Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Latar Belakang
Manusia dalam perspektif ruang lingkup suatu perusahaan adalah sumber
daya yang merupakan modal penting bagi perusahaan sekaligus berperan
sebagai ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam mencapai
tujuan perusahaan, SDM (Sumber Daya Manusia) adalah orang-orang yang
berperan dalam mengatur kelancaran dalam perkembangan perusahaan, menurut
Hamali (2016:2) menegaskan bahwa Sumber daya manusia merupakan suatu
kajian dalam pendekatan yang strategis terhadap suatu kemampuan, motivasi,
pengembangan serta manajemen terhadap sumber daya (mesin, teknologi,
bahan-bahan dan cakupan material lain dalam perusahaan). Dalam Undang-
undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 1 menjelaskan bahwa
dalam ruang lingkup perusahaan ada tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi
sesuatu usaha dan adanya tenaga kerja yang bekerja disana. Tenaga kerja inilah
yang diharapkan nantinya mampu memberikan kontribusi yang optimal sesuai
dari kompetensi yang mereka miliki tetapi juga dapat mengendalikan risiko
terhadap peralatan, lingkungan kerja serta proses produksi, sehingga dalam
aktifitas pekerjaan terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Dalam pengembangan sumber daya manusia, perusahaan memegang peranan
penting dalam mengatur dan mengelola sumber daya secara sistematis, terencana
dan efisien agar tujuan yang diharapkan dapat berjalan dengan baik.
Pabrik Gula merupakan sebuah industri berbasis pertanian dengan
menjadikan tebu sebagai bahan baku untuk menghasilkan gula. Pabrik gula
memiliki kegiatan produksi dan pemeliharaan. Adapun faktor-faktor risiko
bahaya diantaranya saat pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
merupakan bentuk perilaku tidak aman (Unsafe Action), Lingkungan sekitar
yang bising pada saat mesin-mesin produksi berjalan melebihi Nilai Ambang
Batas (NAB) dan kegiatan pemeliharaan peralatan-peralatan produksi yang tidak
mengikuti standar peraturan kerja atau SOP (Standard Operating Procedure)
dapat mengakibatkan Accident yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan
sehingga dalam ruang lingkup tempat kerjanya memiliki potensi bahaya yang
besar dibutuhkan sebuah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang tepat. (Rojabiansyah, Rusmiati, Hermiyanti, Winarko, Nurmayanti,
2020:2)
PT. Perkebunan Nusantara X PG. Gempolkerp berada di Desa
Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. PG Gempolkrep
didirikan pada tahun 1849 dengan nama “NV. CULTUUR MAATSCHAPPIL
GEMPOLKREP” yang setelah Indonesia merdeka telah diambil alih oleh
Pemerintah Indonesia sesuai dengan Undang-Undang No. 8 tahun 1958, tentang
Nasionalisasi Perusahaan Belanda. Dengan ruang lingkup pekerjaan di Pabrik
yang tergolong High Risk dapat diindikasi bahwa faktor bahaya sangat tinggi.
Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 2012 menyebutkan “Setiap
perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih
dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan
SMK3”. Pasal 1 dalam PP RI No. 50 tahun 2012 menjelaskan bahwa SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Kecelakaan kerja adalah sebuah peristiwa yang tidak terduga maupun
ada sebuah unsur kesengajaan. Kondisi dimana pekerja mengalami kecelakaan
baik saat melakukan pekerjaan maupun terjadi karena suatu pekerjaan (Ekasari,
2017). Hal inilah yang kemudian akan menimbulkan akibat dari kecelakaan
kerja yaitu: pekerja terluka, cacat bahkan meninggal, kehilangan jam kerja,
produktifitas menurun dan kerugian secara materi hingga finansial (Indrayani,
Sulianti:2014).
Penerapan SMK3 pada PP RI No. 50 tahun 2012 inilah yang menjadi
acuan untuk meningkatkan keefektifitasan perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja secara sistematis, terukur dan terintegrasi, serta mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur-unsur dari manajemen, tenaga kerja. Menciptakan tempat kerja yang
aman, nyaman sehingga produktivitas pada perusahan berjalan efisien dengan
mempertimbangkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai dengan norma UU
No. 1 tahun 1970 sesuai paragraph pertama.

Anda mungkin juga menyukai