau wartawan menunjuk pada orang yang menjalankan tugas atau
yang bertugas mencari berita. Selain istilah jurnalis dan wartawan, di Indonesia
sendiri juga muncul istilah reporter. Di masa lalu, istilah reporter ini erat dengan
17
orang yang berprofesi sebagai pencari dan pembuat berita, khususnya untuk
dalam dunia jurnalistik dan media berarti mereka juga mempunyai kontribusi
yang besar dalam menentukan isu yang harus diangkat dengan sudut pandang
berspektif gender sangat diperlukan. Selain itu, Naomi dalam Anistiyati (2012:
wawasan, tanpa harus terkait pada aturan tertentu semisal jam kerja, penampilan
dan sebagainya.
oleh laki-laki, maka dampaknya tidak hanya pada tuntutan kinerja yang berbeda
terhadap laki-laki dan perempuan, tetapi dampaknya juga akan tampak pada isi
pemberitaan. Para editor surat kabar laki-laki cenderung membuat isi berita yang
Menurut Luviana dalam Saragih (2017: 27) ada beberapa hal yang menjadi
penyebab minimnya jumlah jurnalis dari tingkat reporter maupun redaksi, yakni:
18
3. Ketika jurnalis perempuan mengalami persoalan kesehatan
2.2.6 Jurnalistik
harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga diartikan
sebagai surat kabar. Selain itu, kata journal berasal dari perkataan latin diurnalis,
yang artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu
2012: 15).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga tahun 2005,
mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita dalam surat kabar dan
dan menulis berita dalam surat kabar dan lainnya (Azwar, 2018: 1-2).
Menurut Kovach dan Rosentiel dalam Sulaeman (2017: 51) ada prinsip-
prinsip penting yang terdapat dalam jurnalisme sebagai media massa dan jurnalis
19
5. Jurnalis harus bertindak sebagai pemantau kekuasaan.
berkomentar masyarakat.
Selain itu kata lain yang tidak dapat dipisahkan dari jurnalistik adalah
pers. Effendy dalam Azwar (2018: 3) menyatakan bahwa pers dan jurnalistik
adalah dwitunggal yang tidak dapat dipisahkan dikarenakan dua kata tersebut
merujuk pada aktivitas yang sama. Pers mempunyai dua pengertian, dalam arti
sempit pers adalah media massa seperti surat kabar, majalah, mingguan, televisi,
dan radio. Sementara dalam arti luas, pers adalah lembaga atau badan organisasi
yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan
jurnalistik dapat diibaratkan sebagai jiwa dan raga. Pers adalah aspek raga karena
berwujud, konkret dan nyata yang oleh sebab itu ia dapat diberi nama. Sedangkan
jurnalistik adalah aspek jiwa karena abstrak, merupakan kegiatan, dan daya hidup
Teori konstruksi sosial atas realitas oleh Peter Ludwiq Berger dan Thomas
Luckmann merupakan salah satu teori yang masih berada dalam fenomenologi.
dengan sosiologi sosial dari Mead dan melengkapinya dengan Marx dan
20
secara jelas organisme dan aktivitasnya. Manusia sebagai makhluk hidup
menempati kedudukan yang khas dan berbeda bila dibandingkan dengan binatang,
antara lain yaitu manusia tidak memiliki lingkungan spesifik bagi jenisnya serta
hari memperlihatkan diri sebagai kenyataan yang ditafsirkan oleh manusia dan
mempunyai makna subjektif bagi mereka sebagai suatu dunia yang koheren
(logis). Dunia kehidupan sehari-hari tidak hanya diterima begitu saja sebagai
kenyataan oleh anggota masyarakat dalam perilaku hidup yang bagi mereka
adalah dunia yang berasal dari pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan mereka, dan
Menurut Eriyanto (2002: 16) tesis penting Berger dan Luckmann adalah
manusia dan masyarakat sebagai produk dialektis, dinamis, dan plural secara
terus-menerus. Masyarakat tidak lain adalah produk manusia, namun secara terus-
adalah hasil atau produk dari masyarakat. Seseorang dikatakan baru menjadi
Dalam kerangka teoritik yang dibangun Berger dan Luckmann, proses konstruksi
realitas ini dibagi menjadi tiga momen yang berlansung secara berkesinambungan,
yaitu:
21
1. Eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia
suatu dunia.
masyarakat.
Menurut Scott (2012: 181) konsep pokok Schutz adalah tentang sebuah
22
oleh manusia. Sebuah realitas atau tradisi kebudayaan yang sifatnya kolektif dan
intersubjektif, yang juga tersusun atas beragam keyakinan tentang agama dan
pengetahuan teknis, ide-ide sastra dan seni, khayalan dan impian, yakni
pada masa lalu. Di mana, tindakan yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki
23
motiv) yaitu motif yang merujuk pada tindakan di masa yang akan datang. Karena
tindakan yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki tujuan yang telah
ditetapkan.
terdahulu yang dilakukan oleh Putra Randy Tirtoatmodjo (2017) dengan judul
Harian Amanah Kota Makassar”, dan penelitian yang dilakukan oleh Yolanda
Stellarosa dan Martha Warta Silaban (2019) dengan judul “Perempuan, Media,
dan Profesi Jurnalis” sebagai dasar dan acuan peneliti dalam melakukan penelitian
ini.
produksi dan pertukaran informasi serta makna tertentu, antara individu atau
komunikasi dan interaksi sosial oleh Liliweri dan fungsi komunikasi berupa
pribadi dan fungsi sosial. Dalam konseptual peneliti juga menjelaskan tentang
dan fenomenologi.
24
Peneliti menggunakan teori konstruksi sosial atas realitas oleh Peter
Harian Haluan Kota Padang memilih profesi jurnalis sebagai sebuah profesi yang
lingkungannya.
25
Jurnalis Perempuan yang
Bekerja di Harian Haluan Kota
Padang
Internalisasi
26
BAB III
METODE PENELITIAN
riset kualitatif, besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau sampling-
nya sangat terbatas. Dalam penelitian kualitatif, jika data yang terkumpul sudah
mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka peneliti tidak perlu
lagi mencari sampling yang lain. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada
Alfred Schutz. Alfred Schutz adalah tokoh terpenting dalam kemunculan sosiologi
sejak awalnya adalah fakta-fakta yang dipilih dari suatu konteks universal melalui
dengan Weber tentang makna dan motif (Farid dan Adib, 2018: 32-33).
27
tentang suatu konsep atau gejala, termasuk didalamnya konsep diri atau
pandangan hidup orang itu sendiri. Dengan demikian, maka penelitian ini
yang dialami dalam kesadaran, pikiran dan dalam tindakan jurnalis perempuan
yang bekerja di Harian Haluan Kota Padang serta mencoba menafsirkan motif,
Menurut Mulyana dalam Baehaki (2009: 21) paradigma adalah suatu cara
mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat
normatif, yang menunjukkan pada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa
itu bukan hanya hasil dari pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil
realitas sosial berpusat pada subjek bukan pada objek. Hal ini berarti bahwa ilmu
pengetahuan bukan hasil dari pengalaman semata, tetapi juga merupakan hasil
realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi
28
memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, peneliti dengan strategi
seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam
memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan
yang bekerja di Harian Haluan serta bagaimana motif, dan pemaknaan profesi
jurnalis bagi para jurnalis perempuan. Peneliti menggali lebih dalam fenomena
lingkungan kerjanya sebagai jurnalis dan berangkat dari teori yang kemudian
akan dibandingkan dengan realitas yang tampak dari hasil temuan di lapangan.
objek yang dijadikan pengamatan. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki
oleh peneliti, baik berupa biaya, waktu, maupun tenaga. Peneliti dapat
hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari objek atau fenomena
tersebut. Sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati inilah
yang disebut sebagai sampel. Sedangkan keseluruhan objek atau fenomena yang
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini mencakup orang-
29
orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang peneliti buat
sesuai dengan kriteria yang dibuat tersebut tidak dijadikan sampel. Persoalan
utama dalam teknik purposif adalah menentukan kriteria, karena kriteria yang
fenomenologi tidak ada jumlah informan yang pasti. Dukes menyarankan jumlah
terdapat 7 orang jurnalis perempuan yang bekerja di Harian Haluan saat penelitian
ini dilakukan, namun berdasarkan kriteria yang telah ditentukan tersebut, peneliti
menetapkan tiga orang jurnalis perempuan sebagai informan dalam penelitian ini.
Peneliti berhenti pada tiga orang informan ini dikarenakan tiga informan yang
peneliti tentukan telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria informan yang telah
peneliti tetapkan. Sementara empat orang lainnya tidak memenuhi kriteria yang
peneliti buat karena dua orang diantaranya menduduki jabatan sebagai redaktur
pelaksana dan redaktur yang tugasnya tidak lagi aktif melakukan liputan berita
yang bertugas di Pasaman Barat. Dan satu orang jurnalis terakhir tidak bersedia
30
untuk berpartisipasi dalam penelitian. Selain itu ketiga orang informan jurnalis
perempuan yang bekerja di Harian Haluan Kota Padang ini telah mampu
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan.
inisial pada seluruh nama informan. Selain itu peneliti juga mencantumkan
informasi lain berupa usia beserta posisi jabatan yang diemban oleh ketiga orang
informan seperti yang dapat dilihat pada tabel profil informan penelitian berikut.
1 YD 26 Reporter
bulan yaitu dari Oktober 2020 hingga Februari 2021. Informasi awal tentang
Haluan berupa profil singkat data karyawan yang berada di jajaran redaksi Harian
Haluan. Setelah berdiskusi dengan SO dan mengecek data awal dari SO peneliti
menemukan informan yang sesuai dan memenuhi kriteria informan yang telah
peneliti buat. Akibat pandemi Covid-19, peneliti belum dapat bertemu dan
berkenalan langsung dengan informan saat itu juga karena Harian Haluan
menerapkan Work From Home (WFH). Berbekal nomor ponsel yang peneliti
31
Pada saat itu hanya LM dan YD yang memberikan feedback atas pesan yang
dikarenakan jadwal kerja LM dan YD yang begitu padat. Setelah berdiskusi dan
menyesuaikan jadwal yang cukup menyita waktu, akhirnya untuk pertama kalinya
peneliti dapat bertemu LM di kantor surat kabar Harian Haluan yang terletak di
Komplek Bandara Tabing, Jl. Prof. Dr. Hamka, Parupuk Tabing, Kecamatan Koto
adanya feedback dari RW saat peneliti hubungi di media sosial WhatsApp. Semua
pesan peneliti hanya dibaca saja oleh RW. Begitupun saat peneliti coba hubungi
melalui panggilan telepon juga tidak pernah diangkat. Akhirnya setelah berkali-
kali mencoba menghubungi lewat media sosial selama empat bulan dan tidak
Berdasarkan sumber data, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kedua sumber data
baik sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Kriyantono (2006:
42) data primer termasuk ke dalam data mentah yang harus perlu diproses kembali
32
sehingga menjadi informasi yang mempunyai makna. Sedangkan data sekunder
melengkapi data primer ketika data primer sulit untuk diperoleh peneliti.
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
tangan pertama di lapangan. Sumber data primer bisa berasal dari responden atau
(Kriyantono, 2006: 42). Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai data primer
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder. Data sekunder juga dapat diperoleh dari data primer penelitian
terdahulu yang telah diolah lebih lanjut ke dalam bentuk-bentuk berupa tabel,
grafik, diagram, gambar, dan lain sebagainya sehingga menjadi informatif bagi
pihak lain. Dikarenakan data sekunder bersifat melengkapi data primer, maka
sampai data tersebut tidak sesuai dengan tujuan penelitian atau telalu banyak
peneliti bila data primer terbatas atau sulit untuk diperoleh (Kriyantono, 2006:
43). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh
dokumentasi, dan buku-buku yang berkaitan serta relevan dengan penelitian ini.
33
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Jadi, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Dalam
yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak
2015: 309). Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa teknik
3.5.1 Wawancara
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti atau apabila peneliti juga
34
melakukan wawancara semiterstruktur peneliti harus mendengarkan secara teliti
dan mencatat apa saja yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2015: 320).
Peneliti melakukan tanya jawab dengan informan secara lebih bebas, tidak kaku
dan mengalir apa adanya membiarkan informan menyatakan pendapat dan ide-
panduan agar tidak keluar dari fenomena yang diteliti, peneliti juga menggunakan
alat pendukung lain berupa ponsel untuk merekam suara saat wawancara
berlangsung. Selain itu peneliti juga menggunakan buku catatan. Adapun proses
dan persetujuan antara peneliti dengan informan. Selain itu, tidak lupa pula
diperlukan.
2020. Setelah berdiskusi dengan LM dan menemukan waktu yang tepat, peneliti
akhirnya dapat bertemu LM secara tatap muka pada 26 November 2020 di kantor
35
surat kabar Harian Haluan. Pertemuan ketiga peneliti lakukan pada 24 Desember
2020 di DPRD Sumbar yang menjadi posko liputan LM dan pertemuan ketiga
Sementara dengan RW, pertemuan tatap muka peneliti lakukan pada 5 Februari
2021 dan pada 8 Februari 2021 di kantor surat kabar Harian Haluan.
3.5.2 Observasi
dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti. Sehingga, data yang
dikumpulkan terdiri dalam dua bentuk yaitu interaksi dan percakapan. Dalam
mengobservasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti yang dilakukan oleh
kelompok yang diteliti, baik kehadirannya diketahui atau tidak (Kriyantono, 2006:
109-110).
utama penelitian yaitu kantor surat kabar Harian Haluan. Selain itu, peneliti juga
mendatangi beberapa tempat lainnya yang menjadi lokasi bagi jurnalis perempuan
36
saat ditugaskan untuk melakukan liputan berita lapangan seperti kantor DPRD
Sumbar yang menjadi posko liputan salah satu jurnalis perempuan. Observasi pra
penelitian peneliti lakukan selama empat bulan, terhitung dari Juni 2020 sampai
perempuan agar mereka mau terbuka dan merasa nyaman dan tidak terganggu
dengan kehadiran peneliti seperti berusaha menjalin komunikasi yang baik setiap
sekitar pukul 15.00 – 18.00 WIB untuk ikut rapat redaktur, rapat reporter, dan
menjelang pukul 15.00 WIB, jurnalis perempuan akan melakukan liputan berita
ke lapangan. Ada beberapa dari jurnalis perempuan yang hanya datang ke kantor
untuk rapat reporter dan bersegera pulang setelah rapat berakhir, seperti salah satu
informan dalam penelitian ini yaitu YD. Selama melakukan penelitian, peneliti
dan YD tidak pernah bertemu di kantor. Selain itu, jurnalis perempuan juga
pulang lebih cepat dari jurnalis laki-laki yang biasanya pulang lebih larut malam.
3.5.3 Dokumentasi
yang sudah berlalu. Sehingga dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-
37
karya monumental dari seseorang. Dokumentasi merupakan pelengkap dari
penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya
jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan, foto-foto, atau karya tulis
akademik, dan seni yang telah ada. Dalam penelitian ini, yang menjadi
dan foto saat wawancara berlangsung serta beberapa foto yang sesuai dengan
Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset kualitatif, yaitu
sebagai faktor utama penilaian kualitas dari penelitian. Analisis data kualitatif
terhadap data. Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar penelitian kualitatif, bahwa
realitas ada pada pikiran manusia dan realitas adalah hasil konstruksi sosial
terdapat beberapa varian dalam tahap analisis data. Creswell mengidentifikasi dua
(1994). Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode analisis
38
a. Data yang sudah terkumpul dikelompokkan sesuai dengan sub-sub tema
penelitian atau sesuai permasalahan yang telah dirumuskan. Pada tahap ini
b. Reduksi dan eliminasi data. Pada tahap ini peneliti menguji data dengan
penelitian.
untuk divalidasi. Ini bertujuan untuk menentukan apakah data yang dipilih
cocok dengan tema penelitian. Data yang tumpang tindih dan tidak cocok
dahulu masuk bracketing. Sedangkan data yang cocok peneliti proses lebih
lanjut.
39
yang tidak berguna di einklamerung masuk bracketing. Sedangkan data
transedental. Dan telah nampak terang data dari fenomena dan cocok
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data yang valid adalah
data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Kebenaran realitas data menurut
penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada
dalam diri sebagai hasil dari proses mental individu dengan latar belakangnya
40
peneliti dalam penelitian yang berpotensi membentuk interpretasi, seperti tema-
tema yang peneliti kembangkan dan makna-makna yang peneliti anggap sebagai
sumber data. Dengan demikian Adriany dalam Novianti (2014: 27) menyatakan
bahwa semakin kuat peneliti dapat merefleksikan diri dalam proses penelitian
yang dilakukan, maka semakin tinggi pula nilai validitas dan reabilitas data yang
dimiliki.
Komplek Bandara Tabing, Jl. Prof. Dr. Hamka, Parupuk Tabing, Kecamatan Koto
Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat dan beberapa tempat lain yang menjadi
lokasi jurnalis perempuan ditugaskan untuk liputan berita lapangan seperti DPRD
Pengumuman SK
Pembimbing
Penulisan Proposal
Penelitian
Seminar Proposal
Pengumpulan Data
Penulisan Skripsi
Sidang Skripsi
(Sumber: Olahan Peneliti, 2021)
41
3.10 Kendala Penelitian
peneliti rasakan pada proses observasi dan wawancara yang peneliti lakukan
1. Pada saat peneliti ingin memperoleh data jumlah jurnalis yang ada di Kota
masih melakukan pekerjaan dari rumah atau work from home (WFH).
42
wawancara dengan peneliti seringkali harus diundur dan dibatalkan secara
43
BAB IV
lahir tiga tahun pasca proklamasi kemerdekaan yakni pada 1 Oktober 1948 di
Bukittinggi berkat usaha H. Kasuma seorang wartawan senior yang saat itu
Sumatera Barat. Di penghujung tahun 1948, Haluan hanya sempat beberapa kali
terbit karena adanya Agresi Militer Belanda II pada 19-20 Desember 1948 yang
menyebabkan Haluan terpaksa berhenti terbit. Hingga pada 1949, setelah Belanda
Haluan tidak terbit secara teratur, namun secara lambat laun dapat rutin terbit
setiap harinya. Sejak itu Haluan menjadi koran referensi turun-temurun di ranah
minang dan berhasil mengukuhkan diri sebagai salah satu surat kabar paling
Republik Indonesia (PRRI) Harian Haluan kembali mati suri hingga 11 tahun
terhadap pemerintah pusat kala itu, hingga mau tak mau pemerintah pusat
Jakarta. Selain itu, suplai kertas dan tinta untuk penerbitan Haluan pun juga mulai
44
Haluan turut disita. Bahkan pendiri Haluan H. Kasuma beserta salah satu
Kasuma bertekad ingin membangun kembali Haluan. Barulah pada 1969 setelah
Sejak 2010 Haluan kemudian diakuisisi atau diambil alih oleh Basrizal
Koto dari pemilik lama. Dibawah kepemilikan Basrizal Koto atau Basko
Group didirikanlah group media “Haluan Media Group” atau disingkat HMG.
HMG sendiri terdiri dari Harian Haluan yang berada di provinsi Sumatera Barat,
Haluan Kepri yang berada di provinsi Kepulauan Riau, Haluan Riau di provinsi
Riau dan Radio Haluan FM di Pekanbaru, Riau. Keempat media ini bersinergi
baik dalam hal pemberitaan maupun periklanan dan menjadikan HMG sebagai
salah satu grup media terbesar yang ada di wilayah Sumatera Barat, Riau, dan
Kepulauan Riau. Pembaca Haluan sendiri berasal dari berbagai latar belakang
pendidikan, ekonomi, pekerjaan atau profesi. Adapun muatan berita Haluan antara
Inovasi, Sinergi, dan Peduli. Memasuki era digital Harian Haluan juga
45
Misi Harian Haluan
bidangnya.
2. Membangun kerjasama yang positif dengan segenap mitra dan relasi untuk
46
Reporter Padang : Ade Budi Kurniati, Rahma Winda,
Sijunjung : Ogi.
(purposif). Pada penelitian ini diperoleh tiga orang informan akhir yang telah
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan menyatakan bersedia
47
4.2.1 Informan 1
Nama : YD
Usia 26
Jabatan : Reporter
Informan pertama dalam penelitian ini berinisial YD, reporter surat kabar
Harian Haluan yang telah menjadi jurnalis sejak 2018. YD merupakan alumni S1
Psikologi Unand yang sempat menjalankan bisnis kafe lalu memilih menjadi
1995 ini bahkan sudah menerbitkan sebuah novel islami dengan judul “Terpanah
Tepat di Hati” sebelum dirinya menjadi seorang jurnalis. Di surat kabar Harian
Berbagai lomba menulis untuk jurnalis juga pernah diikuti YD dan yang terbaru
untuk berbagi pengalaman pekerjaan yang baru ditekuninya selama tiga tahun
48
atas permintaan YD. Ini karena YD baru melahirkan anak pertama dan masih
untuk bertemu secara tatap muka dikontrakkan YD pada 2 Desember 2020 yang
beralamatkan di Gunung Pangilun Jalan Gang Mela. Dari pertemuan ini peneliti
mengetahui bahwa YD adalah pribadi yang sederhana dan ramah, terlihat dari
sambil mengendong anaknya karena takut peneliti akan tersesat. Selain itu, YD
dengan ramah juga mempersilahkan peneliti untuk masuk dan duduk di dalam
rumahnya segera setelah peneliti sampai serta sudah disediakannya juga berbagai
4.2.2 Informan 2
Nama : LM
Usia 32
Oktober 1989. LM saat ini dipercayai untuk meliput di kanal ekonomi dan seputar
Padang. Alumni SI Sastra Daerah Universitas Andalas ini telah menjadi jurnalis di
surat kabar Harian Haluan sejak 2014. Sempat melamar pekerjaan di berbagai
dari saudara iparnya yang juga seorang jurnalis. Awalnya ibu dari tiga orang anak
yang masih balita ini sama sekali tidak punya gambaran apapun tentang dunia
49
kewartawanan. Sehingga cukup berat bagi LM saat pertama kali bergelut dalam
sehingga tidak ada kesulitan saat berkomunikasi via media sosial yang peneliti
dirinya ada di kantor setiap hari kecuali Sabtu dan Minggu. LM juga memberitahu
bahwa pada hari-hari itu peneliti dapat datang menemui LM pada pukul 15.00-
18.00 WIB. Peneliti akhirnya dapat bertemu dengan LM secara tatap muka di
kantor surat kabar Harian Haluan pada Kamis, 26 November 2020. Dari
Indonesia dengan dialek Padang yang masih kental saat bercakap-cakap dengan
peneliti.
perempuan yang lain sebab merasa tidak enak dengan peneliti karena sempat
susah untuk ditemui dikarenakan padatnya jadwal LM. Namun setelah berdiskusi
ketiga peneliti kembali bertemu dengan LM di kantor surat kabar Harian Haluan
50
2.2.3 Informan 3
Nama : RW
Usia 34
kelahiran Padang, 4 Mei 1987 ini sudah menjadi jurnalis sejak 2013. Berbagai
Harian Haluan. RW sempat bekerja sebagai guru honorer di salah satu SMPN di
kota Padang namun akhirnya mengundurkan diri. Sempat juga bekerja sebagai
seorang developer di salah satu perusahaan swasta di kota Padang, namun juga
Bonjol ini, menjadi seorang jurnalis awalnya sangat penuh dengan keanehan.
bahwa dirinya lebih cocok bekerja di lapangan atau pekerjaan luar ruangan seperti
saat bertugas melakukan liputan berita lapangan. RW saat ini dipercayai untuk
6 November 2020 namun tidak ada feedback dari RW. Setelah tiga bulan
mencoba mencari cara agar dapat terhubung dengan RW, peneliti akhirnya dapat
bertemu RW untuk pertama kalinya secara tatap muka pada 5 Februari 2021
51
setelah menunggu RW selesai melaksanakan rapat reporter di kantor surat kabar
Harian Haluan. Dari pertemuan ini dapat peneliti ketahui bahwa RW merupakan
orang yang cukup terbuka, humoris dan suka menggunakan bahasa gaul atau
dengan RW dilakukan pada 16 Februari 2021 di tempat yang sama yaitu di kantor
Haluan.
peroleh dari ketiga informan atau jurnalis perempuan saat menjalankan profesinya
sebagai jurnalis di surat kabar Harian Haluan. Penelitian ini dilakukan melalui
Harian Haluan.
Haluan
terhadap perempuan yang bekerja sebagai jurnalis, serta kemampuan diri jurnalis
perempuan.
52
4.3.1.1 Motif Jurnalis Perempuan Memilih Profesi Jurnalis
wawancara, motif sebab dalam penelitian ini dapat peneliti kategorikan sebagai
hobi menulis, tidak ada pilihan pekerjaan lain, dan kebetulan saja.
Komunikasi atau tidak memiliki latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan
motif sebab hobi atau kegemaran menulis yang dimiliki di masa lalu berupa
menullis cerpen untuk majalah dinding (mading) sewaktu masih duduk di bangku
memilih profesi jurnalis di antaranya adalah YD. Perempuan asal Solok ini
mengikuti pers mahasiswa yang berada di tingkat universitas maupun yang berada
53
“Awalnya memang karena suka nulis, dulu di kampus pernah nerbitin buku
sendiri. Terus awal bisa kerja di Haluan itu pas tamat 2017, awal-awal 2018
ada lowongan di Haluan kakak daftar. Iseng aja sih waktu itu dan karena
ijazah belum diterima pake SKL. Padahal waktu itu sudah punya usaha kafe
juga di Jamsek.” (Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
Ketika ditanyai lebih lanjut mengenai sebab yang melatarbelakangi YD
yang ada di portal berita online. Selain itu bagi YD adanya bukti fisik berupa
koran saat menulis berita di media cetak juga memberikan kebanggaan tersendiri
bagi YD. Selanjutnya juga dipengaruhi oleh pengalaman YD saat mengikuti pers
dalam bentuk majalah. Tak hanya itu, eksistensi Harian Haluan sebagai media
media cetak.
“Heem kalau dulu pas jadi orang awam kakak nggak percaya sama berita
online. Tapi semenjak kenal media baru, ya baru lah percaya berita-berita di
portal online. Terus kenapa kakak milihnya di media cetak itu karena koran
itu kalau kita nulis ada bukti fisiknya, jadi setiap ada tulisan kita yang
dimuat itu bangga banget rasanya. Terus Haluan ini juga media yang paling
tua di Sumbar, jadi kayak ada kebanggaan sendiri.” (Informan YD, Padang
2 Desember 2020).
merupakan informan kedua penelitian ini memilih jurnalis sebagai profesi. Setelah
Selain itu, juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi untuk dapat menjalani kehidupan
54
“Pengalaman jadi wartawan dimulai karena waktu itu ditawari sama kakak
ipar. Kebetulan kakak iparnya kakak memang sudah duluan jadi wartawan,
dari 2006-an. Jadi kakak wisuda di Unand 2012 karena belum dapat
pekerjaan padahal kakak sudah banyak mengirim lamaran ke berbagai
perusahaan di Padang.” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
Sayangnya dari berbagai lamaran yang sudah dikirim LM, dirinya selalu
gagal pada tes tahap satu dan dua. Hingga akhirnya tawaran untuk menjadi
jurnalis datang dari kakak ipar LM yang merupakan seorang wartawan. Setelah
tawaran untuk melamar pekerjaan sebagai jurnalis di Harian Haluan dicoba LM.
yang menjadi motif sebab utama bagi LM memilih profesi jurnalis. Meskipun
memakan waktu yang cukup lama bagi LM meyakinkan dirinya sendiri untuk
“Karena walaupun kakak mencari pekerjaan yang lain belum tentu kakak
bisa dapat karena pekerjaan itu dapatnya susah kan apalagi di Padang ini.
Bisa dikatakan seperti yang diberitakan Haluan kalau misalkan ada sekitar
ratusan ribu masyarakat Sumbar ini yang menganggur dan rata-rata mereka
merupakan kalangan terdidik yang umumnya tamatan sarjana. Jadi kakak
tidak punya pilihan” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
pegawai bank bila ada pilihan pekerjaan lain saat itu. Dalam bayangan LM,
bekerja di kantor akan lebih santai dan nyaman untuk seorang perempuan seperti
55
dirinya. Berbeda dengan gambaran akan pekerjaan seorang wartawan yang lebih
“Iya kalau pilihan kakak keinginan kakak itu ya kerja di kantoran, duduk
pagi datang sore pulang itu keinginan kakak. Keinginan pada umumnya
cewek-cewek lah mungkin ya.” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
tidak ada pilihan pekerjaan lain yang bisa didapatkan, di lain situasi “kebetulan
jurnalis. Padahal pada 2013 itu, RW sudah bekerja sebagai seorang developer di
salah satu perusahaan swasta di kota Padang. Saat membaca koran Haluan yang
setiap harinya selalu diterima kantornya itu, “kebetulan saja” RW tertarik pada
posisi reporter yang ditawarkan Haluan pada laman lowongan pekerjaan yang
“Oh, awal mulanya itu dari melihat iklan di koran Haluan waktu itu. Pas
banget lagi baca-baca koran, padahal biasanya ngga ada baca-baca koran
jadi kebetulan juga. Kebetulan waktu itu lagi kerja juga di developer jadi
memang ada koran masuk setiap hari. Biasanya memang tidak pernah baca
koran juga sih. Jadi waktu itu sudah merasa tidak memungkinkan untuk
kerja di situ. Akhirnya coba-coba untuk memasukkan lamaran ke Haluan
dan jabatannya memang reporter.” (Informan RW, Padang 8 Februari
2021).
Tak butuh waktu lama RW langsung mengundurkan diri dari pekerjaannya
dan memutuskan mengirim lamaran untuk posisi reporter yang sedang dibutuhkan
keputusan yang dibuat RW, peneliti melihat RW sebagai pribadi yang berani
56
“Iya, langsung masukkan lamaran, setelah itu jarak seminggu dapat
telepon lagi dan diwawancarai langsung sama HRD. Habis itu, jarak
seminggu lagi baru dipanggil untuk melakukan wawancara tulis, beberapa
hari setelah itu baru dinyatakan kalau kakak masuk kategori habis itu ikut
pelatihan” (Informan RW, Padang 8 Februari 2021).
Pada saat dinyatakan lulus dan ada pelatihan seputar jurnalistik yang
diberikan oleh Haluan untuk semua reporter baru, RW merasa lega dan sangat
yang baik.
oleh informan untuk mendapatkan manfaat tertentu juga beragam. Motif tujuan ini
juga merujuk pada tindakan di masa yang akan datang. Karena tindakan yang
dilakukan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan informan, maka motif tujuan
dirasakan dua kali lebih berat setelah mereka menikah dan punya anak. Selain itu,
adanya motif tujuan yang kuat dari diri informan juga menjadi salah satu sebab
57
yang melatarbelakangi keberadaan mereka sebagai seorang jurnalis. Motif tujuan
“kemampuan diri” peneliti temukan pada informan YD. Menulis diakui YD sudah
menjadi passion yang melekat pada dirinya sejak lama. Sehingga bekerja sebagai
“Kalau kakak kan suka nulis dan selama kakak masih enjoy disitu ya nggak
apa-apa, jalani aja itu gitu. Padahal kakak tahu kalau gaji di media nggak
seberapa, beban kerja wartawan juga berat. Tapi buat kakak profesi jurnalis
itu profesi yang tinggi disegani kalau kita punya etika, ya udah kakak
bertahan sampai sekarang.” (Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
Fenomena perempuan bekerja mungkin masih menjadi perbincangan yang
yang ideal adalah kaum laki-laki yang bekerja dan perempuan yang mengurus
pekerjaan rumah tangga masih saja ada. Namun, seiring perkembagan zaman
peran-peran yang demkian tidak lagi dibakukan. Seperti YD, setelah menikah
dukungan dari keluarga dan orang terdekat akan profesi jurnalis yang dijalaninya
dan dukungan dari keluarga dan suami diperoleh karena YD mampu menunjukkan
dirinya dapat membagi peran sebagai seorang jurnalis dan sebagai seorang ibu
“Soalnya kakak masih bisa ngurus anak sama rumah terus bisa menyalurkan
hobi nulis juga. Kalau yang kerja pertimbangannya gaji pasti langsung
keluar haha. Kerja di media itu berat, ngajinya nggak seberapa jadi harus
pandai-pandai di lapangan. Kalau pandai cari iklan, banyak relasi lumayan
juga bahkan lebih dari PNS kadang hehe.” (Informan YD, Padang 2
Desember 2020).
Informan YD bahkan menyatakan sudah merasa nyaman bekerja sebagai
seorang jurnalis meski baru menjalani profesi jurnalis di Haluan selama tiga
58
tahun. Hal ini juga didorong oleh tersalurkannya hobi menulis YD selama bekerja
menulis menjadi salah satu hal paling penting yang harus dimiliki oleh seorang
jurnalis. Sehingga berkat hobi menulisnya tersebut, tidak ada hambatan berarti
“Iya masih akan lanjut jadi jurnalis, apalagi sudah mulai nyaman kan
sekarang. Nyamannya itu karena kakak hobi nulis itu, jadi kayak nulis satu
berita itu misalnya wawancara narasumber, direkam, dan ditulis, pas
ngeditnya itu tidak bakalan menghabiskan waktu yang lama karena kakak
senang melakukannya.” (Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
Berdasarkan hasil wawancara, dibandingkan dengan informan lainnya,
cukup baru yaitu selama tiga tahun. Namun, hobi menulis yang dianggap YD
dengan informan lain dalam penelitian ini. Sehingga bekerja sebagai seorang
bercita-cita menjadi seorang jurnalis sama sekali. YD, LM, dan RW awalnya
hanya mencari pekerjaan yang bisa menjadikan mereka pribadi yang mandiri agar
tidak lagi bergantung pada keluarga terutama orang tua serta untuk kehidupan
mereka sendiri di masa depan. Tapi tidak semua informan menjadikan “membantu
Informan LM dan RW mencari pekerjaan apa saja karena tidak adanya pekerjaan
lain dan masalah ekonomi yang akhirnya menjadi motif tujuan utama keduanya
59
“Dengan kondisi anak kakak yang sekarang itu masih balita-balita kalau
untuk membagi waktu dibilang repot pasti repot. Cuma karena ini
kebutuhan kakak pandai-pandai saja. Soalnya ibu-ibu zaman sekarang kalau
tidak pandai-pandai mencari uang, susah. Jadi harus bisa menyeimbangkan,
tuntutan ekonomi zaman kini tinggi apalagi kalau anaknya mau
disekolahkan, mau membangun rumah, dan segala macamnya.” (Informan
LM, Padang 28 Desember 2020).
Apalagi setelah menikah dan punya anak kebutuhan akan keperluan rumah
tangga dirasa lebih meningkat oleh LM. Sehingga dengan bekerja sebagai jurnalis
suaminya saja menurut LM tidak akan cukup untuk keperluan jangka panjang
“Karena kalau cuma untuk kebutuhan sehari-hari dari yang diberikan suami
kakak, uang bulanan dari suami kakak mungkin cukup ya. Cuma sekarang
kan anak kakak banyak, anak ada tiga. Mau tidak mau kakak harus
menabung untuk nanti keperluan sekolah anak atau untuk membeli rumah
karena sekarang kondisinya rumah kakak masih mengontrak. Kalau
misalkan kakak tidak ikut kerja juga seperti suami kakak otomatis tidak
cukup.” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
Selain itu, LM juga mengungkapkan bahwa berpendidikan tinggi adalah
sebuah kebanggaan dan tanggung jawab tersendiri bagi dirinya. LM tidak ingin
perjuangannya untuk mendapatkan gelar sarjana saat kuliah selesai begitu saja dan
“Iya, itu faktor yang pertamanya ya, terus yang kedua kan ibaratnya kakak
ini S1, keinginannya untuk kuliah dulu kalau bisa tamat kuliah bisa kerja
mendukung perekonomian keluarga dan ini salah satu cara kakak
memanfaatkan ijazah kakak itu.” (Informan LM, Padang 28 Desember
2020).
Begitu pula dengan RW yang tidak pernah menyangka dirinya akan menjadi
60
kebutuhannya sehari-hari. Sebelum menjadi jurnalis di Harian Haluan, RW
sempat mencoba berbagai macam pekerjaan. Mulai dari pekerjaan sebagai guru
honorer yang paling sesuai dengan latar pendidikannya saat kuliah, developer,
hingga guru bimbel. Namun sayangnya RW tidak dapat bertahan lama dengan
pekerjaannya tersebut.
“Cita-cita tidak wartawan sih. Pengennya malah jadi guru dulu sebenarnya
makanya waktu kuliah itu ambil pendidikan. Kakak pun sudah menjalani
profesi sebagai guru ya selama setahun sampai dua tahun di SMPN Koto
Tangah di tempat kakak PKL dulu jadi sempat jadi guru honorer selama
hampir dua tahun dengan gaji yang tidak jelas waktu itu dihitungnya selama
per jam. Ditambah dengan ‘awak nan gadang lanjo ko’ kan tidak cukup
ternyata. Terus sudah pernah coba juga jadi guru bimbel, guru sempoa tapi
tetap saja tidak bertahan.” (Informan RW, Padang 8 Februari 2021).
lewat iklan lowongan pekerjaan yang dilihatnya saat membaca koran Haluan, RW
dapat bertahan dan menjadikan jurnalis sebagai pekerjaan utamanya hingga kini.
Haluan yaitu sebagai seorang reporter dan menjabat satu posisi strategis yang baru
diamanahkan padanya 2020 lalu yaitu sebagai koordinator liputan. Sama halnya
“Kakak mikir kayaknya ekonomi tidak cukup kalau misalkan hanya satu
roda yang berputar zaman kini gitu. Jadi ya udah kerja saja lah ditambah
kakak juga memang masih nyaman kerja model begini bisa mengatur
waktu tanpa ada jadwal pergi pagi pulang malam tetap masih bisa lah
diatur waktu kita sendiri kalau wartawan ini.” (Informan RW, Padang 8
Februari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dengan LM dan RW terlihat adanya
kesamaan motif tujuan yang dimiliki keduanya untuk bekerja yaitu berupa materi
61
mempunyai anak, LM dan RW lebih matang dalam berpikir karena keputusan
yang dibuat untuk tetap bekerja sebagai jurnalis bukan lagi untuk memenuhi
Motif tujuan lain yang hendak dicapai oleh informan, peneliti kategorikan
banyak tantangan. Tantangan inilah yang dirasakan berat oleh LM saat baru
menjadi jurnalis. Namun tetap dapat dilalui dengan baik dan membuahkan hasil.
Kualitas tulisan LM membaik dari waktu ke waktu dan diakui oleh pimpinannya.
LM lalu diposkokan di DPRD Sumbar dan tugasnya sebagai jurnalis juga jadi
“Kakak ingin jabatan atau posisi kakak kedepannya bisa lebih naik gitu,
ada peningkatan biar kerjaan kakak juga bisa lebih ringan juga. Jadi bisa
mengontrol saja lagi kerjaannya, mungkin jadi Redpel (Redaktur
Pelaksana) nanti karena Redpel itu pekerjaannya paling cuma pegang satu
atau dua halaman habis itu selesai.” (Informan LM, Padang 28 Desember
2020).
Motif tujuan “naik jabatan” yang dimiliki LM diakuinya juga dipengaruhi
oleh faktor usia yang sudah tidak lagi muda. Sebagai jurnalis yang sudah bekerja
selama tujuh tahun, secara fisik LM merasa tubuhnya sudah tidak segesit dulu jika
LM untuk bekerja sebagai jurnalis masih tinggi. Sehingga “naik jabatan” menjadi
62
“Jadi yang bekerja sudah otak menentukan apa keputusan atau kebijakan
perusahaan dan segala macamnya. Sekarang kedepannya level itu yang
ingin kakak capai sebagai jurnalis.” (Informan LM, Padang 28 Desember
2020).
mereka sehingga dapat terus bekerja sebagai jurnalis. Seperti yang dinyatakan
secara lebih mandiri dan bebas menentukan pilihan sendiri oleh keluarganya.
pilihannya tersebut.
“Kayak perempuan harus di rumah aja kayak gitu-gitu ya? Heem nggak sih,
kalau kakak sendiri lebih diajarin mandiri malah sebenarnya sama orang tua.
Kayak waktu masih kuliah gitu kan, kakak diajarin agar tahu batasan-
batasan berinteraksi di luar gitu. Terus kakak sendiri kan jurusannya
Psikologi kan, misalkan diharuskan jadi Psikolog nggak sih, nggak harus
kayak gitu sama orang tua yang penting sesuai sama passion kakak aja.
Kalau kakak kan suka nulis dan selama kakak masih enjoy disitu ya nggak
apa-apa, jalani aja itu gitu. Jadi orang tua bebasin pilihan sendiri gitu.”
(Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
Hal yang sama juga dinyatakan oleh informan kedua dalam penelitian ini
yaitu LM yang juga didukung penuh kedua orang tuanya ketika memberanikan
diri memilih karier sebagai seorang jurnalis media cetak. Kedua orang tua LM
63
untuk memilih profesi jurnalis, walaupun kedua orang tuanya diakui tidak
mengungkapkan hal yang senada terkait dukungan yang didapat dari keluarga.
“Kalau orang tua pada dasarnya terserah ke anaknya saja sih mau kerja apa
tapi tetap mengarahkan kalau misalkan ada lowongan PNS disuruh harus
ikut. Tapi kalau untuk kerjaan sekarang ya jalani saja cuma kalau ada
lowongan PNS tetap didorong harus ikut. Tapi intinya keputusannya itu
sepenuhnya diserahkan ke anaknya.” (Informan RW, Padang 8 Februari
2021).
Sebagai wanita karier yang sudah merangkap menjadi ibu rumah tangga,
dukungan untuk ketiga informan YD, LM, dan RW juga datang dari suami
mereka. Seperti yang dijelaskan YD bahwa setelah menikah dan punya anak yang
masih berusia tiga bulan ia masih dapat menjalankan kedua peran tersebut dengan
baik. Hal tersebut diakui YD tidak terlepas dari dukungan suaminya yang
64
merupakan orang tua baru yang juga seprofesi ini saling berbagi tugas satu sama
lain.
“Karena suami kakak juga sekantor dan seprofesi jadi sudah paham. Kadang
kita shif-shif-an, pagi kakak dulu yang keluar untuk liputan sampai jam
12.00 WIB, nanti jam 12.00 WIB ke atas itu suami kakak lagi yang ke
lapangan kalau misalnya tugas ke lapangan gitu.” (Informan YD, Padang 2
Desember 2020).
Dalam hal ini ada kemiripan antara YD dan LM, suami keduanya sama-
bekerja di media. Sehingga tidak ada masalah bagi LM memutuskan untuk tetap
“Suami kakak kerja IT di media online, jadi sudah sama-sama mengerti lah.
Jadi itu lah suka duka kakak jadi wartawan, membagi waktu jadi wartawan
dan juga sebagai ibu rumah tangga.” (Informan LM, Padang 28 Desember
2020).
Pernyataan serupa juga peneliti peroleh dari informan ketiga. RW yang telah
menikah enam tahun lalu ini juga mendapatkan dukungan dari suami. Seperti YD
melanjutkan bekerja sebagai jurnalis karena dukungan dari suami yang mau saling
berbagi tugas terkait urusan rumah tangga seperti menjaga anak yang usianya
masih kecil.
“Kakak menikah itu 2015 dan suami kakak pekerja swasta jadi kami
memang berbagi waktu karena dulu pas kami menikah suami kakak
terpaksa harus tukar shif kerjanya karena kakak perginya pagi sampai sore
nanti suami kakak perginya sore sampai malam jadi ya begitu terus. Sampai
masuk usia pernikahan tiga tahun waktu kakak punya anak pertama umur
tiga tahun dan tidak memungkinkan untuk kerja malam lagi, suami kakak
kembali shif-nya ke pagi tapi anak disekolahkan akhirnya dititipkan ke
sekolah.” (Informan RW, Padang 8 Februari 2021).
65
4.3.1.3 Kemampuan Diri Jurnalis Perempuan
jurnalis, ia dituntut untuk mampu menulis berita yang berkualitas. Dalam sehari
setiap reporter Harian Haluan wajib menulis tiga sampai lima berita. YD
Harian Haluan. Pengalaman tersebut adalah ketika YD membuat berita dengan isu
Berita yang ditulis YD pada 2018 itu menjadi spesial karena merupakan ide
khusus yang diikat oleh orang tuanya di taman Imam Bonjol, Pasar Raya, Padang.
YD mengambil video dan foto yang kemudian di unggah Haluan pada akun
dengan jenis berita feature atau berita kisah yang kemudian dicetak di laman
koran Harian Haluan. Selain itu, berita yang ditulis YD juga dimuat pada laman
portal berita Harian Haluan.com hingga akhirnya viral dan menjadi perhatian
“Ibunya jualan rokok keliling di dalam pasar, jadi anaknya diikat biar tidak
ganggu. Tapi kasihan banget, terus kakak ambil videonya sama foto sama
bikin beritanya terus langsung di upload di Instagram Haluan saat itu dan
langsung viral. Terus besoknya Dinsos sama Pemkot Padang langsung
mengamankan anak itu beserta orang tuanya. Apalagi saat itu prediket kota
Padang kota ramah anak, ya kocar kacir lah jadinya. Apalagi faktanya si
anak udah bertahun-tahun diikat disitu, dalam artian diikat pagi, sorenya
baru dibuka lagi pas ibunya selesai jualan. Terus di Dinsos dikasih
penyuluhan, bantuan, dan lain-lain. Sampai sekarang sudah tidak diikat lagi
karena nggak sesuai sama norma.” (Informan YD, Padang 2 Desember
2020).
66
Masih pada tahun yang sama berita yang ditulis YD kembali viral dan
Pantai Pasir Jambak yang secara sukarela mengelola konservasi penyu selama
penulisan feature yang lebih human interest dan dapat menyentuh perasaan.
sebuah konservasi penyu yang telah menjual tujuh unit vespa pribadinya sejak
ditulisnya ini. Lewat berita jenis feature-nya ini juga YD gemar mengikuti
berbagai lomba menulis yang diperuntukkan untuk jurnalis. Dan beberapa kali
YD karena bisa dikenal sebagai wartawan berprestasi lewat berita jenis feature
yang ditulisnya.
“Dari feature itu sih agak mulai dikenal kakak dulu gitu, kayak dari lomba
juga kakak bisa dapat juara. Kayak yang kemarin ini di kompetisi Gojek ada
yang untuk jurnalis kan, Alhamdulillah kakak bisa dapat satu gitu, lumayan
lah.” (Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
67
Kemampuan untuk dapat menulis berita yang berkualitas pada awalnya
menjadi tantangan tersendiri bagi semua informan. Terlebih bagi informan kedua
kemampuan dasar untuk menulis berita sama sekali. Sementara seorang jurnalis
media cetak identik dengan berita yang ditulis panjang dan memuat banyak
informasi yang dibahas secara lebih rinci dan mendalam. Sehingga hal tersebut
berita dengan baik, melek isu 24 jam, dan harus mampu melakukan pendekatan
belajar dan bertanya pada jurnalis senior baik saat berada di kantor maupun saat
pengalaman jurnalis senior sebagai motivasi agar bisa sampai ke posisi yang lebih
“Tantangannya baru-baru itu memang cukup berat bagi kakak. Cuma kakak
mikirnya kalau kakak serius dan melihat senior-senior yang sudah duluan
jadi wartawan dan akhirnya mereka dapat posko liputan yang membuat
mereka tidak perlu lagi turun ke lapangan kakak yakin kakak juga bisa
sampai ke titik itu. Meskipun berat di awal-awal tahun pertama itu kakak
menjalaninya sekaligus mengasah kemampuan kakak dalam menulis berita.
Karena kakak sama sekali nggak ada basic atau kepandaian menulis berita.
Jadi sambil jalan liputan kakak juga belajar sama senior-senior di kantor
tentang cara nulis berita yang baik, cara mengambil isu berita yang baik,
68
dan cara berhubungan dengan narasumber agar bisa diterima dengan baik.”
(Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
untuk melakukan liputan berita lapangan. Sebagai reporter baru LM harus siap
ditugaskan dimana saja dan kapan saja oleh pimpinan. Pada 2014 sebagai jurnalis
“Kakak jadi wartawan yang liputannya tentang ekonomi sama liputan berita
seputar Padang seperti di kelurahan, keluhan masyarakat, jalan rusak dan
liputan harga sembako. Liputan harga sembako ini juga bukan langsung ke
Dinas Perdagangannya, tapi liputannya itu lagi-lagi langsung berhubungan
sama masyarakat kelas bawah. Akhirnya karena kakak banyak liputan
tentang ekonomi ya kakak banyak berhubungan sama pedagang emas dan
pedagang sembako.” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
Satu tahun perjalanan kariernya sebagai jurnalis liputan berita lapangan, LM
tinggi yaitu dari kelurahan dan pasar-pasar beralih ke area-area perkantoran atau
isu seputar pemerintahan. LM lalu ditempatkan pada desk politik dan diposkokan
di DPRD Sumbar.
69
diabaikan saja gitu, ya sekarang kakak merasa senang akhirnya perjuangan
itu berbuah manis.” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
paling berkesan selama perjalanan tujuh tahun menjadi jurnalis di Harian Haluan.
Pengalaman yang dimaksud LM adalah ketika ia menulis berita pada 2016 tentang
tidak adanya anggaran dana dari pemerintah dalam APBD induk Sumbar untuk
lima tahun. Peristiwa ini menjadi berkesan karena saat itu Harian Haluan menjadi
DPRD Sumbar. Hingga berita seputar tidak adanya anggaran dana untuk LKAAM
70
dimuat, LM menceritakan bahwa jajaran anggota DPRD Sumbar sempat dibuat
bahwa hal tersebut tidaklah benar adanya. Tak berhenti sampai di situ, setahun
untuk LKAAM. Puncaknya pada 2018 berkat pemberitaan yang dilakukan secara
yang terlampir dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas
yang ada. Dari sinilah LM mengakui lebih dikenal dan relasi LM dengan berbagai
pihak terkait serta hubungan dengan narasumber juga terjalin dengan baik.
jurnalis memiliki kompetensi dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Selama
“Penting sekali karena itu sebagai acuan bagi wartawan ya, dari mereka
turun ke lapangan sampai berita itu ditulis, dimuat dan diterbitkan.
Contohnya saja seperti penulisan nama orang tidak boleh sampai salah,
jangan sampai keseleo karena satu kata bermakna beda.” (Informan RW,
Padang 16 Februari 2021).
71
Tak hanya itu, bagi RW berita yang berkualitas adalah berita yang ditulis
menyinggung apakah berita seperti itu pernah ditulis RW dan berita mana yang
“Banyak sih. Salah satunya itu tentang Pasar Raya yang dulu amburadul itu
ya dengan adanya berita yang setiap kali kakak buat tentang Pasar Raya itu
Kepala Dinasnya jadi ikut peduli karena Pasar Raya itu disorot. Waktu itu
Haluan memang membuat kalau Pasar Raya itu memang amburadul sekali
dan sejak beritanya keluar terus-menerus Kepala Dinasnya jadi sering turun
ke lapangan untuk membenahi. Selain itu masuk program dari Wali Kota
mungkin ya, tapi karena terus dijor-jorkan oleh wartawan oleh media,
mereka pun jadi lebih gesit. Jadi terasa ada manfaatnya berita kita untuk
perkembangan kota.” (Informan RW, Padang 16 Februari 2021).
RW menyatakan bahwa Harian Haluan setiap tahunnya melakukan
pergantian penempatan pos liputan atau rolling posko untuk setiap jurnalisnya.
Selama berprofesi sebagai jurnalis, RW sudah menempati tiga pos liputan yang
ekonomi, pemerintahan, dan saat ini berada pada desk hukum kriminal dengan
“Sejauh ini sih memang serunya itu di hukum kriminal. Awalnya sih
memang sedikit kesulitan karena waktu bikin beritanya itu ternyata beda
sama berita-berita yang lain, harus lebih langsung to the point tidak
mengalun-alun seperti berita yang lain. Belajar sih waktu itu sampai
akhirnya terbiasa.”
Bagi RW berada pada desk hukum kriminal memberikan banyak
pengalaman baru yang selama ini tidak pernah terpikirkan akan dapat dilakukan
oleh dirinya. RW dengan antusias menceritakan salah satu liputan pada desk
72
penangkapan pelaku tindak pidana kejahatan oleh anggota Buru Sergap (Buser)
“Yang paling seru itu ikut pergi penangkapan DPO (Daftar Pencarian
Orang) narkoba, waktu itu ikut sama buser pas penangkapan tersangka
karena jarang-jarang bisa dapat liputan seperti itu. Apalagi sebelumnya
kakak tidak pernah menyangka kalau proses penangkapan itu seperti yang
kakak saksikan waktu itu. Dulu itu kakak juga ikut mengendap-endap,
menyaksikan transaksi rekayasa sebelum penangkapan oleh polisi sampai
akhirnya tersangka bisa diborgol. Jadi kayaknya itu sesuatu yang tidak
pernah terpikirkan buat kakak dalam kegiatan sehari-hari kalau sebagai
orang biasa sama sebagai wartawan yang kalau misalnya tidak berada di
kanal hukum kriminal. Asik juga gitu, ternyata begini loh penangkapan itu.”
(Informan RW, Padang 16 Februari 2021).
Selama berada pada desk hukum kriminal dan diposkokan di Kejati Sumbar,
kemitraan pada momen peringatan Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke-60 pada 2020
Kejati Sumbar. Penghargaan diberikan kepada lima jurnalis yang berposko liputan
ketiga informan YD, LM, dan RW mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang
jurnalis dengan sangat baik. Tidak hanya pada saat ditugaskan, namun informan
73
mendasar antara jurnalis perempuan dan jurnalis laki-laki. Lebih lanjut YD
laki-laki saat bertugas melakukan liputan berita lapangan seperti saat melakukan
“Sebenarnya jurnalis perempuan atau laki-laki itu tidak terlalu berbeda ya.
Misalkan kayak doorstop atau harus kejar narasumber, kalau yang cowok
lari yang cewek juga lari gitu. Jadi tidak ada perbedaan semisal jurnalis
perempuan harus nunggu dan jurnalis laki-laki aja yang harus lari-lari,
nggak ada sih yang kayak gitu.” (Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
Saat ditanyai apakah penting bagi perempuan terlibat dalam ranah pekerjaan
melakukan indepth report atau membuat laporan peristiwa secara lebih mendalam
jurnalis perempuan saja. Walaupun isi halaman wanita membahas seputar wanita,
halaman ini boleh ditulis dan diisi oleh siapa saja baik jurnalis perempuan maupun
salah satu keunggulan yang dimiliki oleh jurnalis perempuan. Terlebih untuk
74
liputan berita yang kemudian disajikan dengan penulisan feature yang lebih
jurnalis juga diungkapkan oleh RW. Menurut RW peran perempuan di masa kini
tidak lagi hanya berada pada ranah domestik. Sama halnya dengan YD, RW juga
ada hal-hal dalam pekerjaan ini yang hanya dapat dikerjakan oleh jurnalis
perempuan.
“Oh penting sekali ya kalau menurut kakak karena di masa kini perempuan
itu tidak harus di rumah-rumah saja ya. Selain itu ada beberapa lini liputan
itu yang disitu laki-laki tidak bisa masuk. Salah satu contohnya saja kayak
liputan istrinya kajati (Kepala Kejaksaan Tinggi) itu karena dia maunya
kalau diliput itu oleh jurnalis perempuan gitu.” (Informan RW, Padang 8
Februari 2021).
yang lebih baik dengan narasumber karena lebih pandai berbicara. Berbeda
dengan jurnalis laki-laki yang memiliki kecenderungan lebih to the point baik
dalam hal wawancara saat mengajukan pertanyaan maupun dalam hal penulisan
berita.
“Kebanyakkan kalau yang kakak lihat jurnalis laki-laki itu wawancara sama
narasumber main daram saja kadang, mulai dari wawancara sampai ke
75
penulisan beritanya ya main daram. Nah, jadi enaknya itu banyak dari
narasumber yang jurnalis perempuan itu lebih didahulukannya. Soalnya
pernah waktu itu kami sama-sama mencoba menghubungi narasumber yang
sama. Pas kakak nanya itu langsung diokekan, sedangkan sama teman kakak
yang jurnalis laki-laki ini narasumber itu bilangnya dia lagi di luar kota,
pokoknya banyak alasan.” (Informan RW, Padang 16 Februari 2021)
Diakui RW beberapa narasumber bisa menjadi akrab layaknya teman karena
kemampuan menjalin relasi tersebut. Dan ketika relasi sudah terjalin dengan baik,
dimintai informasi dan keterangan yang dibutuhkan. Selain itu, RW yang juga
pendekatan yang dilakukan oleh jurnalis perempuan dan laki-laki tersebut juga
“Tentu hubungan baik pun terjalin dan dalam membuat beritanya pun
kitanya juga jadi lebih hati-hati karena untuk menjalin hubungan baik juga
lah gitu. Jadi tidak mungkin main daram seperti kawan-kawan jurnalis laki-
laki yang lain gitu.” (Informan RW, Padang 16 Februari 2021).
Tabel 4.1
Pengalaman Eksistensi Jurnalis Perempuan yang Bekerja di Harian Haluan
Tema Hasil Penelitiaan
1. Hobi menulis
Motif Memilih Motif Sebab 2. Tidak ada pilihan pekerjaan
Profesi Jurnalis (because-motives) lain
3. Kebetulan saja
1. Kemampuan diri
Motif Tujuan 2. Membantu perekonomian
(in-order-to-motive) keluarga
3. Naik jabatan
1. Dukungan yang diberikan
Dukungan Sosial yang Diperoleh orang tua
2. Dukungan yang diberikan
suami
1. Mampu menulis berita yang
berkualitas
Kemampuan Diri Jurnalis Perempuan 2. Kemampuan melakukan
indepth reporting
3. Kemampuan komunikasi dan
menjalin relasi
(Sumber: Olahan Peneliti, 2021)
76
4.3.2 Pemaknaan Profesi Jurnalis bagi Jurnalis Perempuan yang Bekerja di
bertolak pada pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh sebelum dan saat
perspektif tersendiri yang berbeda antara satu sama lain. Pemaknaan informan
terhadap profesi jurnalis pada saat sebelum dan setelah mengeluti profesi ini juga
bagi informan berdasarkan tiga momen atau proses simultan yang disebut Berger
beda setiap individu, hal itu didasari dari informasi dan pengalaman tentang
profesi jurnalis yang diperoleh setiap informan juga berbeda. Adapun pemaknaan
profesi jurnalis bagi informan pada proses ekternalisasi dapat peneliti jelaskan
sebagai berikut:
minim waktu itu. Berada di depan kamera, itulah yang dipikirkan YD pertama
kalinya saat mendengar kata jurnalis atau wartawan. Gambaran tentang profesi
jurnalis atau wartawan hanya diperoleh YD saat melihat berita di televisi yang
dibawakan oleh reporter atau pekerja jurnalistik yang bekerja di media elektronik.
77
“Dari dulu sih, memang tertarik sama tulis-menulis. Kayak dari SMP pun
sudah aktif-aktif menulis gitu kan, cuman dulu bayangan tentang reporter
ini ya kayak reporter-reporter yang ada di TV itu kan, ada di depan kamera
aja kerjanya.” (Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
YD akhirnya lebih mengenal profesi jurnalis saat kuliah. Meskipun
“Terus yang paling mulai mengenal tentang jurnalis itu dari kuliah. Ada
organisasi yang mengarah ke situ. Kalau di Psikologi itu namanya Insight,
terus kalau di universitas ada Genta. Kalau di Genta dulu pernah aktif juga
sebentar, kenapa sebentar karena dulu organisasi di fakultas sama yang di
jurusan yang banyak kakak ikuti.” (Informan YD, Padang 2 Desember
2020).
menulis, tidak demikian dengan LM. Informan LM awalnya sama sekali tidak
setelah ditawarkan lowongan bekerja sebagai seorang jurnalis oleh kakak iparnya
“Dunia wartawan itu seperti apa kakak juga tidak tahu, memang tidak
pernah tahu sama sekali. Tapi karena dorongan dari keluarga dan kakak
ipar tadi yang sudah duluan jadi wartawan dan menyelami bidang
jurnalistik ini, akhirnya kakak mikir ya udah lah nekat aja.” (Informan
LM, Padang 28 Desember 2020).
Setelah mengenal profesi jurnalis dari kakak iparnya, banyak hal yang
78
Berbagai keraguan terhadap diri sendiri pun juga dirasakan LM karena
Pandangan awal yang unik tentang profesi jurnalis dituturkan RW. Pada
Pada masa awal menjadi jurnalis, banyak hal negatif yang ditemui dan didengar
seorang jurnalis itu penuh dengan keanehan. RW merasa heran dengan anggapan
jurnalis.
“Awalnya kakak mikirnya malah ini tuh pekerjaan yag aneh gitu, penuh
dengan keanehan. Apalagi waktu awal-awal itu banyak narasumber yang
kakak temui itu masih menganggap sebelah mata pekerjaan wartawan.
Misalnya kalau janjian ketemuan, kita dibuat harus nunggu lama. Tapi itu
sebagian ya, jadi masih ada yang memang masih menyepelekan seorang
wartawan.” (Informan RW, Padang 8 Februari 2021).
terhadap profesi jurnalis mulai berbeda dengan pandangan awal pada proses
79
pengetahuan yang didapatkan sebelumnya juga berbeda antara satu dengan
lainnya.
sesuatu tentang profesi jurnalis dari dua pers mahasiswa yang diikuti. Melalui
mengenai profesi jurnalis. Profesi jurnalis yang pada awalnya hanya dianggap
jurnalis bukan hanya bekerja di depan layar tapi juga pekerjaan yang dilakukan di
belakang layar.
kegiatan mahasiswa yang ada di jurusan Psikologi yaitu Insight dan mengambil
bidang jurnalistik, barulah YD mulai tahu banyak hal tentang profesi jurnalis. YD
menyadari bahwa menjadi jurnalis tidak hanya tentang bekerja di depan layar atau
“Jadi dari situ sudah kenal kalau dunia jurnalistik itu kerjanya juga di
belakang layar kayak gini, melakukan wawancara-wawancara sama
kaprodi, dosen-dosen, duta-duta mahasiswa gitu sama orang-orang penting
kayak gitulah.” (Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
Pada proses ini YD merasakan bahwa menulis bukan lagi hanya sekedar
hobi dan kegemaran saja bagi dirinya tapi sudah menjadi passion. YD juga
80
“Jadwal kuliah padahal sempat sibuk, cuma kembali lagi misalnya kayak
orang yang suka nari, sesibuk apapun tugasnya pasti tetap disediakan
waktu untuk apa yang dia suka. Terus di Psikologi itu dulu ada kayak
majalah gitu juga, jadi passion kita itu ada buktinya gitu dan pas ngelihat
itu aja puas gitu langsung, terbayar lah gitu rasanya.” (Informan YD,
Padang 2 Desember 2020).
