Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GAGAL JANTUNG
Disusun oleh:
Nurul Insani Surury, S.Ked
Utari Novia Ningsih, S.Ked
Yohanes Nathaniel, S.Ked
Pembimbing:
dr. Lia Valentina Astari, Sp.JP-FIHA
KEPANITERAAN KLINIK
KJF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
2021
1
1. Anatomi Jantung
mediastinum medial yang merupakan tempat dari dari perikardium itu sendiri
mediastinum posterior antara perikardium dan bawah dari tulang iga ke-8.1
darah besar. Perikardium terdiri dari perikardium fibrosa yang merupakan lapisan
perikardium serosa adalah bagian yang lebih tipis yang terdiri dari lapisan
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu atrium kanan dan kiri, ventrikel kanan dan
kiri. Bagian basis dari jantung terdiri dari atrium kiri, sebagian kecil atrium kanan
dan bagian proksimal dari pembuluh darah besar (vena cava superior dan inferior
dan vena pulmonalis). Sedangkan bagian apeks jantung berada pada bagian
inferolateral ventrikel kiri, disekitar sela iga 5, 8-9 cm dari linea midsternalis
sinistra.2
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang pasien
harus memiliki tampilan berupa gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal
saat istrahat atau saat melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan),tanda retensi
cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki), adanya bukti objektif dari
didefinisikan sebagai suatu sindroma klinis yang kompleks yang merupakan hasil
dari kerusakan struktural atau fungsional pada saat pengisian ventrikel atau
memompa darah.5
juta pasien di United States. Setiap tahunnya, kasus baru dari Congestive Heart
gagal jantung.6
Prevalensi gagal jantung di Eropa berdasarkan rentang usia, pada usia 25-49
tahun sebanyak 1,36%, 2,93% pada usia 50-59 tahun, 7,63% pada usia 60-69
tahun, 12,67% pada usia 70-79 tahun, dan 16,14% pada usia >80 tahun.
daripada laki-laki akan tetapi data terbaru menyatakan prevalensi saat ini lebih
NYHA AHA
diastolik(fungsi sistolik atau fraksi ejeksi normal), yang selanjutnya akan disebut
Selain itu, gagal jantung dibagi lagi menjadi gagal jantung akut dan kronis,
Gagal jantung akut merupakan onset cepat perburukan dari tanda dan gejala
dengan tujuan untuk mengatasi dan mencegah kelebihan cairan dan gangguan
kapiler dan atau karena disfungsi miokardial akut yang menyebabkan penurunan
perfusi perifer dan edema pulmonal. Etiologi tersering adalah iskemik kardiak,
dimana terjadi oklusi total pada coroner sehingga menurunkan kontraktilitas otot
namun juga terjadi hipertrofi pada jantung.6 Mekanisme kompensasi ini dalam
bentuk toleransi terhadap penurunan Cardiac Output (CO) dengan tujuan untuk
neurohormonal.11
Gagal jantung sering terjadi pada satu sisi dengan onset mendadak (contoh:
infark miokard akut). Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu ventrikel atau
tekanan ruang jantung yang lain sehingga tingkat pengisiannya juga meningkat.
Gagal jantung kanan selalu diikuti dengan gagal jantung kiri, tetapi gagal jantung
a. Perubahan hemodinamik
Gagal jantung dapat meningkat akibat fungsi sistolik, diastolik dan atau
ditandai dengan peningkatan Heart Rate (HR). Terakhir, otot jantung dapat
penyebab disfungsi sistolik tidak teratasi, gagal jantung tetap terjadi. Pada
b. Perubahan Neuro-hormonal
neuro hormonal endogen dan sitokin. Secara umum, terjadi peningkatan aktivitas
renalis. Selain itu, juga berhubungan dengan pelepasan sitokin dan sirkulasi
monosit dan sel endotel sebagai respon kerusakan. Interleukin dan Tumor
Necrosis Factor (TNF) merupakan grup besar sitokin yang berperan besar dalam
gagal jantung.12
c. Perubahan sel
kontraktil dan struktur miosit. Pada gagal jantung, pembawaan Ca2+ ke apparatus
kontraktil dan reuptake Ca2+ oleh retikulum sarkoplasmik melambat. Selain itu,
dan akhirnya menyebabkan hipertrofi miosit. Dengan kata lain, miosit mengalami
Gejala Tanda
Tipikal Spesifik
1. Sesak nafas • Peningkatan JVP
2. Ortopneu • Refluks hepatojugular
3. Paroxysmal nocturnal • Suara jantung S3 (gallop)
dyspnoe • Apeks jantung bergeser ke
4. Toleransi aktifitas yang lateral
berkurang • Bising jantung
5. Cepat Lelah
6. Bengkak di pergelangan
kaki
1) Anamnesis
Pasien dengan gagal jantung akut biasanya mengeluhkan sesak napas yang
mendadak saat tidur terlentang terutama pada malam hari, rasa lelah pada saat
10
hitungan hari.
Pasien dengan gagal jantung kronis biasanya mengeluhkan cepat lelah bila
beraktifitas ringan seperti mandi, berjalan kaki >300 meter, dan pada saat naik
tangga. Pasien juga mengeluhkan sesak napas pada saat terlentang di malam hari
atau saat beraktifitas, tidur lebih nyaman bila menggunakan 2-3 bantal, dan
bengkak pada tungkai bawah. Perlu ditanyakan pula mengenai riwayat menderita
2) Pemeriksaan fisik
peningkatan pada vena jugularis, edema perifer. Edema biasanya muncul dari
edema pada ankle kemudian dapat berkembang menjadi edema anasarka, asites,
darah bisa menurun, normal ataupun tinggi tergantung staging dan etiologi gagal
11
pulsasi pada bagian apeks yang bergeser, terdapat suara jantung tambahan seperti
S3, S4, murmur, pansistolik murmur dan regurgitasi katup mitral.4 Selain itu pada
auskultasi paru juga dapat ditemukan pulmonary crackles (ronki atau krepitasi)
yang dihasilkan oleh transudasi cairan dari rongga intravascular ke dalam alveoli.
Pada pasien dengan edema paru akan ditemukan ronki pada lapang paru.14
“Framingham” yang terdiri dari 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dengan 2
kriteria minor.11
3) Pemeriksaan penunjang
a. Elektrokardiogram (EKG)
Tabel 7.2 Abnormalitas EKG yang umum ditemukan pada gagal jantung3
b. Radiologi
Gambaran radiologi pada pasien dengan gagal jantung dapat dilihat pada
tabel 7.3.3
c. Laboratrium
glomerular filtration rate (GFR), glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis.
14
d. Peptida natriuretik
type natriuretic peptide (BNP), dan c-type natriuretic peptide (CNP). Pada
pasien gagal jantung kita menilai dari BNP dan NT-proBNP. BNP normal pada
orang dewasa adalah <25 pg/ml dan NT-proBNP <70 pg/ml. Pasien dengan
gejala dispnea akut menandakan kadar BNP >25 namun <100 pg/ml. dan NT-
e. Troponin I atau E
ringan kadar troponin kardiak sering pada gagal jantung berat atau selama
miokardium.3
16
f. Ekokardiografi
sistolik normal adalah fraksi ejeksi ventrikel kiri (normal > 45 - 50%).
jantung dengan fraksi ejeksi normal. Diagnosis harus memenuhi tiga kriteria :
2. Fungsi sistolik ventrikel kiri normal atau hanya sedikit terganggu (fraksi
kekakuan diastolik).3
a. Pneumonia
a. Asma bronchial
b. PPOK
c. Uremia
d. Volume overload
Non-farmakologi
1. Strategi pencegahan
sudah mulai dilakukan dalam pencegahan gagal jantung dengan tujuan tetap
menjaga fungsi ventrikel tetap bagus sebelum gejala gagal jantung muncul.
Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2) dengan gagal
3. Latihan fisik
kronik stabil. Program latihan fisik memberikan efek yang sama baik
4. Pengaturan diet
berat badan dapat mengurangi kerja beban jantung dan menurunkan gejala
Farmakologi
cairan. Fungsi ginjal dan kalium serum harus dinilai dalam 2 minggu setelah
- Riwayat angioedema
ARB bekerja dengan blok reseptor angiotensin II dan mencegah efek dari
produksi angiotensin II tidak hanya dari jalur ACE, namun juga chymase. ARB
- Sebagai pilihan alternatif pada pasien dengan gejala ringan sampai berat
menyebabkan batuk
- Monitor fungsi ginjal dan serum elektrolit serial ketika ARB digunakan
bersama ACE-inhibitor.3
merupakan MRB selektif yang mencegah ikatan aldosterone dan mencegah efek
MRB boleh digunakan pada pasien dengan kadar GFR <30mL/min/1.73m2 dan
21
setidaknya dalam 4 minggu pertama dalam 3 bulan, dan setelah 3 bulan. Efek
- Dosis optimal penyekat β dan ACEI atau ARB (tetapi tidak ACEI dan ARB)
4. 𝛽-blocker
𝛽-blocker bekerja dengan mencegah efek utama dari aktivasi sistem saraf
simpatis pada pasien gagal jantung sistolik. Efek jangka panjangnya adalah
mitral dan mengubah bentuk ventrikel kiri menjadi lebih elips dari sebelumnya
Efek samping yang sering terjadi adalah bradikardia simtomatik, hipotensi, rasa
diberikan
- Pasien stabil secara klinis (tidak ada perubahan dosis diuretik, tidak ada
kebutuhan inotropik i.v. dan tidak ada tanda retensi cairan berat)
- Asma
Efek samping H-ISDN seperti hipotensi simtomatik, nyeri sendi atau nyeri
otot.
- Sebagai terapi tambahan ACEI jika ARB atau antagonis aldosteron tidak
dapat ditoleransi
- Hipotensi simtomatik
- Sindroma lupus
-
Gagal ginjal berat.3
6. Digoksin
tubulus ginjal.16 Pada pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrial, digoksin
obat lain (seperti penyekat beta) lebih diutamakan pada pasien gagal jantung
- Irama sinus dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤40%, gejala ringan
sampai berat (NYHA II-IV) dan dengan dosis optimal ACE dan atau
- Sindroma pre-eksitasi
-
Riwayat intoleransi digoksin
• Dosis awal: 0,25 mg, 1 x/hari pada pasien dengan fungsi ginjal normal.
Pada pasien usia lanjut dan gangguan fungsi ginjal dosis diturunkan
• Periksa kadar digoksin dalam plasma segera saat terapi kronik. Kadar
7. Diuretik
meningkatkan klirens air. Loop diuretic memiliki waktu paruh yang lebih
untuk mencapai status euvolemia (kering dan hangat) dengan dosis yang
Alur diagnosis
dengan perburukan dari gagal jantung seperti usia tua, laki-laki, status ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
5. Yancy CW, et al. 2013 ACCF/AHA guideline for the management of heart
failure: a report of the American College of Cardiology
Foundation/American Heart Association Task Force on Practice
Guidelines. J Am Coll Cardiol. 2013;62(16):e147-e239.
14. Chatterjee NA, Fifer MA. Heart Failure. In: Lilly LS, Editor.
Pathophysiology of Heart Disease. 5th Edition. Philadelphia: Lippincott
Williams&Wilkins; 2011.