Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESIDENSI

PROFIL RUMAH SAKIT ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA

Disusun Oleh :
Widya Maulida
206080087

MARS 32

PROGRAM STUDI
PASCASARJANA MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN RESIDENSI

LAPORAN RESIDENSI

GAMBARAN PENGELOLAAN OBAT KEMOTERAPI


DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TKT. I R.S SUKANTO

Oleh :

Widya Maulida

NPM 206080087

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN UNTUK DIPRESENTASIKAN

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Dr. Cicilia Windyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes) (dr. Elia Rahma Barasilla, MARS)

Mengetahui

Ketua Program Studi

(Dr. Cicilia Windyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat meyelesaikan
tugas Residensi ini yang merupakan salah satu tugas akhir untuk menyelesaikan
kurikulum Semester 3 pada pendidikkan Pasca Sarjana Program Studi
Manajemen Administrasi Rumah Sakit Universitas Respati Indonesia

Penulis menyadari bahwa selama dalam penulisan Laporan Residensi ini


tidak dapat selesai tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan
residensi ini.

Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo, drg., MS. Selaku Rektor Universitas Respati
Indonesia, yang telah memberikan kesempatan untuk lebih banyak menimba ilmu
manajemen tentang Rumah sakit
2. Dr. Ign A. Wirawan Nugrohadi, M.Si selaku dekan Pascasarjana yang telah
memberikan fasilitas dan kemudahan kemudahan selama kurikulum perkuliahan
berlangsung di Universitas Respati Indonesia
3. Dr. Cicilia Windyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes selaku Kepala Program Studi
Manajemen Administrasi Rumah Sakit dan Dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan kesempatan serta meluangkan waktu
membimbing saya untuk melakukan residensi ini.
4. dr. H. Badarul Muchtar WD, Sp.OG selaku Direktur Rumah Sakit Anugrah
Bunda Khatulistiwa Pontianak yang telah memberikan izin untuk mengadakan
residensi
5. dr. Elia Rahma Barasilla, MARS selaku Kepala Bagian Pelayanan dan juga
sebagai Pembimbing Lapangan yang selalu memberikan masukan dan arahan
selama residensi di lapangan.
6. Ibu Novita Larapardigasari selaku kepala Unit Pendaftaran dan Informasi RS
Anugrah Bunda Khatulistiwa yang mendukung membimbing dan memberikan
akses ke sumber data yang diperlukan selama residensi.
7. Ibu Peni selaku Unit Diklit yang selalu mendukung dan memberikan akses ke
sumber data yang diperlukan selama residensi.

iii
8. Yang tersayang orang tua saya yang selalu mendoakan dan memberikan
perhatian dan pemberi semangat.
9. Rekan rekan S2 Prodi MARS Angkatan 32 yang selalu memberikan support dan
doa.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan ini jauh dari


sempurna, dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik
untuk mencapai kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan segala keterbatasan
yang ada semoga hasil penulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, April 2022

Penulis,

Widya Maulida

iv
DAFTAR ISI

v
1.1 DAFTAR BAGAN

vi
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari
pembangunan nasional secara menyeluruh. Adapun tujuan pembangunan
kesehatan adalah mencapai kemampuan hidup sehat bagi tiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,
yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran
pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya manusia tanguh, sehat,
kreatif dan produktif. Untuk mencapai itu, maka visi pembangunan kesehatan
tahun 2010 adalah mewujudkan masyarakat, bangsa dan negara yang sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajad kesehatan yang setinggi-
tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia
Misi dari pembangunan kesehatan yaitu melaksanakan upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya tersebut dilaksanakan
disemua tempat pelayanan kesehatan dari Puskesmas sampai rumah sakit,
baik pemerintah maupun swasta (DepKes RI, 2016)
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Menurut
Undang-Undang RI No.44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya
seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah.