Setelah menyelesaikan pendidikan strata 1 Psikologinya di Universitas
Andalas pada 2017. Didorong oleh hobi menulis yang kuat, berbekal SKL (Surat
Keterangan Lulus), pada awal 2018 YD menyebut bahwa ia hanya iseng saja
Haluan.
“Pas di dunia kerja ini baru kaget. Kagetnya itu karena ternyata kerjanya
itu tidak kenal waktu, terus harus standby misalnya kalau ada peristiwa
kayak ada gempa misalnya kakak dijadikan PJ (penanggung jawab)
tentang isu gempa, saat itu juga kakak harus konfirmasi ke pakar gempa
atau BMKG kayak gitu. Kalau dulu bayangannya kayak jurnalis itu lebih
menarik atau apa gitu. Pas di dunia kerja ini sih baru paham ternyata kayak
gitu jurnalis itu.” (Informan YD, Padang 2 Desember 2020).
melamar pekerjaan di Harian Haluan sebagai reporter dan diterima. Bagi LM,
pada proses ini memulai profesi sebagai jurnalis adalah hal yang sangat baru dan
“Tantangannya baru-baru itu memang cukup berat bagi kakak. Cuma kakak
mikirnya kalau kakak serius dan melihat senior-senior yang sudah duluan
jadi wartawan dan akhirnya mereka dapat posko liputan yang membuat
mereka tidak perlu lagi turun ke lapangan kakak yakin kakak juga bisa
sampai ke titik itu.” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
81
Meskipun sedikit banyaknya LM pernah belajar Ilmu Komunikasi tentang
menganalisis tulisan yang baik dari pendidikan Sastra Daerah yang diambilnya
kepandaian dalam hal menulis. Pada proses ini, LM lebih suka dirinya disebut
“Jadi sambil jalan liputan kakak juga belajar sama senior-senior di kantor
tentang cara nulis berita yang baik, cara mengambil isu berita yang baik,
dan cara berhubungan dengan narasumber agar bisa diterima dengan baik.”
(Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
Pada tahap objektivasi ini, informan RW juga merasakan hal sama dengan
LM. Setelah menjadi seorang jurnalis dan melalui berbagai tugas seperti
“Iya benar awalnya bisa dibilang coba-coba ternyata seru gitu dan selain itu
kakak memang penyuka tantangan jadi tidak suka kerja di balik-balik
komputer atau di balik-balik meja lebih sukanya ternyata di lapangan.”
(Informan RW, Padang 8 Februari 2021).
oleh para informan yang pada akhirnya juga mempengaruhi realitas subjektif
mereka. Dalam penelitian ini realitas subjektif yang berubah dari informan
penelitian ini adalah berupa tindakan. Secara fisik maupun mental informan
merasa lebih kuat dan percaya diri dari sebelumnya. Adapun pemaknaan profesi
82
jurnalis bagi informan pada proses ekternalisasi dapat peneliti jelaskan sebagai
berikut:
dapat menunjukkan jati dirinya sebagai seorang jurnalis. Hal itu dibuktikan dari
berbagai cara yang ditempuh oleh informan dan hasil yang dibuktikan, seperti
jurnalis YD memaknai jika profesi jurnalis dapat dijalani dengan baik dan benar
“Kalau awal-awal kan karena hobi, terus awal-awal tamat kuliah tujuannya
pengen dapat kerja. Kalau sekarang tidak terlalu begitu sih. Apalagi
sekarang apresiasi yang kakak dapat sudah banyak kayak menang ini
menang itu. Terus anggapan orang juga sudah beda sama profesi jurnalis
itu, jadi lebih tinggi juga lah penghargaannya.” (Informan YD, Padang 2
Desember 2020).
Informan LM juga memaknai bahwa profesi jurnalis yang dijalani saat ini
sebagai profesi yang tinggi dan disegani. Selain aktif sebagai reporter yang masih
Apresiasi yang diperoleh dari orang-orang terdekat seperti anggota keluarga dan
terdekat dijadikan LM sebagai bukti untuk dirinya sendiri karena dapat menjalani
“Orang tua itu tahunya kakak sudah kerja di Padang dan pekerjaannya itu
bagus sudah bisa mencukupi kebutuhannya dari bulan ke bulan, ya udah.
Kalau tanggapan teman-teman ya sekarang sudah jadi wartawan oh bagus
83
katanya, bisa membagi waktu antara anak dan keluarga sama pekerjaanya
juga bagus, hebat ya sekarang gitu.” (Informan LM, Padang 28 Desember
2020).
mengalami banyak perubahan. Hal ini dipengaruhi dari berbagai pengalaman dan
pengetahuan yang telah dilalui dari tahap eksternalisasi dan objektivasi. Selain itu,
status informan yang merupakan ibu rumah tangga sedikit banyak juga
diutarakan informan YD, ibu dengan satu anak yang baru berusia tujuh bulan ini
harus sudah mulai kembali bekerja saat anaknya berusia tiga bulan. Meskipun
pekerjaan sebagai seorang jurnalis dan tugasnya sebagai ibu rumah tangga karena
tidak harus berada di kantor seharian. Sehingga pada tahap ini, informan YD
memaknai profesi jurnalis sebagai profesi yang waktunya fleksibel dan bisa bebas
“Kalau dulu memang karena hobi, passion lah gitu. Kalau sekarang sudah
beda ya, apalagi karena kakak sudah punya anak tapi masih bisa juga lah
di rumah nggak perlu ninggalin anak seharian terus rumah masih bisa juga
diurus walaupun dikit-dikit gitu. Nyuci masih bisa, nyapu sama masak-
masak gitu juga masih bisa lah. Pokoknya nggak kayak kerja di kantoran
yang bisa ngehabisin waktu seharian di luar. Karena kalau jadi wartawan
ini kalau kerjaan kita itu cepat, cepat juga kita selesainya.” (Informan YD,
Padang 2 Desember 2020).
Informan LM juga memaknai profesi jurnalis pada proses eksternalisasi
dengan “Pekerjaan dengan waktu yang fleksibel”. Pekerjaan dengan waktu yang
pribadi sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaannya sebagai jurnalis bisa
84
dikomunikasikan dan dinegosiasikan secara baik dengan pihak kantor sesuai
“Setelah kakak menjalani profesi ini selama lima tahun belakangan kakak
merasa beruntung menjadi wartawan karena kakak bisa mengatur waktu
sendiri. Bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Kalau memang tidak bisa
keluar untuk liputan kakak bisa menyampaikan ke kantor. Kalau misalkan
kerja kantoran kayak orang kerja di bank, Sabtu masuk ya harus masuk
tidak bisa libur kan.” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
menginginkan pekerjaan lain jika ada, maka pada proses ini setelah melalui
tahun, peneliti melihat semakin dalam pula pemaknaan yang diberikan informan
kemampuan jurnalistiknya dari senior dan rekan kerjanya selama ini tidak sia-sia.
85
turun ke lapangan, kakak pun jadi asisten redaktur cuma sore ke kantor jadi
tidak perlu rapat pagi.” (Informan LM, Padang 28 Desember 2020).
Senada dengan LM, informan RW juga memaknai profesi jurnalis sebagai
“Pekerjaan yang bisa memberikan manfaat bagi semua pihak. Apalagi pihak
yang ingin diberitakan maupun pihak yang membacanya yang butuh
informasi. Sebagai orang yang menuliskan berita itu sendiri sangat
bermakna sekali rasanya kalau berita itu ada keberimbangan atau manfaat
bagi orang yang membaca.” (Informan RW, Padang 8 Februari 2021).
4.4 Pembahasan
Haluan
yang bekerja sebagai jurnalis, dan kemampuan diri jurnalis perempuan. Dan untuk
oleh jurnalis perempuan, peneliti dipandu dengan teori fenomenologi oleh Alfred
Schutz serta teori konstruksi sosial atas realitas oleh Peter L. Berger dan Thomas
86
Peneliti memasukkan tema-tema tersebut ke dalam tiga pokok tema
pengalaman yang dialami oleh informan yang disebut oleh Berger dan Luckman
sebagai tiga momen simultan. Menurut Berger dan Luckmann dalam Tirtoatmodjo
(2017: 86) eksternalisasi adalah bentuk ekspresi kedirian manusia ke dalam dunia.
Dan objektivasi adalah hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik dari dari
interpretasi langsung dari suatu kejadian sebagai sebuah ekspresi makna yang
Tabel 4.2
Pengelompokkan Tema untuk Informan Pertama
Tema Eksternalisasi Objektivasi Internalisasi
Pengalaman Pengalaman Pengalaman
Gemar menulis menulis akhirnya Ingin terus
Motif cerpen sejak melekat sebagai menyalurkan
Sebab SMP. passion hobi menulis.
Motif
Ingin mengasah Peran sebagai ibu Memperoleh
Motif kemampuan diri dan jurnalis dapat kepuasan diri.
tujuan dalam menulis. dibagi dengan
baik.
Dididik mandiri Percaya diri, Bertanggung
dan bebas menikmati jawab dengan
menentukan pekerjaan sebagai kepercayaan
Orang pilihan yang jurnalis dan dapat yang diberikan
tua disenangi. menjalaninya oleh keluarga.
Dukungan tanpa beban.
sosial Memahami Saling berbagi Pekerjaan dapat
karena satu shif pekerjaan dijalani tanpa
Suami profesi. ada masalah
dengan urusan
rumah tangga.
Senang dapat Dikenal karena Lebih mampu
Kemampuan diri diingat karena menyajikan berita melakukan
jurnalis perempuan menulis berita dengan penulisan indepth report.
bermanfaat feature.
(Sumber: Olahan Peneliti, 2021)
87
Pada tema motif ini, proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi
dalam Eriyanto (2002:16) bahwa manusia akan selalu mencurahkan diri ke tempat
inilah dihasilkan suatu dunia dengan kata lain manusia menemukan dirinya sendiri
dalam suatu dunia. Berdasarkan tabel yang telah diuraikan di atas, dalam tema
sebab memilih profesi jurnalis karena kegemaran menulis cerita pendek sejak
masih remaja. Objektivasi yang muncul dalam diri informan pertama terkait hal
untuk terus menyalurkan hobi menulis dengan cara bekerja sebagai jurnalis.
membagi peran sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaan dengan baik. Lalu motif
Pada tema kedua informan pertama dididik secara lebih mandiri dan bebas
oleh kedua orang tua untuk menentukan pilihan sendiri selama informan
menyenangi pekerjaan yang dipilih. Terkait dukungan yang diperoleh dari orang
pekerjaan sebagai jurnalis dengan nyaman dan tanpa beban yang diperoleh
88
oleh keluarga dan mengetahui batasan-batasan berinteraksi di luar. Setelah
satu profesi. Informan pertama dan suami berbagi shif pekerjaan agar dapat
mengurus anak. Muncul internalisasi dari informan pertama bahwa selama suami
memberikan dukungan, pekerjaan sebagai jurnalis dapat terus dijalani tanpa ada
sosial yang dipahami individu adalah hasil eksternalisasi dari internalisasi dan
sehari-hari. Ini juga menjelaskan bahwa dunia manusia itu ditandai dengan
keterbukaan dan proses konstruksi yang cukup panjang. Adapun pada tema ini,
merasa senang dapat diingat karena menulis berita bermanfaat bagi narasumber.
report.
89
Tabel 4.3
Pengelompokkan Tema untuk Informan Kedua
Tema Eksternalisasi Objektivasi Internalisasi
Pengalaman Pengalaman Pengalaman
Susahnya mencari Memperoleh saran Menjadi jurnalis
Motif pekerjaan yang agar mencoba karena tidak ada
Sebab sesuai dengan bekerja sebagai pilihan
keinginan. seorang jurnalis pekerjaan lain.
Motif
Mempergunakan Ingin mandiri dan Menambah
gelar sarjana membantu pendapatan
Motif dengan cara perekonomian untuk memenuhi
tujuan bekerja. keluarga. kebutuhan
jangka panjang.
Memberikan Memberikan Motivasi
kepercayaan semangat dan terbesar yang
Orang penuh untuk dukungan karena pendorong LM
Dukungan tua menentukan berani memutuskan yakin menjalani
sosial pekerjaan yang menjadi jurnalis. profesi jurnalis.
diinginkan.
Memahami Tidak banyak Tidak
karena juga menuntut. mempersoalkan
Suami bekerja di media. keinginan untuk
tetap bekerja.
Bekerja secara Pandai membagi Dapat
Kemampuan diri profesional waktu antara memegang
jurnalis perempuan pekerjaan rumah jabatan dobel.
dan kantor.
(Sumber: Olahan Peneliti, 2021)
hari memperlihatkan diri sebagai kenyataan yang ditafsirkan oleh manusia dan
mempunyai makna subjektif bagi mereka sebagai suatu dunia yang koheren
mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan. Muncul objektivasi dalam diri
informan untuk mencoba bekerja sebagai seorang jurnalis setelah disarankan oleh
menjadi jurnalis karena tidak adanya pilihan pekerjaan lain sebagai motif
90
sebabnya memilih profesi jurnalis. Kemudian eksternalisasi dari motif tujuan
gelar yang didapatkan dari bangku perkuliahan agar bermanfaat dengan cara
bekerja. Objektivasi yang muncul dalam diri informan adalah keinginan untuk
jurnalis ini menjelaskan bahwa manusia secara biologis terus tumbuh dan
berkembang yang oleh karenanya mereka terus belajar dan berkarya untuk
(Sulaiman, 2016: 19). Informan kedua mendapatkan dukungan penuh dari kedua
Objektivasi yang muncul adalah keberanian dan kepercayaan diri pada informan
sebagai motivasi terbesar yakin bekerja sebagai jurnalis. Kemudian dukungan dari
suami juga diperoleh informan kedua. Suami informan kedua juga bekerja di
objektivasi saling menyesuaikan shif pekerjaan agar dapat berbagi tugas. Informan
bekerja.
91
walaupun harus membagi peran sebagai ibu rumah tangga. Muncul objektivasi
realitas yang panjang melalui tiga momen yang terus berlangung secara
proses atau momen terakhir yakni internalisasi manusia menjadi hasil dari
mayarakat (Eriyanto, 2002: 16). Pada tema dalam penelitian ini, informan kedua
Tabel 4.4
Pengelompokkan Tema untuk Informan Ketiga
Tema Eksternalisasi Objektivasi Internalisasi
Pengalaman Pengalaman Pengalaman
Tidak pernah dapat Tidak Kebetulan
bertahan lama memungkinkan membaca
Motif diberbagai jenis untuk lowongan
Sebab pekerjaan yang melanjutkan pekerjaan di
Motif pernah dicoba. pekerjaan sebagai laman koran
developer. Harian Haluan.
Ingin hidup Menyukai bekerja Ingin membantu
Motif mandiri dan sebagai jurnalis perekonomian
tujuan memenuhi karena menyukai keluarga
kebutuhan pribadi. tantangan. terutama
kebutuhan anak.
Berkeinginan agar Keputusan tetap Tetap
Orang ikut tes PNS. dikembalikan mendukung
Dukungan tua pada informan. pilihan
sosial pekerjaan
sebagai jurnalis
Berdiskusi sebelum Saling Berbagi peran
Suami menikah dan menyesuaikan menjaga dan
menyetujui bekerja. shif pekerjaan mengurus anak.
Ada beberapa lini Pendekatan pada Kemampuan
Kemampuan diri liputan yang hanya narasumber komunikasi dan
jurnalis perempuan bisa dimasuki oleh perempuan menjalin relasi.
jurnalis jurnalis
perempuan.
(Sumber: Olahan Peneliti, 2021)
92
Scott (2012: 182) menjelaskan bahwa realitas mencakup kumpulan
jurnalis karena susah bertahan diberbagai jenis pekerjaan yang dulu ditekuninya,
di Harian Haluan dan meninggalkan pekerjaan yang lama. Pada tema motif tujuan
bekerja sebagai jurnalis karena menyukai tantangan. Lalu motif tujuan memilih
jurnalis, orang tua disebut juga sebagai institusi pertama bagi individu. Berger
sebuah institusi yang nyata adanya dan dapat memaksakan suatu pola-pola
ketiga mempunyai keinginan agar informan ketiga ikut tes CPNS. Objektivasi
yang muncul adalah orang tua tetap mengembalikan semua keputusan kepada
93
orang tua dengan tetap bekerja sebagai jurnalis. Selain itu, setelah berkeluarga
lahir dari konstruksi sosial atas realitas sehari-hari sangatlah dipengaruhi oleh
ada beberapa lini liputan yang hanya bisa dimasuki oleh jurnalis perempuan. Lalu
kemampuan komunikasi.
motive (motif sebab) berupa alasan dan sebab yang melatarbelakangi informan
94
harapan-harapan yang ingin dicapai informan sebagai seorang jurnalis. Adapun
pengkategorikan motif ini juga merujuk pada identitas khusus yang disebut oleh
(2011: 135-136) bahwa salah satu fungsi universal dari komunikasi adalah untuk
memenuhi kebutuhan sosial, beberapa kebutuhan sosial yang dapat dipenuhi dari
untuk dilibatkan, kebutuhan untuk keluar dari masalah yang rumit, kebutuhan
untuk rileks, dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri atau orang lain. Semua
jurnalis untuk memenuhi kebutuhan juga sangat beragam mulai dari kebutuhan
menulis, tidak ada pilihan pekerjaan lain, dan kebetulan saja. Dua informan LM
dan RW menyatakan bahwa dalam kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang
ini tidak bisa jika hanya mengandalkan satu sumber pendapatan yang berasal dari
Motif lain bagi informan bekerja sebagai jurnalis adalah untuk memenuhi
dan mengamalkan ilmu atau gelar yang dimiliki. Sedangkan motif tujuan (in-
95
order-to-motive) berupa tindakan memilih menjadi jurnalis yang dilakukan oleh
sosial dari orang tua dapat dikategorikan ke dalam sosialisasi primer yang disebut
Berger dan Luckmann (1990: 130) sebagai sosialisasi awal yang dialami individu.
Informan dapat tetap eksis menjalani profesi sebagai jurnalis karena adanya
dukungan sosial yang didapat dari keluarga (orang tua dan suami) berupa
dukungan penuh dari orang tua ketika memutuskan bekerja sebagai jurnalis.
Informan dididik secara demokratis oleh orang tua. Meskipun ada keinginan
tersendiri yang dimiliki orang tua, informan tetap dibebaskan untuk menentukan
Dukungan yang sama juga diberikan oleh suami informan. Jones dan Jones
dalam Utami dan Wijaya (2018: 5) menyatakan bahwa sikap suami yang
mendukung karier istrinya dan ikut bekerja sama dalam urusan rumah tangga
untuk membagi urusan rumah tangga seperti urusan mengasuh anak di saat salah
satunya harus bekerja dengan cara berbagi shif antara satu sama lain. Sehingga
96
peneliti melihat ada hubungan yang positif antara dukungan sosial yang diperoleh
pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menjalani profesi jurnalis
dan sebagai posisi apapun, kesempatan yang diberikan bukanlah mengacu kepada
kerja, serta pemahaman akan tanggung jawab sebagai seorang jurnalis itu sendiri.
tersendiri yang dimiliki oleh jurnalis perempuan. Informan sepakat dalam dunia
jurnalistik ada lini-lini liputan tertentu yang hanya bisa diakses oleh jurnalis
pemberitaan tentang perempuan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Tahrun, dkk dalam Satriani (2017: 18) yang menyebut bahwa keterlibatan
perempuan dalam dunia jurnalistik dan media berarti mereka juga mempunyai
kontribusi yang besar dalam menentukan isu yang harus diangkat dengan sudut
pandang perempuan.
97
Kelebihan lain yang dimiliki oleh jurnalis perempuan berdasarkan
reporting (laporan mendalam) atau sering juga disebut dengan liputan khusus
menjelaskan kaitan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya, latar
benar-benar diupayakan cover both side (dari berbagai sisi) sehingga pembaca
dari peran dan kemampuan diri yang ditunjukkan oleh jurnalis perempuan dalam
secara kuantitas, jumlah jurnalis perempuan di kota Padang memang masih sedikit
jurnalis laki-laki ini tidak membuat informan merasa terbebani ataupun merasa
terganggu.
menjalin komunikasi dan relasi yang lebih cepat dan baik dengan narasumber. Hal
fungsi-fungsi jurnalistik, yang sudah pasti bertemu banyak orang dengan beragam
sifat dan latar belakang yang hendak digali informasi darinya. Komunikasi
98
merupakan bangunan link ke dunia sekitar yang berarti setiap orang seolah
Hal ini selaras dengan pernyataan Heidegger dalam Shofa (2012: 21) bahwa
pembicaraan. Maka untuk mencapai manusia yang utuh, manusia itu harus dapat
seseorang mungkin tidak mampu merealisasikan semua itu tetapi ia tetap dapat
dengan baik oleh informan untuk menunjukkan eksistensi diri mereka karena
adanya pandangan dari informan bahwa mereka dapat menjalin komunikasi dan
relasi yang lebih baik dengan narasumber laki-laki. Hal ini juga dibuktikan
99
Berdasarkan pengalaman informan dalam hal beban kerja menulis berita
tidak ditemukan adanya perbedaan kebijakan atau perlakuan oleh Harian Haluan.
