Data Fisikokimia
Pemerian: Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.
Kelarutan: Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1
N; mudah larut dalam etanol
(Depkes RI, 2014 : 985)
Titik lebur : 168°-172°C
pH : 5,3-6,5
pKa: 9,5 pada 25°C
Stabilitas: Dalam keadaan kering parasetamol murni stabil pada suhu
sampai 45o C. Jika produk hidrolisis parasetamol, p-aminofenol hadir
sebagai kontaminan atau sebagai akibat dari paparan kondisi lembab,
p-aminofenol dapat menurunkan oksidasi untuk quinonimine dan
produk berwarna pink, coklat, dan hitam. Parasetamol relatif stabil
terhadap oksidasi. Parasetamol menyerap jumlah signifikan dari
kelembaban pada suhu 25o C di kelembaban relatif sampai sekitar 90%.
Inkompatibilitas: Tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki
ikatan hidrogen.
(Lund, 1994 : 987-989)
Interaksi Obat: Penggunaan bersama alkohol dapat meningkatkan
risiko
kerusakan hati.
Indikasi: Meredakan nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi sesudah
pencabutan, nyeri otot, demam karena imunisasi
Dosis: Dosis Parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 gram per kali
dengan
maksimum 4 gram per hari; untuk anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali,
dengan maksimum 1,2 g/hari. Untuk anak 1-6 tahun: 60-120 mg/kali
dan bayi dibawah 1 tahun : 60 mg/kali; pada keduanya diberikan
maksimum 6 kali sehari.
(Ganiswara, et al, 1995 : 214)
Aturan pakai: Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali
sehari. Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.
(Ikatan Dokter Indonesia, 2015 : 159)
Efek samping: Reaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol jarang
terjadi. Manifestasinya berupa eritem atau urtikaria dan gejala yang
lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa.
Kontra indikasi: Pada penderita yang hipersensitif terhadap
parasetamol
dan penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
Perhatian:
- Bila rasa sakit bertahan lebih dari 5 hari, dan demam tidak menurun
selama 2 hari, atau bila ada kemerahan pada kulit, segera hubungi
dokter.
- Penggunaan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.
- Hati-hati pemberian parasetamol pada penderita penyakit ginjal.
- Penggunaan parasetamol pada penderita yang mengkonsumsi alkohol
dapat meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.
- Tidak dianjurkan penggunaan bersama dengan obat lain yang
mengandung parasetamol.
(Ganiswarna, et al, 1995 : 214)
Aturan Simpan: Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 2014 : 986)
Kategori Obat: Obat Bebas (Ikatan Dokter Indonesia, 2015 : 159)
V. Preformulasi Zat Tambahan
1. Laktosa (Rowe, et al, 2009 : 364-366)
Data Fisikokimia
Pemerian: Serbuk putih, mengalir bebas
Kelarutan: Mudah larut dalam air secara perlahan-lahan; praktis tidak
larut dalam etanol.
Titik didih: 201-202o C
Berat jenis: 1,545 g/cm3
Stabilitas: Pertumbuhan jamur dapat terjadi pada kondisi lembab.
Laktosa dapat berubah warna menjadi cokelat pada penyimpanan,
reaksi yang dipercepat oleh panas, kondisi kelembaban, dan kemurnian
laktosa. Laktosa harus disimpan dalam wadah tertutup baik, di tempat
yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas: Laktosa inkompatibel dengan asam amino,
amfetamin, dan lisinopril.
Kegunaan: Diluent (pengisi)
Data Fisikokimia
Pemerian: Serbuk berwarna putih/putih-krem, tidak berbau atau hampir
tidak berbau, bersifat higroskopis.
Kelarutan: Larut dalam asam, kloroform, etanol (95 %), keton,
metanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan
minyak mineral.
pH: 3,0-7,0
Titik leleh: 150o C
Stabilitas: Polyvinylpyrrolidone menggelap pada pemanasan suhu 150o
C dengan penurunan kelarutan dalam air. Larutan air rentan terhadap
pertumbuhan jamur dan akibatnya membutuhkan penambahan
pengawet yang cocok. Polyvinylpyrrolidone dapat disimpan dalam
kondisi biasa tanpa menyebabkan dekomposisi atau degradasi. Namun
karena polyvinylpyrrolidone merupakan serbuk higroskopis maka
harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan
kering.
Inkompatibilitas: Polyvinylpyrrolidone dapat bercampur dalam larutan
garam anorganik, resin alami dan sintetis, dan bahan kimia lainnya.
Membentuk adducts molekul dalam larutan dengan sulfathiazole,
natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin, dan senyawa lain.
Efikasi beberapa pengawet, misalnya thimerosal dapat terpengaruh
dengan pembentukan kompleks dengan polyvinylpyrrolidone.
Kegunaan: Bahan pengikat, bahan pengisi, bahan penyalut tablet.
Konsentrasi: 0,5-5 % (sebagai bahan pengikat)
Data Fisikokimia:
Pemerian: Serbuk berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan: Praktis tidak larut di etanol dingin (96%) dan di dalam air
dingin. Amylum mengembang pada air dengan konsentrasi 5-10%
pada suhu 37o C. Amylum dapat menjadi larut dalam air panas pada
suhu di atas suhu gelatinasi. Amylum praktis larut di dimetilsulfoxide
dan dimetilformamida.
pH: 4,0-8,0
Stabilitas: Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban yang
tinggi. Pati secara kimia dan mikrobiologi, inert dalam kondisi
penyimpanan normal. Pati dalam bentuk larutan atau pasta tidak stabil
secara fisik dan mudah di metabolisme oleh mikroorganisme. Harus
disapkan yang baru bila digunakan untuk granulasi basah. Pati harus
disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas: Pati tidak bercampur dengan zat pengoksidasi kuat
Kegunaan: Bahan penghancur
5. Magnesium Stearat (Rowe, et al, 2009 : 404-406)
Data Fisikokimia
Pemerian: Serbuk halus, putih dan voluminus, bau lemah khas, mudah
melekat di kulit, bebas dari butir-butiran.
Kelarutan: Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
Stabilitas: Stabil pada tempat yang kering dan tertutup rapat.
Inkompatibilitas: Tidak dapat bercampur dengan asam kuat, alkalis dan
garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
Magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin dan alkaloid garam
Penyimpanan: Disimpan ditempat yang sejuk dan kering
Kegunaan: Lubrikan
Fase Luar (8 %)
Magnesium Stearat (Lubrikan) 1%
Talk (Glidan) 2%
Amprotab 5%
Fase Luar (8 %)
Magnesium Stearat (Lubrikan) 1%
Talk (Glidan) 2%
Amprotab 5%
IX. Perhitungan dan Penimbangan
a. Formula 1
NO FASE DALAM (92%)
Kandungan Parasetamol/tablet = 100 mg
Bobot/tablet = 600 mg
Jumlah tablet yang akan dibuat = 300 tablet
NAMA ZAT 1 TABLET 300 TABLET
92 552 mg 165,6 gram
Total FD = x 600 mg = 552
100
mg
1. Parasetamol 100 mg 30 gram
2. PVP 30 mg 9 gram
= 5 % x 600 mg = 30 mg
3. Amprotab 60 mg 18 gram
= 10 % x 600 mg = 60 mg
4. Laktosa monohidrat = 552 362 mg 108,6 gram
mg – (100 mg + 30 mg + 60
mg) = 362 mg
Bobot granul teoritis = (30 g + 9 g + 18 g + 108,6 g) = 165,6 gram
Diperoleh bobot granul nyata = 161,06 gram (Kadar air 2,38 %)
Perhitungan Fase Dalam Tanpa Melibatkan Kadar Air
Bobot granul mengandung kadar air
= x Jumlah tablet yang dibuat
Bobot granul teoritis
161,06 gram
= x 300 = 291 tablet utuh
165,6 gram
Kandungan ZA/tablet adalah:
Bobot granul nyata 161,06 gram
= x Dosis ZA = x 30 gram
Bobot granul secara teoritis 165,6 gram
= 29,17 gram/300 tablet ~ 97,25 mg/tablet
b. Formula 2