(Peter M. Senge)
Resume pada Bab 1, Bab 10, dan Bab 19.
BAB 1
MENUJU MASA DEPAN ORGANISASI
Untuk menjalani masa kini dan masa depan, organisasi harus menekankan pada dua
hal : bakat dan lingkungan.
Dalam konteks bisnis, bakat dapat didefinisikan sebagai “kapabilitas yang dipakai
untuk menciptakan nilai yang dihargai dan diakui oleh pemilik kepentingan (stakeholder)
utama seperti pemilik, manajer, dan pelanggan”. Orang berbakat harus mengetahui cara agar
pekerjaan mereka sesuai dengan rantai nilai yang ada dan tidak hanya melakukan pekerjaan
rutin dengan baik namun juga hebat dalam melakukan pekerjaan mereka, khususnya untuk
komponen yang sangat penting.
Bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan bakat? Berikut ada tujuh cara sebagai
berikut :
1. Tim
Satukanlah orang-orang berkemampuan terbaik dalam sebuah tim, dan berikan tantangan
serta pekerjaan yang sangat berarti kepada mereka. Pastikan bahwa pekerjaan ini
dihargai oleh organisasi dan pelanggannya.
2. Proyek Khusus
Tidak ada yang melebihi suatu penugasan khusus, sejenis “misi yang mustahil” atau
proyek dengan prioritas tinggi, untuk menghasilkan orang berkemampuan terbaik.
3. Produk
Pindahkan orang berkemampuan terbaik ke pembuatan produk yang dapat diperbanyak
dan didistribusikan secara luas. Dengan menciptakan produk baru dan meningkatkan
produk yang telah ada, anda mendapatkan peningkatan yang sangat besar.
4. Distribusi
Cobalah mendapatkan distribusi yang luas untuk pekerjaan dari orang-orang
berkemampuan terbaik. Bila kerja yang hebat dari orang-orang berkemampuan terbaik
didistribusikan dan dipromosikan dengan buruk, anda mendapatkan pengingkatan yang
sedikit.
5. Pemasaran atau penjualan
Tingkatkan melalui kegiatan pemasaran dan penjualan. Hal ini bisa berarti menampilkan
karyawan berbakat dalam iklan atau melibatkan mereka dalam penjualan dengan
sejumlah cara.
6. Periklanan atau hubungan masyarakat
Buatlah orang berbakat terbaik yang anda miliki lebih dari kenyataan yang ada.
Ciptakan sebuah citra dan identitas untuk mereka. Manfaatkan dana secara bijak dalam
hal periklanan serta hubungan masyarakat dan media untuk memberi “merek” kepada
pemilik bakat terbaik itu.
7. Bimbingan/teladan/latihan
Pekerjakan orang berbakat yang cukup berpengalaman dan antusias dalam aktivitas
untuk memberi bimbingan, teladan, dan latihan kepada karyawan baru yang berbakat.
Berikut ini adalah perbedaan antara karyawan berpengetahuan dan karyawan berbakat:
TMS seharusnya menjadi magnet yang kuat bagi karyawan berbakat, menunjukan
bahwa perusahaan peduli dengan karyawan berbakat dan kebutuhan mereka untuk menikmati
pekerjaan. TMS tersusun kedalam 4 elemen, yaitu :
Tantangan yang positif menciptakan rasa perlunya menciptakan sesuatu dengan lebih baik.
Untuk menciptakan suatu lingkungan yang menantang, organisasi harus:
Akar OD dengan jelas tergambar pada pekerjaan sejak akhir 1940-an, ketika suatu kelompok
penelitian MIT milik Kurt Lewin, dipimpin oleh Morton Duetsch, mengadakan suatu
lokakarya tentang hubungan ras di New Britain, Connecticut. Dalam proses, mereka
menemukan “pembelajaran praktis” atau penilain perilaku kelompok atau individu dalam
‘disini dan sekarang’ untuk menggambarkan kesimpulan tentang dinamika kelmpok dan
individu.
Diakhir tahun 1964, kepemimpinan mulai timbul dari bidang ini. Penelitian dan konsultan
seperti Richard Bechard, Warren Bennis, Edgar Schein, Matthew Miles, Ronald Lippitt,
Robert Blake, Jane Mouton, dan Herb Shepard melukan penelitian, menjadi konsultan, serta
melaksanakan proyek penelitian di bawah bendera OD.
Banyak faktor yang turut berkontribusi pada fase ini dalam sejarah OD. Pesimisme
masyarakat umum yang dibawa oleh era Nixon menyebabkan berakhirnya dukungan negara
untuk penelitian oeruabahn sosial-liberal pada skala besar. Perubahan sosial, yang
berpasangan dengan resesi ekonomi, menghasilkan hilangnya selera seacar besa-besaran pada
aktivitas OD. Janji praktisi OD pada saat itu untuk membentuk suatu kehidupan organisasi
yang lebih baik dan lebih berarti tealt didikreditkan oleh sejumlah orang. Hal ini
menimbulkan tekanan yang semakin besar bagi praktisi OD untuk membenarkan keberadaan
mereka.
