Anda di halaman 1dari 8

TUGAS GENESA MINERAL DAN BATUBARA

LINGKUNGAN PEMBENTUKAN MINERAL

ZULQAIDAH
09320190073
C2

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
LINGKUNGAN PEMBENTUKAN MINERAL

A. Mineral
Mineral merupakan padatan senyawa kimia homogeny, non-organik,
yang mempunyai bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara
alami.
Sedangkan para ahli mengemukakan beberapa pengertian mengenai
mineral yakni :
 L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas
tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
 D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
 A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat
tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

B. PEMBENTUKAN MINERAL
1. Lingkungan Mineral
Lingkungan magmatik dikarakteristi oleh temperatur tinggi hingga
mneengah dan tekanan dengan variasinya cukup lebar. Mineral yang
terbentuk berhubungan dengan aktivitas magma yaitu cairan silikat panas
yang menjadi bahan induk batuan beku.
a. Batuan Beku
Mineralogi batuan beku cukup sederhana hanya 7 mineral atau
grup mineral yang umumnya terdapat dalam jumlah banyak di
dalam batuan beku yaitu kuarsa, feldspar, felsparthoid, hornblende,
biotit dan olivine serta dapat diklasifikasikan sebagai mineral pembentuk
utama (essential constituens). Beberapa mineral lain terdapat dalam
jumlah kecil, antara lain magnetit, ilment dan apatit dan diklasifiksikan
sebagai pembentuk (accessory constituens).
Mineral – mineral batuan beku baik utama maupun tambahan juga
sebagai leucocratic (batuan terang) dan melanocratic (batuan gelap).
Penggolongan ini juga dapat merupakan penggolongan secara kimia,
memisahkan kuarsa dan sodium, potassium serta kalsium aluminosilikat
dan mineral–mineral ferromagnesian (piroksen, hornblende, biotit, dan
olivine).
Pengaruh lingkungan geologi terhadap batuan akan terefleksi pada
ukuran butiran mineralnya. Mineral pada batuan tipe vulkanik berbutir
halus karena melalui proses pendinginan yang cepat kadang terdapat
mineral butiran agak kasar disebut fenokris. Pada batuan plutonik mineral
berbutiran kasar, karena pendinginan yang perlahan sehingga memberikan
kesempatan kristal tumbuh besar.
b. Pegmatit dan urat hidrotermal
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma.
Sebagian kristalisasi magmatik awal dan tekanan di sekeliling
magma,maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos
batuansekeliling sebagai dike, sill, stokework.
Proses kristalisasi fraksional pada magma akan membentuk suatu
cairansisa berupa cairan silikat. Cairan ini tidak selalu cai karena adanya
konsentrasi volati. Bila tekanan volatile mencukupi akan menyebabkan
cairan terinjeksi di sepanjang permukaan lemah pada batuan sekeliling
yang mungkin merupakan bagian dari batuan beku intrusi yang sama.
Dengan jalan inilah pegmatite dan vein hidrotermal terbentuk.
Pegmatite dijumpai berasosiasi dengan batuan-batuan plutonik
(umumyagranit). Pegmatite-pegmatite granit umumnya terdiri dari kuarsa
dan alkalifeldspar, dan sedikit muskovit dan biotit. Pegmatit mempunyai
tekstur besar butir kasar dan biasanya berbentuk tabular atau pipa.
c. Endapan hidrotermal
Endapan hidrotermal merupakan pengembangan pegmatik dan
terbentukdari larutan yang lebih dingin dan encer. Ciri khas endapan
hidrotermal adalah urat-urat (vein) yang mengandung sulfida, yang
terbentuk karena pengisian rekan atau celah  celah pada batuan semula.
Namun banyak juga yang berupa suatu massa tak teratur, yang telah
mengganti sebagianatau seluruhnya. Secara luas, endapan hidrotermal
dibagi menjadi 3 tipe :
1. Endapan hipotermal terbentuk antara 300- 500
2. Endapan mesotermal terbentuk antara 200- 300
3. Endapan epitermal terbentuk antara 50- 200
Endapan hipotermal dicirikan oleh mineral kasiterit, skhelit, wolframit,
danmolidenit. Kuarsa adalah geng utama yang diikuti pula oleh turmalin,
topas,dan mineral silikat lainnya.
Endapan mesotermal, mineral yang mencirikannya adalah mineral
sulfide (pirit, markasit, galena, sfalerit, khlakosit, bornit, enargit,
tetrahedrit, uratkuarsa mengandung emas yang merupakan endapan
penting.
Endapan epitermal, dicirikan oleh mineral stibirit, sinobar, perak
native,sulfide perak, atau argenit, emas native, dan mineral- mineral emas
lainseperti krenerit, kalaverit, dan silvanit, yang berturut- berturut
menghasilkanantimon, air raksa, perak, dan emas mineral gengnya adalah
kuarsa, opal,kalsit, aragonite, dolomt, fluorit, dan barit.
d. Endapanair panas dan mufarol
Larutan hidrothemal kadang kala dapt permukaan dan muncul sebagai
air panas. Pada umumya larutan-larutan mempunyai kadar mineral
yangrendah. Mineral yang sering terdapat di sekeliling air panas adalah
silica danopalin. Namun kadang- kadang dapat dijumpai pada sejumlah
kecil sulfida- sulfida.
Endapan Fumarol yang terpenting adalah endapan yang tedapat
padagunung api yang masih aktif, dengan gas-gas panas yang sangat aktif
mengendapkan mineral-mineral seperti sulfur dan mineral- mineral
lainseperti magnetit, molibdenit, realgan, galena dan sfalerit.
2. Lingkungan Sedimen
a. Resistat
Merupakan endapan yang tersusun atas mineral yang tahan terhadap
pelapukan, sehingga tidak mengalami perubahan. Salah satu mineral yang
dikenal paling tahan terhadap pelapukan adalah Kuarsa [SiO2]. Kadar
silika dalam sedimen-sedimen resistat dapat mencapai 90%, sehingga
sangat cocok untuk digunakan sebagai sumber dalam perindustrian.
Mineral-mineral lainnya yang tahan terhadap pelapukan
adalah Zirkon [ZrSiO4], Andalusit [Al2SiO5], Topaz [Al2SiO4(OH,F)2].
Endapan resistat disebut juga sebagai "placer deposit" karena bernilai
ekonomi.
b. Hidrosalit
Terbentuk dari mineral-mineral silikat yang mengalami proses
dekomposisi kimia. Mineral yang paling umum terdapat di endapan ini
adalah mineral lempung, berupa aluminosilikat hidrat yang bertekstur
filosilikat dengan ukuran butir yang sangat halus.
Di daerah tropis, tempat dimana perbedaan basah dan kering sangat
kontras, proses pelapukan akan terjadi lebih baik, dan dapat menghasilkan
endapan aluminosilikat yang sangat bagus. Yaitu, dengan hilangnya
kandungan silika, dan meninggalkan residu berupa oksida alumunium
hidrat, seperti Gibsit [Al(OH)3]. Residu ini dikenal dengan "endapan
bauksit", merupakan endapan komersial yang menghasilkan bijih
alumunium.
c. Oksidat
Merupakan endapan hidroksida feri, yang merupakan hasil oksidasi
senyawa besi dalam suatu larutan, dan mengendap. Contohnya
adalah Gutit [HFeO2] yang memberikan warna coklat,
dan Hematit [Fe2O3] yang memberikan warna merah. Bila kedua mineral
ini terdapat dalam jumlah yang besar, maka dapat menjadi sangat bernilai
karena bijih besinya.
Mineral lainnya yang terdapat pada endapan oksidat adalah mangan.
Contohnya adalah Manganit [MnO(OH)] dan Psilomelane [(Ba,H2O)2Mn
5O10], yang sebagian besar tersusun atas MnO2.
d. Reduzat
Terbentuk karena proses reduksi, dikarenakan tempat terbentuknya
yang terisolir dari atmosfer, sehingga kekurangan oksigen. Endapan
jenis ini jarang sekali dijumpai.
Di laut, biasanya endapan ini terdapat pada daerah palung. Dengan
kondisi yang tenang, pengendapan material-material organik, akan
menyebabkan berkurangnya oksigen, dan terbentuk H2S. Contoh mineral
yang terbentuk adalah Pirit (pada keadaan asam), dan Markasit (pada
keadaan yang lebih asam).
Di darat, pengendapan dari bahan rombakan tumbuhan-tumbuhan
akhirnya akan berubah menjadi lapisan-lapisan batubara. Dengan keadaan
reduksi yang tinggi, memungkinkan terjadinya pengendapan karbonat fero
berupa Siderit, yang dapat digunakan menjadi deposit bijih besi.
Mineral lain yang terbentuk dalam suasana reduksi adalah Sulfur [Cu],
yang biasanya dijumpai berasosiasi dengan kubah garam dan minyak
bumi.
e. Presipitat
Endapan ini berhubungan dengan berbagai aktivitas organisme yang
mensekresi gamping, maka dari itu tempat yang paling baik bagi
pengendapan jenis ini (karbonatan) adalah di bawah laut.
Bentuk kalsium karbonat yang paling stabil adalah Kalsit, namun dapat
juga terbentuk Aragonit. Araganit dapat berubah menjadi kalsit, ataupun
tetap menjadi aragonit, hal itu dapat terjadi apabila strukturnya berubah
menjadi lebih stabil, karena kandungan ion-ion asing. Selain itu, kalsit dan
aragonit dapat diendapkan di lingkungan terestrial, seperti di dalam gua
batugamping, yang di sekelilingnya terdapat mata air yang jenuh akan
kandungan CaCO3.
Salah satu presipitat laut yang jarang ditemukan, namun sangat bernilai
dari segi ekonomi adalah Fosforit yang digunakan sebagai sumber pupuk
fosfat.Seperti yang kita ketahui, air laut di bagian dasar samudera sangat
jenuh oleh fosfat kalsium, dan karena terjadi perubahan pada kondisi fisik-
kimianya, walaupun hanya sedikit akan menyebabkan fosforit
terpresipitasi. Bila sedimentasi dari bahan-bahan lainnya lebih sedikit,
maka akan terbentuk lapisan fosforit yang lebih murni.
f. Evaporit
Proses penting dalam pembentukan sedimen evaporit
adalah penguapan. Endapan ini mempunyai fungsi khusus, yaitu untuk
menginterpretasi sejarah geologi daerah itu, sebagai indikator untuk
keadaan yang kering. Berdasarkan asal mula pengendapannya, sedimen
evaporit dibagi menjadi 2, yaitu:
 Endapan evaporit marin terbentuk di laut yang disebabkan oleh air
laut yang menguap. Apabila air laut menguap pada keadaan yang
alami, maka yang pertama kali akan mengendap adalah kalsium
karbonat, diikuti oleh dolomit. Dengan berlanjutnya evaporasi,
terendapkanlah kalsium sulfat, yang dapat berupa gipsum, yang
bergantung kepada temperatur dan salinitas air laut, dan pada giliran
berikutnya akan terbentuk halit. Kebanyakan endapan evaporit terdiri
atas kalsium karbonat, namun pada keadaan tertentu dapat juga
terendapkan garam kalsium dan magnesium.
 Endapan evaporit non marin relatif jarang ditemui, atau sangat
terbatas, baik dalam penyebarannya maupun besarnya, tetapi sangat
penting dalam arti ekonomi, karena endapan ini menghasilkan
senyawa Boron [B] dan Yodium [I]. Endapan ini terbentuk di darat
karena menguapnya suatu danau garam. Disamping kedua senyawa
tadi, terkandung pula nitrat-nitrat, sejumlah garam kalsium, bromida,
dan gipsum.
3. Lingkungan
a. Metamorfisme kontak
Metamorfisme kontak atau kerap disebut sebagai metamorfise termal
adalah proses perubahan batuan induk menjadi batuan metamorf yang
disebabkan oleh kontak dengan magma yang menyebabkan perubahan
suhu. Batuan yang berbeda-beda memiliki respon yang berbeda pula
terhadap proses metamorfisme kontak ini. Ada batuan yang langsung
berubah menjadi batuan lain, ada pula batuan yang perlu waktu yang lebih
lama. Selain itu, jarak dari batu tersebut dengan dapur magma atau intrusi
magma juga berpengaruh. Semakin dekat maka derajat metamorfisme nya
pun akan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena gradien temperatur nya pun
menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
b. Metamorfisme Regional
Metamorfisme regional, atau kerap dikenal juga sebagai metamorfisme
dinamik adalah proses dimana batuan induk mengalami perubahan karena
tertimbun dibawah permukaan bumi Metamorfisme ini disebut sebagai
metamorfisme regional karena umumnya terjadi di wilayah yang luas dan
secara massif Penimbunan ini menyebabkan batuan tersebut mendapatkan
tekanan yang tinggi dari material penimbunnya serta suhu yang tinggi pula
karena ada efek gradien temperatur bumi. Sebagian besar bagian bawah
kerak benua merupakan batuan metamorf yang mengalami metamorfisme
regional dan efek metamorfisme kontak pula pada saluran-saluran magma
dekat gunung berapi. Metamorfosa regional ini cenderung memperkeras
batuan dan menyebabkan terbentuknya tekstur foliasi mineral-mineral
pada batuan yang terpengaruh. Ciri utama dari batuan metamorf regional
adalah tidak adanya fosil pada batuan-batuan ini. Hal ini terjadi karena
fosil yang ada sudah dihancurkan dan dilebur oleh proses metamorfisme
yang ada pada batuan induk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai