ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST LAPARATOMY EKSPLORASI ATAS INDIKASI TUMOR
ILLEUM DI RUANGAN ICU-GREEN INSTALANSI RAWAT INTENSIF (IRI)
RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG
Di Susun Oleh:
Adella Oktafia Arista
(2114901002)
A. TUMOR ILLEUM
a) Definisi
Usus halus adalah tempat terminal untuk pencernaan makanan, absorbs nutrisi
dan sekresi endokrin. Usus halus merupakan bagian terpanjang dari traktur
Struktur berupa tabung ini panjangnya sekitar 6-7 meter dengan diameter yang
menyempit dari permulaan sampai ujung akhir, akhir yang terdiri dari duodenum,
b) Anatomi Fisiologi
Bagian abdomen (perut) sering dibagi menjadi 9 area berdasarkan posisi dari
5. Regio umbilicus
8. Regio hipogastrika
Bagian abdomen juga dapat dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan posisi dari
satu garis horizontal dan 1 garis vertikal yang membagi daerah abdomen.
c) Etiologi
dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan kimiawi, fisik, virus,
parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya hidup, serta penurunan imunitas.
Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1) Karsinogen
a. Kimiawi
dari pembakaran tak sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain Dan
karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu
jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon aromatic polisiklik (PAH), yang
b. Fisik
dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis
pada mukosa yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga
c. Virus
DNA serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan tumor antara
2) Hormon
yang kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari
lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko
(Abdomen).
4) Parasit
d) Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetik dari DNA selular. Sel abnormal ini membentuk kolon dan
lingkungan sekitar sel tersebut. Sel- sel neoplasma mendapatkan energi terutama dari
bahan tersebut (Budi,2010). Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan
ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut
area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase penyebaran tumor pada
bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum
seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal
dengan penyebab tunggal, tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas
dengan penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda (Smelszet &
Suzanne, 2010)
e) Manifestasi Klinik
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulituntuk dideteksi.
Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai mendesak
jaringan di sekitarnya.Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor intra abdomen
yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor intra abdomen bila telah terdeteksi harus
sedini mungkin.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak
membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan fisik dengan
hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah
terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan demikian mudah ditentukan pula
apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tumor yang terlalu besar
sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal
darah tepi, laju endap darah untuk menentukan tumor ganas atau tidak. Kemudian
intra tumor atau metastasis ke sumsum tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau
pemeriksaan lainnya
1. Hiperplasia.
3. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor
berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal atau
lunak.
7. Konstipasi.
8. Nyeri.
11. Pendarahan.
f) Pemeriksaan Klinis
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang
klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara holistik,
bermacam-macam mulai dari tidak ada keluhan sampai banyak sekali keluhan, bisa
ringan sampai dengan berat. Semakin lanjut stadium tumor, maka akan semakin
banyak timbul keluhan gejala akibat tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit yang
ditimbulkannya.
jumlahnya banyak (multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul lebih
Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data dasar keadaan umum pasien dan
keadaan awal tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain pemeriksaan umum,
pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan secara teliti
dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan permukaan
tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh supaya mudah
2. Konsistensinya
3. Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di atasnya.
g) Pemeriksaan Radiologi
terbaik. Hal yang memudahkan seorang dokter untuk melihat langsung dalam
jaringan untuk diteliti di bawah sebuah mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang
digunakan karena hal tersebut jarang mengungkapkan tumor tahap awal dan tidak
computer tomography (CT) scan pada dada dan perut untuk memastikan
Jika CT scan tidak bisa menunjukkan penyebaran tumor. Dokter biasanya melakukan
tumor ganas banyak jenisnya mulai dari yang konvensional sampai dengan yang
canggih dan untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasu yang dihadapi. Pada
tumor ganas yang letaknya profunda dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan
imaging diperlukan untuk tuntunan (guiding) pengambilan sample patologi
anatomi, baik itu dengan cara fine needle aspiration biopsi (FNAB) atau
contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi, dll. USG
tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar.
5. Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat
marker).
h) Penatalaksanaan
Laparatomy
1. Indikasi
ovarium, kangker tuba falopi, kangker hati, kangker lambung, kangker kolon,
2. Persiapan
4. Peran perawat
Fokus tindakan perawat pada masa ini adalah persiapan klien untuk menjalani
kesehatan klien (Foto thorak, EKG, kadar gula darah, pemeriksaan darah rutin dan waktu
tengah malam, melakukan enema, dan mencukur area pembedahan. Perawat juga harus
mencatat golongan darah dan melakukan antisipasi tranfusi darah. Pasien dan keluarga
juga perlu diberi penjelasan mengenai teknik pembedahan yang dilakukan, indikasi, efek
samping dan perawatan pasca bedah, untuk mengurangi kecemasan. Teknik relaksasi dan
B. LAPARATOMY
a) Definisi
Laparatomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya
perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif mansjoer, 2010)
pengayatan pada lapisan lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian organ
lambung, tumor kolon dan rectum, obstruksi usus, inflamasi usus kronis, kolestisitis
operasi. (Lakaman, 2011) Pelayanan. post operasi laparatomi adalah pelayanan yang
b) Etiologi
hal yaitu:
1. Trauma abdomen
2. Peritonitis
c) Klasifikasi
1. Mid-line incision
eksplorasi dapat sedikit lebih luas, cepat dibuka dan ditutup, serta tidak
memotong ligamen dan saraf. Namun demikian, kerugian jenis insisi ini adalah
terjadi hernia cikatrialis, indikasinya pada eksplorasi gaster, pankreas, hepar, dan
2. Paramedian
Yaitu; sedikit ke tepi dari garis tengah (2,5cm), panjang (12,5cm), terbagi
menjadi dua yaitu paramedian kanan dan kiri, dengan indikasi jenis operasi
lambung, eksplorasi pankreas, organ pelvis, usus bagian bawah serta plenoktomi.
splenektomy.
dalam, batuk efektif, menggerakan otot kaki, menggerakan otot bokong, latihan
alih baring dan turun dari tempat tidur. semuanya dilakukan hari ke-2 post
operasi.
d) Manifestasi klinis
3. Kelemahan
5. Konstipasi
6. Mual dan muntah, anoreksia
e) Komplikasi
Tromboplebitis post operasi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi. Bahaya
besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh
yaitu latihan kaki, ambulasi dini post operasi. b. Infeksi, infeksi luka sering
muncul pada 36-46 jam pasca operasi, organisme yang paling sering
dan antiseptik.
f) Patofisiologi
(Dorland 2011.) Trauma adalah luka atau cedera fisik lainya atau cedera fisiologis
kurang dari 44 tahun. Penyalagunaan alkohol adalah obat yang telah menjadi faktor
komplikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak
disengaja. trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul
dan tembus serta gtrauma yang disengaja atau tidak disengaja. Trauma abdomen
merupakan luka pada isi rongga perut bisa terjadi dengan atau tanpa tembusnya
jejas pada dinding perut, kerusakan oragan organ nyeri, iritasi cairan usus. Sedangkan
trauma tembus abdomen dapat mengakibatkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi
organ, respon stres simpatis, perdarahan atau pembekuan darah, kontaminasi bakteri,
kematian sel. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon stres dari
saraf simpatis akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit, syok dan
perdarahan, kerusakan pertukaran gas, resiko tinggi terhadap infeksi, nyeri akut.
g) Penatalaksanaan
1. Pemerikasaan rektum :
adanya darah dalam lambung; dan katerisasi, adanya darah menunjukan adanya
3. IVP / sistogram: hanya dilakukan bila ada kecurigaan pada trauma saluran
kencing.
4. Parasentesis perut:
tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang diragukan adanya
kelainan pada rongga perut yang disertai denga trauma kepala yang berat,
melalui dinding perut di daerah kuadran bawah atau digaris tengah dibawah pusat
5. Lavase peritoneal:
fungsi dan aspirasi atau bilasan rongga perut dengan memasukan cairan
pernapasan.
b. Sirkulasi: tensi, nadi, respirasi, dan suhu waran kulit, refil kapiler.
proses penyembuhanya?
f. Rasa nyaman:rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien dan status ventilasi.
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
Distress pernafasan
Circulation
Tekanan darah
Disability
A (alert) Kewaspadaan
Gerakan (movement)
Exposure
Eksposur kulit
b. Pengkajian Sekunder
1. Pengkajian
Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, nomor register
Keluhan utama.
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri
abdomen.
Riwayat kesehatan
Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil sebelum
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus , atau
Peran pasien dalam keluarga, status emosional meningkat, interaksi sosial terganggu,
adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tida harmonis , status
Aktifitas sehari-hari
a.Pola nutrisi
b.Pola eliminasi
Seksualitas / reproduksi
Peran
Kognitif perseptual
Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemotoma atau riwayat operasi.
b. Mata
Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus
II), gangguan dalam menganggkat bola mata (nervus III), gangguan dalam
memutar bola mata (Nervus IV) dan gangguan dalam menggerakan bola mata
c. Hidung
(nervus I).
d. Mulut
Adanya gangguan pengecapan atau lidah akibat kerusakan nervus vagus , adanya
e. Dada
f. Abdomen
Perkusi : mendengar bunyi hasil perkusi Palpasi : ada tidanya nyeri tekan pasca
operasi.
g. Ekstremitas
Nilai 2 : bila ada gerakan pada sendi tetatpi tidak bisa melawan gravitasi
Nilai 3 : bila dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat melawan tekenan
pemeriksaan
2. Diagnosa keperawatan
b. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya sayatan atau luka operasi laparatomi.
3. Intervensi
Terapeutik
- Fasilitasi istirahat tidur
- Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (missal:
suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan).
- Beri teknik non
farmakologis untuk
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan menggunakan
kaus kaki saat ambulasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
- Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan
makanan dan vitamin K
- Anjurkan segera lapor
segera jika terjadi
perdarahan
- Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian
produk darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika perlu
Terapeutik
- Bersihkan area insisi
dengan pembersihan yang
tepat
- Usap area insisi dari area
yang bersih menuju area
yang kurang bersih.
- Berikan salep asepti, jika
perlu
Edukasi
- Ajarkan meminimalkan
penekanan pada area insisi
- Ajarkan cara merawat area
insisi.
3. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter &
Perry, 2011)
4. Evaluasi keperawatan
Menurut (Craven & Hirlne, 2011) evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari
efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang
telah diberikan.
Bulechek, G. M., & et.al. (2016). Nursing Intervention Classification (6 ed.). Yogyakarta: Moco
Media.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Panduan Nasional Penanganan Tumor Rahim Jakarta.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (6
Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (8 ed.). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., & G.Bare, B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &