Oleh:
Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah
penghasil daging, susu, maupun keduanya (dwiguna) dan kulit. Kambing secara
kondisi yang ekstrim, tahan terhadap beberapa penyakit, cepat berkembang biak
berjumlah sekitar 15,20 juta ekor dengan pertumbuhan populasi 5,52% per tahun
Indonesia sendiri belum ada, padahal kebutuhan dan konsumsi akan protein
hewani dari daging dan susu meningkat dari tahun ke tahun. Umumnya,
pemenuhan kebutuhan protein hewani, khususnya susu diperoleh dari ternak sapi
perah. Produksi susu di Indonesia pada tahun 2010 baru mencapai sekitar 26%
penyediaan susu yang tidak terpenuhi dari sapi perah ini merupakan peluang bagi
kualitas hidup, produksi dan reproduksi makhluk hidup. Secara genetik, spesies
yang berbeda memiliki gen yang berbeda pula, sehingga perlu diketahui
perbedaan tiap gen pada bangsa maupun populasi yang sama. Kemampuan seekor
ukuran tubuh ternak dan keadaan fisiologi ternak. Konsumsi makanan akan
bertambah jika aliran makanan cepat tercerna atau jika diberikan makanan yang
pakan ternak juga dapat meningkatkan palatabilitas pakan yang dikonsumsi dan
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ilmu ternak potong ini adalah untuk menambah
1.3. Manfaat
kambing etawa dari India dengan kambing kacang yang penampilannya mirip
etawa tetapi lebih kecil. Kambing peranakan etawa (PE) memiliki dua kegunaan,
yaitu sebagai penghasil susu (perah) dan kambing potong. kambing ini disebut
juga sebagai kambing jamnapari. Kambing ini merupakan kambing yang paling
tipe dwiguna, yakni sebagai penghasil susu dan daging. Kambing etawa memiliki
postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung serta
(PE) antara lain bentuk muka cembung melengkung dan dagu berjanggut, telinga
panjang, lembek menggantung dan ujungnya agak berlipat, ujung tanduk agak
bulu tumbuh panjang di bagian leher, pundak, punggung dan paha, bulu panjang
dan tebal. Warna bulu ada yang tunggal putih, hitam dan coklat, tetapi jarang
ditemukan. Kebanyakan terdiri dari dua atau tiga pola warna, yaitu belang hitam,
merupakan hasil persilangan antara kambing etawa dari India dengan kambing
kacang yang penampilannya mirip etawa tetapi lebih kecil. Kambing peranakan
etawa (PE) memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai penghasil susu (perah) dan
kambing potong
sumber serat kasar. Hijauan pakan ternak merupakan sumber serat kasar yang
utama yang berasal dari tanaman yang berwarna hijau agar pakan tersebut dapat
bermanfaat bagi ternak untuk menghasilkan suatu produk, pakan yang baik
dan mineral (Rasjid, 2012). Pakan merupakan Faktor penentu produktifitas ternak,
seperti kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan pakan yang mutlak dibutuhkan
reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak kambing untuk proses
Dari jenis pakan hijauan beberapa yang cocok untuk ternak kambing antara
mahal dan sulit untuk membuat kandang, kondisi iklim yang menguntungkan, dan
untuk daya tampung kira-kira tiga sampai dua belas ekor kambing per hektar.
Sistem pemeliharaan secara ekstensif, induk yang sedang bunting dan anak-anak
kambing yang belum disapih harus diberi persediaan pakan yang memadai. Rata-
rata pertambahan bobot badan kambing yang dipelihara secara ekstensif dapat
menerus atau tanpa penggembalaan, sistem ini dapat mengontrol dari faktor
lingkungan yang tidak baik dan mengontrol aspek-aspek kebiasaan kambing yang
merusak. Dalam sistem pemeliharaan ini perlu dilakukan pemisahan antara jantan
dan betina, sehubungan dengan ini perlu memisahkan kambing betina muda dari
umur tiga bulan sampai cukup umur untuk dikembangbiakkan, sedangkan untuk
pejantan dan jantan harus dikandangkan atau ditambatkan terpisah (Akbar, 2017)
sumber air, terutama untuk minum, dekat dengan sumber pakan, tersedia sarana
transportasi yang memadai, hal ini terutama untuk pengangkutan bahan pakan dan
pemasaran, areal yang tersedia dapat diperluas (Nurochmah dan Rachma, 2017).
kesehatan ternak. Bahan yang digunakan harus kuat, murah dan tersedia di lokasi.