1
Peningkatan pembangunan kesehatan di RS Anugerah Bunda
Khatulistiwa yang di tandai dengan diminati, terpercaya, dan terpilih dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat di Kalimantan Barat”
RS ABK (Rumah Sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa) didirikan pada
tahun 2006 dan mulai beroperasi pada tanggal 29 September 2006 sebagai
RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa, dan merupakan Rumah Sakit swasta
murni pertama di Kota Pontianak. Pada tahun 2017 izin operasional berganti
menjadi Rumah Sakit Umum yaitu Rumah Sakit Anugerah Bunda
Khatulistiwa. Berlokasi di kawasan strategis Kota Pontianak di jalan Ahmad
Yani 1 yang merupakan jalan protokol Kota Pontianak, sehingga
memudahkan akses pengunjung.
RS ABK hadir dengan berbagai fasilitas kesehatan baik untuk layanan
rawat jalan, medical check up maupun rawat inap. RS ABK memiliki 54
kamar dengan total 83 tempat tidur yang dibagi ke dalam 6 tipe kamar rawat
inap termasuk ruang rawat intensif (NICU dan ICU). Dilengkapi pula dengan
sarana penunjang diagnostik yang modern seperti Dental Panoramik, USG 4
Dimensi, Laparoskopi, Histeroskopi, dan lain-lain. Dengan dibukanya
beberapa unit layanan unggulan dan salah satunya adalah : Morula IVF
Pontianak, sebagai pusat rujukan kasus Infertil untuk Pulau Kalimantan.
Didukung tenaga SDM yang berkualitas dan profesional, diharapkan RS
ABK dapat memberikan layanan kesehatan yang terpercaya bagi masyarakat.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan residensi, penulis mampu memahami
gambaran secara menyeluruh tentang informasi pelayanan rumah sakit
Anugerah Bunda Khatulistiwa secara umum.
2. Tujuan Khusus
Diperolehnya informasi tentang cakupan pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Anugrah Bunda Khatulistiwa.

2
1.3 Manfaat Residensi
1. Bagi rumah sakit
Rumah Sakit dapat memanfaatkan kegiatan residensi ini sebagai evaluasi
dan kontrol dalam membantu rumah sakit untuk menyelesaikan masalah
yang bersifat teknis operasional dalam pelayanan rumah sakit.
2. Bagi mahasiswa
Melalui residensi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam
bidang administrasi dan manajemen rumah sakit khususnya pelaksanaan
pelayanan informasi dan penerimaan pasien, Selain itu juga mendapatkan
pengalaman dalam berkomunikasi dengan para praktisi di rumah sakit
dalam rangka menerapkan hasil perkuliahan pada proses administrasi
rumah sakit secara nyata. Serta mengasah kemampuan melakukan
pengkajian terhadap suatu masalah organisasi melalui pendekatan
diagnosis organisasi, pendekatan sistem, dan pendekatan pemecahan
masalah.

1.4 Ruang lingkup Residensi


Pelaksanaan kegiatan residensi dilakukan di Rumah Sakit Anugrah Bunda
Khatulistiwa Jln. Ahmad Yani Pontianak. Unit kerja yang diambil adalah
pelayanan Infoemasi dan penerimaan Pasien. Metode yang digunakan adalah
melakukan pengamatan secara langsung (observasi dan wawancara).

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. RUMAH SAKIT


2.1.1 Definisi Rumah Sakit
Istilah hospital yang sekarang dikenal di indonesia sebagai “ rumah
sakit” berasal dari kata yunani yaitu hospitium adalah suatu tempat untuk
menerima orang-orang asing dan penziarah di zaman dahulu. Dalam
bentuk yang pertama, rumah sakit memang hanya melayanai penziarah,
orang-orang miskin dan kemudian para penderita penyakit pes ( sampar).
Sejarah perkembangan rumah sakit di indonesia pertama kali didirikan
oleh VOC tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara inggris pada zaman
raffles terutama ditunjukan untuk melayani anggota militer beserta
keluarganya secara gratis. Jika masyarakat pribumi memerlukan
pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan gratis.
Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang
terorganisisr serta sarana kedokteran yang menyeleggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Menurut WHO rumah sakit adalah institusi yang merupakan
bagian integral dari organisasi kesehatan dan organisasi sosial berfungsi
mengadakan pelayanan kesehatan yang lengkap, baik kuratif maupun
preventif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap melalui kegiatan
pelayanan medis serta perawatan.
Menurut Depkes RI (2016), pengertian rumah sakit adalah sebagai
berikut:
a. Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat,
pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan.
b. Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga
medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan

4
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.
c. Rumah sakit adalah dimana tempat orang sakit mencari dan
menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan
klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi
kesehatan lainnya diselenggarakan.
d. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

1. Jenis Pelayanan Rumah Sakit


Dalam Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009, bahwa rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Komponen pelayanan di rumah sakit mencakup 20 pelayanan sebagai
berikut:
a. administrasi dan manajemen,
b. pelayanan Medis,
c. pelayanan gawat darurat,
d. pelayanan kamar operasi,
e. pelayanan intensif,
f. pelayanan perinatal resiko tinggi,
g. pelayanan keperawatan,
h. pelayanan anastesi,
i. pelayanan radiologi,
j. pelayanan farmasi,
k. pelayanan laboratorium,
l. pelayanan rehabilitasi medis,
m. pelayanan gizi,
n. rekam medis,
o. pengendalian infeksi di rumah sakit,
p. pelayanan sterilisasi sentral,

5
q. keselamatan kerja,
r. pemeliharaan sarana,
s. pelayanan lain,
t. perpustakaan.
Jenis-jenis pelayanan di rumah sakit adalah :
a. Pelayanan jasa yaitu : rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat
intensip, bedah sentral, forensif, penunjang medis.
b. Pelayanan ADM yaitu :
1) Eksternal : surat keterangan sehat, surat keterangan
kematian, surat keterangan sakit, surat visum et repertum,
surat keterangan kelahiran, resume medis untuk asuransi.
2) Internal : gaji, kenaikan pangkat, kepesertaan jamsostek,
penyediaan alat kerja, dll.

2.2. MUTU PELAYANAN KESEHATAN


2.2.2 MUTU PELAYANAN
Mutu pelayanan atau kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Nasution, yang
mengutip pendapat lovelock, kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan. Apabila jasa yang diterima sesuai dengan
yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan,
jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa
yang dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.
Kualitas pelayanan sangatlah sulit didefinisikan dengan tepat, akan
tetapi umumnya kualitas dapat dirinci. Konsep kualitas sering dianggap
sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas
kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Nilai yang diberikan pelanggan
sangat kuat didasari oleh faktor kualitas jasa, dimana kualitas jasa adalah
sejauh mana produk (jasa ) memenuhi spesifikasi-spesifikasinya.

6
Kualitas jasa menurut ISO 9000 adalah :”Degree to which a set of
inherent characteristic fulfils requirement” artinya derajat yang dicapai
oleh karakteristik yang inherent dalam memenuhi persyaratan. Jadi
kualitas sebagaimana yang diinterprestasikan ISO 9000 merupakan
perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana
keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan. Pelanggan
yang menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik
itu memenuhi kebutuhannya.
Menurut Goest dan Davis dalam Sugiarto (2018) kualitas adalah
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas dan mutu
dalam industri pelayanan adalah suatu penyajian produk atau jasa sesuai
dengan ukuran yang berlaku ditempat produk tersebut diadakan dan
penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan diharapkan
oleh konsumen.

2.2.3. PELAYANAN KESEHATAN


Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok dan ataupun masyarakat.
Kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien walaupun
merupakan nilai subjektif, tetapi tetap ada dasar objektif yang dilandasi
oleh pengalaman masa lalu, situasi psikis waktu pelayanan dan pengaruh
lingkungan khususnya mengenai penilaian performance pemberi jasa
pelayanan kesehatan terdapat 2 elemen yang perlu diperhatikan yaitu
teknis medis, dan hubungan interpersonal. Hal ini meliputi penjelasan dan
pemberian informasi, empati, kejujuran, ketulusan hati, kepekaan, dan
kepercayaan dengan memperhatikan privacy pasien. Suatu pelayanan
kesehatan yang baik dan bermutu harus memenuhi persyaratan pokok
sebagai berikut :

7
a. Tersedia dan berkesinambungan
b. Dapat diterima dan wajar
Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima
(acceptable) oleh masyarakat dan bersifat wajar (approviate),
artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan
keyakinan dan kepercayaan masyarakat
c. Mudah dicapai
Pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah dicapai (accessible),
pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut
lokasi. Dengandemikian untuk dapat mewujudkan pelayanan
kesehatan yang baik maka pengaturan distribusi sarana kesehatan
menjadi sangat penting
d. Mudah dijangkau
Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dijangkau oleh
masyarakat, terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk
dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting
e. Bermutu
Pengertian mutu (quality) disisni adalah pelayanan kesehatan yang
menunjukkan pada tingkat kesempurnaan yang disatu pihak dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan
Menurut Parasuraman et al dalam Wijono (2017), dimensi ukuran kualitas
jasa/ pelayanan terdiri dari :
a. Tangibels (bukti langsung/nyata)
Dimensi mutu pelayanan yang meliputi penampilan fisik dari
fasilitas, peralatan, karyawan dan peralatan komunikasi
b. Reliability (kehandalan)
Dimensi mutu pelayanan yang berupa kemampuan untuk
memberikan pelayanan jasa/ yang telah dijanjikan secara konsisten
dan dapat diandalkan (akurat)

8
c. Responsiveness (cepat tanggap)
Dimensi mutu pelayanan tentang kemampuan untuk membantu
pelanggan (pasien) dan menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat
dan tepat
d. Assurance (kepastian)
Dimensi mutu pelayanan yang mencakup pengetahuan dan
keramahtamahan para karyawan dan kemampuan mereka untuk
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko
atau keragu-raguan
e. Empathy (empati)
Dimensi mutu pelayanan yang meliputi pemahaman pemberian
perhatian secara individual kepada pelanggan, kemudahan dalam
melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan
pelanggan.

2.2.4.PELAYANAN INFORMASI DAN PENERIMAAN PASIEN


a. Sistem Informasi
System informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan
dengan pengumpulan data,pengolahan data,penyajan informasi,Analisa
dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang di
butuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
b. Penerimaan Pasien
Prosedur penerimaan pasien dapat dikatakan sebagai pelayanan yang
pertama kali diterima pasien saat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan.
Maka tidaklah berlebihan bila dikatakan tata cara penerimaan pasien
menjadi kesan pertama pasien baik ataupun tidak baik tentang
pelayanan kesehatan ditempat tersebut. Tata cara melayani pasien
dinilai baik ketika pasien dilayani oleh petugas dengan sikap yang
ramah, sopan, tertib dan tanggung jawab sesuai dengan asuhan
pelayanan yang dibutuhkan pasien. Petugas pendaftaran harus dapat
mengidentifikasi kebutuhan pasien sebelum mendaftarkan ke pelayanan

9
kesehatan yang dituju. Identifikasi pasien yang tepat sesuai kebutuhan
pelayanan kesehatan pasien, misi serta sumber daya yang ada di rumah
sakit/ puskesmas, akan meningkatkan mutu asuhan pasien dan efisiensi
penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.
c. Jenis Pasien
Pasien dapat dikategorikan sebagai pasien rawat jalan (pasien poliklinik
dan pasien gawat darurat) dan pasien rawat inap.
1) Dari segi pelayanan, pasien yang datang dapat dibedakan menjadi :
a) Pasien yang dapat menunggu. Pasien berobat jalan yang datang
dengan perjanjian.
b) Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.
c) Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat).
2) Menurut jenis kedatangan, dapat dibedakan menjadi :
a) Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
b) Pasien lama adalah pasien yang pernah datang sebelumnya
untuk keperluan mendapatkan pelayanan kesehatan.
3) Kedatangan pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan, dapat
disebabkan :
a) Dikirim oleh praktek dokter atau bidan diluar fasilitas
pelayanan kesehatan.
b) Dikirim oleh rumah sakit lain/ Puskesmas/ Rumah Bersalin/
jenis pelayanan kesehatan lainnya.
c) Datang atas kemauan sendiri

10
BAB III
PROFIL RUMAH SAKIT ANUGRAH BUNDA KHATULISTIWA

3.1. SEJARAH SINGKAT


Berdirinya Rumah sakit Anugrah Bunda Khatulistiwa pada tahun
2006 dan mulai beroperasi pada tanggal 29 September 2006 Sebagai RSIA
ABK (Rumah Sakit Ibu Dan Anak Anugerah Bunda Khatulistiwa) dan
merupakan Rumah Sakit swasta murni pertama di Kota Pontianak. Pada tahun
2017 izin operasional berganti menjadi Rumah Sakit Umum yaitu Rumah
Sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa berdasarkan Surat Keputusan
Skep/1549/X/2001. Selain itu, RS Anugerah Bunda Khatulistiwa juga telah
terakreditasi 5 pelayanan dasar Kemenkes Tingkat C dengan nomor
HK.02.03/I/0906/2014.

3.2 LOKASI DAN GAMBARAN RUMAH SAKIT

3.2. VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN DAN FALSAFAH


1. VISI
Menjadikan Rumah Sakit Terkemuka yang di percaya masyarakat akan
melindungi keselamatannya
2. MISI
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai standar
nasional dan global .
b. Memberikan pelayanan medik rumah sakit yang bermutu dan
professional
c. Melaksanakan pelayanan yang berfokus pada keselamatan pasien
dengan penuh keramahan,kejujuran,dan melibatkan keluarga
d. Membantu pemerintah dalam Pendidikan dan penelitian kesehatan
3. MOTTO
“ Kesembuhan dan keselamatan pasien menjadi semangat profesional
pelayanan kami“

11
3.4. FASILITAS PELAYANAN
Secara umum pelayanan RS Anugerah Bunda Khatulistiwa terdiri dari 8 jenis
pelayanan yang meliputi pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan
pelayanan penunjang lainnya. Adapun jenis pelayanan yang ada dirumah sakit
Anugerah Bunda Khatulistiwa Adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Medik Umum
a. Pelayanan Medik umum Dasar
b. Pelayanan Medik Gigi dasar
c. Pelayanan KIA/KB
d. Pelayanan “Medical Check Up”
2. Pelayanan gawat Darurat
a. Pelayanan Ruang Gawat Darurat
b. Pelayanan Bedah dan Kamar Bersalin
c. Pelayanan ICU dan NICU
3. Pelayanan Spesialistik
a. Pelayanan Penyakit Dalam
b. Pelayanan Kesehatan Anak
c. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi
d. Pelayanan Bedah
e. Pelayanan THT
f. Pelayanan Mata
g. Pelayanan Kulit dan Kelamin
h. Pelayanan Kardiologi
i. Pelayanan Syaraf
j. Pelayanan Bedah Syaraf
k. Pelayanan Orthopedi
l. Pelayanan Anastesi
m. Pelayanan Radiologi
n. Pelayanan Patologi Klinik
o. Pelayanan Patologi Anatomi
p. Pelayanan Gigi Pedodonti
q. Pelayanan Gigi Konservasi

12
4. Pelayanan Sub Spesialistik
a. Pelayanan Sub Spesialis Bedah Anak
b. Pelayanan Sub Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastrohepatologi
c. Pelayanan Sub Spesialis Obstetri Ginekologi Onkologi
d. Pelayanan Sub Spesialisasi IVF
5. Pelayanan Keperawatan
a. Keperawatan Umum
b. Keperawatan Khusus :ICU dan NICU
6. Pelayanan Penunjang Medik
a. Pelayanan Laboratorium dan Bank Darah
b. Pelayanan Gizi
c. Pelayanan Farmasi
d. Pelayanan Sterilisasi Instrumental (CSSD)
e. Pelayanan Hemodialisa
f. Pelayanan Rekam Medik
g. Pelayanan Rehabilitasi Medik
h. Pelayanan Radiologi
7. Pelayanan Penunjang Non Medik
a. Pelayanan Laundry/Linen
b. Pelayanan Jasa Boga
c. Pelayanan Teknik, Pemeliharaan Sarana RS,Pengolahan Limbah dan
Air Bersih
d. Pelayanan Transportasi
e. Pelayanan pemulasaraan Jenazah
f. Pelayanan Keamanan
g. Pelayanan Kantin
h. Pelayanan Rumah Tangga dan Perlengkapan
i. Pelayanan Bimbingan Rohani
8. Pelayanan Administrasi
a. Pelayanan Informasi dan Penerimaan Pasien
b. Pelayanan SDM dan K3 rumah Sakit
c. Pelayanan Umum dan Keuangan

13
d. Pelayanan SISTIM Informasi Rumah Sakit

3.5. KETENAGAAN
Dalam mendukung pelayanan kesehatan pada masyarakat di RS Anugerah
Bunda Khatulistiwa memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari tenaga
medis, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lainnya dan non kesehatan dapat
dilihat pada table 3.2.Berdasarkan status kepegawaian berjumlah

14
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA

RAPAT UMUM PEMEGANG


SAHAM

DEWAN KOMISARIS

DIREKSI

SATUAN PENGAWAS INTERN SEKRETARIS PERUSAHAAN


DIREKTUR RUMAH SAKIT

KOMITE KOMITE KOMITE KEPERAWATAN


PMKP MEDIK

KEUANGAN & SUMBER DAYA


PELAYANAN
UMUM MANUSIA & TATA
USAHA

MEDIK KEPERAWATAN PENUNJANG

KEUANGAN &
UMUM

AKUNTING & PENERIMAAN DANA


VERIFIKASI FUNGSIONAL &
PAJAK

KEPEGAWAIN RUMAH TANGGA


& PELATIHAN &
PERLENGKAPAN

INSTALASI INSTALASI
LABORATORIUM FARMASI

INSTALASI RAWAT INSTALASI


INAP RADIOLOGI

INSTALASI INSTALASI
GAWAT DARURAT KAMAR BERSALIN
& KAMAR BEDAH

PEMELIHARAAN INSTALASI TATA


INSTALASI GRAHA
SARANA RS
15
16
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMBAHASAN

4.1. Metode Identifikasi


Identifikasi masalah dilakukan secara kualitatif dengan dua alat (tools) yaitu :
1. Observasi dan observasi partisipatif, yaitu melalui pengamatan langsung
terhadap aktivitas yang ada di unit Pelayanan administrasi Informasi dan
penerimaan Pasien
2. Wawancara mendalam (indepth interview) dengan kepala pelayanan
Informasi dan penerimaan pasien, serta pasien yang berkunjung kerumah
sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa, berkaitan dengan masalah yang ingin
diketahui.
Gambar 4.1. Diagram Fishbone identifikasi masalah

MAN ( sumber daya METHOD ( metode/cara)


manusia) Penerapan tentang pentingnya
Pengetahuan tentang kualitas pelayanan belum
kualitas layanan sudah dioptimalkan sepenuhnya Kualitas
dimiliki namun dan namun sudah terlaksana
dengan baik pelayanan
diaplikasikan secara
Informasi dan
penuh
MATERIAL( sarana) MONEY( anggaran dana)
penerimaan
Materi yang digunakan Ketertidaksedian atau
untuk pemenuhan kualitas keterbatasan dana dalam pasien
pelayanan sudah terpenuhi meningkatkan kualitas
sepenuhmya untuk pelayanan.
meningkatkan kualitas

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan juga beberapa


pasien yang berkunjung serta hasil observasi tidak di temukan masalah yang
signifikan dalam pemberian pelayanan Informasi dan penerimaan pasien.

17
4.2. PEMBAHASAN
Salah satu kegiatan Administrasi di Rumah Sakit yang pertama
adalah penerimaan pasien di rawat jalan atau rawat inap. Dalam menangani
pelayanan pendaftaran pasien akan terdapat permasalahan yang disebabkan
adanya pasien yang kurang mengerti tata cara pendaftaran, sehingga akan
memakan waktu dalam menjelaskan dan menyebabkan pegawai menjadi
lambat dalam melayani pasien lainnya. Penerimaan pasien rawat jalan dan
Rawat Inap di Rumah Sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa cukup baik dan
sesuai dengan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik tentang sistem
informasi manajemen Rumah Sakit yang terintegrasi komputerisasi. Namun
ada sedikit keterlambatan saat penerimaan pasien diantaranya saat pasien
kurang membawa persyaratan untuk berobat dan masih ada terjadinya error
pada sistem informasi di bagian pendaftaran. Dilihat pada hasil diatas bahwa
pengaruh prosedur penerimaan pasien rawat jalan mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap efektivitas pelayanan. Untuk itu Dalam pelaksanaan
penerimaan pasien rawat jalan, pasien sering tidak mengambil nomor antrian
terlebih dahulu dikarenakan tidak adanya tulisan atau alur yang menyatakan
bahwa pasien wajib mengambil nomor antrian terlebih dahulu sebelum
melakukan pendaftaran. Akibat dari tidak adanya nomor antrian ini adalah
ada kemungkinan pasien akan dilayani tidak sesuai dengan waktu
kedatangannya. Selain itu juga dapat mengakibatkan pelayanan penerimaan
pasien rawat jalan tidak rapi karena setiap pasien pasti ingin dilayani
secepatnya. Dengan adanya nomor antrian, maka penumpukan pasien dapat
terhindarkan dan juga pasien menjadi lebih tertib. Maka dari itu
dibutuhkannya tulisan yang menyatakan pasien harus mengambil nomor
antrian terlebih dahulu atau membuat alur yang mudah dipahami oleh pasien.
Alur pasien menggambarkan tentang bagan tahapan pelayanan dari awal
pasien datang sampai pelayanan berakhir atau pulang dari suatu fasilitas
pelayanan kesehatan (Budi, 2011).
Menurut Hatta (2010) setiap fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit
maupun puskesmas harus membuat kebijakan dan prosedur sesuai dengan
tenaga dan fasilitas yang dimilikinya. Kebijakan dan prosedur tersebut