Implikasi dan Kesimpulan
Adalah penting untuk mencata bahwa cerita Shell New Zealand tidak memasukkan
praktisi OD tunggual kecuali fasilitator dari organisasi Gary Steel yang menjalankan sesi
FRD awal di Australia bagi 15 orang. Sisa dari proses perubahan direproduksi dan dijalankan
dengan mengajarkan para pemimpin diseluruh organisasi. Sesungguhnya, seluruh cerita
Royal Dutch/Shell sebenernya tidak memiliki pengaruh OD tradisional. Praktik OD
dimasukkan ke kegiatan utama, seperti yang ada di GE, dan praktik ini perlu dilaksanakan
semua pemimpin hebat untuk berhasil.
Meskipun hal ini pasti merupakan pelajaran yang menenangkan bagi anggota staff
OD yang masih ada di dalam Royal Dutch/Shell, namun hal itu menekankan secara efektif
tantangan yang dihadapi praktisi OD pada hari ini. Pelajaran sederhana adalah nahwa OD
merupakan bagian dari seperangkat keterampilan yang harus dimiliki semua pemimpin
organisasi yang efektif dan yang harus mampu mereka ajarkan ke anggota yang lain. Hal ini
berarti bahwa peran praktisi OD pada dasarnya adalah menyalurkan keterampilan, melatih,
serta mendesain protes. Pendek kata, hal itu adalah mengajarkan pemimpin menjadi guru.
Seperti yang diprediksikan Noel pada tahun 1978, OD telah terserap ke dalam praktik
lain. Dalam karya akademik tentang hal itu, teori dan metodologi OD telah dimasukan ke
bidang sumber daya manusia, perilaku organisasi,
BAB 19
MEMBANGUN KAPABILITAS ORGANISASI
Abad 21 ditandai oleh perubahan yang cepat dalam teknologi dan persaingan tanpa
henti yang disebabkan oleh globalisasi. Lingkungan perusahaan harus memiliki kapasitas
untuk beradaptasi atau mengalami konsekuensi kinerja yang buruk dan akhirnya kematian
serta kerusakan.
Tim puncak dan manajer tingkat utama yang lebih rendah dalam selusin organisasi
yang prestasinya tidak bagus memiliki presepsi yang sangat mirip dan konsisten tentang
hambatan bagi efektivitas organisasi. Hambatan ini tidak pernah dikomunikasikan ke
manajemen puncak oleh tingkat yang lebih rendah, dan juga tidak pernah ada tindakan yang
dilakukan oleh manajemen puncak untuk menghadapi hal tersebut, sehingga intervensi yang
kami desain untuk membantu memungkinkan mereka melakukan hal itu. Hambatan yang
dikenali adalah sebagai berikut:
Karena takut diancam atau dipermalukan oleh atasan, rekan kerja, bawahan, maka
kebenaran yang menyeluruh jarang dikomunikasikan. Ada dua faktor yang mencegah
karyawan untuk berbicara jujur, menurut penelitian James Detert. Yang pertama adalah
keamanan psikologis. Karyawan takut bahwa mengutarakan yang sesungguhnya akan
mempengaruhi penerimaan dan karier mereka. Yang kedua adalah kekhawatiran tentang
kegunaan umpan balik yang jujur. Pengalaman memberi tahu mereka bahwa berbicara jujur
tidak menyebabkan perubahan.
SRSD terus menggunakan OFP sebagai proses manajemen stratejik utama selama
lima tahun. Selama periode itu, efektifitas dan kinerja organisasi meningkat terus. Eksekutif
puncak dari perusahaan menyatakan bahwa defisi telah berkembang dari defisi terburuk
menjadi salah satu yang terbaik di dalam perusahaan. Karyawan melihat hal itu sebagai suatu
defisi yang memberi perhatian, yang mana tim kepemimpinan sekarang melaksanankan arah
stratejik bisnis yang efektif.
Penelitian pada penerapan OFP di organisasi telah menunjukan bahwa suatu proses
reguler seperti OFP dapat menghasilkan kebenaran sebenarnya tentang kesesuaian organisasi
dengan lingkungan bisnis dan kapabilitas untuk beradaptasi. Kerangka analistis yang melekat
dalam OFP telah menghasilkan perubahan yang dramatis dalam desain organisasi,
kepemimpinan, dan kinerja dalam beragam kondisi korporasi dan budaya nasional.
Karena tidak semua manajer siap untuk menghadapi kebenaran dan belajar. Suatu
situasi yang sangat mendukung dapat dibuat untuk melembagakan proses perubahan stratejik
seperti OFP di perusahaan, sehingga eksekutif puncak dan manajer unit bisnis dapat tetap
bertanggung jawab untuk terus belajar tentang kesesuian dan kapabilitas organisasi serta
kepemimpinan mereka. Analisis yang jujur oleh eksekutif puncak dengan dewan direksi dan
oleh manajer unit bisnis dengan eksekutif puncak tentang hal yang telah mereka pelajari
tentang organisasi mereka, tim puncak mereka, dan diri mereka sendiri akan mengembangkan
budaya pembelajaran korporasi yang menerima paradoks. Hal itu akan menciptakan
akuntabilitas untuk kesesuaian dan kapabilitas substansi penting untuk kinerja dan daya hidup
perusahaan yang terus terjadi.