Setiap jurnalis diwajibkan untuk menulis tiga sampai lima berita setiap harinya
ditiadakan liputan hingga malam hari. Seperti yang dijelaskan oleh LM bahwa
Begitu pula halnya dalam penugasan pada kejadian yang sifatnya beresiko,
bukan ketetapan resmi perusahaan, tapi lebih kepada pertimbangan para redaktur
memililki keterbatasan secara kodrati. Namun, bila dilihat dari gaji yang diterima,
ketiga informan menyatakan tidak ada perbedaan gaji yang diterima antara
yang berbeda dari informan terkait adanya perbedaan beban dan jam kerja untuk
waktu dan tenaga secara total untuk keperluan pekerjaan seperti melakukan
100
liputan tengah malam dan liputan yang lebih beresiko lainnya. Informan YD
setuju jika beban kerja untuk jurnalis laki-laki memang lebih berat dibandingkan
tersebut sebagai salah satu kelemahan yang dimiliki perempuan yang bekerja
profesional jurnalis perempuan yang bekerja di Harian Haluan kota Padang sangat
jurnalis perempuan yang bekerja di Harian Haluan dapat saja berkembang sampai
redaksi. Dalam hal ini Harian Haluan sebagai perusahaan tidak bias gender dalam
dilakukan perusahaan atas dasar kompetensi dan kualitas yang dimiliki oleh setiap
jurnalis dalam menjalankan tugas. Sampai saat ini, tingkat tertinggi yang dijabat
oleh jurnalis perempuan di Harian Haluan adalah sebagai redaktur. Posisi inilah
yang sedang ditargetkan oleh LM yang saat ini baru sampai pada posisi asisten
101
koordinator liputan yang bertugas untuk mengoordinasi jurnalis lain baik laki-laki
maupun perempuan.
Hal ini menunjukkan bahwa akses bagi jurnalis perempuan yang bekerja di
Harian Haluan untuk berperan lebih jauh dalam pengambilan keputusan baik yang
pemberitaan di Harian Haluan tidak terbatas sama sekali. Dengan kata lain,
mereka dalam ritme pekerjaan jurnalis di Harian Haluan. Hal ini juga dibuktikan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Satriani (2017) tentang Eksistensi Jurnalis
dalam berbagai sektor yang sama dipegang oleh laki-laki. Seperti halnya jurnalis
sesuatu yang dinamis, jadi eksistensi itu sendiri tidak bersifat kaku dan terhenti.
Harian Haluan juga mengalami pasang surut. Pada masa awal bekerja sebagai
beda saat menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan sebagai jurnalis seperti
102
dalam hal menulis berita, menentukan tema pemberitaan, dan menghadapi
narasumber. Ada yang dapat menyesuaikan diri dalam jangka waktu yang pendek
dan ada pula yang memerlukan waktu yang terbilang cukup lama.
Eksistensi juga dikenal dengan satu kata lainnya yaitu keberadaan. Dagun
ini peneliti melihat eksistensi jurnalis perempuan yang bekerja di Harian Haluan
Harian Haluan itu sendiri. Jurnalis perempuan yang bekerja di Harian Haluan
harus terus berbenah dan mempertahankan kualitas serta kompetensi yang mereka
Harian Haluan kota Padang yang telah diuraikan di atas dan berdasarkan hasil
observasi yang telah peneliti lakukan terhadap tiga informan, berkaitan dengan
teori konstruksi sosial atas realitas oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann,
Peter L. Berger menyatakan bahwa konstruksi sosial atas realitas tidak dibentuk
secara ilmiah atau diturunkan oleh Tuhan tetapi dibentuk dan dikonstruksi
103
(Eriyanto, 2002: 15). Hasilnya adalah wajah plural dari realitas itu sendiri. Hal ini
berbeda-beda, sehingga mereka secara bebas memberikan makna pada suatu hal
berpikirnya masing-masing.
gagasan Peter L. Berger ini, mengenai pemaknaan profesi jurnalis bagi jurnalis
perempuan dapat dipandang sebagai konstruksi sosial atas realitas, sebab sangat
potensial saat terjadi peristiwa yang sama namun dapat dikonstruksi secara
berbeda. Dalam kerangka teoritik yang dibangun Berger dan Luckmann, proses
berkesinambungan.
Proses Eksternalisasi
104
Proses pertama yaitu eksternalisasi yang merupakan usaha pencurahan atau
ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik.
Ini sudah menjadi sifat dasar manusia (Eriyanto, 2002: 16). Proses eksternalisasi
dalam penelitian ini adalah awal mula kostruksi sosial dapat dipahami individu.
pandangan atau informasi awal yang diketahui informan tentang profesi jurnalis
sebelum menekuni profesi ini. Pada tahap eksternalisasi, pandangan awal yang
diketahui oleh informan tentang profesi jurnalis berbeda satu sama lain. Informan
jurnalis hanya bekerja di depan kamera. Informasi ini diperoleh informan saat
menonton berita di televisi yang dibawakan oleh news anchor atau repoter TV.
penuh dengan keanehan karena menemui masih banyak orang yang memandang
105
4.4.2.2 Pemaknaan Profesi Jurnalis Pada Proses Objektivasi
Proses Objektivasi
dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia (Eriyanto,
2002: 16). Kenyataan hidup sehari-hari itu kemudian diobjektivasi oleh manusia
sebagai suatu realitas objektif. Adapun proses objektivasi dalam penelitian ini
mengenai profesi jurnalis. Ini terjadi karena informan sudah terlibat langsung
Daulay (2016: 65) menjelaskan bahwa dari aspek pekerjaan sendiri, bidang
Begitu beratnya tugas kewartawanan, sehingga mereka disebut juga sebagai kuli
tinta. Karena memerlukan waktu yang banyak itulah barangkali yang membuat
106
kaum wanita kurang tertarik untuk menekuni profesi jurnalis. Dari
profesi yang tidak kenal waktu karena seringkali berhadapan dengan penugasan
yang bersifat dadakan seperti bencana alam yang bisa terjadi kapan saja dan tidak
dapat diprediksi waktu terjadinya dan jika peristiwa semacam itu terjadi, maka
memaknai profesi jurnalis pada proses objektivasi sebagai profesi yang penuh
jurnalistiknya salah satunya dengan banyak belajar dan berdiskusi dengan jurnalis
senior. Pemaknaan yang diberikan informan tentang profesi jurnalis pada proses
eksternalisasi dan objektivasi cukup beragam dan menjadi realitas yang baru bagi
ketiga informan.
Proses Internalisasi
107
Pada tahap akhir yaitu proses internalisasi realias subjektif yang dipahami
oleh informan pada proses sebelumnya menjadi lebih berbeda lagi. Internalisasi
sosial. Hal ini akhirnya membuat realitas akhirnya ditafsiri atau diberi makna
secara subjektif oleh individu. Berger dan Luckmann (1996: 23-24) menyatakan
bahwa realitas sosial itu berada di dalam diri manusia itu sendiri dan dengan cara
informan ini dipengaruhi juga oleh tahapan objektivasi yang telah mereka lalui.
informasi dan pengetahuan dari proses objektivasi inilah pada akhirnya juga
makna profesi jurnalis bagi informan pada proses internalisasi. Adapun konstruksi
baru yang dibangun oleh informan terhadap profesi jurnalis ini peneliti
kategorikan menjadi tiga pemaknaan atau konstruksi yang berbeda yaitu pertama,
profesi tinggi dan disegani. Informan memaknai profesi jurnalis sebagai profesi
108
tinggi dan disegani karena karya-karya jurnalistik yang dihasilkan mendapatkan
apresiasi dari berbagai pihak. Informan merasakan ada kepuasan dan kebanggan
tersendiri saat kemampuan yang dihasilkan lewat produk jurnalistik yang mereka
dengan waktu yang fleksibel didasari pengalaman setelah status mereka berubah
dari lajang menjadi ibu rumah tangga, informan masih dapat mengatur waktu
dengan baik antara bekerja dan mengerjakan urusan rumah tangga. Bagi informan
bekerja sebagai jurnalis tidak mengahabiskan banyak waktu karena dapat dengan
bebas mengatur diri sendiri saat bekerja tergantung kemampuan dan kecepatan
ditulis oleh informan untuk kepentingan masyarakat. Pada proses ini informan
merasa berguna dan bangga dengan pekerjaannya sebagai jurnalis. Informan tidak
lagi merasa tertekan dan terbebani saat melakukan tugas sebagai jurnalis.
Informan sudah pada tahap merasa nyaman dan dapat menikmati pekerjaannya
perempuan yang bekerja di Harian Haluan kota Padang ini, terlihat bahwa
informan sebagai individu telah memilih, menimbang dan telah menentukan hal-
hal mana yang dapat memuaskan kebutuhannya yang diwujudkan dengan terus
prestasi, juga untuk memenuhi kebutuhan finansial. Dalam kaitannya dengan teori
109
konstruksi sosial yang peneliti gunakan menunjukkan bahwa konstruksi sosial
110
BAB V
5.1 Kesimpulan
Jurnalis Perempuan pada Media Massa di Kota Padang (Studi Fenomenologi pada
sendiri meliputi adanya motif sebab (because-motive) dan motif tujuan (in-
Harian Haluan dilihat pada masa sebelum mereka bekerja sebagai jurnalis,
masa pada awal bekerja sebagai jurnalis dan masa saat sudah
111
dimaknai juga sebagai profesi yang penuh dengan keanehan. Lalu pada
memaknai profesi jurnalis sebagai pekerjaan yang tidak kenal waktu serta
bermanfaat.
5.2 Saran
dalam terkait dengan peran perempuan dalam ranah jurnalisme ini dengan
penyandang disabilitas.
karena banyak hal yang bisa dikaji secara lebih mendalam dan tentunya
dihasilkan.
112
3. Bagi perempuan yang mempunyai ketertarikan untuk menjadi jurnalis
media cetak tidak perlu takut karena dapat membekali diri dengan mental,
fisik, dan informasi yang kuat seputar profesi jurnalist agar siap
113
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bagus, Lorens. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Berger, Peter L. & Luckmann, T. (1966). The Social Construction of Reality: A
Treatise in the Sociology of Knowledge. England: Penguin Group.
Cresswell, John W. (2016). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan campuran. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Rianayati
Kusmini Pancasari. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daulay, Hamdan. (2016). Jurnalistik dan Kebebasan Pers. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Eriyanto. (2002). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.
Farid, Muhammad & Adib M. (2018). Fenomenologi dalam Penelitian Ilmu
Sosial. Jakarta: Kencana.
Hikmat, Mahi M. 2018. Jurnalistik: Literary Journalism. Jakarta: Prenada Media
Group.
Kovach, B. & Rosentiel, T. (2006). Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta:
Yayasan Pantau.
Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Kusumaningrat, H & Kusumaningrat, P. (2012). Jurnalistik Teori dan Praktik.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Kuswarno, Engkus. (2009). Metodologi Penelitian Komunikasi: Fenomenologi
Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiaan. Bandung: Widya
Padjadjaran.
Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Luviana. (2012). Jejak Jurnalis Perempuan: Pemetaan Kondisi Kerja Jurnalis
Perempuan di Indonesia. Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen.
Mulyana, Deddy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy & Solatun. (2007). Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-
contoh Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Tahrun, dkk. (2019). Keterampilan Pers dan Jurnalistik Berwawasan Gender.
Yogyakarta: Deepublish.
Scott, John. (2012) Teori Sosial: Masalah-masalah Pokok dalam Sosiologi.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
114
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatidan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulaeman. (2017). Jurnalis Perempuan. Ambon: Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri Ambon.
Disertasi
Burkholder, D.U. (2009). Returning Counselor Education Doctoral Student:
Issues of Retetion and Perceived Experiences, Disertasi PhD, Kent State
University College and Graduate School of Education, Health and Human
Services, USA.
Jurnal
Aulya, Suci. (2016). Konstruksi Makna Profesi Jurnalis Bagi Jurnalis Perempuan
Di Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiwa FISIP Vol. 3 No. 1 (p. 3).
Pekanbaru
Herawati, Maimon. (2016). Pemaknaan Gender Perempuan Pekerja Media di
Jawa Barat. Jurnal Kajian Komunikasi Vol. 4 No. 1 (p. 85), Program Studi
Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran.
Kasali, Rhenald. (2006). Transformasi Usaha Industri Media Massa. Jurnal
Komunikasi Vol. 9 No. 2 (p. 16).
Ngangi, Charles. (2011). Konstruksi Sosial Dalam Realitas Sosial. Jurnal ASE
Vol. 7 No. 2 (p. 2), Universitas Sam Ratulangi Manado.
Stellarosa, Y & Silaban, M. W. (2019). Perempuan, Media, dan Profesi Jurnalis.
Jurnal Kajian Komunikasi Vol. 7 No. 1 (p. 98), Sekolah Tinggi Ilmu
Komunikasi LSPR Jakarta.
Sulaiman, Aimie. (2016). Memahami Konstruksi Sosial Peter L. Berger. Jurnal
Society Vol. 6 No 1 (p. 16-17). Program Studi Sosiologi Universitas
Bangka Belitung.
Utami, K. P. & Wijaya, Y. D. (2018). Hubungan Dukungan Sosial Pasangan
Dengan Konflik Pekerjaan-Keluarga Pada Ibu Bekerja. Jurnal Psikologi
Vol. 16 No. 1 (p. 5), Fakultas Psikologi Universitas Desa Unggul Jakarta.
Skripsi
Anistiyati, Franciska. (2012). Perempuan dan Profesi Jurnalis (Studi Kasus
Mengenai Persepsi Perempuan terhadap Profesi Jurnalis di Kalangan
Mahasiswi S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS). Skripsi.
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret.
Amarullah, Nahlia. (2019). Eksistensi RRI PRO 2 Padang di Era New Media.
Skripsi. Ilmu Komuikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas.
Baehaki, Achmad. (2009). Pemenuhan Kebutuhan Chatters. Skripsi. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
115
Hanmal, Dian M. (2017). Eksistensi Jurnalisme di Era Media Sosial. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Haryanthi, Rizka. (2016). Fenomena Kebutuhan Pengguna iPhone di Universitas
Katolik Parahyangan Bandung (Studi Fenomenologi Kebutuhan
Pengguna iPhone pada Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan
Bandung). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pasundan.
Shofa, Muhammad. (2012). Manusia dalam Perspektif Eksistensialisme (Studi
Komparasi Soren Kierkegard dan Ali Syari’ati). Skripsi. Institut Agama
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ushuluddin Jurusan
Theologi dan Filsafat.
Satriani. (2017). Eksistensi Jurnalis Perempuan dalam Kesetaraan Gender di
Harian Amanah Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Jurnalistik Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin.
Saragih, Hileri, M. (2017). Konsep Diri Jurnalis Perempuan (Studi Deskriptif
Kualitatif, Konsep Diri Jurnalis Perempuan pada Forum Jurnalis
Indonesia di Kota Medan). Skripsi. Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Tirtoatmodjo, P. R. (2017). Jurnalis Perempuan Pada Desk Olahraga: Sebuah
Studi Fenomenologi. Skripsi. Ilmu Komunikasi Konsentrasi
Multimedia Journalism Fakultas Ilmu Komunikasi Multimedia
Nusantara.
Novianti, Gina (2014). Persepsi Orang tua Terhadap Aktivitas Bermain Anak
Usia Dini: Studi Fenomenologi pada Orangtua Anak Usia Dini. Skripsi.
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Website
Dewanpers.or.id. ( Agustus 2020). Indeks Kemerdekaan Pers 2020 Retrieved
from Sabtu, 20 Maret 2021 pukul 11.08
https://dewanpers.or.id/assets/ebook/buku/2010130519_2020
Buku_Hasil_Survei_Indeks_Kemerdekaan_Pers_tahun_2020_1.pdf
FJPIndonesia.com. (9 Februari 2018). Melihat Jejak Pers Perempuan di Sumbar.
Retrieved from Kamis, 12 Maret 2020 pukul 15.20
https://fjpindonesia.com/melihat-jejak-pers-perempuan-di-sumbar
Sindonews.com. (4 Januari 2018). Ketika Media Cetak Lebih Unggul Dibanding
Online. Retrieved from 24 Februari 2021 pukul 14.18
https://www.google.com/amp/s/nasional.sindonews.com./beritaamp/12708
23/188/ketika-media-cetak-lebih-unggul-dibanding-online
Suara.com. (8 Maret 2020). Bentuk Diskriminasi Kerja Pada Jurnalis Perempuan
Versi AJI, Apa Saja? Retrieved from Rabu, 12 Maret 2020 pukul 15.02
https://www.suara.com/lifestyle/2020/03/08/195000/bentuk-diskriminasi-
kerja-pada-jurnalis-perempuan-versi-aji-apa-saja?page=all
116
Womenlead.magdalene.co. (12 Maret 2021). Rekam Jejak Jurnalis Perempuan
Indonesia dan Tantangan yang Harus Mereka Hadapi. Retrieved from
Jumat, 4 Juni 2021 pukul 10.15
https://womenlead.magdalene.co/2021/03/12/tantangan-jurnalis-
perempuan-indonesia
117
LAMPIRAN
tanggal lahir, asal, anak ke-, jumlah bersaudara, jabatan, tahun jadi
jurnalis)
jurnalis?
118
Berikut daftar pertanyaan yang ditanyakan untuk mengetahui pemaknaan
profesi jurnalis bagi jurnalis perempuan yang bekerja di Harian Haluan Kota
Padang.
profesi jurnalis?
media cetak?
3. Bagaimana perasaan anda melihat fakta bahwa hanya ada sedikit jurnalis
kendala atau permasalahan yang anda alami saat melakukan liputan berita
lapangan?
8. Berdasarkan pengalaman anda selama ini, apakah beban kerja dan jam
9. Perubahan apa yang anda rasakan baik secara fisik maupun mental setelah
119
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan 1 : YD
Waktu dan tempat : 28, 31 Oktober, 30 November 2020 melalui WhatsApp &
2 Desember 2020, 15 Februari 2021 di rumah YD Gunung Pangilun Jl. Gang
Mela.
Peneliti Winda rekam ya kak?
YD Iya
Peneliti Winda mulai dari budaya di keluarga ya kak, kalau budaya di
keluarga kakak seperti apa kak, kira-kira orang tua kakak itu
memegang paham kayak anak perempuan itu harus jadi ini atau
harus jadi itu nggak kak?
YD Oh, misalnya kayak dikekang kayak perempuan harus di rumah
kayak gitu-gitu ya? Heem nggak sih, kalau kakak sendiri lebih
diajarin mandiri malah sebenarnya sama orang tua. Kayak waktu
masih kuliah gitu kan, kakak diajarin agar tahu batasan-batasan
berinteraksi di luar gitu. Terus kakak sendiri kan jurusannya
Psikologi kan, misalkan diharuskan jadi Psikolog nggak sih,
nggak harus kayak gitu sama orang tua yang penting sesuai sama
passion kakak aja. Kalau kakak kan suka nulis dan selama kakak
masih enjoy disitu ya nggak apa-apa, jalani aja itu gitu. Jadi
nggak diharuskan sama orang tua, misalnya kan kalau orang lain
itu orang tuanya dokter dia kan pengen anaknya juga jadi dokter
atau dia punya keinginan anaknya harus jadi dokter, terus
anaknya harus jadi dokter kan gitu. Tapi kalau kakak nggak sih,
nggak harus gitu, orang tua bebasin pilihan sendiri gitu.
120
melakukan wawancara juga gitu-gitu. Terus yang paling mulai
mengenal tentang jurnalis itu dari kuliah. Ada organisasi yang
mengarah ke situ. Kalau di Psikologi itu namanya Insight, terus
kalau di universitas ada Genta. Kalau di Genta dulu kakak
pernah aktif juga sebentar, kenapa sebentar karena dulu
organisasi di fakultas sama yang di jurusan yang banyak kakak
ikuti. Soalnya kalau di Genta kan full time kita harus aktif karena
kalau nggak nanti bisa dinonaktifkan dari keanggotaan, jadi
susah juga gitu. Habis itu ya udah kakak fokus aja sama
organisasi yang ada di jurusan, terus ada bidang jurnalisnya,
kebetulan kakak waktu itu jadi supervisor. Jadi dari situ sudah
kenal kalau dunia jurnalistik itu kerjanya juga di belakang layar
kayak gini, melakukan wawancara-wawancara sama kaprodi,
dosen-dosen, duta-duta mahasiswa gitu sama orang-orang
penting kayak gitu
Peneliti Terus boleh diceritakan awal mula kakak bisa kerja di Harian
Haluan?
YD Awalnya memang karena suka nulis, dulu di kampus pernah
nerbitin buku sendiri. Terus awal bisa kerja di Haluan itu pas
tamat 2017, awal-awal 2018 ada lowongan di Haluan kakak
daftar. Iseng aja sih waktu itu dan karena ijazah belum diterima
pake SKL. Padahal waktu itu punya usaha kafe juga di Jamsek.
Peneliti Berarti sudah berapa lama kakak kerja di Harian Haluan?
YD Dari 2018 April lah kalau tidak salah, mulai dari status magang
dulu.
Peneliti Kakak sendiri kenapa memilih jadi jurnalis di media cetak?
YD Heem kalau dulu pas jadi orang awam kakak nggak percaya
sama berita online. Tapi semenjak kenal media baru kan baru lah
percaya berita-berita di portal online. Terus kenapa kakak
milihnya di media cetak itu karena koran itu kalau kita nulis ada
bukti fisiknya, jadi setiap ada tulisan kita yang dimuat itu bangga
banget. Terus Haluan ini juga media yang paling tua di Sumbar,
jadi kayak ada kebanggaan sendiri.
Peneliti Nah, setelah kakak menekuni profesi ini gimana pengalamannya
kak, apa perbedaan yang kakak temukan?
YD Pas di dunia kerja ini baru kaget. Kagetnya itu karena ternyata
kerjanya itu nggak kenal waktu kayak gitu, terus harus standby
misalnya kalau ada peristiwa walaupun kalau jurnalis cewek
lebih agak dikasih dispensasi gitu kan tapi sebenarnya harus
tetap standby kayak ada gempa misalnya terus kakak jadi PJ
(penanggung jawab) tentang isu gempa, saat itu juga kakak harus
konfirmasi ke pakar gempa atau BMKG kayak gitu. Kalau dulu
bayangannya kayak jurnalis itu lebih menarik atau apa gitu. Pas
di dunia kerja ini sih baru paham ternyata kayak gitu jurnalis itu.
Peneliti Kalau yang kakak maksud dengan adanya dispensasi ke jurnalis
perempuan tadi itu yang kayak gimana ya kak?
121
YD Maksudnya kayak yang berat-berat kayak demo itu jarang ada
yang perempuan, jarang banget. Terus kalau ada peristiwa
malam misalnya kebakaran, penangkapan, yang turun ke
lapangan pasti jurnalis yang cowok.
Peneliti Kak kalau di Sumbar sendiri kan bisa dibilang secara jumlah
jurnalis/wartawan perempuan masih sedikit begitu pun dengan di
Harian Haluan. Karena kondisi ini apa perusahaan memberikan
perbedaan perlakuaan antara jurnalis perempuan dan laki-laki
kak?
YD Iya, alhamdulillah lumayan ada perbedaannya. Kalau peristiwa
yang berat kayak demo biasanya laki-laki. Cuma
mengimbanginya yang kakak sendiri rasakan tugas memang jadi
lebih ringan tapi lebih banyak gitu.
Peneliti Kakak liputan tentang apa saja biasanya?
YD Biasanya kakak liputannya di Dinas Kesehatan karena masih ada
hubungannya sama basic pendidikan kakak juga kan. Terus
kakak biasanya nulis tentang ekonomi juga, BPJS, BMKG, terus
dinas-dinas di Kota Padang, ke pemerintahan kota sama feature
yang sering juga.
Peneliti Oh feature juga sering ya kak?
YD Iya, dari feature itu sih agak mulai dikenal kakak dulu gitu,
kayak dari lomba juga kakak bisa dapat juara. Kayak yang
kemarin ini di kompetisi Gojek ada yang untuk jurnalis kan,
Alhamdulillah kakak bisa dapat satu gitu, lumayan lah.
Peneliti Berarti kakak ditugaskannya itu untuk menulis atau meliput di
kanal/rubrik berita apa?
YD Ekonomi dan bisnis, feature, bidang-bidang kesehatan (Dinas
Kesehatan, IDI, RS, dan isu-isu terkait). Biasanya juga ke LSM
seperti nurani perempuan, psikolog, ahli, dan lain-lain.
Peneliti Jadi menulis ini bisa dibilang sudah jadi hobi gitu ya kak buat
kakak ya?
YD Iya, sebenarnya dulu waktu awal kakak belum jadi wartawan,
kakak sudah punya kafe, terus sadar juga kalau gaji wartawan ini
nggak besar. Bahkan dari penghasilan kafe itu bisa kakak bilang
nggak ngapa-ngapain lah gaji wartawan ini. Soalnya kafe itu
misalnya sehari aja sudah bisa menghasilkan Rp500.000-
800.000,-.
Peneliti Wah gitu ya kak. Oh iya kak, kalau dalam pekerjaan kakak
sendiri gimana cara kakak ngerjain deadline tulisan sembari
ngurus anak juga kayak sekarang kak?
YD Pas anak kakak tidur biasanya langsung kak kerjain, misalnya
kayak wawancara narasumber, nah satu jam atau setengah jam
itu bisa kakak manfaatkan buat nelpon narsum. Selain itu karena
suami kakak juga sekantor dan seprofesi jadi sudah paham.
Kadang kita shif-shif-an, pagi kakak dulu yang keluar sampai
jam 12.00 WIB, nanti jam 12.00 WIB ke itu suami kakak lagi
yang ke lapangan kalau misalnya tugas ke lapangan gitu. Ini
122
untungnya lahirnya pas bulan Juni ini jadi nggak harus ke
lapangan gitu, banyak yang via WA gitu wawancaranya, jadi
nggak harus ke kantor. Tapi rata-rata wartawan perempuan di
Haluan itu punya anak-anak kecil semuanya.
Peneliti Berarti kalau berangkat ke kantor anak kakak juga kakak bawa
ya?
YD Iya kakak bawa. Rata-rata wartawan perempuan yang lain itu
bawa anaknya juga. Ada yang anaknya empat kecil-kecil dibawa
semua ikut rapat juga hahaa. Terus karena suami kakak
fotografer di Haluan juga, jadi nggak ada yang jaga di rumah ya
dibawa aja, walaupun sebenarnya tiga bulan masih terlalu kecil
untuk dibawa-bawa.
Peneliti Tapi kalau dari kantor untuk jurnalis perempuan yang bawa anak
itu nggak jadi masalah kan kak? Atau malah disediakan fasilitas
khusus anak kayak ruang laktasi gitu kak?
YD Sejauh ini nggak apa-apa sih, pimpinan umum juga sudah tahu
yang jelas perkerjaan tidak terbengkalai. Kalau untuk ruang
laktasi nggak ada, paling nanti sebelum ke kantor di pompa dulu
ASI nya nanti dibotolin. Dan ini juga sih salah satu yang bikin
kakak masih bertahan, soalnya kakak masih bisa ngurus anak
sama rumah terus bisa menyalurkan hobi nulis juga. Kalau yang
kerja pertimbangannya gaji pasti langsung keluar haha.
Peneliti Apa perbedaan yang kakak rasakan dari awal kakak jadi
wartawan, sebelum nikah sampai sekarang kakak sudah nikah
dan punya anak?
YD Waktunya sih kalau untuk sekarang itu lebih harus apa, seberapa
pun waktunya sekarang itu berharga. Misalnya bangun pagi-pagi,
nah itu harus sudah ada rincian apa yang mau dikerjain terlebih
dahulu sampai nanti misalkan deadline-nya itu sampai jam tiga
atau jam empat kan kalau berita yang halamannya di dalam.
Kalau berita yang halamannya di luar itu sampai jam delapan
malam deadline-nya itu.
Peneliti Kakak biasanya nulis berapa berita dalam satu hari?
YD Tiga sampai empat berita, tapi kalau nggak bisa biasanya dua
berita.
Peneliti Oh iya kak, rata-rata kan ibaratnya tugas liputan yang lebih
berisiko itu diliput sama wartawan yang laki-laki. Tapi kakak
pernah penasaran nggak sih kayak mau nyoba juga gitu liputan
yang menantang semacam itu?
YD Oh pernah, yang pas demo. Jadi waktu itu masih awal-awal sih
tapi waktu itu demonya di DPRD tapi nggak anarkis, terus waktu
itu kakak ikut aja sama wartawan yang laki-laki wartawan SCTV
waktu itu, Yesi ikut sama mas ajalah katanya gitu. Terus kakak
ikut aja di belakangnya bantu pegang mic-nya, kakak dapat juga
hasil rekamannya. Soalnya kalau demo-demo gitu biasanya
posisi harus di dekat polisi atau cari tempat yang aman lah
pokoknya demi keselamatan kita pas di lapangan.
Peneliti Oh gitu ya kak. Terus ada pengalaman apa lagi kak?
123
YD Iya, terus yang kayak isu yang dibahas itu berat kakak juga
pernah bikin yang lumayan bikin pemerintah kocar kacir waktu
itu. Padahal yang satu beritanya penugasan dan yang satunya lagi
inisiatif sendiri.
Peneliti Wah, berita tentang apa itu kak?
YD Pertama tentang anak dengan kebutuhan khusus yang diikat sama
orang tuanya di batang pohon dekat taman Imam Bonjol yang
dekat Pasar Raya. Ibunya jualan rokok keliling di dalam pasar,
jadi anaknya diikat biar tidak ganggu. Tapi kasihan banget, terus
kakak ambil videonya sama foto sama bikin beritanya terus
langsung di upload di Instagram Haluan saat itu dan langsung
viral. Terus besoknya Dinsos sama Pemkot Padang langsung
mengamankan anak itu beserta orang tuanya. Apalagi saat itu
prediket kota Padang kota ramah anak, ya kocar kacir lah
jadinya. Apalagi faktanya si anak udah bertahun-tahun diikat
disitu, dalam artian diikat pagi, sorenya baru dibuka lagi pas
ibunya selesai jualan. Terus di Dinsos dikasih penyuluhan,
bantuan, dan lain-lain. Sampai sekarang sudah tidak diikat lagi
karena nggak sesuai sama norma. Ini yang inisiatif sendiri.
Peneliti Wah keren kak. Terus kalau yang penugasan gimana kak?
YD Kalau yang penugasan ngeliput pengelola penangkaran penyu
jambak sea turtle di Pasia Jambak. Untuk mempertahankan
penangkaran tersebut dia sudah jual tujuh vespa pribadi dan mau
jual mobilnya juga. Eh ternyata viral juga, akhirnya
penangkarannya langsung dapat perhatian Dinas Kelautan, terus
CSR banyak yang ngasih bantuan pengelolaan juga, sama
komunitas-komunitas vespa juga ngasih bantuan, kan mereka
pada solid-solid.
Peneliti Tapi kakak sendiri pernah merasa canggung gitu nggak sih kak
dalam kondisi seperti itu karena jurnalis perempuannya lebih
sedikit? Gimana interaksi kakak sama jurnalis yang laki-laki?
YD Sekarang sih sudah tidak jadi masalah, tapi dulu sih pernah
karena kakak masih baru kan pas awal-awal jadi jurnalis.
Sedangkan kakak di kesehariannya akhwat jilbabnya lebar juga
gitu. Jadi awal-awal itu kayak mereka pun (jurnalis laki-laki)
agak lebih menghormati jadinya. Terus kakak pun jadi lebih
jaga-jaga, kalau agak dempet kakak agak mundur atau gimana
gitu.
Peneliti Pas awal-awal itu penyesuaian kakak dengan lingkungan kerja
yang seperti itu lama kak?
YD Heem nggak juga sih. Paling penyesuaiannya itu pas di dua
bulan sama di tiga bulan awal lah ngerasa canggung-canggung
gitu. Tapi kalau sekarang kendalanya paling kayak ngurus anak,
ngurus rumah, dan selebihnya sudah nggak ada masalah sih.
Peneliti Kalau sekarang gimana kak perlakuan dari rekan wartawan laki-
laki ada yang berubah kak?
YD Sudah jadi teman bicara yang baik ya, terus kalau ada info
liputan yang menarik sering dibagi-bagi juga. Malah juga sering
124
saling bantu kalau di lapangan mau laki-laki maupun perempuan.
Perempuan juga kalau di lapangan dijaga banget. Jadi kalau
kakak pribadi aman-aman aja. Lumayan tahan banting sih, anak
Psikologi nggak boleh menye-menye hahaa.
Peneliti Di Haluan ada kanal khusus yang bahasannya tentang perempuan
nggak kak?
YD Ada, di halaman Minggu. Halaman wanita namanya, isinya
tentang sosok wanita yang menginspirasi. Kebanyakan yang
nulis jurnalis perempuan kalau yang nulisnya jurnalis laki-laki
pernah sesekali kakak lihat.
Peneliti Ketentuan untuk nulis berita di Haluan gimana sih kak?
YD Kalau nulis biasanya dikasih batas-batas gitu ya. Minimalnya itu
5-6 paragraf, narasumber harus lebih dari satu, berita kita harus
berimbang, nggak boleh menyudutkan salah satu pihak, kalau di
koran harus kayak gitu dan biar lah berita itu telat naik tapi
semua narasumber bisa dikonfirmasi. Beda kan kalau di online
nanti bisa dibikin dari satu pihak dulu setelah panas nanti baru
dibikin konfirmasi dari pihak yang satunya lagi. Kebanyakan di
online sih gitu ya karena mereka butuh naik beritanya cepat juga
terus biar banyak yang klik.
Peneliti Itu jadi salah satu keunggulan jurnalis yang bekerja di media
cetak juga ya kak?
YD Iya karena mereka nulis itu harus panjang dan proses
pemeriksaannya pun jenjangnya banyak dari reporter ke redaktur
dari redaktur ke redaktur pelaksana habis itu ke pimpinan redaksi
terus lanjut ke pimpinan umum baru bisa di layout beritanya.
Peneliti Kalau bicara tentang motivasi nih kak, apa yang memotivasi
kakak buat jadi jurnalis?
YD Kalau dulu memang karena hobi, passion lah gitu. Kalau
sekarang karena kakak sudah punya anak tapi masih bisa juga lah
di rumah nggak perlu ninggalin anak seharian terus rumah masih
bisa juga ku urus walaupun dikit-dikit gitu. Nyuci masih bisa,
nyapu, sama masak-masak gitu masih bisa lah. Pokoknya nggak
kayak kerja di kantoran yang bisa ngehabisin waktu seharian di
luar. Karena kalau jadi wartawan ini kalau kerjaan kita cepat itu
cepat juga kita selesainya. Terus kalau narasumber bagus
responnya cepat juga selesainya. Soalnya kendala itu ke
narasumber aja biasanya.
Peneliti Berdasarkan pengalaman kakak selama menekuni profesi
jurnalis, apa manfaat yang sudah kakak peroleh?
YD Banyak manfaatnya misalnya relasi sama link sih yang sudah
banyak. Misalnya, ada itu kepala dinas yang dulu, saking
dekatnya sama kakak waktu awal-awal kakak jadi jurnalis
disuruhnya kakak ikut CPNS sampai dikirimnya link tengah
malam. Maksudnya peduli apa ibu itu sama seorang wartawan ini
gitu kalau orang pikir kan gitu. Padahal awalnya kakak emang
nggak ada minat buat ikut tes CPNS kan. Tapi karena digituin
sama ibuk tu kayak ada perhatiannya lah gitu. Jadi sudah banyak
125
relasi lah. Misalnya lagi kayak waktu kakak nikah yang jadi
saksi nikahnya bupati di Solok. Jadi orang-orang di kampung
itu kayak wah bupati gitu-gitu. Soalnya kalau ke wartawan ini
kan agak ada segan-segannya gitu pejabat-pejabat itu kan.
Peneliti Kalau pandangan orang sekitar kakak kayak teman, keluarga,
sama masyarakat terhadap profesi kakak sebagai jurnalis
gimana kak?
YD Kalau tentang itu kakak kurang tahu juga sih. Tapi kebanyakan
kalau pandangan orang agak takut gitu orang jadinya. Terus
kayak mereka itu agak was-was juga sih kalau nampak sama
kakak. Terus kalau teman-teman kakak biasanya nanya kok bisa
sih tulisannya dimuat di koran kayak gitu, padahal kan memang
sudah tugas kita ada juga yang nggak naik. Cuma kayak mereka
itu lebih mengapresiasi. Kayak mereka bilang wah tulisannya
sudah ada yang terbit di koran gitu-gitu. Terus kalau di online-
nya Haluan itu pernah yang baca tulisan kakak itu sampai
puluhan ribu. Jadi kayak kebanggan sendiri juga terus kemarin
juga menang lomba penulisan jurnalistik gitu jadi ada prestasi
sama kebanggan gitu lah.
Peneliti Tapi ada yang pernah memandang remeh juga nggak kak?
YD Pernah, dari om kakak sendiri waktu itu. Soalnya kan ada juga
wartawan itu yang muat berita tapi nanti mereka tagih pula
uangnya kalau istilahnya itu wartawan bodrek gitu, yang
dicarinya itu memang duit bukan berita. Jadi om kakak ini
kayak mewanti-wanti sih waktu itu karena dia kerjanya di
Dinas Pendidikan dia bilang jangan sampai nanti orang itu
memandang kita sama seperti wartawan yang kayak gitu.
Jangan sampai minta-minta uang gitu ke penyelenggara, ke
dinas-dinas atau ke
siapapun gitu.
Peneliti Terus kalau sekarang nih kak, makna profesi jurnalis itu untuk
kakak apa kak?
YD Kalau awal-awal kan karena hobi gitu kan, terus awal-awal
tamat kuliah tujuannya pengen dapat kerja. Kalau sekarang
nggak terlalu begitu sih. Apalagi sekarang apresiasi yang kakak
dapat sudah banyak kayak menang ini menang itu. Terus
anggapan orang juga sudah beda sama profesi jurnalis itu dan
lebih tinggi juga lah penghargaannya. Terus juga lebih nyaman
juga ya menurut kakak sekarang dan lebih santai. Cuma
kerjanya itu
harus pandai-pandai gitu.
Peneliti Emangnya yang bikin nyaman itu apa sih kak?
YD Karena kakak hobi nulis itu, jadi kayak nulis satu berita itu
misalnya wawancara narasumber, direkam, dan ditulis, pas
ngeditnya itu nggak bakalan menghabiskan waktu yang lama
kayak gitu karena kakak senang melakukannya. Terus
sebenarnya kalau nggak ada ngurus anak atau ngurus rumah,
sebentar bisa kakak selesaikan pekerjaan itu kayak dua jam bisa
kakak selesaikan kalau semua narasumbernya responsif juga sih
bisa selesai. Tapi karena sekarang harus bagi waktu untuk
126
nyapu
127
dulu, nyuci dulu kayak gitu-gitu baru bisa ulang nelpon
narasumber satu lagi, terus habis itu mandiin anak segala macam
nanti baru ulang lagi nelpon narasumber satu lagi. Nah, itu yang
bikin lama sebenarnya, tapi kalau fokus dipekerjaan aja sebentar
bisa selesai semuanya. Makanya dulu itu kakak bisa buka kafe
sama usaha-usaha yang lain.
Peneliti Kalau untuk kakak sendiri penting tidak perempuan terlibat
dalam ranah pekerjaan jurnalis?
YD Penting. Karena ada beberapa lini liputan yang mungkin lebih
cocok dilakukan oleh perempuan. Misalnya acara-acara yang
mayoritas isinya perempuan atau untuk ngisi halaman wanita,
tentu jurnalis perempuan yang lebih paham dan bisa deep report.
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan 2 : LM
Waktu dan tempat : 26 November 2020 di kantor surat kabar Harian Haluan &
28 Desember 2020 di DPRD Sumbar & 16 Februari 2021 di kantor Harian
Haluan.
Peneliti Kita langsung mulai aja ya kak, ini winda izin rekam juga ya
kak?
LM Iya boleh, silakan.
Peneliti Pertama-tama boleh cerita awal mula gimana kakak jadi jurnalis?
LM Pengalaman jadi wartawan dimulai karena waktu itu ditawari
sama kakak ipar. Kebetulan kakak iparnya kakak memang sudah
duluan jadi wartawan, dari 2006-an. Jadi kakak wisuda di Unand
2012 karena belum dapat pekerjaan padahal kakak sudah banyak
mengirim lamaran ke berbagai perusahaan di Padang.
Peneliti Jurusan kakak waktu di Unand apa kak?
LM Sastra
Peneliti Hoo Sastra ya kak.
LM Iya. Tapi karena mungkin dapat pekerjaan waktu itu susah,
meskipun sudah banyak mengirim lamaran ke perusahaan-
perusahaan memang waktu itu kakak sempat dipanggil cuma pas
tes tahap satu, tahap dua ada diterima tapi pas tahap akhirnya
kakak bukan orang yang beruntung.
Peneliti Terus datanglah tawaran kakak ipar kakak tadi ya?
LM Iya, Akhirnya dapat tawaran dari kakak ipar yang sudah duluan
masuk dunia wartawan kan, kata dia coba lah jadi wartawan
karena jurusan kakak kan Sastra juga. Di Sastra juga diajarkan
Ilmu Komunikasi, jadi sedikit banyaknya arah-arah ke situ ada
lah kan. Awalnya kakak sempat ragu, jadi wartawan kira-kira
bisa nggak ya karena kakak waktu itu memikirkan wawancara
sama narasumber, mencari berita ke lapangan itu rasanya
tantangan ya bagi kakak yang belum jadi wartawan saat itu
cukup berat.
Peneliti Memangnya pengetahuan kakak tentang wartawan saat itu apa
128
kak?
LM Juga nggak pernah tahu sama sekali. Dunia wartawan itu seperti
apa kakak juga nggak tahu. Tapi karena dorongan dari keluarga
dan kakak ipar tadi yang sudah duluan jadi wartawan dan
menyelami bidang jurnalistik ini, akhirnya kakak mikir ya udah
lah nekat aja.
Peneliti Terus itu gimana caranya akhirnya mereka bisa memotivasi
kakak biar jadi wartawan?
LM Kalau keluarga paling bilang semangat ya mudah-mudahan bisa,
mudah-mudahan tetap menjadikan wartawan ini sebagai pilihan
pekerjaan dan tidak diganti lagi sama pekerjaan yang lain.
Karena walaupun kakak mencari pekerjaan yang lain belum tentu
kakak bisa dapat karena pekerjaan itu dapatnya susah kan apalagi
di Padang ini. Bisa dikatakan seperti yang diberitakan Haluan
kalau misalkan ada sekitar ratusan ribu masyarakat Sumbar ini
yang menganggur dan rata-rata mereka merupakan kalangan
terdidik yang umumnya tamatan sarjana. Jadi kakak tidak punya
pilihan.
Peneliti Kalau ada pilihan lain? Memangnya kakak punya keinginan
seperti apa?
LM Iya, mungkin kakak kalau pilihan kakak keinginan kakak itu ya
kerja di kantoran duduk, pagi datang sore pulang itu keinginan
kakak. Keinginan pada umumnya cewek-cewek lah mungkin ya.
Peneliti Beda banget sama profesi jurnalis ya kak?
LM Kalau jadi wartawan kan ke lapangan yang terbayang awalnya
kan itu, pasti panas-panasan, wawancara sama narasumber. Kita
sebagai yang belum berpengalaman kan pasti rasanya nggak
sanggup lah ya. Tapi akhirnya setelah seminggu diberi pelatihan
di Haluan selain diberi motivasi tadi sama keluarga. Di Haluan
kakak juga diberi motivasi sama redaktur-redaktur dan editor
yang memberikan kakak pelatihan. Ya udah disuruh terjun ke
lapangan.
Peneliti Awal-awal jadi wartawan itu berarti kakak sudah langsung ke
lapangan?
LM Iya, langsung disuruh terjun ke lapangan sendiri. Kalau dulu itu
kakak nggak pakai posko-posko beda sama sekarang kakak
setiap hari di DPRD Sumbar kan. Liputan kalau ada kegiatan
rapat-rapat Paripurna, pokoknya kegiatan yang sudah
diperkantoran lah kakak sekarang liputannya. Kalau dulu itu, pas
baru-baru jadi wartawan bukan di tempat yang seperti ini. Kakak
dulu liputannya di masyarakat bawah dimulai dari kelurahan,
habis itu liputan harga sembako ini juga bukan langsung ke
Dinas Perdagangannya. Liputan harga sembako ini kakak lagi-
lagi langsung berhubungan sama masyarakat kelas bawah ke
Pasar Raya.
Peneliti Itu termasuk liputan ekonomi ya kak?
LM Ekonomi iya, kakak jadi wartawan yang liputannya tentang
ekonomi sama liputan berita seputar Padang seperti di kelurahan,
129
keluhan masyarakat, jalan rusak dan lain sebagainya. Akhirnya
karena kakak banyak liputan tentang ekonomi ya kakak banyak
berhubungan sama pedagang emas dan pedagang sembako.
Peneliti Terus apa yang menjadi tantangan terberat buat kakak saat itu?
LM Tantangannya baru-baru itu memang cukup berat bagi kakak.
Cuma kakak mikirnya kalau kakak serius dan melihat senior-
senior yang sudah duluan jadi wartawan dan akhirnya mereka
bangun menyiapkan
dapat posko kebutuhan
liputan yang membuat anakmereka
sekolah.tidakAnak kakak
perlu lagibaru
turun
umur 1 tahun,kakak
ke lapangan 2 tahunyakinsamakakak
4 tahun. juga bisa sampai ke titik itu.
Peneliti Kakak
Meskipun nikahnya berattahun berapa?
diawal-awal tahun pertama itu kakak
LM Tahun 2015, sekaligus
menjalaninya waktu itumengasah sudah jadi wartawan. kakak
kemampuan Kakakdalam jadi
wartawan 2014 dan menikah pada 2015.
menulis berita. Karena kakak sama sekali nggak ada basic atau Dalam lima tahun itu
kakak sudahmenulis
kepandaian punya anakberita. tiga.
JadiDengan
sambil kondisi anak kakak
jalan liputan kakak yangjuga
sekarang
belajar sama senior-senior di kantor tentang cara gimanawaktu
itu masih balita-balita kalau untuk membagi nulis
dibilang
berita yang repot
baik,pasti
cara repot.
mengambil Cumaisukarena ini kebutuhan
berita yang baik, daankakakcara
pandai-pandai saja. Soalnya ibu-ibu zaman
berhubungan dengan narasumber agar bisa diterima dengan sekarang kalau baik.
tidak
Peneliti pandai-pandai
Kemampuan kakak mencari
dianggapuang, susah. Jadi
ada peningkatan gitu yaharus
kak? bisa
LM menyeimbangkan, apalagi tuntutan ekonomi
Iya, akhirnya satu tahun berjalan kakak dianggap mampu zaman kini tinggi
sama
apalagi kalau anaknya mau disekolahkan, mau
redaktur untuk meningkatkan berita kakak. Jadi bukan seputaran menbangun
rumah,
masyarakatdan segala
bawah macamnya.
lagi tapi sudah boleh liputan yang
Peneliti Terus kalau kakak liputan
berhubungan dengan pemerintahan. seperti sekarang Kakak ini anak kakak untuk
ditugaskan
gimana?
membuat berita di dinas-dinas kayak di Dinas Kehutanan, Dinas
LM Anak kakak di
Peternakan, TPA, di Tempat
pokoknya dinas-dinasPenitipan Anak.wawancara
Provinsi, Jadi kakak kalau sama
pagi jam lima subuh itu menyiapkan bekal
kepala dinas. Akhirnya di pertengahan tahun kedua kakak di anak sekolah soalnya
anak kakakdi tiga-tiganya
poskokan DPRD Sumbar di TPA itu, karena
karena dianggapmasih sudah anak-anak
mampu
bekalnya disiapkan
menguasai isu-isu pemerintahan.dari rumah. Jadi kalau pagi itu kakak
Peneliti menyiapkan bekal, mandikan anak,
Waktu itu gimana perasaan kakak setelah dianggap mampu?sama menyiapkan segala
LM kebutuhannya
Karena dianggap di sekolah.
sudah mampu Habis itu sekitar jam
menguasai 08.00 suatu
menulis WIB kakakberita
antar
akhirnya kakak diposkokan di sini kakak merasa ke
anak ke sekolah. Setelah itu kakak kembali lagi rumah
akhirnya
karena
perjuanganrumah masih berantakkan
di awal-awal jadi wartawan mulaiyang dulubisadari cuci baju,
dibilang sulit
nyapu rumah, dan lainnya sampai
kayak menemui narasumber kadang ada yang baik kadang jam 10.00 WIB itu kakak ada
merapikan rumah. Setelah itu baru siap-siap
yang pas nanya kakak diabaikan saja. Ya sekarang kakak merasa pergi liputan ke
DPRD
senang sampai
akhirnyajam 13.00 WIB.
perjuangan Terus baru
itu berbuah manis. pulang makan siang,
Peneliti jam 14.00 WIB kakak sudah harus
Tapi kakak memang suka nulis apa gimana dulunya balik ke kantorkak? untuk rapat
LM sore
Kakaksama pimpinan
Sastra, tapi umum,
istilahnya evaluasi
kita berita. Karena selain
itu menganalisis tulisan ya
reporter kakak juga asisten redaktur.
waktu di Sastra itu. Kalau ditanya suka menulis nggak, kakak
Peneliti Wah iya kak? Apa saja tugasnya itu kak?
hanya penikmat tulisan bukan penulis. Jadi nggak ada sama
LM Kakak juga megang
sekali basic kakak. Di halaman,
Unand liputan
pun kakak sekaligus
memang ngedit
anakhalaman
Sastra,
dari berita-berita punya wartawan-wartawan
tapi kan tidak mutlak kalau anak Sastra itu bisa menulis. daerah. Jadi jam
14.00 WIB
Palingan itu kakak
anak Sastra evaluasi
itu harusberita wartawan daerah
bisa memahami tulisanyangyangsudah
baik
di edit, kira-kira kesalahannya apa sampai
itu seperti apa. Bukan berarti dia itu harus bisa melahirkan jam 16.00 WIB.
Setelah itu kakak
produk-produk ngeditatau
tulisan halaman
tulisansampai jam gitu
jurnalistik 19.30nggakWIB.selalu.
Setelah
Peneliti itu baru lah kakak pulang re rumah.
Hoo iya ya kak. Jadi wartawan ini jadi pekerjaan utama kakak
Peneliti Kalau suami kakak gimana?
saat ini?
LM
LM Suami kakak
Iya, selain jadikerja IT di media
ibu rumah tangga online,
dengan jadi sudah
tiga anak.sama-sama
Peneliti mengerti lah. Jadijadi
Nah, iya setelah ituibu
lah rumah
suka dukatanggakakak
danjadi wartawan,
punya anak jadi
membagi waktu jadi wartawan
tambah repot apa gimana pengalamannya kak? dan juga sebagai ibu rumah
LM tangga.
Kalau repot pasti repot. Pagi jam 05.00 WIB kakak sudah harus
Peneliti Alasan kakak bertahan menjalani pekerjaan kakak yang sekarang
jadi wartawan ini kenapa kak?
LM Karena kalau cuma untuk kebutuhan sehari-hari dari yang
130
diberikan suami kakak, uang bulanan dari suami kakak mungkin
cukup ya itu untuk kebutuhan sehari-hari dari bulan ke bulan.
Cuma sekarang kan anak kakak banyak, anak ada tiga. Mau tidak
mau kakak harus menabung untuk nanti keperluan sekolah anak
atau untuk membeli rumah mungkin karena sekarang kondisinya
kakak masih mengontrak. Kalau misalkan kakak tidak ikut kerja
juga seperti suami kakak otomatis tidak cukup.
Peneliti Hmm iya kak betul juga
LM Iya, itu yang pertamanya. Yang kedua kan ibaratnya kakak ini
S1, keinginannya untuk kuliah dulu kalau bisa tamat kuliah bisa
kerja mendukung perekonomian keluarga ya udah lah dan ini
salah satu cara kakak memanfaatkan ijazah kakak itu.
Peneliti Nah, sekarang ini setelah bekerja jadi wartawan gimana
tanggapan keluarga atau orang terdekat kakak?
LM Kalau orang tua kakak karena kakak kan tinggalnya di kampung
di Pariaman ibaratnya mereka itu tidak memahami dunia jurnalis
itu dunia yang seperti apa dan segala macamnya. Jadi ya orang
tua itu tahunya kakak sudah kerja di Padang dan pekerjaannya itu
bagus sudah bisa mencukupi kebutuhannya dari bulan ke bulan,
ya udah. Kalau tanggapan teman-teman ya sekarang Leni sudah
jadi wartawan oh bagus katanya, bisa membagi waktu antara
anak dan keluarga sama pekerjaanya juga bagus, hebat ya
sekarang gitu.
Peneliti Oya ya kak. Selain itu ada pengalaman paling berkesan tidak kak
selama kakak jadi wartawan ini?
LM Paling berkesan itu kalau negatifnya ditolak narasumber kalau
mau wawancara, panas-panasan, sampai kaki bernanah karena
liputan. Kalau yang positifnya yang punya dampak besar lah bagi
masyarakat ini dan membuat kakak bangga itu waktu kakak
membuat berita terkait anggaran LKAM (Lembaga Kerapatan
Adat Minangkabau). LKAM ini ibaratnya lembaga di luar
pemerintahan, dia berjalan dengan didanai dana hibah dari
bantuan dana APBD. Jadi ada sekitar beberapa tahun dimana
LKAM ini tidak mendapatkan anggaran dana artinya tidak dapat
dukungan dari pemerintah dari segi anggaran.
Peneliti Terus gimana kak?
LM Padahal fungsinya LKAM ini di tengah masyarakat saat itu
dianggap cukup besar karena LKAM ini lembaga yang
didalamnya di isi kaum ninik mamak dan orang ada kita. Mereka
itu intinya sangat berperan dalam membimbing anak kamanakan
harusnya mereka ini didukung juga oleh pemerintah dalam
bentuk menyalurkan anggaran tadi. Tapi nyatanya selama dua
tahun, dari 2014 sampai 2015 LKAM ini tidak dapat anggaran
dan tidak ada media yang memberitakan.
Peneliti Wah terus gimana kak?
LM Kebetulan waktu itu kakak buka buku APBD, kakak lihat lah
anggaran LKAM ini kosong padahal APBD sudah disahkan tapi
anggaran LKAM kosong atau tidak ada kan. Jadi, waktu itu
kakak inisiatif untuk menghubungi ketua DPRD untuk menanyai
gimana tanggapannya. Nah, waktu itu ketua DPRD ini sempat
tidak ngeh kalau LKAM dalam dua tahun belakangan tidak dapat
anggaran dana. Akhirnya pas kakak menghubungi dia tahu, pas
131
itu baru terbuka isu ini ributlah orang di DPRD. Akhirnya
banyak anggota dewan lain yang mengeluarkan statement tidak
setuju kalau LKAM tidak didukung oleh pemerintah. Selain itu,
pengamat-pengamat juga banyak berkomentar tentang hal itu.
Peneliti Hmm terus akhirnya gimana kak setelah pemberitaan itu?
LM Setelah satu tahun berjalan, perjuangan pemberitaannya di
Haluan karena Haluan itu yang mengawali pemberitaan itu dan
kakak wartawannya. Karena pemberitaan yang terus-menerus
akhirnya sekitar 2018 LKAM ini dianggarkan, dapat anggaran
berkat pemberitaan dari Haluan dan itu wartawannnya kakak.
Peneliti Gimana respon orang-orang di kantor saat itu kak?
LM Orang LKAM nya menghubungi kakak mereka berterima kasih.
Alhamdulillah kakak bisa melihat dan merasakan manfaat dari
sebuah produk jurnalistik. Juga dapat pengalaman manisnya,
pengalaman dimana kakak merasa berguna jadi wartawan karena
ada banyak tulisan atau berita kakak yang bermanfaat bagi
masyarakat. Kini setelah lebih kurang lima tahun jadi wartawan,
kakak pun sekarang posisinya sudah nyaman karena kakak
diposkokan, tidak perlu turun ke lapangan, kakak pun jadi asisten
redaktur cuma sore ke kantor jadi tidak perlu rapat pagi.
Peneliti Oh iya kak, karena jumlah wartawannya masih lebih sedikit
dibandingkan dengan wartawan yang laki-laki, itu menganggu
produktivitas kerja kakak tidak?
LM Kalau yang kakak rasakan sama sekali tidak menganggu
produktivitas kerja dan tidak tambah berat dalam menjalankan
pekerjaan kakak sebagai wartawan. Hanya saja disesuaikan
dengan kemampuan dan situasi masing-masing misalnya kakak
ibu-ibu dengan anak tiga kalau hari Sabtu otomatis kakak di
rumah, hari Sabtu libur. Misalkan kalau kakak mengasuh anak-
anak kakak tidak akan diberi tugas jadi dari kantor ibaratnya ada
keringanan-keringanan tersendiri bagi kakak kalau memang
situasinya tidak memungkinkan. Cuma apa ya, secara profesional
kerja seperti rapat pagi nah itu kakak memang harus wajib
datang. Tidak ada itu yang namanya dibedakan karena oh ini dia
cewek ngurus anak nggak bisa datang tidak ada cerita.
Peneliti Biasanya kakak nulis berapa berita untuk setiap hari?
LM Kalau dulu waktu kakak masih jadi wartawan murni yang semua
liputannya di lapangan nulis beritanya minimal tiga dalam sehari.
Tapi karena sekarang megang halaman, ada dua halaman sehari
dan juga nulis berita, nulis beritanya cuma dua sehari.
Peneliti Kalau enaknya jadi wartawan itu apa kak setelah kakak
menekuni profesi ini menurut kakak wartawan itu profesi yang
seperti apa?
LM Setelah kakak menjalani selama lima tahun belakangan kakak
merasa beruntung menjadi wartawan karena kakak bisa mengatur
waktu, menyesuaikan dengan kebutuhan kan. Kalau memang
tidak bisa keluar untuk liputan kakak bisa menyampaikan ke
kantor. Kalau misalkan kerja kantoran kayak orang kerja di bank,
132
Sabtu masuk ya harus masuk tidak bisa libur kan. Jadi waktunya
bekerja jadi wartawan ini lebih fleksibel, bisa disesuaikan dengan
situasi yang kita alami. Jadi kakak merasa beruntung, kakak tidak
merasa rugi kenapa dulu kakak memilih jadi wartawan, tidak ada
kakak merasa menyesal. Senang lah gitu rasanya jadi wartawan.
Mungkin di awal-awal itu berat perjuangannya karena harus
turun ke lapangan, harus banyak belajar dan segala macamnya.
Tapi tahun kedua, tahun ketiga sudah nyaman plus bisa liputan di
tempat yang kayak kerja di kantoran juga sementara waktu kita
tidak harus dari Senin-Jumat dari pagi ke sore.
Peneliti Iya benar kak. Nah, kedepannya ada hal-hal tertentu tidak yang
ingin kakak capai atau kakak targetkan sebagai jurnalis?
LM Kakak ingin jabatan atau posisi kakak kedepannya bisa lebih
naik gitu, ada peningkatan biar kerjaan kakak juga bisa lebih
ringan juga. Jadi bisa mengontrol saja lagi kerjaannya, mungkin
jadi Redpel (Redaktur Pelaksana) nanti karena Redpel itu
pekerjaannya paling cuma pegang satu atau dua halaman habis
itu selesai. Jadi cuma mengontrol karena semakin lama tanggung
jawab secara teknisnya yang dijalankan secara langsung semakin
berkurang. Cuma kita sudah di level kebijakan ya untuk
mengambil keputusan jadi yang bekerja sudah otak menentukan
apa keputusan atau kebijakan perusahaan dan segala macamnya.
Jadi, sekarang kedepannya level itu yang ingin kakak capai.
Peneliti Oke kak, selain itu kalau secara fisik atau pun mental apa yang
berubah dari kakak setelah kakak menjalani profesi jurnalis ini?
LM Kalau secara fisik mungkin tidak ada perubahan masih sama
seperti dulu kakak tetap kurus hehe. Tapi kalau secara mental
kakak jadi lebih percaya diri karena kalau dulu kakak kalau
untuk berkomunikasi ini cuma terbatas saja sama orang-orang
sekitar atau orang-orang terdekat kayak keluarga dan sahabat.
Tapi kalau sekarang dituntut harus bisa berkomunikasi dengan
baik ke narasumber yang ada kalanya kakak belum kenal sama
sekali. Jadi, kalau secara mental lebih terasah, kakak juga banyak
mengenal orang-orang baru, dan berkomunikasi sama orang baru.
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan 3 : RW
Waktu dan tempat : 5, 8, 16 Februari 2021 di kantor Harian Haluan.
Peneliti Winda mulai ya kak. Kalau boleh tahu kakak udah berapa lama
kerja di Harian Haluan?
RW Sejak 2013 bulan delapan. Berarti udah masuk depalan tahun
sekarang.
Peneliti Delapan tahun ya kak, itu boleh diceritakan kak bagaimana awal
mulanya kakak bisa kerja di Haluan.
RW Oh, awal mulanya itu dari melihat iklan di koran Haluan waktu
133
itu. Pas banget lagi baca-baca koran, padahal biasanya ngga ada
baca-baca koran jadi kebetulan juga. Kebetulan waktu itu lagi
kerja juga di developer jadi memang ada koran masuk setiap hari.
Biasanya memang tidak pernah baca koran juga sih. Jadi waktu itu
sudah merasa tidak memungkinkan untuk kerja di situ. Akhirnya
coba-coba untuk memasukkan lamaran ke Haluan dan jabatannya
memang reporter.
Peneliti Gitu ya kak, tapi kakak memang hobi nulis atau gimana kak?
RW Awalnya iya memang suka nulis, tapi bukan nulis berita. Sukanya
itu nulis kayak cerpen gitu.
Peneliti Dan habis itu kakak memang langsung masukkan lamaran?
RW Iya, langsung masukkan lamaran setelah itu jarak seminggu dapat
telpon dan diwawancarai langsung sama HRD. Habis itu, jarak
seminggu lagi baru dipanggil untuk melakukan wawancara tulis,
beberapa hari setelah itu baru dinyatakan kalau kakak masuk
kategori habis itu ikut pelatihan.
Peneliti Oh berarti ada pelatihannya dulu ya kak. Tapi mengingat kakak
tidak punya latar belakang pendidikan yang berhubungan sama
profesi wartawan, gimana waktu itu kak?
RW Iya, tapi waktu itu dikasih pelatihan sekitar seminggu kalau tidak
salah termasuk pelatihan menembus narasumber, pelatihan
menulis berita, pokoknya lengkap lah pelatihannya yang diberikan
selama seminggu itu.
Peneliti Nah selama masa pelatihan itu kakak merasa kalau kakak bakal
mampu bergelut di dunia jurnalis?
RW Pas dapat pelatihan itu mampu kakak rasanya, kakak mikir
kayaknya tidak susah-susah amat lah gitu.
Peneliti Selain reporter, kakak posisinya sekarang di Haluan sebagai apa
kak?
RW Masih menjabat sebagai reporter sekaligus sebagai koordinator
liputan sekarang.
Peneliti Wah double ya kak. Biasanya kakak sehari itu harus bikin berapa
berita kak?
RW Kalau sejak awal masuk dulu selama sebulan sampai dua bulan itu
masih satu berita sehari. Terus masuk bulan ketiga sampai
seterusnya sudah nulis dua berita. Sampai lewat setahun nulisnya
tiga sampai empat berita sehari dan itu wajib.
Peneliti Naik-naik terus ya kak jumlah berita yang harus dibuat?
RW Iya, tapi memang kewajiban reporter itu harus nulis tiga berita
dalam sehari. Tapi kadang ada berita dadakan atau berita
tambahan yang harus dikonfirmasi makanya bisa jadi empat berita
gitu.
Peneliti Oh iya kak, tapi sebelum kakak dulu resmi jadi jurnalis seperti
sekarang ini. Apa sih yang kakak ketahui dan kakak pikirkan
tentang profesi jurnalis?
RW Awalnya kakak mikirnya malah ini tuh pekerjaan yag aneh gitu.
Penuh dengan keanehan.
Peneliti Wah kenapa itu kak?
134
RW Iya karena waktu awal-awal itu banyak narasumber yang kakak
temui itu masih menganggap kalau pekerjaan jadi wartawan itu
sebelah mata. Misalnya kalau janjian ketemuan, kita dibuat harus
nunggu lama. Tapi itu sebagian ya, jadi masih ada yang memang
masih menyepelekan seorang wartawan.
Peneliti Jadi kakak sendiri pernah dapat pengalaman yang seperti itu?
RW Pernah, memang pernah beberapa kali ditolak malahan karena
mereka tidak mau untuk diwawancarai sampai membuat kakak
menunggu lama dan tidak dijadikan prioritas.
Peneliti Oh jadi pernah ya kak, kalau boleh tau itu saat liputan apa dan
dimana ya kak?
RW Itu waktu awal-awal ya, kalau dibagian saat menghadapi
masyarakat biasa kayak pedagang cabe, di toko-toko nah kalau di
situ-situ udah biasa. Tapi kalau sudah masuk di sektor
pemerintahan seperti lurah nah itu lebih sulit lagi bahkan lebih
dipersulit daripada menghadapi dinas-dinas di kota Padang.
Padahal seharusnya karena lurah berada di pemerintahan pertama
untuk pemberitaan awal sebelum sampai ke dinas tapi malah rumit
urusannya.
Peneliti Kakak langsung dapat masalah yang rumit ya, terus gimana saat
itu kakak sempat patah semangat?
RW Sempat tidak semangat ya waktu itu karena dipandang sebelah
mata. Terus ada juga yang berpendapat kalau misalkan wartawan
itu cuman malak atau memeras aja bisanya dengan berita-berita
yang padahal tidak benar gitu menyelewengkan profesi
kewartawanannya demi uang. Jadi ada sebagian staf-staf di kantor
pemerintahan yang menyamaratakan semua wartawan padahal
tidak semua wartawan begitu.
Peneliti Terus gimana cara menghadapi kondisi yang seperti itu dulu?
RW Kakak jalani saja, cuma berita tetang kelurahan yang tadi itu
jadinya tidak disambung lagi dikemudian harinya jadi cukup sekali
itu saja. Sudah tidak mau lagi kakak ke sana, jadinya sudah malas
saja untuk berurusan sama narasumber yang sama karena sudah
menyepelekan wartawan tadi ya. Jadi mending cari narasumber
lain kecuali kalau narasumber yang sifatnya benar-benar penting
dan butuh dikonfirmasi kembali nah itu baru harus dikejar terus
sampai dapat.
Peneliti Tapi dulu kakak memang bercita-cita untuk jadi wartawan?
RW Cita-cita tidak wartawan sih. Pengennya malah jadi guru dulu
sebenarnya makanya waktu kuliah itu ambil pendidikan. Kakak
pun sudah menjalani profesi sebagai guru ya selama setahun
sampai dua tahun di SMPN Koto Tangah di tempat kakak PKL
dulu jadi sempat jadi guru honorer selama hampir dua tahun
dengan gaji yang tidak jelas waktu itu dihitungnya selama per jam.
Ditambah dengan awak nan gadang lanjo ko kan tidak cukup
ternyata. Terus sudah pernah coba juga jadi guru bimbel, guru
sempoa tapi tetap saja tidak bertahan.
Peneliti Iya juga ya kak hehe, kira-kira kenapa itu ya kak?
135
RW Kakak ngga tau juga ya, soalnya ada saja halangannya dan
akhirnya itu memang berhenti saja lagi akhirnya. Tapi pas kerja di
media ini ya ketika ada halangan bedanya kakak tidak berhenti
berarti ya udah ternyata memang suka gitu.
Peneliti Berarti awalnya bisa dibilang dari coba-coba tapi akhirnya suka
gitu ya kak?
RW Iya benar ternyata seru gitu dan selain itu kakak memang penyuka
tantangan jadi tidak suka kerja di balik-balik komputer atau di
balik-balik meja lebih sukanya ternyata di lapangan.
Peneliti Nah, terus kalau dipekerjaan sebelumnya kakak ada masalah
dengan gaji kan, kalau dengan pekerjaan yang sekarang sebagai
wartawan bagaimana kak?
RW Kalau jadi wartawan ini gajinya bisa dibilang di awang-awang
juga ya kalau orang bilang itu tidak jelas lah gitu kan. Cuma
karena perusahaan tempat kakak bekerja ini atau perusahaan kita
ini jelas jadi ada lah gajinya. Walaupun tidak menentu ya semisal
waktu dulu itu kadang terima Rp 900.000 kadang terima sejuta
lebih pernah juga dua juta kayak gitu.
Peneliti Gitu ya kak. Kalau pendapat orang sekitar kakak dengan pekerjaan
kakak sekarang ini gimana kak seperti orangtua kakak misalnya?
RW Kalau orang tua pada dasarnya terserah ke anaknya saja sih mau
kerja apa tapi tetap mengarahkan kalau misalkan ada lowongan
PNS disuruh harus ikut. Tapi kalau untuk kerjaan sekarang ya
jalani saja cuma kalau ada lowongan PNS tetap didorong harus
ikut. Tapi intinya keputusannya itu sepenuhnya diserahkan ke
anaknya.
Peneliti Oke kak, berkaitan dengan tugas kakak yang tidak hanya sebagai
reporter tapi juga koordinator liputan, nah itu tugasnya apa saja
kak?
RW Agak double tugas sekarang ya. Mulai dari pagi hari itu kakak
harus memberikan proyeksi ke reporter yang lain ada sekitar 10
reporter dan masing-masing reporter itu tiga sesuai dengan
poskonya masing-masing. Kalau siang karena sekarang kakak
poskonya di Pengadilan dan Kejaksaan jadi tetap harus mem-back
up kalau misalnya nanti ada jadwal sidang atau ada berita yang
harus diliput di Kejaksaan tetap harus ke lapangan. Habis itu siang
via what’s app ditanya perkembangan proyeksi para reporter, cek
email dan sebagainya. Terus sekitar jam 15.00 wib rapat redaktur
dan sorenya sekitar jam 17.00 wib lanjut rapat reporter. Begitulah
rutinitas setiap hari.
Peneliti Kalau boleh tau kakak sejak kapan megang posisi dobel gini kak?
RW Baru sejak 2020 kemaren ya jadi sekitar setahun.
Peneliti Memangnya tahapan-tahapan biar bisa naik jabatan itu gimana
kak?
RW Biasanya sih saat jadi reporter itu dilihat kualitas dan kuantitas
dari tulisan yang kita buat, nah nanti kalau bagus bisa jadi
redaktur, dari redaktur bisa jadi korlip atau redpel gitu.
Peneliti Oh gitu ya kak. Terus sekarang kan kakak sudah berkeluarga,
136
kalau boleh tahu kakak menikah itu tahun berapa dan bagaimana
cara kakak mengatur waktu sebagai ibu dan wartawan?
RW Oh iya, kakak menikah itu 2015 dan suami kakak pekerja swasta
jadi kami memang berbagi waktu karena di swasta dulu pas kami
menikah suami kakak terpaksa harus tukar shif kerjanya karena
kakak perginya pagi sampai sore nanti suami kakak perginya sore
sampai malam jadi ya begitu terus. Sampai masuk usia pernikahan
tiga tahun waktu kakak punya anak pertama umur tiga tahun dan
tidak memungkinkan untuk kerja malam lagi, suami kak kembali
shif-nya ke pagi tapi anak disekolahkan akhirnya dititipkan ke
sekolah.
Peneliti Tapi apa kakak pernah merasa keteteran?
RW Awal-awalnya sih iya merasa keteteran, hampir merasa mau
pasrah saja lagi. Sempat juga mikir aduh sudahlah capek gitu,
kayaknya kalau di rumah saja bakalan lebih senang gitu. Tapi
balik lagi kakak mikir kayaknya ekonomi tidak cukup kalau
misalkan hanya satu roda yang berputar zaman kini gitu. Jadi ya
udah kerja saja lah ditambah kakak juga memang masih nyaman
kerja model begini bisa mengatur waktu tanpa ada jadwal pergi
pagi pulang malam tetap masih bisa lah diatur waktu kita sendiri
kalau wartawan ini.
Peneliti Iya kak, berarti kanal liputan kakak sekarang tentang apa saja kak?
RW Kejaksaan, pengadilan negeri sama pemeritahan kota Padang. Jadi
masuknya itu Hukum Kriminal sama Pemerintahan Kota.
Peneliti Sebagai wartawan atau jurnalis perempuan yang masih minoritas
apakah kakak merasa terdominasi oleh jurnalis laki-laki saat
bekerja atau kakak pernah mengalami kesulitan tertentu karena
kakak seorang perempuan?
RW Cukup ada perbedaannya ya, kalau sebagai perempuan itu
lemahnya kita tidak bisa sampai malam kalau untuk mengejar
suatu peristiwa gitu, itu sih ketinggalan kita sebagai perempuan di
situ. Walaupun sebenarnya bisa-bisa saja, cuma karena kodratnya
kita tidak mungkin sampai malam misalnya orang razia kita ikut-
ikutan.
Peneliti Tapi kalau secara profesional dari segi tulisan dalam membuat
berita gimana kak?
RW Kalau dari tulisan kita sama sekali tidak ketinggalan.
Peneliti Enaknya jadi wartawan itu apa sih kak? Boleh ceritakan
pengalaman suka duka yang paling berkesan selama kakak jadi
wartawan?
RW Enaknya itu wawasan kita luas, bertemu dengan orang-orang baru
walaupun tidak setiap hari tapi pasti ada bertemu dengan orang-
orang baru terus menerus seperti kepala dinas baru nanti kalau
ganti kita ketemu orang baru lagi. Selain itu pengalaman kita juga
lebih banyak gitu dan bisa menghasilkan uang sendiri.
Peneliti Menurut kakak apa keunggulan yang dimiliki oleh jurnalis
perempuan dibandingkan dengan jurnalis laki-laki, misalnya dari
segi pendekatan dengan narasumber?
137
RW Ada sih karena kebanyakkan kalau yang kakak lihat jurnalis laki-
laki itu wawancara sama narasumber itu main daram saja kadang,
mulai dari wawancara sampai ke penulisan beritanya ya main
daram. Nah, jadi enaknya itu banyak dari narasumber yang
jurnalis perempuan itu lebih didahulukannya. Soalnya pernah
waktu itu kami sama-sama mencoba menghubungi narasumber
yang sama. Pas kakak nanya itu langsung di oke kan, sedangkan
sama teman kakak yang jurnalis laki-laki ini narasumber itu
bilangnya dia lagi di luar kota, pokoknya banyak alasan.
Peneliti Bisa gitu ya kak.
RW Tentu hubungan baik pun terjalin dan dalam membuat beritanya
pun kitanya juga jadi lebih hati-hati karena untuk menjalin
hubungan baik juga lah gitu. Jadi tidak mungkin main daram
seperti kawan-kawan yang lain gitu.
Peneliti Jadi itu menurut kakak jadi salah satu keunggulan yang dimiliki
sama jurnalis perempuan atau ada yang lain lagi kak?
RW Oh iya karena teristimewakan. Selain itu kalau di kantor sih,
wartawan cewek itu tidak harus sampai malam yang penting siap
pekerjaan yang ada itu sudah boleh pulang. Tapi kalau wartawan
cowok memang diprioritaskan untuk standby dulu karena nanti
kalau ada peristiwa atau apa segala macam mereka harus ada. Tapi
kalau perempuan boleh lah pulang asalkan kerajaannya selesai. Itu
sih ya keistimewaanya kalau di kantor.
Peneliti Perubahan apa yang kakak rasakan baik secara fisik maupun
mental setelah berkarier sebagai wartawan?
RW Berubah ya, yang pasti itu sekarang kakak sudah punya anak dua.
Terus tenaga kalau sekarang itu kurang cepat ya daripada dulu
soalnya kalau dulu itu lebih gesit. Misalnya untuk menembus
narasumber dalam sehari itu di banyak tempat masih kuat kakak.
Tapi kalau sekarang itu sudah agak penat dari segi pemikiran pun
untuk bikin berita harus sekian ditambah sekarang kakak korlip
harus memikirkan reporter lain juga kan. Tapi kalau dari segi
mental masih sama, malah lebih strong sekarang tambah percaya
diri juga.
Peneliti Terus menurut kakak penting tidak perempuan terlibat dalam
ranah pekerjaan jurnalis atau kewartawanan?
RW Oh penting sekali ya kalau menurut kakak karena di masa kini
perempuan itu tidak harus di rumah-rumah saja ya. Selain itu ada
beberapa lini liputan itu yang disitu laki-laki tidak bisa masuk.
Salah satu contohnya saja kayak liputan istrinya kajati (Kepala
Kejaksaan Tinggi) karena dia maunya kalau diliput itu oleh
jurnalis perempuan gitu.
Peneliti Kak boleh diceritakan pengalaman liputan yang paling berkesan
untuk kakak?
RW Ada, waktu kakak poskonya di kriminal sih. Narasumber kakak
waktu itu Katsalantas, dari awalnya kakak tidak pernah
berkomunikasi sama sekali jadi kenal dan akrab. Jadi ada
manfaatnnya tersendiri memudahkan kalau misalkan kakak ada
138
kepentingan pribadi misalnya untuk buat SIM (Surat Izin
Mengemudi). Jadi ada relasi narasumber pun bisa jadi teman.
Terus juga bisa menyelamatkan orang-orang terdekat seperti
teman dan keluarga juga saat ada razia yang tidak jelas. Bahkan
sekarang walaupun Kasatlantasnya sudah pindah tugas ke Solok
kakak masih berhubungan baik sampai sekarang masih terjaga.
Peneliti Tulisan kakak yang paling berkesan untuk kakak sampai sekarang
ada tidak kak?
RW Banyak sih. Salah satunya itu tetang Pasar Raya yang dulu
amburadul itu ya dengan adanya berita yang setiap kali kakak buat
tentang Pasar Raya itu Kepala Dinasnya jadi ikut peduli karena
Pasar Raya itu disorot. Waktu itu Haluan memang membuatnya
kalau Pasar Raya itu memang amburadul sekali dan sejak
beritanya keluar terus-menerus Kepala Dinasnya jadi sering turun
ke lapangan untuk membenahi selain itu masuk program dari Wali
Kota mungkin ya, tapi karena terus dijor-jorkan oleh wartawan
oleh media mereka pun jadi lebih gesit. Jadi terasa ada manfaatnya
berita kita untuk perkembangan kota.
Peneliti Liputan hukum kriminal yang paling berkesan untuk kakak itu
apa?
RW Yang paling seru itu ikut pergi penangkapan DPO narkoba, waktu
itu ikut sama buser pas penangkapan tersangka karena jarangarang
bisa dapat liputan seperti itu. Apalagi sebelumnya kakak tidak
pernah menyangka kalau proses penangkapan itu seperti yang
kakak saksikan waktu itu. Dulu itu kakak juga ikut mengendap-
endap, menyaksikan transaksi rekayasa sebelum penangkapan oleh
polisi sampai akhirnya tersangka bisa diborgol. Jadi kayaknya itu
sesuatu yang tidak pernah terpikirkan buat kakak dalam kegiatan
sehari-hari kalau sebagai orang biasa sama sebagai wartawan yang
kalau misalnya tidak berada di kanal hukum kriminal. Asik juga
gitu, ternyata begini loh penangkapan itu.
Peneliti Kalau untuk penentuan pembagian posko sendiri itu bagaimana
kak, dilihat dari segi apa?
RW Tidak ada sih, hanya saja dari kantor setiap tahunnya itu dilakukan
rolling posko namanya. Diputar poskonya, kakak dulu awalnya itu
dari ekonomi, habis itu digeser ke pemerintahan, terus digeser lagi
ke hukum kriminal. Reporter lain yang biasanya di kriminal nanti
bisa di rolling ke politik.
Peneliti Ada kesulitan tertentu tidak yang kakak hadapi saat selama berada
di kanal hukum kriminal?
RW Awalnya sih iya. Waktu bikin beritanya itu ternyata beda sama
berita-berita yang lain karena harus lebih langsung to the point
tidak mengalun-alun seperti berita yang lain. Belajar sih waktu itu
sampai akhirnya terbiasa.
Peneliti Berdasarkan pengalaman kakak selama ini, apakah beban kerja
dan jam kerja seorang jurnalis itu memang berat?
RW Memang betul sih sebenarnya. Memang berat, cuma selama kita di
pekerjaan ini bisa mengatur waktunya tidak akan terasa berat. Tapi
139
kalau memang ada saat-saat yang bisa dibilang tidak pas misalnya
kalau ada urusan yang sifatnya isidentil lumayan bisa bikin stres,
kayak anak misalkan lagi sakit atau karena kita punya relasi di luar
terus dimintai tolong untuk liputan itu agak bikin kesulitan.
Peneliti Kakak berada di kantor dari jam berapa sampai jam berapa?
RW Kalau sekarang-sekarang ini jam 15.00 WIB itu sudah harus wajib
berada di kantor. Kalau dulu kadang tidak perlu untuk datang ke
kantor, misalnya tiga hari pernah tidak ke kantor tapi yang penting
beritanya dikirim ke email. Atau nanti ke kantornya itu kalau
sudah selesai liputan. Beda lagi kalau pas enam atau tujuh tahun
yang lalu waktu belum ada WhatsApp atau teknologi yang
sekarang, setiap hari masih harus ke kantor buat ngetik berita.
Peneliti Makna profesi jurnalis ini bagi kakak apa sih kak?
RW Pekerjaan yang bisa memberikan manfaat bagi semua pihak.
Apalagi pihak yang ingin diberitakan maupun pihak yang
membacanya yang butuh informasi. Sebagai orang yang
menuliskan berita itu sendiri sangat bermakna sekali rasanya kalau
berita itu ada keberimbangan atau manfaat bagi orang yang
membaca.
Peneliti Berdasarkan pengalaman kakak, profesi jurnalis itu membutuhkan
kemampuan yang seperti apa sih kak?
RW Iya benar seperti kompetensi wartawan dari Dewan Pers.
Meskipun itu sebuah formalitas tapi kalau dipikir-pikir bukan
formalitas karena memang sebagai jurnalis itu kita harus punya
kompetensi atau berkompeten dalam pekerjaan kita.
Peneliti Kode etik jurnalistik juga penting ya kak?
RW Penting sekali karena itu sebagai acuan bagi wartawan dari mereka
turun ke lapangan sampai berita itu ditulis, dimuat dan diterbitkan.
Contohnya saja seperti penulisan nama orang tidak boleh sampai
salah, jangan sampai keseleo karena satu kata bermakna beda.
140
Lampiran 3. Dokumentasi
141