Abstract
The purpose of this study was to describe the learning outcome of students at study of
Sciences of the properties of objects by using the inquiry method in class IV primary
school 09 Sujah, of Bengkayang Regency, and as motivation for teachers to correct any
deficiencies (self reformation), making teachers professional and responsible. Data
analysis was carried out by following the flow of data analysis including data collection,
data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the implementation of
the settlement act of learning problems with using the inquiry method in each cycle
always has risen in the first cycle an average of 68.57 with a value of classical learning
completeness in classical 60.71% and the second cycle the average value in the classical
81.79 with the classical learning completeness 96.42%. Improving student learning
outcomes from the first cycle to the second cycle is 35.71%.
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan digunakan menyebabkan peserta didik bersikap
agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, pasif.
konsep, prinsip, proses penemuan, serta Kejenuhan atau ketidakaktifan siswa
memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat dikarenakan kurangnya inovatif seorang guru
bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam dalam mengelola proses belajar mengajar,
sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada proses belajar mengajar yang dilakukan guru
pemberian pengalaman langsung untuk mencari hanya bersifat konvensional seperti ceramah
tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan penugasan saja. Padahal dalam proses
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. pembelajaran IPA, keaktifan siswa merupakan
Seorang guru dituntut untuk memiliki bagian terpenting untuk membentuk peserta
kemampuan dan kreativitas yang cukup agar didik sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA.
pembelajaran dapat terselenggara secara efektif Saat siswa melakukan percobaan dalam
dan efisien. Salah satu aspek kemampuan yang proses pembelajaran, terkadang guru tidak
harus dimiliki oleh seorang guru adalah tentang memperhatikan dan menjelaskan secara rinci
pemahaman dan penguasaan terhadap langkah-langkah yang dilakukan siswa secara
pendekatan dan strategi pembelajaran. jelas untuk melakukan percobaan yang
Berdasarkan hasil refleksi guru pada hasil membuat banyak siswa belum mengerti apa
pembelajaran IPA materi sifat benda, rata-rata yang mereka kerjakan sehingga tujuan
hasil belajar yang diperoleh siswa untuk mata pembelajaran yang diinginkan tidak tercapai.
pelajaran ilmu pengetahuan alam masih rendah Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang
atau kurang optimal, yaitu sebesar 53,00 belum berpusat pada siswa dan dapat mengembangkan
mencapai Kriteria Ketuntatasan Minimal kompetensi dasar siswa dengan latihan
(KKM) yaitu 65,00. Dalam kegiatan keterampilan proses.
pembelajaran, metode ceramah yang biasa Penggunaan metode inkuiri diharapkan
dapat membantu anak dalam mengembangkan
1
cara-cara memahami dunia sekitar mereka. tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah
Anak juga dapat menghubungkan konsep- ditetapkan”.
konsep yang diperoleh dari pengalaman yang Belajar adalah sebuah proses perubahan
dialaminya. Untuk itu diupayakan penggunaan perilaku tetap dari tidak tahu menjadi tahu, dari
metode inkuiri agar dapat meningkatkan hasil tidak bisa menjadi bisa, serta bermanfaat bagi
belaja siswa kelas IV. lingkungan maupun individu itu sendiri.
Metode inkuiri merupakan metode yang Menurut Sri Anitah (2007:2.19) “Hasil belajar
menekankan kepada aktivitas peserta didik merupakan akumulasi dari suatu proses yang
secara maksimal untuk mencari dan telah dilakukan dalam belajar”. Sedangkan
menemukan, artinya inkuiri menempatkan menurut Agus Suprijono (2013:5) hasil belajar
peserta didik sebagai subjek belajar (Wina adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
Sanjaya, 2013: 196). Metode ini menekankan pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi-
pada proses penyelidikan berbasis pada upaya apresiasi dan keterampilan.
menjawab pertanyaan. Proses yang dilakukan Menurut Oemar Hamalik (2008:32) belajar
mencakup pengumpulan informasi, yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-
membangun pengetahuan, dan mengembangkan faktor kondisional sebagai berikut, a) Faktor
pemahaman yang mendalam tentang sesuatu kegiatan, penggunaan dan ulangan; b)Belajar
yang diselidiki (Ridwan Abdullah Sani, 2014: memerlukan latihan; c) Belajar siswa lebih
89). berhasil; d) Siswa yang belajar perlu
Metode inkuiri memiliki beberapa prinsip mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam
yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu : belajarnya; e) Faktor asosiasi besar manfaatnya
a) Berorientasi pada pengembangan intelektual; dalam belajar; f) Pengalaman masa lampau dan
b) Prinsip interaksi; c) Prinsip bertanya; pengertian-pengertian yang dimiliki siswa; g)
d)Prinsip belajar untuk berpikir. Langkah- Faktor kesiapan belajar; h) Faktor minat dan
langkah proses penggunaan metode inkuiri usaha; i) Faktor-faktor fisiologis; j) Faktor
sebagai berikut, orientasi, merumuskan intelegensi. Menurut Bloom (dalam Sri Anitah,
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan 2007: 2.19) gambaran hasil belajar mencakup
data, menguji hipotesis, dan merumuskan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
kesimpulan.
Menurut Nash yang dikutip oleh METODE
Samatowo (2006:2) menyatakan “IPA adalah Metode yang digunakan dalam penelitian
suatu cara atau metode untuk mengamati alam”. ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
Samatowo (2006:2) menyatakan bahwa IPA menurut Hadari Nawawi (2015:63) adalah,
membahas tentang gejala-gejala alam yang “Prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
disusun secara sistematis yang didasarkan dengan menggambarkan atau melukiskan
berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan keadaan subjek atau objek penelitian
yang dilakukan oleh manusia. Dengan kata lain (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain)
IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh pada saat sekarang berdasarkan faktor-faktor
para saintis dalam memperoleh pengetahuan yang tampak atau sebagaimana mestinya”.
dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Bentuk penelitian ini dilakukan dengan
Pembelajaran sains atau IPA menurut menggunakan penelitian tindakan kelas.
Muslichach (2006:37) yaitu “yang menjadi Penelitian tindakan kelas atau Clasroom Action
fokus dalam pembelajaran sains adalah adanya Research adalah penelitian yang dilakukan
interaksi antara siswa dengan obyek atau alam oleh guru di kelas atau di sekolah tempat
secara langsung”. Asih Widi Wisudawati dan mengajar, dengan penekanan pada
Eka Sulistyowati (2014:26) mengatakan bahwa penyempurnaan atau peningkatan praktik dan
“Pembelajaran IPA adalah interaksi antara proses dalam pembelajaran (Susilo, 2007:16).
komponen-komponen pembelajaran dalam Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
bentuk proses pembelajaran untuk mencapai di SDN 09 Sujah Kabupaten Bengkayang untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas
2
IV. Subjek Penelitian ini adalah guru sebagai perempuan dan 9 siswa laki-laki. Dalam
peneliti dan seluruh siswa kelas IV Sekolah tahapan-tahapan penelitian ini, peneliti
Dasar Negeri 09 Sujah Kabupaten Bengkayang. mengacu pada pendapat Arikunto (2015:16)
Dengan rincian jumlah siswa kelas IV yang yang terdiri dari beberapa tahapan sebagai
berjumlah 28 orang siswa terdiri dari 19 siswa berikut.
PERENCANA
PENGAMATA
PERENCANA
PENGAMATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan Dan untuk menghitung hasil belajar siswa
dalam penelitian ini adalah teknik observasi menggunakan metode inquiri dalam pembelajaran
langsung dan teknik dokumenter. Alat yang IPA, digunakan rumus sebagai berikut.
digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah lembar observasi dan P= x100....................................... (2)
dokumen hasil belajar. Dalam menganalisis
data yang telah dikumpulkan, penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan rumus berikut. Hasil
Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus,
MX ................................................. (1)
penilaian kemampuan guru dalam rencana
Rumus tersebut untuk menghitung rata-rata pelaksanaan pembelajaran di kelas IV Sekolah
kemampuan guru dalam merencanakan dan Dasar Negeri 09 Sujah Kabupaten Bengkayang
melaksanakan pembelajaran. pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut.
3
Tabel 1.
Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Guru Membuat Perencanaan Pembelajaran Siklus
I dan II ( APKG 1 )
Tabel 2.
Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus I dan II
( APKG 2 )
Dari tabel 2 dapat dilihat rata-rata Rata-rata siklus I sebesar 3,04 dengan
kemampuan guru dalam melaksanakan kategori memuaskan dan rata-rata siklus II
pembelajaran IPA menggunakan metode sebesar 3,81 dengan kategori sangat
inkuiri meningkat dari siklus I ke Siklus II. memuaskan.
Tabel 3.
Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Tingkat Kesukaran
No Siklus Nilai Rata-rata
(%)
1 Siklus I 1920 68,57 60,71 %
2 Siklus II 2290 81,79 96,42 %
4
Tabel 4.
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
No Siklus Persentase
1 Siklus I 60,71%
2 Siklus II 96,42%
3 Persentase peningkatan ketuntasan 35,71%
Dari tabel di atas dapat disimpulkan disebabkan metode inkuiri dapat meningkatkan
bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar kemandirian siswa untuk memperoleh
siswa dengan persentase siklus I sebesar pengalaman dalam belajar sehingga
60,71% dan siklus II sebesar 96,42%. Dengan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan
demikian persentase peningkatan hasil belajar pembelajaran tidak mudah untuk dilupakan.
secara klasikal sebesar 35,71%. Hal ini
5
DEPDIKNAS DIRJEN Pendidikan Tinggi Sani, R, A. 2014. Pembelajaran Saintifik
Direktorat Ketenagaan. untuk Implelemtasi Kurikulum 2013 (cetakan
Hamalik, O. 2008. Proses Belajar ke-1). Jakarta: Bumi aksara.
Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara. Sanjaya, W. 2013. Strategi Pembelajaran
Nawawi, H. 2015. Metodologi Penelitian Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bidang Sosial. Yogyakata: Gajahmada Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
University Press. Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning,
Samatowo. 2006. Proses Belajar Mengajar Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
dalam Pembelajaran IPA di SD, Jakarta: Raja Pelajar.
Grafindo Persada. Wisudawati, A,W dan Sulistyowati, E.
2014. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta:Bumi Aksara.