Anda di halaman 1dari 12

BAB I

DEFINISI

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) adalah obat yang


persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome), menyebabkan/menimbulkan
adanya komplikasi/membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat
kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya), demikian pula obat-
obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike / LASA).
Berikut adalah obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert
medications:

Tabel 1. High alert

BENTUK
NO KELAS TERAPI NAMA OBAT KEKUATAN
SEDIAAN
ADRENERGIK EPINEPHRINE HCL (ADRENALIN)
1
AGONIS INJ 0,1% INJEKSI 1 MG/ML
    NOREPINEPHRINE BITARTAT INJ INJEKSI 4 MG/4 ML
2 ANTI ARITMIA AMIODARONE HCl INJEKSI INJEKSI 50 MG/ML
AMIODARONE TABLET
   
(KENDARON) TABLET 200 MG
20 % 20
   
LIDOCAIN 2 % INJEKSI MG/ML
ANTIDIABETIK
3
ORAL ACARBOSE 100 MG TABLET 100 MG
    GLIBENCLAMID TAB 5MG TABLET 5 MG
    GLIMEPIRIDE TAB 1MG TABLET 1 MG
    GLIMEPIRIDE TAB 2 MG TABLET 2 MG
    GLIMEPIRIDE TAB 4MG TABLET 4 MG
    GLIQUIDON TAB 30MG TABLET 30 MG
    METFORMIN TAB 500MG TABLET 500 MG
    METFORMIN TAB 850MG TABLET 850 MG
ANTI
4
TROMBOTIK CLOPIDOGREL TABLET TABLET 75 MG
ELEKTROLIT 100
5
KONSENTRAT CALCII GLUCONAS INJ 10% INJEKSI MG/ML
    DEXTROSE 40% INJEKSI 40 % 25 ML
20 %/25
   
MgSO4 20 % INJEKSI ML
6 INOTROPIK DIGOXIN TAB TABLET 0,25 MG
    DOBUTAMIN INJ 50 MG / ML INJEKSI 50 MG/ML
DOPAMIN HCL INJ 40 MG / ML
   
(CEFADOP) INJEKSI 40 MG/ML
ANALOG LONG INSULIN 100 IU 300 IU/3
7 INSULIN
FLEXPEN ( LEVEMIR ) FLEXPEN ML
    MIX INSULIN FLEXPEN ( NOVOMIX FLEXPEN 300 IU/3

1
30 ) ML
RAPID INSULIN FLEXPEN 300 IU/3
   
( NOVORAPID ) FLEXPEN ML
MORFIN HCL TAB ( MST
8 NARKOTIKA
CONTINUS ) TABLET 10 MG
    CODEIN TAB 10 MG TABLET 10 MG
    CODEIN TAB 20 MG TABLET 20 MG
9 OXYTOCIN OXYTOCIN INJ INJEKSI 10 IU/ML
10 PSIKOTROPIKA DIAZEPAM INJ INJEKSI 5 MG/ML
10 MG/2,5
   
DIAZEPAM RECTAL 10 MG TUBE ML
5 MG/2,5
   
DIAZEPAM RECTAL 5 MG TUBE ML
    DIAZEPAM TAB TABLET 2 MG
    ALPRAZOLAM TAB TABLET 0,5 MG
    CLOBAZAM TAB TABLET 10 MG
    PHENOBARBITAL TAB TABLET 30 MG
100
   
PHENOBARBITAL INJ INJEKSI MG/ML

Tabel 2. Obat lasa tulisan mirip


NO. NAMA OBAT KEMIRIPAN
1  AmiTRIPTILIN  AmiNOPHILIN
2 Asam TRANEXAMAT TABLET  Asam MEFENAMAT TABLET
3  CIPROfloxacin  LEVOfloxacin
4  DoPAmin  DoBUTAmin
5 CefTRIAXONE CefOTAXIME
6 MetRONIDAZOLE  MetFORMIN
7 MeTRONIDAZOLE  MeROPENEM
8 PARAcetamOL  PIRAcetam
9 dulcoLAX StoLAX

