1 DEFINISI
Isolasi adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakn sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend, 1998).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain ( Pawlin, 1993 dikutip Budi Keliat, 2001)
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan oranglain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian,dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain(Purba, dkk. 2008).
1.2 ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang
sesuai dengan proses tumbuh kemabng mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut
untuk dapat mengembangkan hubungan sosial yang possitif, diharapkan setiap
tahapan perkembangan dapat dilalui dengan sukses. Sistem keluarga yang
terganggu dapat menunjang perkembangan respons sosial maladaptif.
2) Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif.
3) Faktor sosiokulturaal
Isoslasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini
diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain,
tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia,
orang cacat dan penderita penyakit kronis. Isolasi sosial dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari yang dimiliki
budaya mayoritas..
4) Faktor dalam keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan
berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang negatif akan
mendorong anak mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang
bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan, mengakibatkan anak
menjadi enggan berkomunikasi dengan orang lain.
2. Faktor Prisipitasi
a) Stress sosiokultural
Stress dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga dan
berpisah dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat dirumah sakit.
b) Stressor psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat
atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat
menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
1.5 PENATALAKSANAAN
1. Terapi Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi
atau menghilangkan gejala-gejala gangguan jiwa. Yang tergolong dalam psikofarma
yang diberikan kepada klien :
1) Chlopromazine (CPZ)
Atas indikasi untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat untuk menilai realistis,
waham halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku atau tidak terkendali tidak
bekerja. Dengan efek samping hipotesis, epilepsy, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat.
2) Haloperidol (HLP)
Atas indikasi berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi
mental serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari dengan efek samping yaitu :
penyakit hati, penyakit darah (anemia, leucopenia, agranulositosis), epilepsy,
kelainan jantung, febris, dan ketergantungan obat.
3) Tryhexipenidil (THP)
Atas indikasi segala jenis parkinson, termasuk pasca encephalitis dengan efek
samping yaitu : mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung,
agitasi, konstipasi, takikardi, dilatasi, ginjal, retensi urine. Kontra indikasinya
yaitu : hipersensitif terhadap tryhexipenidill, glukosa sudut sempit, hipertopi
prostate dan obstruksi saluran cerna.
2. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat diberikan strategi
pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-masing strategi pertemuan
yang berbeda3beda. Pada SP satu, perawat mengidenti!ikasi penyebab isolasi social,
berdiskusidengan pasien mengenai keuntungan dan kerugian apabila berinteraksi dan
tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan cara berkenalan, dan memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain ke dalam kegiatan harian.
Pada SP dua, perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, memberi
kesempatan pada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang, dan
membantu pasien memasukkankegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian. Pada SP tiga, perawat mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien, memberi kesempatanuntuk berkenalan dengan dua orang atau
lebih dan menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariannya
(Purba, dkk. 2008)
3. Terapi kelompok
Menurut (Purba, 2009), aktivitas pasien yang mengalami ketidakmampuan
bersosialisasisecara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Activity Daily Living(ADL)
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan sehari –
hari yang meliputi:
Bangun tidur, yaitu semua tingkah laku1perbuatan pasien se%aktu bangun
tidur.
Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu semua bentuk
tingkahlaku/perbuatan yang berhubungan dengan BABA dan BAK.
Waktu mandi, yaitu tingkah laku sewaktu akan mandi, dalam kegiatan
mandi dan sesudah mandi.
Ganti pakaian, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan keperluan
berganti pakaian.
Makan dan minum, yaitu tingkah laku yang dilakukan pada waktu, sedang
dan setelah makan dan minum.
Menjaga kebersihan diri, yaitu perbuatan yang berhubungan dengan
kebutuhankebersihan diri, baik yang berhubungan dengan kebersihan
pakaian, badan,rambut, kuku dan lain-lain.
Menjaga keselamatan diri, yaitu sejauhmana pasien mengerti dan dapat
menjaga keselamatan dirinya sendiri, seperti, tidak menggunakan/menaruh
benda tajam sembarangan, tidak merokok sambil tiduran, memanjat
ditempat yang berbahaya tanpa tujuan yang positif.
Pergi tidur, yaitu perbuatan yang mengiringi seorang pasien untuk pergi
tidur.Pada pasien gangguan jika tingkah laku pergi tidur ini perlu
diperhatikan karenasering merupakan gejala primer yang muncul
padagangguan jiwa. Dalam hal iniyang dinilai bukan gejala insomnia
(gangguan tidur) tetapi bagaimana pasien mau mengawali tidurnya.
2) Tingkah laku sosial
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan sosial pasien
dalamkehidupan bermasyarakat yang meliputi :
Kontak sosial terhadap teman, yaitu tingkah laku pasien untuk
melakukanhubungan sosial dengan sesama pasien, misalnya menegur
kawannya, berbicara dengan kawannya dan sebagainya.
Kontak sosial terhadap petugas, yaitu tingkah laku pasien untuk
melakukanhubungan sosial dengan petugas seperti tegur sapa, menjawab
pertanyaan waktu ditanya, bertanya jika ada kesulitan dan sebagainya.
Kontak mata waktu berbicara, yaitu sikap pasien sewaktu berbicara dengan
orang lain seperti memperhatikan dan saling menatap sebagai tanda
adanyakesungguhan dalam berkomunikasi.
Bergaul, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan kemampuan bergaul
dengan orang lain secara kelompok (lebih dari dua orang).
Mematuhi tata tertib, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
ketertibanyang harus dipatuhi dalam perawatan rumah sakit.
Sopan santun, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan tata krama
atausopan santun terhadap kawannya dan petugas maupun orang lain.
Menjaga kebersihan lingkungan, yaitu tingkah laku pasien yang bersifat
mengendalikan diri untuk tidak mengotori lingkungannya, seperti tidak
meludah sembarangan, tidak membuang puntung rokok sembarangan dan
sebagainya.
Hasil penelitian Renidayati, Keliat, dan Sabri (2009) menyatakan bahwa Social Skill
Training (SST) dapat menurunkan tanda dan gejala isolasi sosial pada klien.
Hasil penelitian Jumaini, Keliat, dan Hastono (2010) menyatakan bahwa CBSST
dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi klien dengan isolasi sosial. Hasil
penelitian Sukma, Keliat, dan Mustikasari (2015) menyatakan bahwa perpaduan
terapi kognitif perilaku dan CBSST dapat menurunkan tanda dan gejala isolasi sosial.
3. Terapi perilaku
1) Sesi 1 : Mengidentifikasi peristiwa yang tidak menyenangkan dan menumbulkan
perilaku negatif
2) Sesi 2 : Mengubah perilaku negatif menjadi positif
3) Sesi 3 : Memanfaatkan sistem pendukung
4) Sesi 4 : Mengevaluasi manfaat melawan perilaku negatif
TG No. DX Perencanaan
L Diagnosa Intervensi Rasional
Keperawatan
1 2 3 4 5 6 7