Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN PKn di SD

PDGK4201 - MODUL 7

KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI

Dosen: Raharjo, M.Pd., M.Sc.

Disusun oleh:

1. Oktavia Dwi Munika (857833422)


2. Atika Nurrochma (857834194)
3. Sedah Putri Marianingtyas (857835347)
4. Diah Murtiasih (857837713)
5. Soifanah (857837903)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UPBJJ – UNIVERSITAS TERBUKA
2022
MODUL 7

KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI

Konsep Demokrasi

Demokrasi berasal dari Bahasa Inggris “democracy” yang diserap dari dua kata Bahasa
Yunani “demos” dan “kratos” atau “kratein”. Demos berarti rakyat, kratos/ kratein berarti
kekuasaan, jadi demokrasi dapat diartikan rakyat berkuasa atau “government or rule by the
people”. Demokrasi adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditandai oleh adanya
partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang dipilih; negara dengan pemerintahannya mejamin kemerdekaan berbicara,
beragama, berpendapat, berserikat, dan menegakkan “rule of law”, masyarakat yang kelompok
mayoritas menghargai kelompok minoritas dan saling memberi perlakuan sama.

Abraham Lincoln berkata bahwa bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh
rakyat dan untuk rakyat. Dari penjelasan tersebut, menunjukkan bahwa demokrasi merupakan
pelembagaan (constitution), kebebasan (freedom), dan nilai persamaan (equal). Center for
Indonesian Civic Education (CICED) bekerja sama dengan Center for Civic Education (CCE)
Calabas USA memberikan penjelasan bahwa Demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir
dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh, dan untuk rakyat
diterima baik sebagai ide, norma, system social, maupun sebagai wawasan, sikap, perilaku
individual yang secara kontekstual diwujudkan, dipelihara, dan dikembangkan.

Konsep demokrasi menurut Winataputra (2001) “demokrasi dilihat sebagai konsep yang
bersifat multidimensional, secara filosofis demokrasi sebagai ide, norma, prinsip, serta sosiologis
sebagai system social, dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku individu
dalam hidup bermasyarakat”. Sedangkan menurut Ahmad Sanusi (1998) mengidentifikasi
sepuluh pilar demokrasi konstitusional menurut UUD 1945. Konsep demokrasi menurut Torres
(1998:145-146) dalam Winataputra, 2001:54) mengemukakan bahwa demokrasi dapat dilihat
dari tiga tradisi pemikiran politik yaitu classical Aristotelian theory, medieval theory dan
contemporary theory. Namun, Torres lebih condong melihat demokrasi dalam dua aspek, yaitu
aspek formal democracy dan aspek substantive democracy.
Disamping sebagai system pemerintahan, juga diperlukan proses demokrasi yang
meliputi 4 hal, yaitu (1) mengutamakan kepentingan khalayak, (2) manusia sebagai makhluk
memiliki potensi untuk mengembangkan kekuasaan dan kemampuan, (3) memperhatikan
keseimbangan antara partisipasi dan apatisme, dan (4) untuk mencapai partisipasi perlu ada
perubahan terlebih dahulu serta perubahan itu sendiri akan terwujud jika adanya partisipasi.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendidikan Demokrasi sebagai Esensi PKn

Suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi dimanapun berada pada dasarnya untuk
melindungi hak-hak warga negaranya, dan secara tidak langsung menginginkan warga negaranya
memiliki wawasan, menyadari akan keharusannya serta menampakkan partisipasinya sesuai
dengan status dan perannya dalam masyarakat. Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa
demokrasi tidak bisa mengajarkannya sendiri. Kalau kekuatan, kemanfaatan dan tanggung jawab
demokrasi tidak dipahami dan dihayati dengan baik oleh warga negara, sukar diharapkan mereka
mau berjuang untuk mempertahankannya. Thomas Jefferson menyatakan bahwa pengetahuan,
keterampilan, perilaku warga negara yang demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi
harus diajarkan kepada generasi penerus. Winataputra (2001) menjelaskan bahwa pendidikan
demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi
individu warga negara agar memahami, menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan
konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat. Hasil
penelitian Gandal dan Finn (1992) bahwa bukan saja dinegara-negara berkembang, dinegara
maju sekalipun, pendidikan untuk demokrasi sangat penting, namun sering dilupakan dan
dianggap enteng. Oleh karena itu, pendidikan demokrasi harus disikapi secara sadar dan
sungguh-sungguh. Dari hal tersebut, pendidikan demokrasi sangat diperlukan, agar warga
negaranya mengerti, menghargai kesempatan dan tanggung jawab sebagai warga negara yang
demokratis.
Gandal and Finn (1992) mengatakan pendidikan bukan hanya sekedar memberikan
pengetahuan dan praktik demokrasi, tetapi juga menghasilkan warga negaranya yang
berpendirian teguh, mandiri, memiliki sikap ingin tahu, dan berpandangan jauh kedepan.
Pendidikan demokrasi ini jangan hanya dilihat sebagai mata pelajaran terisolasi yang diajarkan
dalam waktu terjadwal yang cenderung diabaikan lagi, tetapi harus dikaitkan dengan banyak hal
yang dipelajari siswa, seperti dalam pelajaran sejarah, kewarganegaraan, ekonomi, dan hal di
luar sekolah. Berkenaan dengan pendidikan demokrasi yang baik perlu dikembangkan model
dalam bentuk 4 alternatif (1) landasan dan bentuk-bentuk demokrasi, (2) bagaimana ide
demokrasi, (3) adanya kurikulum yang dapat menjawab persoalan apakah kekutan dan
kelemahan demokrasi, (4) tersedianya kesempatan untuk memahami kondisi demokrasi dalam
berbagai konteks, serta kegiatan ekstra kurikuler yang bernuansa demokrasi dan menjadikan
sekolah sebagai lingkungan yang demokratis, dan pelibatan siswa dalam kegiatan masyarakat.
Sanusi (1998: 3) dalam memahami demokrasi harus memaknai aspek-aspek demokrasi secara
menyeluruh diperlukan kecerdasan rohaniah, naqliyah, aqliyah, nafsiyah, judgement,
pengambilan keputusan, pemecahan masalah, membahasakan serta mengkomunikasikannya dan
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) disebut Civic Education yang batasannya ialah
seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi
(Somantri, 2021). Artinya PKn adalah pendidikan demokrasi atau dengan kata lain pendidikan
demokrasi merupakan esensi PKn.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan
Pasal 37 ayat (1), menjelaskan Pendidikan Kewarganegaraan yang dimaksud untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Civics pada
dasarnya mengambil bagian dari ilmu politik yaitu bagian demokrasi politiknya. Salah satu
rincian demokrasi politik adalah konteks ide demokrasi : teori tentang demokrasi politik, teori
majority rule, hak-hak kelompok minoritas, konsep-konsep demokrasi dalam masyarakat, teori
demokrasi dalam pemerintahan dan apa yang dinamakan pemerintahan yang demokratis.
Tradisi social studies:
1. Tradisi citizenship transmission.
Tugas guru adalah menyampaikan pengetahuan yang telah diyakini kebenarannya itu. Dengan
cara ini kelangsungan hidup masyarakat diyakini dapat di pertahankan. Implikasi pedagoginya
adalah bagaimana mentransformasikan demokrasi dalam pendidikan kewarganegaraan. Kajian
masalah ini berkaitan dengan bagaimana arah pengembangan kurikulum dan bagaimana pola
strategi pembelajarannya.
2. Social studies sebagai ilmu sosial
Tradisi yang dimotori oleh sejarawan dan ahli ilmu sosial tujuan utamanya mengembangkan
para siswa agar dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan metode dari disiplin ilmu-
ilmu sosial sebagai sarana untuk menjadi warga negara yang efektif.
3. Social studies sebagai refleksi inquiri.
Tradisi ini menekankan pada process of inquiry melalui mana pengetahuan diperoleh dari apa
yang seharusnya diketahui oleh warga negara untuk pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
KEGIATAN BELAJAR 3
Sekolah sebagai Laboratorium Demokrasi
Sekolah dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 disebut “satuan pendidikan” Sekolah
Dasar (SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan utuh) wahana pendidikan
nasional yang mencapai tujuan pendidikan nasional.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangan dalam lingkungan sekolah adalah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak. Sifat
multidimensionalnya itu antara lain terletak pada berikut ini :
1.        Pandangannya yang bermacam-macam tetapi menyatu
2.        Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara harmonis
3.        Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasannya
4.        Konteks yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka.
1).   Strategi umum pengembangan warga negara yang demokrasi di lingkungan sekolah
a)      Waktu untuk penghargaan merupakan strategi pengembangan demokratis dan bertanggung
jawab melalui pertemuan untuk memberikan penghargaan atau penghormatan terhadap
orang lain.
b)      Waktu untuk yang terhormat merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab
c)      Pertemuan perumusan tujuan merupakan strategi pengemangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan yang sengaja diadakan atas inisiatif guru dan/ayau
siswa untuk merumuskan visi atau tujuan sekolah
d)     Pertemuan Legislasi merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan bertanggung
jawab melalui pertemuan untuk merumuskan ataumenyusun norma atau aturan yang akan
berlaku di sekolah
e)      Pertemuan evaluasi aturan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk mengevaluasi pelaksanaan norma atau aturan
yang telah disepakati dan berlaku di sekolah.
f)       Pertemuan [erumusan langkah kegiatan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk menetapkan prioritas atau
tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa di bawah supervise sekolah.
g)      Pertemuan refleksi belajar merupakan stretagi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan pengendapan dan evaluasi terhadap proses dan/atau
hasil belajar setelah selesai satu atau beberapa pertemuan.
h)      Pertemuan pemecahan masalah merupakan strategi pengembangan sikap  demokrasi dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk memecahkan masalah yang ada di
lingkungan sekitar atau lingkungan daerah atau nasional yang menyangkut kehidupan
siswa.
i)        Pertemuan isu akdemis merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
beranggung jawab melalui pertemuan terencana untuk untuk membahas masalah akademis
j)        Pertemuan perbaikan kelas merupakan strategis  pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan kelas untuk membahas atau memecahkan masalah
yang menyanglut kehidupan siswa di kelasnya atau lingkungan sekolahnya
k)      Pertemua tindak lanjut merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk membahas tindak lanjut dari suatu
kegiatan berseri di lingkungan sekolah
l)        Pertemuan perencanaan merupakan  strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun rencana bersama.
m)    Pertemuan pengembangan konsep merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun suatu gagasan baru yang
dimaksudkan untuk mendapatkan bantuan atau menyarankan pemecahan atas masalah
yang cukup pelik.
n)      Pembahasan situasi pelik merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memecahkan masalah yang terkait pada
keadaan yang pelik.
o)      Kotak saran merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan bertanggung jawab
melalui pengumpulan pendapat secara bebas dan rahasia untuk memecahkan masalah yang
ada di lingkungans ekolah dan lingkungan sekitar
p)      Pertemuan dalam pertemuan merupakan strategi pengambangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan kelompok kecil dalam konteks pertemuan klasikal
atau pertemuan besar.
2).    Fungsi dan Peran Sekolah dalam mengembangkan Warga negara Yang Demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur. Sebagai bagian dari struktut birokrasi
pendidikan SD merupakan satuanpendidikan dalam lingkungan pemerintah daerah kabupaten. 
3).      Mekanisme Kerja dalam Konteks Kesisteman Sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan harus memberdayakan seluruh
komponen-komponen yang terkait dengan struktur organisasi sekolah yaitu sebagai berikut :
a)      Kepala Sekolah
b)      Wakil Kepala Sekolah
c)      Tata Usaha
d)     Dewan Guru
e)      Unit Laboratorium
f)       Unit Perpustakaan
g)      Osis
h)      Komite Sekolah

Anda mungkin juga menyukai