Tabel 3. Obat lasa rupa mirip

2
NO NAMA OBAT SEDIAAN
FUROSEMIDE INJ 10MG/ML
1 AMPUL
FITOMENADION INJEKSI
METHYLERGOMETRINE MALEAT INJ 0,200MG/ML
2 AMPUL
OXYTOCIN INJ 10 IU/ML 1 ML
AMOKSISILIN SYR KERING 125 MG/5ML
3 BOTOL
AMOKSISILIN SYR KERING 250 MG/5ML
CEFIXIME SYR 100MG/5ML
4 BOTOL
CETIRIZINE HCl SYRUP 5MG/ML
GLUKOSA LAR INFUS 5% STERIL 500 ML (D5-WIDATRA)
9 FLABOT
GLUKOSA LAR INFUS 10% STERIL (D10-WIDATRA)
WIDA D5 1/4 NS LAR INF STERIL
10 FLABOT
WIDA D5 1/2 NS LAR INF STERIL
WIDA KN - 1 LAR INF STERIL
11 FLABOT
WIDA KDN - 1 LAR INF STERIL
RETINOL (VIT A) KAPS 100.000 IU
12 KAPSUL
RETINOL (VIT A) KAPS 200.000 IU
AMLODIPINE 5 MG
17 TABLET
AMLODIPINE 10 MG
ASAM MEFENAMAT 500MG
18 TABLET
ASAM TRANEXAMAT TAB 500MG
BISOPROLOL TAB 2.5 MG (CONCOR)
19 TABLET
BISOPROLOL TAB 5 MG
CODEIN TAB 10 MG
20 TABLET
CODEIN TAB 20 MG
COTRIMOXAZOLE TAB 480 MG
21 TABLET
COTRIMOXAZOLE FORTE TAB 960 MG
GLIMEPIRID TAB 1MG
22 TABLET
GLIMEPIRID TAB 2 MG
ISOSORBID DINITRAT TAB SUBLINGUAL 5 MG
24 TABLET
ISOSORBID DINITRAT TAB 10 MG (FARSORBID)
MELOXICAM TAB 7.5 MG
25 TABLET
MELOXICAM TAB 15 MG
RAMIPRIL TAB 2,5 MG
26 TABLET
RAMIPRIL TAB 5 MG
BETAMETASON KRIM 0,1 %
28 TUBE
GENTAMYCIN SALEP KULIT
OXYTETRACYCLIN HCL 1% SALEP MATA
29 TUBE
OXYTETRACYCLIN HCL 3% SALEP KULIT
CEFOTAXIME INJ 1 GRAM
30 VIAL
CEFTRIAXONE INJ 1 GRAM
STESOLID REC 5 MG
31 REKTAL TUBE
STESOLID REC 10 MG

BAB II
RUANG LINGKUP

3
1. Rumah sakit melaksanakan proses meningkatkan keamanan terhadap obat-obat
yang perlu diwaspadai.
2. Obat-obat yang pedrlu diwaspadai:
a. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin atau
kemoterapetik;
b. Look alike sound alike seperti xanax dan zantac atau hydralazine dan
hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip NORUM).
c. Elektrolit konsentrat seperti potasium klorida ddengan konsentrasi sama atau
lebih dari 2 mEq/ml, potasium posfat dengan konsentrasi sama atau lebih
besar dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9%
dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40% atau lebih.
3. Kesalahan dapat terjadi jika petugas tidak memperoleh orientasi cukup baik di
unit perawatan pasien dan apabila perawat tidak memperoleh orientasi cukup
atau saat keadaan darurat. Cara paling efektif untuk mengurangi atau
menghilangkan kejadian ini adalah dengan menetapkan proses untuk mengelola
obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) dan memindahkan elektrolit
konsentrat dari area layanan perawatan pasien ke unit farmasi.
4. Ada banyak obat yang termasuk dalam kelompok LASA. Nama-nama yang
membingungkan ini umumnya menjadi sebab terjadi medication error di seluruh
dunia. Penyebab hal ini adalah
a. Pengetahuan tentang nama obat yang tidak memadai.
b. Ada produk baru.
c. Kemasan label sama.
d. Indikasi klinis sama.
e. Bentuk, dosis dan aturan pakai sama.
f. Terjadi salah pengertian waktu memberikan perintah.

BAB III
TATALAKSANA

4
A. TEMPAT PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DAN LASA
1. Persiapan dan Penyimpanan
a. High alert medications disimpan di pos perawat di dalam troli atau
cabinet yang memiliki kunci. obat high alert dapat disimpan di depo
farmasi dan Instalasi Gawat Darurat (IGD).
b. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan
dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications
harus disimpan di area perawatan pasien dan kuncilah tempat
penyimpanan dengan diberikan label ‘Peringatan: high alert
medications’ pada tutup luar tempat penyimpanan.
c. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert
medicationsI, berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar
pengasuh/perawat pasien menjadi waspada dan berhati-hati dengan high
alert medications. Setiap kotak/tempat yang berisi high alert medications
harus diberi label. Dispensing obat dilakukan oleh apoteker.
d. Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas
dengan menggunakan huruf / tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.
1. Pemberian obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check)
terhadap semua high alert medications sebelum diberikan kepada pasien.
b. Pengecekan Ganda Terhadap High Alert Medications
Tujuan:
Identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan
ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua) sebelum
memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan akurasi.
Kebijakan:
1) Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
medications tertentu /spesifik dan di saat pelaporan pergantian jaga
atau saat melakukan transfer pasien.
2) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada
catatan pemberian medikasi pasien.
3) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang
berwenang untuk menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan
obat-obatan, antara lain: perawat, ahli farmasi, dan dokter.

5
4) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang,
teknisi, atau perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan
pengecek pertama)
5) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi
oleh orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut:
a) Setiap akan memberikan injeksi obat
b) Untuk infus:
1) Saat terapi inisial
2) Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
3) Saat pemberian bolus
4) Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
5) Setiap terjadi perubahan dosis obat
c) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi
dari dokter.
 Prosedur:
o Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru.
o Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di
bawah ini untuk menjalani pengecekan ganda oleh petugas
kedua:
− Obat-obatan pasien dengan label yang masih intak.
− Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi
pasien, atau resep / instruksi tertulis dokter.
− Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
 Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
o Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi.
o Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang
hendak diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter.
o Obat memenuhi 5 persyaratan.
o Membaca label dengan suara lantang kepada perawat
untuk memverifikasi kelima persyaratan ini:
− Obat tepat
− Dosis atau kecepatannya tepat, termasuk pengecekan
ganda mengenai penghitungan dan verifikasi pompa
infuse.
− Rute pemberian tepat
− Frekuensi / interval tepat

6
− Diberikan kepada pasien yang tepat
o Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan / vial
obat untuk memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah
obat yang benar, misalnya: dosis insulin.
o Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan
ganda dan kedua petugas puas bahwa obat telah sesuai,
lakukanlah pencatatan pada rekam medis/catatan
pemberian medikasi pasien.
o Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh’ dan diisi dengan
nama pengecek.
o Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan
kepada pasien
o Pastikan infuse obat berada pada jalur / selang yang benar
dan lakukan pengecekan selang infuse mulai dari larutan
/cairan infuse, pompa, hingga tempat insersi selang.
o Pastikan pompa infuse terprogram dengan kecepatan
pemberian yang tepat, termasuk ketepatan data berat badan
pasien.
d) Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer
pasien:
Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
o Obat yang diberikan harus memenuhi kelima persyaratan.
o Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang
kepada perawat sebelumnya untuk memverifikasi kelima
persyaratan (seperti yang telah disebutkan di atas).
o Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin
bahwa obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian
‘pengecekan oleh perawat’ di rekam medis pasien.
e) Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama
pasien, memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang
diberikan, dosis, dan tujuannya (pasien dapat juga berperan
sebagai pengecek, jika menungkinkan.
f) Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat
kontinu harus diberikan melalui pompa infus IV atau pada pasien
risiko tinggi mengalami kelebihan cairan (volume over-load).
Setiap selang infuse harus diberi label dengan nama obat yang

7
diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa
(untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan.
g) Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur
pengecekan ganda dapat menghambat / menunda penatalaksanaan
dan berdampak negatif terhadap pasien, perawat atau dokter
pertama-tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan
perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga pengecekan
ganda dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus
menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang diberikan
sebelum memberikannya kepada pasien.
h) Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi /apotek,
dan dilakukan peninjauan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker
apakah terjadi kesalahan obat yang belum diberikan.
i) Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker
untuk mengetahui indikasi penggunaan dosis ektra.

B. PELABELAN OBAT HIGH ALERT DAN LASA


Masing-masing rak/kabinet dan masing-masing sediaan diberi stiker sesuai
masing-masing jenis obat high alert medications, antara lain: lasa diberi stiker

LASA HIGH
ALERT
DOUBL
E
CHECK

Elektrolit konsentrat

HIGH
ALERT
DOUBL
E
CHECK

C. PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DAN LASA


1. Penyimpanan high alert medications di tempat yang mudah dilihat dan
dijangkau, high alert medications di instalasi/unit disimpan di dalam lemari,
penyimpanan harus diberi label yang jelas dan dipisahkan dengan obat-obat
rutin lainnya. Jika high alert medications disimpan di area perawatan pasien,
kuncilah tempat penyimpanan dan diberi label peringatan “high alert
medications” pada tutup luar tempat penyimpanan.

8
2. Jenis obat-obat yang disimpan di instalasi/unit tergantung/sesuai dengan
kekhususan instalasi/unit.
3. Cara penyimpanan sedemikian rupa sehingga mudah diambil sesuai dengan
yang dibutuhkan.
4. Urutan penyimpanan sesuai dengan abjad dan juga mempertimbangkan
tanggal kadaluarsa.
5. Jika menggunakan dispensing cabinet, berilah pesan peringatan di tutup
cabinet agar perawat waspada dan hati-hati. Setiap kotak atau tempat yang
berisi high alert medications harus diberi label.
6. Jika high alert medications yang dimasukkan di plabottle infuse, harus diberi
penandaan berupa tulisan nama obat yang ditulis di label plabottlenya.