18
merupakan pedoman bagi petugas agar dapat melaksanakan kegiatan
penerimaan pasien rawat jalan dan Inap dengan konsisten. Kegiatan di tempat
penerimaan pasien belum ada prosedur yang tertulis. Sebaiknya prosedur
penerimaan dibuat tertulis karena hal ini dilakukan untuk mengontrol
pekerjaan yang telah dilakukan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat
konsisten dan sesuai aturan. Selain itu prosedur juga diletakkan di tempat
yang mudah dibaca oleh petugas penerimaan pasien karena prosedur
merupakan serangkaian langkah yang saling terhubung sebagai pedoman
pekerjaan sehingga mencapai tujuan yang telah ditentukan

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis sudah melaksanakan resisdensi di Rumah Sakit
Anugerah Bunda Khatulistiwa dari pembahasan sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan yaitu prosedur penerimaan pasien di Rumah Sakit sudah
baik namun belum cukup efektif dikarenakan adanya ketidaklengkapan
informasi data dari pihak pengantar pasien atau keluarga pasien kepada
petugas untuk di input datanya, mengakibatkan ada nya jeda atau waktu
tunggu pendaftaran pasien lain sehingga mempengaruhi waktu
pelayanan.Permasalahan yang timbul dari prosedur penerimaan pasien di
Rumah Sakit diantaranya kekeliruan petugas karena sistem informasi di
pendaftaran pada saat akan mendaftarkan pasien error sehingga petugas
menjadi mengulang mendaftarkan pasien kembali sehingga pasien menunggu
lebih lama. Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh pihak
Rumah Sakit, petugas pendaftaran mensosialisasikan kelengkapan data pasien
seperti KTP atau kartu pengenal lainnya kepada pasien atau pihak pengantar
pasien serta mensosialisasikan bahwa kelengkapan identitas atau informasi
identitas pasien sangat penting dalam proses pendaftaran, dan petugas
pendaftaran berupaya untuk menginput data pasien kembali dengan cepat dan
Pelayanan rumah sakit haruslah mengalami peningkatan terhadap kualitas
layanan itu.

5.2 Saran
1. Untuk RS Anugerah Bunda Khatulistiwa harus memberikan pelayanan
mulai dari informasi dan penerimaan Pasien hingga pelayanan Rawat Inap
dan Rawat Jalan yang berkualitas serta pelayanan kesehatan yang nyaman.
Dan diharapan pihak manajemen dapat membuat dan memperjelas
petunjuk dan prosedur perawatan rawat inap dan Rawat Jalan pada saat
pasien masuk dan pulang.
2. RS Anugerah Bunda Khatulistiwa harus meningkatkan kualitas pelayanan
baik dari fisik bangunan, peralatan dan sarana kerja maupun sumber daya

20
manusia agar dapat menjaga dan mempertahankan kualitas pelayanan dan
profesionalisme di segala bidang.
3. RS Anugerah Bunda Khatulistiwa khususnya di Unit Pelayanan Informasi
Dan Penerimaan Pasien harus melakukan evaluasi kinerja petugas serta
sarana fisik yang ada secara berkala sehingga dapat memantau kualitas
pelayanan kesehatan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Budi, S.C. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:


Quantum Sinergis Media
Hatta, G. R. (2010). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UIPress.
Wijono, Sutarto. 2018. Kepemimpinan Dalam Prespektif Organisasi. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono. 2005. Manajemen Kearsipan
Modern.Yogyakarta: Gava Media.
Republik Indonesia, 2009, Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai