Anda di halaman 1dari 4

Rencana Pembangungan Jangka Menengah Desa Partisipatif

(RPJMDes Partisipatif)
Sebuah Proses Untuk Menuju Desa Mandiri

Diusulkan oleh: Yayasan Pusaka Uwelutu (YASALU)


Jl. Hanusu, No 03 tlp. 0450-22213 Kelurahan Masigi kecamatan Parigi
Kabupaten Parigi Moutong, Prop.Sulawesi Tengah
E-mail: pakaroso@yahoo.co.id
www. Yasalu-parigi.org

Pendahuluan

Proses perencanaan pembangunan desa yang dilakukan selama ini seringkali tidak berdasarkan pada
hasil partisipasi masyarakat secara utuh. Rencana Pembangunan Desa kebanyakan hanya dibuat oleh
satu dua orang dan digunakan untuk memperoleh Alokasi Dana Desa di daerah. Proses perencanaan
partisipatif untuk membangun kapasitas dan kemandirian masyarakat desa dalam merencanakan dan
mengelola potensi sumberdaya desa umumnya tidak dilakukan.

Perencanaan pembangunan desa yang dibangun secara sistematis dan partisipatif sesuai dengan potensi
desa merupakan proses yang sangat penting untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
menentukan dan mewujudkan prioritas pembangunan desa mereka. Pada kenyataannya kapasitas ini
masih sangat kurang. Yang ada seringkali adalah perasaan tidak berdaya dan ketergantungan
masyarakat pada pihak luar untuk memecahkan masalah pembangunan di desa mereka.

YASALU (Yasayasan Pusaka Uwelutu) melalui Program SUSCLAM (Sustainable Coastal and Livelihoods
Management)1 berupaya merubah kondisi ini dengan memulai inisiatif pendampingan masyarakat di
Desa Ogotion dan Sasusu Peore (Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah) dalam menyusun dan
melaksanakan perencanaan desa yang disusun secara partisipatif dan transparan, berwawasan gender,
dan berdasarkan pada potensi desa. Yang tak kalah pentingnnya, perencanaan desa yang disusun juga
mengacu pada format resmi pemerintah untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDes). Dengan demikian perencanaan desa yang disusun dapat menjadi dokumen resmi
pemerintah desa yang ditunjang oleh payung legalitas yang jelas dan merupakan bagian integral dari
sistem perencanaan pembangunan di Indonesia.

Inisiatif program dimulai akhir tahun 2007 dan masih berlangsung hingga sekarang. Penyusunan
RPJMDes dimulai dengan proses penyadaran pada masyarakat bahwa mereka memiliki kemampuan
untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan desa mereka; dan sumberdaya di desa mereka harus
dikelola secara berkelanjutan untuk kelangsungan penghidupan dan masa depan mereka dan anak-cucu.
Proses penyadaran dilakukan terus menerus, bersamaan dengan tahapan kegiatan berikutnya, antara
lain:
1
Program SUSCLAM atau Program Teluk Tomini adalah program bantuan dana hibah dari pemerintah Kanada melalui CIDA
(Canadian International Development Agency) yang dilaksanakan oleh IUCN – ARO (International Union for Conservation of
Nature and Natural Resources) Kantor Regional Asia bekerjasama dengan mitra di Kanada dan Indonesia. Program SUSCLAM
bertujuan membantu para pihak di Teluk Tomini dalam meningkatkan pengelolaan sumberdaya pesisir teluk secara lestari
sehingga dapat memberikan manfaat pada masyarakat, laki-laki dan perempuan, secara berkelanjutan.
1
1. Pelatihan metode PRA kepada masyarakat (laki-laki dan perempuan).
2. Pembentukan Tim PRA (anggota laki-laki dan perempuan).
3. Pengumpulan data potensi dan permasalahan desa melalui berbagai metode seperti Participatory
Rural Apraisal (PRA) yang berwawasan gender, survey, dll.
4. Analisa data sebagai dasar penyusunan Rencana Desa Partisipatif.
5. Pembentukan Tim Perencanaan Desa (anggota laki-laki dan perempuan).
6. Pelatihan metode perencanaan kepada Tim Perencanaan Desa.
7. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJMDes) secara partisipatif
berdasarkan hasil analisa data.
8. Verifikasi dan legitimasi RPJMDes oleh berbagai golongan di masyarakat (laki-laki dan perempuan)
melalui berbagai pertemuan kampung.
9. Penggalangan sumberdaya untuk melaksanakan program prioritas RPJMDes (missal: melalui
pertemuan dengan pemerintah kecamatan, kabupaten, musrembang, DPRD, dll.).
10. Verifikasi data masyarakat miskin yang menjadi sasaran utama program. Kriteria masyarakat miskin
dibangun sendiri oleh masyarakat berdasarkan karakteristik social lokal.
11. Pelaksanaan program-program prioritas RPJMDes dengan sasaran utama masyarakat miskin.

RPJMDes desa Sausu Peore dan Ogotion telah dirampungkan pada awal 2009, dan saat ini masyarakat
desa giat melaksanakan program-program prioritas RPJMdes. Inisiatif penyusunan dan pelaksanaan
RPJMDes di desa Sausu Peore dan Ogotion dapat disebut Praktek Cerdas karena alasan-alasan berikut:

Innovatif

RPJMDes Partisipatif merupakan ide lama dengan inisiatif yang baru. Disebut ide lama, karena
Perencanaan Desa sudah dianjurkan sejak lama di seluruh Indonesia (Peraturan Pemerintah No. 72 Th.
2005 tentang desa dan Permendagri no.66 tahun 2007 tentang perencanaan pembangunan desa).
Namun anjuran ini tidak pernah di implementasikan dengan baik, partisipatif, dan transparan.
Perencanaan desa yang selama ini dibuat tidak didasari pada cita-cita dan aspirasi masyarakat dalam
mewujudkan kesejahteraan desa dan anggota masyarakatnya. RPJMDes Partisipatif dapat dikatakan
sebagai inisiatif baru, karena dalam penyusunannya ia melibatkan: 1) stakeholder desa dari semua
lapisan masyarakat (pemerintah desa, masyarakat kaya, miskin, laki-laki,perempuan) 2) data dihimpun
dari partisipasi masyarakat, laki-laki dan perempuan, dan dianalisa dengan menggunakan ukuran-ukuran
lokal yang telah disepakati bersama oleh masyarakat, dan 3) RPJMDes ditetapkan dan dilegitimasi oleh
masyarakat dan pemerintah desa dengan legalitas PERDES (Peraturan Desa).

Partisipatif

RPJMDes ini disebut RPJMDes Partisipatif, karena seluruh tahapan proses dalam penyusunan
dokumen in dilakukan secara partisipatif dan transparan dengan melibatkan seluruh stakeholder desa
(laki-laki dan perempuan). Sebelum di sahkan menjadi PERDES, draft RPJMDes di konsultasikan kembali
dengan masyarakat, kemudian di verifikasi dan dilegitimasi oleh masyarakat desa melalui berbagai
pertemuan tingkat dusun dan tingkat kampung.

Berlanjut

2
RPJMDes Partisipatif berlanjut karena:

i) Periode pelaksanaan program-program RPJMDes adalah 5 tahun (2009-2013)


ii) Kualitas RPJMDes Partisipatif mendapat pengakuan resmi dari pemerintah di atasnya (Pemda dan
legislatif di Kabupaten) karena RPJMDes dimandatkan oleh Peraturan Pemerintah. Dengan
demikian, program-program prioritas RPJMDes desa Sausu Peore dan Ogotion selain mendapat
dukungan politik Pemda juga mendapat dukungan dana Pemda.
iii) RPJMDes dijadikan sebagai syarat untuk memperoleh Alokasi Dana Desa (ADD) tahunan di desa-
desa di Parigi Moutong. Oleh karena itu, kebutuhan untuk penyusunan RPJMDes partisipatif akan
terus berlanjut.
iv) RPJMDes disusun oleh tim desa yang telah dibekali dengan penguatan kapasitas metodologi PRA
dan perencanaan desa partisipatif, sehingga mereka tetap bisa membuat/merevisi RPJMDes pada
periode berikutnya secara mandiri.
v) Program-program RPJMDes yang disusun masyarakat termasuk juga program yang akan dibiayai
secara mandiri oleh masyarakat (swadaya).

Akuntabel

RPJMDes Partisipatif menganut pada prinsip akuntabilitas, karena semua proses dapat dipertanggung
jawabkan: mulai dari penggalian ide-ide program, pengumpulan dan analisa data dan informasi, dan
penetapannya menjadi program RPJMDes dilakukan secara partisipatif bersama anggota masyarakat
baik laki-laki dan perempuan. Hasil RPJMDes Partisipatif kemudian disosialisasikan kembali kepada
masyarakat desa untuk diverifikasi dan setujui bersama. RPJMDes ini kemudian disosialisasikan juga
kepada pemerintah kecamatan dan kabupaten.

Berpihak pada Masyarakat Miskin dan Berkeadilan Gender

Meskipun RPJMDes disusun oleh sebuah tim desa (dengan anggota masyarakat desa, laki-laki dan
perempuan), proses penyusunan dan penetapan RPJMDes melibatkan konsultasi intensif dengan
seluruh lembaga desa dan anggota masyarakat (laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, dll) tanpa
memandang golongan. Data yang digunakan dalam RPJMDes termasuk peran gender (sex-disagregated
data) dan data kriteria kemiskinan desa yang dibuat dan ditetapkan oleh masyarakat desa. Program-
program RPJMDes mencakup program yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa. Sasaran utama program-program RPJMDes adalah masyarakat miskin yang penetapan kriteria
kemiskinannya ditetapkan sendiri oleh masyarakat desa.

Dampak Nyata

Dampak nyata RPJMDes partisipatif:

(i) Mampu menyatukan kelompok-kelompok masyarakat dari berbagai golongan dan gender dalam
satu cita-cita bersama, untuk membangun masa depan desa dan masyarakatnya yang lebih
sejahtera.
(ii) Perubahan perilaku pemerintah dan masyarakat desa, dimana pemerintah dan lembaga-lembaga
desa memiliki semangat dan komitmen yang lebih kuat dalam mengawal pembangunan desa.
(iii) Masyarakat desa mampu mengidentifikasi program-program prioritas yang dapat dilaksanakan
secara mandiri.

3
(iv) Dukungan kuat (politik dan dana) dari stakeholder pemerintah kecamatan dan kabupaten untuk
berperan dalam implementasi program-program prioritas RPJMDes.
(v) RPJMDes dapat menjadi benteng perencanaan terdepan yang bisa mengkoordinasi dan
mengintegrasikan berbagai program-program pembangunan yang akan masuk dan dilaksanakan di
desa.
(vi) Terbangunnya rasa percaya diri dan semangat kebersamaan masyarkat desa untuk secara bersama-
sama (aksi kolektif) mewujudkan pembangunan desa.
(vii) Melalui proses penyusunan dan penetapan RPJMDes, terbangun koordinasi dan pembagian peran
lembaga-lembaga desa (e.g., Pemdes/ Pemerintah Desa, BPD/Badan Perwakilan Desa, lebaga adat,
PKK/ Program Kesejahteraan Keluarga), untuk menjalankan peran dan tugas sesuai fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai