Anda di halaman 1dari 4

Clean Water and Sanitation

(malaria masih menjadi penyakt endemis di papua)

Malaria adalah infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles


yang menyebabkan penyakit akut yang mengancam jiwa dan merupakan ancaman
kesehatan global yang signifikan. Parasit Plasmodium memiliki siklus hidup
bertahap dan menyebabkan siklus demam yang khas. Dengan pengobatan tepat
waktu, kebanyakan orang hanya mengalami gejala yang ringan. Komplikasi yang
dapat terjadi diantaranya adalah malaria serebral, anemia malaria berat, koma,
atau kematian.
Lima spesies Plasmodium yang memiliki kemampuan untuk
menginfeksi manusia diantaranya yaitu P. falciparum, P. ovale, P. vivax, P.
malariae, dan P. knowlesi. Sedangkan berdasarkan beberapa studi spesies
plasmodium yang pernah ditemukan di Papua antara lain Plasmodium falcifarum.
P. vivax, P. malaria dan P. ovale. Nyamuk Anopheles betina akan menghisap
gamet bersamaan dengan menghisap darah, lalu gamet akan membentuk sporozoit
yang bereplikasi di usus nyamuk. Ketika nyamuk tersebut menghisap darah lagi,
air liur yang mengandung sporozoit akan dilepaskan ke aliran darah inang
manusia. Selanjutnya sporozoit akan mencapai hati, menyerang hepatosit, dan
kemudian membelah dengan cepat, membentuk merozoit. Pada infeksi aktif,
merozoit akan masuk kembali ke aliran darah dan menyerang eritrosit. Di dalam
eritrosit, Plasmodium mengonsumsi hemoglobin dan berkembang dari trofozoit
imatur (tahap cincin) menjadi trofozoit matang atau gametosit. Trofozoit dewasa
bereplikasi, membentuk skizon, mengganggu integritas membran sel eritrosit, dan
menyebabkan perlekatan endotel kapiler dan lisis sel. Malaria yang tidak diobati
dapat berlangsung 2 sampai 24 bulan. Infeksi P. vivax dan P. ovale memiliki
kemungkinan membentuk "schizogony dorman," di mana parasit intrahepatik
yang tidak aktif (hipnozoit) tetap ada sampai reaktivasi berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun di masa depan.
Demam adalah gejala dominan pada malaria—demam, terutama selama
tujuh hari atau lebih, pasien yang tinggal atau sedang berpergian ke daerah
endemik harus segera di evaluasi untuk mencegah penyebaran. Orang dewasa
biasanya menunjukkan gejala seperti sakit kepala, malaise, kelemahan, gangguan
pencernaan, gejala pernapasan bagian atas, dan nyeri otot. Dalam kasus yang
parah dapat menyebabkan penyakit kuning, kebingungan, kejang, dan urin
berwarna gelap. Anak-anak anak-anak dapat menunjukkan gejala seperti kelesuan,
malaise, sakit perut, mual, muntah, dan diare. Pada kasus yang parah dapat
menyebabkan rasa mengantuk, kejang, dan koma.
Kemenkes RI mengonfirmasi sedikitnya 435 ribu jiwa masyarakat di
berbagai belahan dunia meninggal akibat menderita malaria. Bahkan tren jumlah
kasusnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Meski tren kasus seluruh
provinsi di Indonesia dilaporkan kian menurun dari 465,7 ribu kasus positif pada
2010 menjadi 235,7 ribu pada 2020. Sekitar 86 persen dari total kasus malaria di
Indonesia disumbang dari provinsi yang terletak di Pulau Nugini bagian barat.
Sisanya berasal dari Papua Barat dan Maluku. Sekiranya ada empat
kabupaten/kota di Papua yang semuanya itu endemi malaria,yaitu Kota Jayapura,
Kabupaten Jayapura, Merauke dan Timika.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penularan malaria di suatu
daerah diantaranya adalah keberadaan nyamuk vektor, perilaku manusia dan
faktor lingkungan. Keberadaan vektor meliputi kepadatan dan perilaku vektor.
Perilaku manusia terkait dengan kebiasaan manusia yang mendukung peluang
terjadinnya kontak dengan vektor diantaranya keluar pada malam hari. Sedangkan
faktor lingkungan meliputi ketersediaan tempat perkembangbiakan vector.
Beberapa spesies yang diketahui sebagai vektor malaria di Papua, antara lain An.
farauti, An. brancrofti, An. punctulatus dan An. Koliensis.
Pada tahun 2017 dilakukan penelitian berupa penangkapan nyamuk
anopheles di beberapa daerah di papua. Berdasarkan hasil penangkapan nyamuk
di Kabupaten Fakfak, Manokwari dan Raja Ampat di ekosistem hutan dekat
pemukiman (HDP), hutan jauh pemukiman (HJP), Non-hutan dekat
pemukimanm(NHDP), Non-hutan jauh pemukiman (NHJP), Pantai dekat
pemukiman (PDP) dan Pantai jauh pemukiman (PJP) berhasil diidentifikasi
beberapa spesies nyamuk Anopheles, seperti An.annnulipes, An. farauti, An.
kochi, An. tesselatus, An. barbumbrosus, An. ludlowae, An. punctulatus, An.
aitkenii, An. longirostris, An. peditaeniatus, An. vagus, An. barbirostris. Spesies-
spesies tersebut tersebar di enam ekosistem dan kabupaten, baik Kabupaten
Manokwari, Raja Ampat dan Fakfak. Spesies-spesies tersebut banyak ditemukan
di ketiak daun pisang, kobakan, rawa, dan tepi sungai.
Pemerintah sudah banyak melakukan penanggulangan guna menekan
perkembangan penyakit malaria di papua diantaranya adalah pemberian 100 ribu
lembar kelambu yang dibagikan kepada masyarakat di kampong-kampung yang
bertujuan untuk mengurangi resiko penyakit malaria. Selain itu pemerintah juga
gencar mengadakan penyemprotan untuk mengurangi jumlah vector nyamuk di
daerah sekitar. Namun pemerintah masih mengalami kesulitan untuk menangani
malaria dikarenakan banyaknya masyarakat yang menganggap bahwa malaria
adalah penyakit biasa dan tidak berbahaya. Hal ini juga didukung dengan
kebiasaan masyarakat yang seringkali keluar malam dan juga lingkungan yang
mendukung perkembangan vector nyamuk. Untuk itu menurut saya pemerintah
harus lebih gencar dalam melakukan promosi kesehatan dan mengedukasi
mengenai bahaya penyakit malaria agar masyarakat dapat lebih sadar dan mau
menjalankan gaya hidup sehat seperti menutup genangan air disekitar rumah.
Saya rasa masalah ini harus segera ditangani karena dapat
membahayakan kehidupan manusia dan jika tidak segera ditanggulangi juga dapat
menyebabkan malaria kembali menyebar ke daerah lain. Selain itu, malaria juga
menyebabkan kebanyakan orang takut untuk mengunjungi daerah papua sehingga
juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu pemerintah juga telah
menetapkan tentang penanganan malaria melalui PMK RI nomor 41 tahun 2018
tentang pelaksanaan deteksi dini dan pemberian obat anti malaria oleh kader
malaria pada daerah dengan situasi khusus.
Daftar Pustaka:
 Malaria Masih Menjadi Penyakit Endemis di Papua.
https://www.suara.com/health/2021/09/21/224518/malaria-masih-jadi-
penyakit-endemis-di-papua-kemenkes-ungkap-strategi-penanganan
(diakses 27 mei 2022)
 Buck E, Finnigan NA. Malaria. [Updated 2022 Apr 30]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551711/S.
 S. Riyani, P. Mega T. 2018. Distribusi Vektor dan Potensi Penularan
Malaria di Papua Barat pada Berbagai Ekosistem
 https://www.papua.go.id/view-detail-berita-1767/undefined (diakses 27
mei 2022)
 PMK RI nomor 41 tahun 2018. Pelaksanaan Deteksi Dini dan Pemberian
Obat Anti Malaria oleh Kader Malaria pada Daerah dengan Situasi
Khusus.

Anda mungkin juga menyukai