Kandang dibuat panggung dan beratap dengan tempat pakan dan minum. Dinding
kandang harus mempunyai ventilasi (lubang angin) agar sirkulasi udara lebih
pengawasan terhadap kambing yang sakit atau yang sedang dalam masa
dalam rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya. Beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kondisi sanitasi kandang antara lain lokasi kandang,
Penempatan kandang sebaiknya tidak menjadi satu dengan rumah atau jarak
minimal 10 meter dari rumah maupun dari bangunan umum lainnya, lokasi
kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tersedia air bersih yang cukup dan terdapat
tempat untuk pembuangan kotoran atau sisa pakan ternak kambing etawa. Selain
lokasi kandang, hal lain yang mempengaruhi kondisi sanitasi kandang yaitu
Manajemen kesehatan ternak harus melalui suatu proses yaitu suatu cara yang
produksi dan ekonomis serta penggunaan semua sarana dan prasarana secara
(Capra Aegagrus Hircus) dilaksanakan pada hari minggu 22 mei – Selesai pukul
Potong Kambing Etawa (Capra Aegagrus Hircus) dapat dilihat pada Tabel 2
a. Pembersihan kandang :
1. Kegiatan dimulai pada pagi hari pukul 06.00 – 07.00 dan pukul 16.00 – 17.00
masih melekat.
yang diberikan
Membersihkan Kandang
Pemberian Pakan
Membuat Laporan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
0,14. Hal ini berbeda dengan pendapat Nadem (2016) yang menghasilkan
PBBH yang dihasilkan ini diduga disebabkan oleh adanya perbedaan bobot badan
ternak dan lama waktu pengamatan, hal ini sesuai dengan pendapat Kartadisastra
badan ternak dan lama pemeliharaan. Bobot badan ternak senantiasa berbanding
lurus dengan tingkat konsumsinya. Semakin tinggi bobot tubuhnya, maka tinggi
pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Pakan dapat di golongkan kedalam sumber
protein, sumber energy dan sumber serat kasar. Hijauan pakan ternak merupakan
sumber serat kasar yang utama yang berasal dari tanaman yang berwarna hijau
agar pakan tersebut dapat bermanfaat bagi ternak untuk menghasilkan suatu
produk, pakan yang baik memiki kandungan di dalamnya seperti air, karbohidrat,
Hircus) yang dilakukan selama 14 hari diperoleh bahwa BK kambing adalah 1,92
kg. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Suparman et al (2016), yang
kecernaan BK dari tiap pakan tidak mencapai 50% yang disebabkan oleh tekstur
dan nilai nutrisi dari pakan, rendahnya kecernaan BK tersebut akibat dari tingkat
degradasi yang berbeda yang disebabkan oleh kandungan serat kasar dan lignin
pada hijauan.
Konsumsi BK yaitu 1,53. Hal ini sesuai dengan pendapat Sianipar (2016)
Bahwa pada ternak kambing membutuhkan 3-4% bahan kering (BK) dari bobot
tinggi dari yang dijelaskan literatur, karena kondisi fisiologis ternak kambing
perah dalam fase laktasi awal, sehingga membutuhkan konsumsi BK pakan yang
lebih tinggi dari kondisi fisiologis tubuh normalnya. (Rasjid, 2013). Pakan
wilayah. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Suparman et al (2016), yang
kecernaan BK dari tiap pakan tidak mencapai 50% yang disebabkan oleh tekstur
dan nilai nutrisi dari pakan, rendahnya kecernaan BK tersebut akibat dari tingkat
degradasi yang berbeda yang disebabkan oleh kandungan serat kasar dan lignin
pada hijauan.
Konversi pakan yaitu 11. Hal ini sesuai dengan pendapat Harapin (2016)
bahwa konversi pakan berkisar antara 0,5 yang artinya butuh pakan sekitar 10
sampai 12 kg pakan untuk menaikan 1 kg bobot badan. Hal ini menunjukan
bahwa penggunaan pakan tersebut kurang efisien. Pendapat Ginting (2014) bahwa
merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya produksi adalah untuk
pembangkit tenaga bagi ternak makin baik mutu dan jumlah pakan yang di
berikan, makin besar tenaga yang di timbulkan dan makin besar pula energy yang
dipengaruhi oleh kualitas pakan. Rata-rata konversi pakan berkisar antara 10,83-
12,36 yang artinya butuh pakan sekitar 10 sampai 12 kg pakan untuk menaikkan 1
kg bobot badan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pakan tersebut kurang
bahwa konversi pakan pada domba atau kambing adalah 6,38- 8,02.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Badan hariannya yaitu 0,14 kg, BK sebesar 1,53 kg dan PK sebesar 11 kg.
memandikan kambing
5.2. Saran
PRAKTIKUM
DOKUMENTASI
JURNAL
BAB V (BAB)
PENUTUP DAN SARAN (SUB BAB)
Gfhgjhdsjfhisdfisdjifjsljksjkffghjkshfushufihuhduhjdhasjdbjsbjsughbsjnjaad
jabdbjsbdanhhduahnsknandjaaaaaaaaudab (ISI)
5.2. Saran