Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Fisika termasuk mata pelajaran yang dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata
pelajaran tersendiri. Karena mata pelajaran Fisika selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, juga
sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam
kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi pada kenyataanya dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan ada sebagian
siswa cenderung pasif dan menunggu temannya untuk mengerjakan tugas. Beberapa siswa bahkan tidak
mengerjakan tugas dengan alasan merasa kesulitan. Dalam diskusi kelompok siswa cenderung diam, tidak aktif
dan individualis hal ini menunjukkan aktivitas belajar siswa masih rendah sekitar (41,19 % ) siswa dari jumlah
keseluruhan 28 siswa masih terlihat kurang aktif. Siswa yang cerdas dan aktif masih mendominasi pada saat
pembelajaran Fisika.
Dan ini terliat juga dalam ketuntasan belajar ideal belum dapat diterapkan, nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran Fisika pada kelas XI IPA MAN 1 Indramayu Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah
70. Dari hasil Ulangan Harian I kelas XI IPA 1 menunjukan rata – rata nilai 75 dari jumlah keseluruhan 28 siswa,
dimana 9 siswa ( 32,14 %) yang tidak tuntas dan 19 siswa ( 67,85 %) tuntas. Dari data perolehan hasil belajar
siswa menunjukan bahwa masih rendah.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya
serap peserta didik. Begitu juga dalam mata pelajaran Fisika masih tampak rendahnya kualitas pembelajaran
peserta didik terlihat dari hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih memprihatinkan. Prestasi ini tentunya
merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi
peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu ( belajar untuk belajar) dalam arti yang lebih
substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses
berpikirnya.
Jika kita menginginkan kualitas pembelajaran yang kita harapkan tentunya ada upaya untuk
meningkatkannya. Pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan kualitas belajar
peserta didik. Maka hendaknya guru mengadakan perubahan yang inovatif dalam pembelajarannya. Kegiatan
pembelajaran hendaknya dikemas dan dikembangkan dengan menjadikan peserta didik aktif dan kreatif.
Proses pembelajaran yang berhasil memerlukan model pembelajaran tertentu sesuai dengan karakteristik
tujuan mata pelajaran, peserta didik, materi, dan sumber daya sehingga diperlukan suatu model pembelajaran
yang tepat dan efektif dalam pembelajaran. Tentunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
diharapkan dapat memberikan pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Dalam penyampaian materi usaha dan energi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
diharapkan akan memberikan pengalaman belajar pada peserta didik sehingga muncul keaktifan siswa dan akan
meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik itu sendiri tentunya akan berpengaruh terhadap hasil
belajarnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dirasakan tepat untuk digunakan dalam proses belajar
mengajar mata pelajaran Fisika pada materi usaha dan energi, dengan model pembelajaran tersebut setidaknya
peserta didik akan mencoba memahami sendiri konsep usaha dan energi sehingga akan membekas dalam
ingatan mereka. Dengan harapan akan muncul motivasi dari diri peserta didik untuk berperan aktif mengkaji
serta menganalisis tentang konsep usaha dan energi, sehingga merekapun mampu untuk mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari – hari.
Dengan bekerja sama dalam memahami apa yang dikaji kecil kemungkinan akan terjadi kesalahan
konsep, dan tentunya tidak terlepas juga dari peran serta guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw ini memberikan penguatan akan apa yang sudah didiskusikan dan dipahami oleh peserta didik.
Semoga dengan ini akan menguatkan pemahaman peserta didik dan ini akan memberikan dampak yang baik
bagi peningkatan aktivitas serta hasil belajarnya.
Berdasarkan beberapa deskripsi di atas, peneliti tertarik untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan harapan akan menambah pemahaman peserta didik.
Model pembelajaran seperti ini diharapkan akan memberikan kemandirian dan tanggung jawab pada diri peserta
didik, sehingga mereka aktif dalam belajar dengan demikian akan terlihat potensi yang muncul dari masing-
masing siswa. Terutama untuk mata pelajaran Fisika yang dirasakan sulit oleh siswa.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ”
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Materi Usaha dan Energi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Siswa Kelas XI IPA1 ”. Untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
fisika, terutama pada materi usaha dan energi.

Anda mungkin juga menyukai