Anda di halaman 1dari 10

Nama : Alfredo Abrian Erlangga Setiawan

NIM : 04011281924156
Kelas : Epsilon 2019
LI PUSKESMAS, PTP, PKP, UKBM, PWS-KIA
A. PUSKESMAS
a. Definisi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas berperan dalam pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya
dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat
(kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat); mampu menjangkau
pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki
derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,kelompok dan
masyarakat.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkewajiban melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dan terwujudnya kecamatan sehat. Secara structural atau administratif,
Puskesmas berada dibawah administrasi Pemerintah Daerah kabupaten, dimana
pembinaan secara teknis diberikan oleh Dinas Kesehatan Kapubaten/Kota dan
Provinsi.
Puskesmas berfungsi sebagai penyelenggara layanan kesehatan baik
berupa upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan
(UKP). Selain itu, Puskesmas merupakan penanggungjawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
b. Prinsip penyelenggaraan puskesmas
Prinsip-prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
1. Paradigma sehat: Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan
untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pertanggung jawaban wilayah: Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3. prinsip kemandirian masyarakat: Puskesmas mendorong kemandirian
hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. Pemerataan: Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
diharapkan dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di
wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi,
agama, budaya dan kepercayaan.
5. Teknologi tepat guna: Menggunakan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk
bagi lingkungan.
6. Keterpaduan dan kesinambungan: Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan
lintas sektor serta melaksanakan sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas.
c. Persyaratan Puskesmas
Menurut permenkes nomor 75 tahun 2014, persyaratan Puskesmas meliputi:
1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
2. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari
(satu) Puskesmas.
3. Pertimbangan pendirian puskesmas meliputi pertimbangan akan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas.
4. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.
d. Kategori Puskesmas
Puskesmas dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan
kemampuan penyelenggaran. Berdasarkan karakteristik wilayah kerja, Puskesmas
dibedakan menjadi Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan pedesaan,
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.

e. Tugas Puskesmas
Sebagai Unit Pelaksana Teknis, Puskesmas bertgas menjalankan kebijakan
kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Terkait hal tersebut, Puskesmas
berperan dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial dan pengembangan. Yang dimaksud upaya kesehatan
masyarakat esensial meliputi:
1. pelayanan promosi kesehatan;
2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. pelayanan gizi; dan
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
6. surveilans dan sentinel SKDR
Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut wajib diselenggarakan oleh
setiap Puskesmas untuk mendukung standar pelayanan minimal kabupaten/kota
bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber dan
yang tersedia di masing-masing Puskesmas.

Sementara itu, upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama meliputi:


a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan, Puskesmas


juga menyelenggarakan upaya penunjang meliputi:
• manajemen Puskesmas;
• pelayanan kefarmasian;
• pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan
• pelayanan laboratorium.

f. Tugas Kepala Puskesmas


Kepala Puskesmas mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan kebijakan teknis penyelenggaraan pengelolaan kesehatan di
Puskesmas untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka
mewujudkan Kecamatan sehat yang menjadi kewenangannya sesuai peraturan
perundang-undangan.

B. KIA
a. Pengertian KIA
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan menyusui, bayi, balita dan anak prasekolah. Pelayanan KIA sangat
mempengaruhi derajat kesehatan ibu dan anak. Kehamilan, persalinan, dan nifas
merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita. Proses tersebut
terjadi secara alamiah namun jika tidak dipantau oleh tenaga kesehatan maka akan
berisiko terjadi komplikasi yang membahayakan ibu dan bayi. Keberhasilan
program KIA ini akan sangat mempengaruhi Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2017).

b. Tujuan Program KIA


Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi
ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
i. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya.
ii. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak‐Kanak atau
TK.
iii. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
iv. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
v. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya
c. Prinsip Pengelolaan KIA
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA
diutamakan pada kegiatan pokok :
i. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan
mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi‐tingginya.
ii. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
iii. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga
kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
iv. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan)
dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
d. Pelayanan dan jenis Indikator KIA
a) Pelayanan antenatal.
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
 Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Pemberian Imunisasi TT lengkap
4. Ukur Tinggi fundus uteri
5. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
 Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama
kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan
pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada
triwulan ketiga.
b) Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat:
i. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan dan perawat.
ii. Dukun bayi
Terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh
tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum
dinyatakan lulus.
c) Deteksi dini ibu hamil berisiko.
Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :
1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .
2) Anak lebih dari 4
3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau
lebih dari 10 tahun
4) Tinggi badan kurang dari 145 cm
5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari
23,5 cm
6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat
cacat kengenital.
7) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau
panggul.
d) Pelayanan Neonatal
Risiko tinggi pada neonatal meliputi :
1) BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram
2) Bayi dengan tetanus neonatorum
3) Bayi baru lahir dengan asfiksia
4) Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari
setelah lahir
5) Bayi baru lahir dengan sepsis
6) Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
7) Bayi preterm dan post term
8) Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
9) Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan

C. PKP
a. Penilaian Kinerja Puskesmas
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/ prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari
tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas
melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi
hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan
(khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas
perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan
kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam
kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok
tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja
Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya
dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan
terfokus.
b. Tujuan
1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
3. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.
4. Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan
dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.
c. Manfaat
1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan
dibandingkan dengan target yang harus dicapai.
2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas
(output dan outcome)
3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat
urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan
datang berdasarkan prioritasnya.
4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung
kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

d. Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas


Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada
upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan :
1. Pelayanan kesehatan yang meliputi :
a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional , di mana
penetapan jenis pelayananannya disusun oleh dinas kesehatan kota;
b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya
kesehatan atau inovasi.
2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan,
meliputi :
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan
pelaksanaan penilaian kinerja;
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan dan
ketenagaan.
3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi :
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan;
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya
terhadap standar pelayanan yang telah ditetepkan;
c. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan;
d. Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat
kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas.

Sumber:
 Putri, W. C. W. S., Yuliyatni, P. C D., Aryani, K., Sari, K. A. K., Sawitri, A. A. S.,
2017. Dasar-dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Edisi 1. Bali :
Universitas Udayana
 Peraturan bupati malinau nomor 71 tahun 2018. Organisasi dan tata kerja unit
pelaksana teknis daerah pusat kesehatan masyarakat pada dinas kesehatan,
pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
 Laporan Kinerja Puskesmas. Sumber :
https://danurejan2pusk.jogjakota.go.id/page/index/laporan-kinerja (diakses 14 juni
2022)
 Kementerian Kesehatan RI. 2017. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta :
Kememterian Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).

Anda mungkin juga menyukai