Oleh:
KARINA SALSABILA PUTRI YULIVIA / 361941311082 / 3C
KELOMPOK 2
TEKNISI
AFIKA MILDA RIZKI, S.TP / 2017.36.206
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Sortasi
Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai
fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat
jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran), kimia (komposisi bahan, bau dan rasa
ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah
mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian).
Ada dua macam proses sortasi, yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi
basah dilakukan pada saat bahan masih segar. Proses ini untuk memisahkan
kotorann-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya
dari simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, maka bahan-bahan asing
seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta
pengotoran lainnya harus dibuang. Hal tersebut dikarenakan tanah merupakan
salah satu sumber mikrobia yang potensial. Sehingga, pembersihan tanah dapat
mengurangi kontaminasi mikroba pada bahan obat. Sedangkan sortasi kering pada
dsarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan untuk memisahkan
benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan
pengotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Sortasi dapat
dilakukan dengan atau secara mekanik.
Tujuan sortasi
1. Untuk memperoleh simplisia yang dikehendaki, baik kemurnian maupun
kebersihan (Widyastuti, (1997).
2. Memilih dan memisahkan simplisia yang baik dan tidak cacat.
3. Memisahkan bahan yang masih baik dengan bahan yang rusak akibat
kesalahan panen atau serangan patogen, serta kotoran berupa bahan
asing yang mencemari tanaman obat (Santoso, 1997).
Beberapa metode Sortasi yang Sering Dilakukan di Industri Pangan antara
lain:
1. Sortasi berdasarkan ukuran (size sorting) :
Bisa menggunakan sistem ayakan dengan lubang ukuran tertentu
(lubang berbentuk bundar atau sesuai dengan bentuk bahan)
Sistem ayakan dengan ukuran yang beragam/bervariasi:
a. sistem drum berputar dengan ukuran lubang bergradasi
b. sistem ban berjalan
2. Sortasi Berdasarkan bentuk (shape sorting) :
Bentuk ditentukan dengan menggunakan model
Bisa menggunakan cakram dengan cetakan tertentu sesuai dengan
bentuk yang diinginkan (misalnya sortasi biji-bijian: rice sorter/grader)
3. Sortasi berdasarkan berat (weight sorting) :
Menggunakan timbangan (mekanik ataupun elektronik)
Pemisahan lebih efektif daripada pemisahan berdasarkan pada
bentuk/dimensi
Biasa digunakan untuk buah, sayuran, telur
4. Sortasi berdasarkan warna (photometric sorting) :
Menggunakan dasar perbedaan sifat reflektansi
a. visual colour sorting
b. mechanised colour sorting
Menggunakan dasar perbedaan sifat transmisi
a. memungkinkan pengujian dengan sistem nondestructive
b. Misalnya, sistem candling untuk telut
5. Sortasi berdasarkan daya apung/densitas (buoyancy and/or density sorting) :
Sistem aspirasi atau klasifikasi pneumatic
Bisa dikombinasikan sortasi berdasarkan karakteristik aerodinamika
dan bentuk
6. Sortasi berdasarkan mutu permukaan (surface property sorting) :
Sortasi berdasarkan pada karakteristik mutu permukaan, kelengketan,
kekasaran, kehalusan, dan keseragaman permukaan
Grading
Grading adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen
atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait erat dengan
tingkat selera konsumen suatu produk atau segmen pasar yang akan dituju dalam
pemasaran suatu produk. Terlebih apabila yang akan dituju adalah segmen pasar
tingkat menengah ke atas dan atau segmen pasar luar negeri. Kegiatan sortasi dan
grading sangat menentukan apakah suatu produk laku dipasar atau tidak.
Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkan pada
kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kematangan,
kesegaran, ada atau tidak adanya serangan/kerusakan oleh penyakit, adanya
kerusakan oleh serangga, dan luka/lecet oleh faktor mekanis. Pada buah budidaya
tanaman, penyortiran produk hasil panenan dilakukan secara manual atau
menggunakan mesin penyortiran. Grading secara manual memerlukan tenaga
yang trampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan
memerlukan lebih banyak tenaga kerja.
Beberapa Kriteria Mutu yang Digunakan untuk Pengkelasan Mutu antara lain.
Ukuran dan bentuk
Tingkat kematangan
Tekstur
Flavour dan aroma
Sifat fungsional
Tampilan (tingkat penampilan dan kerusakan)
Warna
Kebersihan (bebas dari kontaminan)
Kemurnian (bebas dari bahan lain)
Kesesuaian dengan standar atau tujuan pengolahan
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur dan mengamati proses
sortasi dan grading bahan hasil pertanian (BHP).
2. Melakukan perhitungan kualitas dan variabel kualitas untuk mengkaji
kelas kualitas (grade), kerusakan yang tampak (visiabel), kerusakan tidak
tampak (invisible damager), bahan asing (foreign materials), keretakan
(sound grain and crack).
BAB 2
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Wadah plastik
2. Moisture tester
3. Timbangan
4. Timba
5. Ayakan
6. Kertas warna putih
7. Alat Tulis Menulis
B. Bahan
1. Beras
C. Cara kerja
1. Mengukur kadar air beras menggunakan grain moisture tester.
2. Menenentukan beras kepala dengan cara :
a. Menimbang 100 gr beras ketan
b. Memisahkan beras kepala dan butir patah atau menir dengan ayakan
diameter 2 mm
c. Menimbang beras kepala
d. Mempersentase beras kepala = berat beras kepala/berat beras ketan x 100%
3. Menentukan butir patah dengan cara :
a. Menimbang 100 gr beras ketan
b. Memisahkan beras kepala dan butir patah atau menir dengan ayakan
diameter 2 mm.
c. Menimbang beras patah
d. mempersentase beras kepala = berat beras patah/berat beras ketan x 100%
4. Menentukan butir menir dengan cara :
a. Menimbang 100 gr beras ketan
b. Memisahkan beras kepala dan butir patah atau menir dengan ayakan
diameter 2 mm
c. Mnimbang beras menir
d. Mempersentase beras kepala = berat beras menir/berat beras ketan x 100%
BAB 3
A. Hasil
Dari kegiatan praktikum sortasi dan grading beras, dapat diketahui hasilnya
sebagai berikut :
Tabel 1 Hasil Sortasi Rice Milling (Satuan X)
1 2 3 Rata-Rata
1. Beras Kepala 68,52 60,62 55,02 61,38
5. Benda Asing - - - -
Tabel 3 Spesifikasi Persyaratan Mutu (source: BSN, SNI 6128 2015)
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari adanya pembahasan hasil sortasi dan grading pada beras tersebut,
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam sortasi dan grading ini.
Untuk pembaca, sebelum melakukan kegiatan sortasi sebaiknya mengetahui
pengertian dan kriteria dari masing-masing komponen mutu beras terlebih dahulu,
sehinggga dapat lebih mudah ketika melakukan sortasi dan grading untuk
menentukan mutu beras.
DAFTAR PUSTAKA