D. ELEKTROLIT KONSENTRAT
Adapun elektrolit konsentrat yang tersedia :
ELEKTROLIT
1
KONSENTRAT CALCII GLUCONAS INJ 10% INJEKSI 100 MG/ML
    DEXTROSE 40% INJEKSI 40 % 25 ML
    MgSO4 20 % INJEKSI 20 %/25 ML

9
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Pelaporan Insiden / Kejadian Obat-Obatan High Alert Yang Tidak Berlabel.


1. Setiap petugas yang menemukan adanya obat High Alert yang tidak berlabel
harus segera melapor kepada Instalasi Farmasi / Depo Farmasi. Kemudian
petugas farmasi menempelkan stiker High Alert.
2. Petugas harus memberikan laporan kepada atasan langsung mengenai obat
High Alert yang tidak berlabel untuk dilaporkan ke PMKP sebagai bahan
evaluasi.
3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
a. Menemukan obat High Alert tidak berlabel.
b. Menemukan obat Elektrolit Pekat berada di ruang tindakan.
c. Kesalahan tulisan dokter tidak terbaca.
d. Kesalahan pengambilan obat LASA
e. Kesalahan memberikan obat kepada pasien dengan nama sama.
4. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya kesalahan
pemberian obat dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden
yang hampir terjadi dimana kesalahan terdeteksi sebelum obat diminum oleh
pasien.
5. Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahan pemberian obat :
a) Kesalahan pada resep tidak terbaca.
1) Salah memberikan etiket obat.
2) Kesalahan mengambil LASA
3) Kesalahan mengisi obat karena salah nama atau Nomor Rekam Medis.
4) Penulisan aturan pemakaian dari dokter tidak terbca.
5) Pemberian obat oleh perawat baru atau peserta didik yang tidak
diorientasi
b) Kesulitan komunikasi.
1) Hambatan akibat tidak ditulis alamat atau alamat pasien tidak jelas.
2) Kegagalan untuk pemeriksaan kembali obat sebelum diserahkan
kepada pasien.
3) Kurangnya pelayanan Informasi obat kepada Pasien.

10
6. Jika terjadi insiden akibat kesalahan pemberian obat, dilakukan hal berikut ini:
a) Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
b) Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan
c) Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan
di tempat yang salah, para pegawai harus memastikan bahwa langkah-
langkah yang penting telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat
pada pasien yang tepat.

B. Revisi Dan Audit.


1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun.
1. Rencana audit akan disusun dengan berkoordinasi dengan Panitia Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), dan dilaksanakan dalam waktu 6
bulan setelah implementasi kebijakan. Audit klinis ini meliputi :
a. Jumlah persentase obat-obatan High Alert yang telah diberi label.
a. Pastikan Elektrolit pekat tidak boleh berada di unit pelayanan pasien.
b. Alasan mengapa obat High Alert tidak diberi label.
c. Insiden yang terjadi dan berhubungan dengan obat-obat High Alert.
2. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan denbgna penanganan obat-obatan
yang perlu diwaspadai akan dipantau dan ditindaklanjutisaal dilakukan revisi
kebijakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Wisconsin Patient Safety Institute. Model high-alert medications policy &


procedures.
2. Institute for Safe Medication Practices (ISMP). ISMP’s list of high-alert
medications.
3. The University of Kansas Hospital. High alert medication double-check.
Dalam: Medication management. Corporate Policy Manual. Volume 2.
Kansas; 2010.
4. John Dempsey Hospital-Department of Pharmacy. High alert medications.
Dalam: Pharmacy practice manual. Connecticut: University of Connecticut
Health Center; 2008.
5. Cohen M, Kilo C. High-alert medications: safeguarding against errors. Dalam:
Cohen M, peny. Medication errors. USA: American Hospital Association,
Health Research & Educational Trust, Institute for Safe Medication Practices;
2002.
6. Regional Pharmacy Nursing Committee. Regional high-alert medication safety
practices.
7. Regional Pharmacy and Terapeutic Committee; 2010.
8. Koczmara C. High alert medications: no room for errors. Kanada: ISMP; 2003.
9. Graham S, Clopp MP, Kostek NE, Crawford B. Implementation of a
high-alert medication program. The Permanente Journal. 2008;12:15-22.
10. Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO).
High-alert medications and patient safety. Int J Qual Health Care.
2001;13:339-40.
11. Cabral K, Wendler L. High alert medications, polypharmacy &
avoidable hospitalizations: Practice Improvement Series Meeting (PRISM).
2011.
12. Kane J. High alert medications policy. The University of Toledo Medical
Center. 2011.
13. Colorado Foundation for Medical Care. Campaign intervention fact sheet:
high alert medications.
14. Medication Use Quality Committee. High alert medications: identification,
double-check and labeling. Saskatoon Health Region; 2009.

12

Anda mungkin juga menyukai