Anda di halaman 1dari 19

PETUNJUK PELAKSANAAN

PENATAAN BATAS AREAL KERJA


IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK),
PELEPASAN KAWASAN HUTAN , TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN,
IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN (IPPKH),
KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK)

LINGKUP
BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN
WILAYAH XXI PALANGKA RAYA
I. Tujuan

1. Mengatur mekanisme pelaksanaan Kegiatan Penataan Batas Areal Kerja di


BPKH Wilayah XXI Palangka Raya supaya dapat berjalan efektif, efisien dan
akurat serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;
2. Menjamin bahwa pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Penataan Batas Areal Kerja di
BPKH Wilayah XXI Palangka Raya sesuai dengan peraturan dan persyaratan
yang berlaku.

II. Ruang Lingkup

1. Prosedur ini hanya berlaku di BPKH Wilayah XXI Palangka Raya;


2. Prosedur ini mengatur tentang pelaksanaan Kegiatan Penataan Batas Areal
Kerja di BPKH Wilayah XXI Palangka Raya;
3. Kegiatan Penataan Batas Areal Kerja di BPKH Wilayah XXI Palangka Raya
terkait dengan permohonan : Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK/HT/HA/RE), Pelepasan
Kawasan Hutan, Tukar Menukar Kawasan Hutan (TMKH) dan Permohonan
lainnya yang terkait dengan Penataan Batas Areal Kerja.

III. Dasar Hukum

1. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2004 Tanggal 18 Oktober 2004 tentang


Perencanaan Kehutanan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 06 tahun 2007 Tanggal 08 Januari 2007 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan
Hutan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 104 tahun 2015 Tanggal 22 Desember 2015
tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2015 Tanggal 22 Desember 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010
tentang Penggunaan Kawasan Hutan
5. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.43/Menhut-II/2013
tanggal 19 Agustus 2013 tentang Penataan Batas Areal Izin Pemanfaatan
Hutan, Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan, Persetujuan Prinsip
Pelepasan Kawasan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan dan Kawasan
Hutan dengan Tujuan Khusus
6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.62/Menhut-II/2012 tanggal 15
Nopember 2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:
P.44/Menhut-II/2012 tentang Pengukuhan Kawasan Hutan.
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik Indonesia Nomor:
P.6/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 Tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Pemantapan Kawasan Hutan
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik Indonesia Nomor:
P.96/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2018 tanggal 13 November 2018 tentang Tata
Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat diKonversi.
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik Indonesia Nomor:
P.50/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tanggal 23 September 2019 tentang
perubahan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik
Indonesia Nomor: P.96/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2018 tentang Tata Cara
Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat diKonversi.
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik Indonesia Nomor:
P.97/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2018 tanggal 13 November 2018 tentang
Tukar Menukar Kawasan Hutan.
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 Tanggal 13 Juli 2018 tentang Pinjam Pakai
Kawasan Hutan jo P.7/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2019 tanggal 21 Februari 2019.
12. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor: P.5 /VII-PKH/2014
tanggal 23 September 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Izin
Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang Dilimpahkan Menteri Kehutanan kepada
Gubernur
13. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.2/VII-SET/2014
tanggal 4 Pebruari 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penataan Batas
Kawasan Hutan dan wilayah tertentu yang ditunjuk sebagai kawasan hutan
dengan menggunakan GNSS (Global Navigation Satelitte System).
14. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor :
P.3/PTKL/SETDIT/PLA.2/9/2016 tanggal 9 September 2016 tentang Petunjuk
Teknis Pengukuhan Kawasan Hutan.

IV. Pelaksanaan Penataan Batas Areal Kerja

A. Prosedur penyelesaian
Prosedur penyelesaian permohonan diajukan oleh para pihak yang
membutuhkan informasi dengan alur sesuai lampiran 2.
B. Ruang Lingkup
1. Batas areal kerja terdiri dari:
a) batas sendiri; dan/atau
b) batas persekutuan.
2. Batas areal kerja sebagaimana dimaksud berupa:
a) sebagian atau seluruhnya merupakan batas luar kawasan hutan;
b) sebagian atau seluruhnya merupakan batas fungsi kawasan hutan;
dan/atau
c) seluruhnya bukan merupakan batas luar maupun batas fungsi kawasan
hutan.
3. Penataan batas areal kerja yang batasnya sekaligus merupakan batas luar
kawasan hutan:
a) tahapan pelaksanaan mengikuti tata cara pengukuhan kawasan hutan;
b) hasil pelaksanaan berupa Berita Acara Tata Batas Kawasan Hutan dan
peta lampiran yang ditandatangani oleh Panitia Penataan Batas, sebagai
batas kawasan hutan yang sekaligus merupakan batas areal kerja.
4. Penataan batas areal kerja yang batasnya sekaligus merupakan batas fungsi
kawasan hutan:
a) tahapan pelaksanaan mengikuti tata cara penataan batas fungsi
kawasan hutan;
b) hasil pelaksanaan berupa Berita Acara Tata Batas Fungsi Kawasan Hutan
dan peta lampiran yang ditandatangani oleh Panitia Penataan Batas
Fungsi, sebagai batas fungsi kawasan hutan yang sekaligus merupakan
batas areal kerja.

C. Tahapan Pelaksanaan Penataan Batas


1. Permohonan
2. Penyusunan Intruksi Kerja
3. Pembentukan Tim Pelaksana
4. Pelaksanaan Tata Batas
5. Pengendalian
a) Supervisi Pelaksanaan
b) Peninjauan oleh PTB
6. Penyusunan Hasil (Rapat Internal, PTB)

D. Dokumen Terkait
1. Dokumen Pemohon
a) SK Menteri beserta lampirannya
b) Surat DirKuh beserta lampirannya
c) Rencana Penataan Batas beserta lampirannya
d) Surat Permohonan Perusahaan

2. Dokumen Analisis
a) Surat Permohonan dan kelengkapan persyaratan (lampiran.1);
b) Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukan kawasan
hutan di Provinsi Kalimantan Tengah;
c) Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan
Tengah skala 1:250.000 revisi terakhir;
d) Berita Acara Tata Batas (BATB) dan Peta Lampirannya baik tata batas
Kawasan hutan maupun batas perizinan yang ada pada areal yang
dianalisis;
e) Peta Sebaran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan
Alam (IUPHHK-HA);
f) Peta Sebaran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan
Tanaman (IUPHHK-HT);
g) Peta Sebaran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam
Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE);
h) Peta Sebaran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan
Kemasyarakatan (IUPHHK-HKm);
i) Peta Sebaran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan
Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR);
j) Peta Sebaran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan
Desa (IUPHHK-HD);
k) Peta Penggunaan Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Tengah;
l) Peta Perkembangan Pelepasan Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan
Tengah;
m) Peta Sebaran Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah yang masuk
dalam penyelesaian mekanisme keterlanjuran (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2012 tanggal 6 Juli
2012/Peraturan Pemerintah Nomor 104 tahun 2015);
n) Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPIB) Tahun Berjalan;
o) Peta Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)
dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Provinsi Kalimantan
Tengah;
p) Penafsiran Citra Landsat Tahun Berjalan;
q) Peta Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tentang Areal Indikatif TORA revisi terakhir;
r) Peta Lampiran Surat Gubernur Tentang Rekomendasi Pola Penyelesaian
PTKH;
s) Peta Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tentang Pola Penyelesaian PTKH;
t) Peta Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tentang Pelepasan Kawasan Hutan dalam rangka
penyediaan sumber TORA dari kawasan hutan;
u) Peta Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tentang Pencadangan HPK Tidak Produktif Untuk Sumber
TORA;
v) Peta Indikatif dan Areal Perhutanan Sosial.

E. Tata Cara Pelaksanaan :


1. Pemohon
Pemegang izin pemanfaatan hutan, pemegang persetujuan prinsip penggunaan
kawasan hutan, pemegang persetujuan prinsip pelepasan kawasan hutan atau
pengelola KPH dan KHDTK wajib menyampaikan permohonan penataan batas
areal kerjanya dengan dilengkapi konsep rencana penataan batas dan konsep
peta kerja penataan batas, kepada Direktur Pengukuhan, Penatagunaan dan
Tenurial Kawasan Hutan.
Pemohon menyerahkan surat Permohonan berserta dokumen terkait kepada
bagian persuratan untuk di cek kelengkapannya, apabila dokumen belum
lengkap maka pemohon diminta untuk melengkapi dokumen tersebut. Setelah
lengkap dokumen diserahkan ke kepala Balai BPKH wilayah XXI Palangka Raya.
2. Penyusunan Intruksi Kerja
a) Konsep Peta/Intruksi Kerja
Konsep peta kerja penataan batas sebagaimana dimaksud disusun dengan
ketentuan:
1) dilakukan proyeksi batas areal izin pemanfaatan hutan, areal
persetujuan prinsip, dan/atau areal kelola dan batas kawasan hutan
ke dalam peta dasar skala minimal 1:100.000 dengan menggunakan
citra satelit resolusi sangat tinggi.
2) dalam hal citra penginderaan jauh resolusi sangat tinggi tidak
tersedia digunakan citra penginderaan jauh/peta penafsiran citra
penginderaan jauh yang tersedia.
3) peta dasar sebagaimana dimaksud meliputi:
a) peta Rupa Bumi Indonesia (RBI);
b) peta Lingkungan Pantai Indonesia;
c) peta Lingkungan Laut Nasional; dan
d) peta dasar lainnya yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang
4) Penentuan Segmentasi Trayek memperhatikan batas sendiri, batas
persekutuan, batas Luar/batas Fungsi.
5) Penentuan pemasangan pal setiap 100 meter atau titik
(jarak/Azimut)
b) Konsep Peta/Intruksi Memperhatikan :
1) batas kawasan hutan yang telah dikukuhkan/ditata batas;
2) peta hasil penataan batas perizinan di bidang kehutanan;
3) hak-hak pihak ketiga yang diperoleh/dimiliki oleh orang-perorangan
atau badan hukum berupa kepemilikan atau penguasaan atas tanah
yang diperoleh/dimiliki berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
4) permukiman, lahan garapan masyarakat dalam desa definitif yang
telah mendapat keputusan dari pejabat yang berwenang.
c) Susunan Intruksi Kerja Terdiri dari :
1) Cover
2) Dasar Pelaksanaan
3) Lokasi
4) Waktu Pelaksanaan
5) Pelaksanaan
6) Pembuatan Berita Acara
7) Tata Tertib
8) Ketentuan-ketentuan lain
9) Sanksi
10) Lampiran
d) Terhadap Konsep Peta/Intruksi Kerja di dalam rapat internal untuk
membahas konsep tersebut, dalam hal batas areal kerja sekaligus batas
luar dan batas fungsi atau batas pelepasan Kawasan hutan maka sebelum
intruksi kerja diterbitkan, dilaksanakan terlebih dahulu:
1) Penyusunan Peta Rencana penataan batas Luar atau batas Fungsi
2) Pembuatan peta rencana penataan batas dengan perintah tata batas
3) Penandatanganan BA dan Peta Rencana Penataan Batas oleh Panitia
Tata Batas
e) Apabila Konsep telah sesuai dengan ketentuan untuk batas luar/fungsi
telah disetujui PTB maka dilakukan pengesahan oleh Kepala Balai BPKH
XXI.
3. Pembentukan Tim Pelaksana
a) Pembentukan tim pelaksanaan dibentuk SK Kepala Balai yang terdiri dari
1) Balai sebagai supervisi dan pengawas;
2) Dinas Provinsi yang membidangi kehutanan sebagai pembimbing
teknis;
3) Pemegang izin pemanfaatan hutan, pemegang persetujuan prinsip
penggunaan kawasan hutan, pemegang persetujuan prinsip pelepasan
kawasan hutan, dan/atau pengelola kawasan hutan atau rekanan
sebagai pelaksana;
4) Kecamatan dan/atau Desa/Kelurahan sebagai pendamping; dan
5) Pemegang izin pemanfaatan hutan, pemegang persetujuan prinsip
penggunaan kawasan hutan, pemegang persetujuan prinsip pelepasan
kawasan hutan, dan/atau pengelola kawasan hutan sebagai saksi.
b) SK Tim tersebut diberitahukan kepada seluruh instansi yang terkait
4. Pelaksanaan Tata Batas dilapangan
a) Berdasarkan Intruksi Kerja dari pembentukan tim, Pemegang izin
pemanfaatan hutan, pemegang persetujuan prinsip penggunaan kawasan
hutan, pemegang persetujuan prinsip pelepasan kawasan hutan, atau
pengelola KPH dan KHDTK wajib memberangkatkan tim pelaksana ke
lapangan untuk melaksanakan kegiatan penataan batas areal kerja, paling
lama 7 (tujuh) hari kerja sejak pemberitahuan pelaksanaan penataan batas
dari Kepala Balai.
b) Penataan batas areal kerja di lapangan dilakukan melalui kegiatan:
1) penentuan titik ikatan;
2) pengukuran dan penentuan titik awal dan titik akhir;
3) pembuatan rintis batas;
4) pemasangan pal batas; dan
5) pengukuran batas.
c) Hasil pelaksanaan penataan batas areal kerja di lapangan sebagaimana
dimaksud dituangkan dalam berita acara:
1) penentuan titik ikat;
2) penentuan titik awal dan titik akhir penataan batas; dan
3) hasil pelaksanaan penataan batas.
d) Berita Acara Tata Batas ditandatangani oleh tim pelaksana dan diketahui
oleh Kepala Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota yang membidangi
kehutanan serta Kepala Balai.
e) Dalam hal pelaksanaan penataan batas areal kerja dilaksanakan oleh lebih
dari 1 (satu) regu maka hasil pelaksanaan penataan batas areal kerja
dibuat dalam satu Berita Acara Tata Batas yang merupakan rangkuman
pelaksanaan penataan batas areal kerja yang ditandatangani oleh
pelaksana penataan batas, pemegang izin pemanfaatan hutan,
persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan, persetujuan prinsip
pelepasan kawasan hutan atau pengelolaan KPH dan KHDTK serta Kepala
Balai.
f) Dalam Pelaksanaan Kerja Mempedomani RPB dan Intruksi Kerja
5. Pengendalian
a) Supervisi dan Pengawasan
1) Melakukan Pengecekan kelayakan alat ukur yang digunakan
2) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata batas dengan uji
petik berupa, titik ikatan, titik awal dan akhir, pal batas dan rintis
batas dengan sebaran paling banyak 10 % dan tersebar secara
proporsional
3) Melaporkan kepada kepala balai apabila terdapat ketidaksesuaian
intruksi kerja dengan keadaan lapangan untuk mendapat keputusan
4) Menandatangani berita acara pengawasan pelaksanaan penataan
batas
5) Melakuakan Tindakan korektif sesuai dengan intruksi kerja
6) Membuat Laporan Penilaian
7) Pembiayaan dari Pemegang Izin berdasarkan standar biaya yang
berlaku sesuai dengan prinsip At Cost
b) Terhadap batas areal kerja sekaligus batas luar/batas fungsi, maka pada
batas tersebut dilakukan peninjauan lapangan oleh anggota PTB untuk
memastikan proses tersebut dengan pembiayaan dari pemegang izin
dengan standar biaya sesuai SKB di Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan dan Tata Lingkungan
6. Pengesahan Hasil Pelaksanaan
a) Ekspose Hasil
b) Terhadap Batas Luar/Batas Fungsi dilakukan rapat PTB
c) Apabila Telah sesuai, Kepala Balai menandatangani BA Pelaksanaan
7. Pelaporan
a) Berdasarkan pengesahan BA Pelaksanaan, Pelaksana Menyusun Laporan
dan Peta Hasil
b) Laporan Terdiri dari
1) Cover
2) Kata Pengantar
3) Susunan Tim
4) Daftar Isi
5) Daftar Tabel
6) Daftar Lampiran
7) Bab I Pendahuluan
8) Bab II Risaah Daerah
9) Bab III Pelaksanaan
10) Bab IV Hasil dan Pembahasan
11) Bab V Kesimpulan dan Saran
12) Lampiran
c) Terhadap konsep laporan yang disampaikan, penelaah yang ditunjuk
memeriksa laporan dengan melakukan pengecekan sesuai format risalah
pengolahan data (RPD) terlampir
Lampiran 1.
Cek List Kelengkapan Berkas Persyaratan Penyelesaian
Penataan Batas Areal Kerja

Pemohon :
Kontak Person (Nama/HP) :
Tanggal Masuk :

Kelengkapan
No Kelengkapan Data Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Surat Permohonan
2 SK izin Menteri beserta lampirannya
3 Surat DirKuh beserta lampirannya
4 Rencana Penataan Batas beserta lampirannya
5 Shapefile (Shp) izin
6 Pakta Integritas Pemohon
7 Surat Penunjukan Konsultan Pelaksana
8 Company Profile Konsultan Pelaksana

Palangka Raya,
Petugas Penelaah

( )
Lampiran 2. Bagan Alur Penyelesaian Penataan Batas Areal Kerja
1. PENATAAN BATAS AREAL IUPHHK-HT/HA/RE DAN IPPKH

PEMOHON

LENGKAP BPKH TIDAK LENGKAP

KA BALAI

PENYUSUNAN DRAFT INTRUKSI


KERJA DAN PETA KERJA

EKSPOSE INTERNAL

BATAS SENDIRI BATAS SENDIRI DAN BATAS LUAR


DAN ATAU BATAS FUNGSI

RAPAT PTB

INSTRUKSI KERJA DAN PETA


KERJA

PEMBENTUKAN TIM

PELAKSANAAN LAPANGAN

BATAS SENDIRI BATAS SENDIRI DAN BATAS LUAR


DAN ATAU BATAS FUNGSI

SUPERVISI SUPERVISI

RAPAT INTERNAL PENINJAUAN LAPANGAN PTB

RAPAT INTERNAL

RAPAT PTB

LAPORAN

LENGKAP KOREKSI TIDAK LENGKAP

FINALISASI LAPORAN
2. PENATAAN BATAS AREAL PELEPASAN KAWASAN HUTAN DAN TMKH

PEMOHON

LENGKAP BPKH TIDAK LENGKAP

KA BALAI

PENYUSUNAN DRAFT INTRUKSI


KERJA DAN PETA KERJA

EKSPOSE INTERNAL

BATAS LUAR

RAPAT PTB

INSTRUKSI KERJA DAN PETA


KERJA

PEMBENTUKAN TIM

PELAKSANAAN LAPANGAN

BATAS LUAR

SUPERVISI

PENINJAUAN LAPANGAN PTB

RAPAT INTERNAL

RAPAT PTB

LAPORAN

LENGKAP KOREKSI TIDAK LENGKAP

FINALISASI LAPORAN
Nomor : S. /BPKH XXI/PKH/UM/06/2020 Juni 2020
Lampiran : Laporan dan Peta
Sifat : Biasa
Hal : Penyampaian Koreksi Laporan Hasil Penataan Batas IPPKH
A.n. PT. …..

Yth. Direktur KONSULTAN PELAKSANA

Di Tempat.

Sehubungan dengan surat saudara Nomor : …………… tanggal …. BULAN


….TAHUN…. hal Permohonan Pembahasan Laporan Hasil Tata Batas IPPKH a.n. PT. …,
terlampir disampaikan koreksi laporan hasil penataan batas IPPKH a.n. PT. ….., untuk itu
agar saudara segera memperbaiki laporan tersebut dan menyampaikan kembali hasil
perbaikan ke BPKH Wilayah XXI Palangka Raya. Untuk informasi lebih lanjut terkait perbaikan
laporan agar saudara berkoordinasi dengan BPKH Wilayah XXI Palangka Raya.

Demikian yang dapat disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kepala Balai,

Doni Sri Putra, S.Hut, M.E


NIP.19740909 199803 1 002

Tembusan :
PT. …..
TABEL KOREKSI

No Daftar Koreksi Keterangan Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Kepala Balai,

Doni Sri Putra, S.Hut, M.E


NIP.19740909 199803 1 002
RISALAH PENGOLAHAN DATA

I. IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan
Jenis Izin
Nomor SK / Tanggal
Luas
Konsultan Pelaksana
Surat Penunjukan Konsultan

II. RENCANA PENATAAN BATAS

Nomor RPB, Tanggal


Surat Pengantar Ditkuh
Uraian Trayek
Trayek Panjang Keterangan

1.
2.
Total

III. INSTRUKSI KERJA

Nomor , Tanggal Instruksi


Uraian Trayek
Trayek Panjang Keterangan

Total

Penjelasan

IV. HASIL SUPERVISI

Aspek Hasil Analisis


Supervisi
Alat Ukur
Metode
Titik Ikat
No. Ket. Lokasi Koordinat Rencana Koordinat Pengecekan
Ikatan BT LS BT LS
1.
2.

keterangan

Titik Awal
dan Titik
Akhir No. Ket. Nomer Koordinat Koordinat Koordinat
Pal RPB Instruksi Peta Izin
BT LS BT LS BT LS
1

Hasil
No. Nomor Koordinat Koordinat Selisih
Pengawasan Pal Rencana Pengecekan (m)
pada BT LS BT LS
sample 10
%

Kronologis:

Kesimpulan 1.
2.
3.
V. HASIL PENELAAHAN LAPORAN PENATAAN BATAS
Aspek Hasil Penelaahan
Penelaahan
Hasil A. Hasil pelaksanaan.
Pengukuran Rencana Hasil
Trayek Panjang Jumlah Pal Panjang Jumlah Pal Ket
(m) (m)

Total

B. Koreksi Hasil pengukuran

No. Nomer Koordinat Koordinat Ket.


Pal Uraian Daftar Ukur
BT LS BT LS

C. Koreksi koordinat GNSS

D. Kesimpulan

Penelaahan
Peta Hasil No. Nomor Koordinat Koordinat Ket.
Pal Peta Laporan
BT LS BT LS
Format No Daftar Koreksi Keterangan Halaman
Laporan
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Kelengkapan
Laporan Jenis Lampiran Ada Tidak
Ada
SK Izin
Rencana Penataan Batas Yg Disahkan
Instruksi Kerja
BA Titik Ikat
BA Titik Awal Dan Akhir Pengukuran
BA Pelaksanaan
BA Supervisi
BATB Luar atau Fungsi Kawasn Hutan (Bagi Pelepasan, Tukar menukar
Kawasan Hutan atau batas areal kerja yg sekaligus batas luar pada IPPKH,
IUPHHK) (Tidak Ada Trayek Batas Luar dan Batas Fungsi)
Peta Hasil
Peta BATB (Bagi Pelepasan, Tukar menukar Kawasan Hutan atau batas
areal kerja yg sekaligus batas luarpada IPPKH, IUPHHK)
Hasil Koreksi Koordinat GNSS

VI. KESIMPULAN
1.
2.
3.

Penelaah Kepala Seksi PKH

Nama Penelaah Jovan Sofyan, S.Hut


PAKTA INTEGRITAS
PEMOHON PENYELESAIAN PENATAAN BATAS AREAL KERJA
DI BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN
WILAYAH XXI PALANGKA RAYA

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : …………………………………………………………….
Umur : …………………………………………………………….
Nomor KTP : …………………………………………………………….
Jabatan : …………………………………………………………….
Instansi/Perusahaan : ................................................................
Alamat : …………………………………………………………….

Dalam rangka proses permohonan Penataan Areal Kerja di Balai Pemantapan


Kawasan Hutan Wilayah XXI Palangka Raya, dengan ini menyatakan bahwa:
1. Tidak akan melakukan praktek Suap/Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2. Semua data dan persyaratan yang disampaikan terkait permohonan Penataan
Areal Kerja benar sesuai ketentuan yang berlaku;
3. Bila saya melanggar hal – hal tersebut di atas, saya siap menerima sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian Pakta Integritas ini dibuat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari
siapapun juga untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Palangka Raya ,

Pemohon

( )

Ket : (Materai dan Cap)

Anda mungkin juga menyukai