Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN PADA Ny.

S
DENGAN GEDS DI RUANG SULAIMAN 3

RS. ROEMANI

SEMARANG

Disusun oleh :
CHRISTIAN ADHI K

G3A021117

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
A. IDENTITAS

1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
No. Rekam Medis :592xxx
Tempat, Tanggal lahir : 31 Desember 1945
Umur : 77 tahun
Ruang Rawat Inap : Sulaiman 3
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan :-
Suku : Jawa
Bahasa : Indonesia
Alamat : Semarang
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan : Kelas I
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Hubungan dengan Klien : Istri
Alamat : Semarang

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


Pasien perempuan berumur 77 tahun datang ke IGD pada tanggal 10 Mei 2022
pukul 12.10 WIB dalam keadaan sadar dengan keluhan lemes karena BAB cair
berampas sebanyak 8 kali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum
lemas, kesadaran komposmentis, tekanan darah 99/67mmHg, nadi 87x/menit,
pernafasan 20x/menit, suhu 36,7oC.
Saat diruangan Sulaiman 3 dilakukan pengkajian pada klien tanggal 10 Mei
2022 jam 10.00 WIB, klien mengatakan diare lebih dari 10 kali, lemes, perut terasa
melilit, skala nyeri 2 hilang timbul, dan nyeri terasa terus menerus. Hasil lab Ny. S
pada tanggal 10 Mei 2022 pukul 20.30 WIB didapatkan hasil neutrofil tinggi 71,7%,
limfosit rendah 14,9%, monosit tinggi 10,8%, trombosit rendah 137/uL. Berdasarkan
hasil pengkajian tersebut didapatkan diagnosa keperawatan diare berhubungan dengan
proses infeksi.

Tindakan yang akan dilakukan pada Ny. S bertujuan agar eliminasi fekal
membaik setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kontrol
pengeluaran feses meningkat, konsistensi feses membaik, frekuensi defekasi
membaik, dan peristaltik usus membaik. Intervensi yang diberikan adalah identifikasi
penyebab diare, identifikasi riwayat pemberian makanan, monitor warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi tinja, monitor tanda gejala hipovolemi, monitor jumlah
pengeluaran diare, berikan asupan cairan jalur intravena, ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap, anjurkan makanan porsi kecil tapi sering, dan kolaborasi
pemberian obat.

Implementasi yang dilakukan pada Ny. S adalah mengidentifikasi penyebab


diare, mengidentifikasi riwayat pemberian makanan, memonitor tanda gejala
hipovolemi, memonitor jumlah pengeluaran diare, menganjurkan makan porsi sedikit
tapi sering, melakukan kolaborasi pemberian obat oral KSR 3x1, diatab 3x2 tab,
paracetamol 3x500 mg, dan buscopan 3x1. Obat injeksi ranitidine 2x1, hyoscine 19
mg, ceftriaxon 1x2gr, ketorolac 1x1, buscopan inje. 3x1 ampul, ciprofloxacin 2x200
drip.

Pada tanggal 11 Mei 2022 pukul 09.58 WIB dilakukan pengkajian dan
didapatkan hasil pasien masih BAB cair 4x dan perut masih terasa melilit hilang
timbul, tekanan darah 92/55mmHg, nadi 76x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu
36,7oC. Dari hasil data tersebut ditegakkan diagnosa diare berhubungan dengan proses
infeksi. Implementasi yang dilakukan adalah memonitor warna, volume, frekuensi,
dan konsistensi tinja, memonitor tanda gejala hipovolemi, memonitor jumlah
pengeluaran diare, memonitor terapi, memonitor lab elektrolit dan trombosit,
menganjurkan makanan porsi kecil tapi sering. Kolaborasi pemberian RL 500 ml 20
tpm, ranitidine injeksi 50mg/12 jam, ceftriaxon injeksi 2 gram/24 jam, ketorolac
injeksi 30 mg/24 jam, New diatab oral 3x2, buscopan 10 mg tab 3x1, parasetamol 500
mg 3x1, KSR cap 3x1.

Pada tanggal 12 Mei 2022 pukul 14.50 WIB pasien mengatakan jika diare
berkurang 2 kali, sakit perut berkurang. Implementasi yang dilakukan adalah
memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja, memonitor jumlah
pengeluaran diare, menganjurkan makan porsi sedikit tapi sering, terapi yang
diberikan adalah infus RL 20 tpm, ranitidin injeksi 50mg/12 jam, ceftriaxone injeksi 2
gram/24 jam, ketorolac injeksi 30 mg/24 jam, ciprofloxacin infus 2mg/ml 200mg/12
jam, new diatab oral 32, buscopan 10 mg tab 3x1, parasetamol 500 mg 3x1, codei 20
mg 3x1, KSR cap 3x1.

Pada tanggal 13 Mei 2022 pukul 14.46 pasien mengatakan belum BAB lagi
dan sakit perut berkurang. Implementasi yang dilakukan adalah memonitor warna,
volume, frekuensi, dan konsistensi tinja, memonitor jumlah pengeluaran diare,
menganjurkan makan porsi sedikit tapi sering, terapi yang diberikan adalah infus RL
20 tpm, ranitidin injeksi 50 mg/12 jam, ceftriaxon injeksi 2 gr/24 jam, ketorolac
injeksi 30 mg/24 jamnew diatab oral 3x2, buscopan 10 mg tab 3x1, parasetamol 500
mg 3x1, codein 20 mg 3x1, KSR cap 3x1.

Pada tanggal 14 Mei 2022 pukul 14.30 WIB dilakukan evaluasi tindakan
keperawatan, didapatkan hasil evaluasi pasien sudah tidak diare dan perut sudah tidak
melilit. Keadaan umum pasien baik, tekanan darah 94/58mmHg, pernafasan
18x/menit, nadi 64x/menit, suhu 36,3oC. Implementasi keperawatan dihentikkan dan
acc pulang kontrol poli dalam.

C. PENGELOLAAN KLIEN
1. Proses Penerimaan Klien Baru
Proses penerimaan klien baru dilakukan di IGD ke ruang Sulaiman 3 oleh
petugas IGD kepada perawat di ruang Sulaiman 3. Pasien datang ke IGD dengan
keluhan lemes karena BAB cair berampas sebanyak 10 kali. Setelah dilakukan
perawatan di IGD dengan pemasangan infus RL, injeksi ranitidin, injeksi hyosin,
diatab oral 2 tab, dan KSR, pasien dipindahkan ke Sulaiman 3 dan ditempatkan di bed
302 petugas IGD mengantarkan pasien ke ruang perawatan dan memberikan
dokumentasi rekam medis kepada perawat jaga. Perawat kemudian melengkapi
pengkajian ruangan di catatan rekam medis dan melengkapi pengkajian di komputer.
2. Proses Orientasi Ruangan Pada Pasien
PPJP melakukan orientasi kepada Ny. S dan keluarga mengenai ruang
perawatan di ruang Sulaiman 3. Perawat menunjukan pada keluarga tata letak ruang
rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang pentingnya untuk melakukan cuci
tangan serta lokasi sarana cuci tangan yang tersedia, menunjukan ruangan perawat
jika memiliki keperluan untuk menemui perawat serta bagaimana cara untuk
menghubungi jika kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse station,
menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan gizi, serta
kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan, pentingnya pemasangan pengaman tempat tidur agar
mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga diminta untuk menandatangi
lembar bukti bahwa klien sudah mendapatkan orientasi dari perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban klien dan keluarga,
tata tertib RS Roemani, cara cuci tangan yang benar, tangan yaitu 5 moment cuci
tangan dengan 6 langkah dengan menggunakan handwash dan handscrub, serta
penggunaan APD masker
Hak – hak yang diperoleh klien selama di rawat di RS Roemani Semarang:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban klien.

c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.


d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga klien terhindar dari
kerugian fisik dan materi

f. Memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatansesuai dengan


keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
g. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter atau
Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun
di luar rumah Sakit.
h. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data – data medisnya.
i. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
k. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

l. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang dianutnya


selama hal itu tidak mengganggu klien lainnya.
m. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit
n. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya.
o. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
p. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk kerahasiaan rekam
medik.
q. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medik.

r. Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu


penelitian kesehatan.
s. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima.
t. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
u. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakitapabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
Selain mendapatkan hak – haknya klien, klien memiliki kewajiban antara lain :
a. Klien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata tertib
yang berlaku di rumah sakit
b. Klien menggunakan fasilitas rumah sakit dengan penuh tanggung jawab.
c. Klien menghormati hak – hak klien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
d. Klien berkewajiban memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
e. Klien berkewajiban memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya.
f. Klien berkewajiban mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh
tenaga kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh klien yang bersangkutan
setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang –
undangan.
g. Klien menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
h. Klien berkewajiban memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Tata tertib klien, pengunjung dan penunggu klien yang ada di RS Roemani:
a. Klien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari klien
b. Jam berkunjung klien :

1) Pagi pukul: 11.00 - 12.30 WIB

2) Sore pukul: 16.30 - 18.30 WIB

c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan jam


berkunjung di buka.
d. Klien yang ditunggu hanya klien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada klien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu klien diharuskan menggunakan kartu tunggu klien.

g. Klien atau penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.

h. Usia dibawa 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.


i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa klien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal dua orang.
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur klien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan klien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan klien.
n. Klien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah sakit

3. Tingkat ketergantungan pasien


Index Nilai Keterangan
0 : Tidak mampu

Makan, Minum 1 1 : Dibantu


2 : Mandiri

0 : Tergantung orang lain


Mandi 1
1 : Mandiri
Perawatan diri 0 : Tergantung orang lain
1
(grooming) 1: Mandiri
0 : Tidak mampu
Berpakaian
2 1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri
0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enema)
BAB (bladder) 2 1 : Kadang inkontinensia
(maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enema)
BAK (bowel) 2 1 : Kadang inkontinensia
(maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2
Transfer 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas 2 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi
roda
2 : berjalan dengan bantuan
1 orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan
orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan
2
toilet tapi beberapa hal
dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 16 Ketergantungan ringan
Interpretasi hasil Barthel Index :

20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan ringan

9-11 : Ketergantungan sedang

5-8 : Ketergantungan berat

0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Tn. S dari hari pertama sampai ketiga
didapatkan skor 16 yang termasuk dalam kategori ketergantungan ringan. Untuk
pasien rawat inap, menurut Douglas (1984) standar waktu pelayanan pasien rawat
inap dengan kebutuhan perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam.
Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-nya
adalah:

Jumlah jam perawatan 1


= =0,142=1 Perawat
Jam kerja efektif per shift 7

Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 orang klien dengan tingkat
ketergantungan ringan membutuhkan 1 perawat dalam setiap shift kerja. Jadi dalam
24 jam dibutuhkan 3 orang perawat.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif, penggunaan
obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh. Perawatan yang
didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip patient safety, yaitu:
a) Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas IGD. Ny. S
telah terpasang gelang pengenal utama berwarna biru yang berisi identitas
utama klien yaitu Nama, tanggal lahir dan no. Rekam Medis. Setiap kali
sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti pemberian obat (oral/iv),
perawat selalu mengidentifikasi identitas pasien dengan mencocokan nama,
tanggal lahir dan no. Rekam medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b) Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat ataupun pada
tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif digunakan untuk mengurangi
resiko kesalahpahaman yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu.
c) Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan
prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian, benar
dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan benar informasi yang diberikan.
d) Safety surgery
Ny. S tidak ada program operasi
e) Pencegahan infeksi
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau
mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan ke pasien,
petugas, pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas
kesehatan sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan pemakaian
APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik, hal ini terlihat pada
setiap kali perawat melakukan tindakan keperawatan yang kontak langsung
dengan cairan pasien selalu menggunakan handscoon, serta melakukan cuci
tangan dengan prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan
menggunakan handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendidikan kesehatan 6
langkah cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.
f) Pencegahan pasien jatuh
Resiko jatuh di ruangan dicegah dengan memperhatikan tempat tidur
pasien seperti menegakkan pembatas tempat tidur, selain itu juga terlihat dari
penggunaan gelang tangan yang digunakan oleh pasien. Memonitor
lingkungan sekitar kamar mandi untuk selalu dibersihkan oleh petugas
cleaning service agar tidak menyebabkan risiko jatuh atau terpeleset.
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien dengan
menggunakan Thee Morse Fall Scale (MFS) untuk mengukur resiko jatuh
pada klien, berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny. S :

Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)


Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl Tgl Tgl Tgl
10/5/22 11/5/22 12/5/22 13/5/22

Riwayat jatuh : Jatuh satu kali atau lebih 25


tidak termasuk dalam kurun waktu 6 bulan
kecelakaan kerja
atau rekreasional

Status mental Agitasi/konvulsi 15

Dimensia 15

Gaya berjalan Terganggu 20

Lemah 10 10 10 10 10

Normal 0

Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi, dinding,


30
dll

Kruk, tongkat, tripot, dll 15


Kondisi medis Diagnose sekunder 15

Pasien terpasang infus 20 20 20 20 20

Skor total Skore 20 20 20 20

Kesimpulan Resiko Resiko Resiko Resiko


sedang sedang sedang sedang

5. Kebutuhan Logistik Pada Pasien


Jumlah pembiayaan
Ruang Deskripsi layanan Total
Apotek Rawat Inap Alkes 614.668,32
Obat-obatan
Konsultasi farmasi Pelayanan farmasi 45.000
Lab. Patology klinik Laboratorium 101.700
Pemeriksaan
laboratorium patologi
klinik
Laundry Pelayanan laundry 25.500
Sulaiman 3 Pelayanan gizi 540.500
Pelayanan rawat inap
Total Rp. 1.324.368.32

6. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


Perawat memberikan edukasi kepada Ny S dan keluarga mengenai pencegahan
penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6 langkah menggunakan handscrub dan
handwash yang tersedia di dekat washtafel, penggunaan masker yang benar, dan etika
batuk.

7. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Sulaiman 3 dinilai dari hasil kuisioner
yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan keluarga menyampaikan bahwa
mereka merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang
Sulaiman 3. Berikut merupakan hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan
keluarga menggunakan quisioner tingkat kepuasan:

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √
2. Perawat melakukan komunikasi sebelum melakukan √
tindakan kepada saya dan saya paham
3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya sebagai √
pasien
4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang perawatan √
5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah dalam √
melayani saya di ruangan
7. Perawat melayani saya dengan sabar √
8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √
10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, apabila √
saya membutuhkan (mandi, makan, minum obat, BAB dan
BAK)
11. Perawat merespon dengan cepat saat saya membutuhkan √
bantuan
12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √
13. Perawat mendampingi saya saat dokter melakukan √
pemeriksaan
14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √
mengecek gelang pasien
15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau memantau √
keadaan saya secara teratur
16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau keluarga √
sebelum melakukan tindakan

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan selama di rawat


inap yang telah di berikan perawat di ruang Sulaiman 3.
8. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga medis seperti dokter
spesialis, perawat, ahli gizi, farklin. Komunikasi pasien Ny. S dengan dokter spesialis
dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter menjelaskan kondisi klien dan proses
terapi yang dijalani, keluarga klien juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien.
Komunikasi klien dan perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.

9. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial. Komunikasi
yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan mudah dimengerti
oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu dan dosis yang diberikan
sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk penanda tangananan discharge
planning pada saat pertama masuk sudah ditanda tangani oleh pasien/
keluarga. Untuk setiap tindakan dari perawat selalu meminta persetujuan dari
pasien
b. Pendukung
Pasien dan keluarga kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan perawat

10. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian Dalam


Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
Defisiensi pengetahuan klien tentang perawatan dan pencegahan penyakit
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL pasien. Keluarga
pasien lain yang ikut membantu
2) Klien dan keluarga komunikatif, mampu mengungkapkan semua keluhan
yangdirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi
klien.
3) Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP yang ada.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai dengan prinsip
pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untukpendampingan
klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut padaklien. Memberikan edukasi
tentang penyakit yang di alami, termasuk pemberian diit dan perawatan lanjutan
selama perawatan di rumah.

Anda mungkin juga menyukai