Anda di halaman 1dari 14

Makalah Hak Dan Kewajiban

Kewarganegaraan

Disusun oleh :

Nama:Faisal Ramadhan

Nim:202130131

Kelas/Jurusan:D/Akuntansi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya  sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini saya susun sebagai tugas dari mata kuliah Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan dengan judul “ Hak dan Kewajiban Warga Negara”.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Rahmad Hidayat,S.Pd., M.A. selaku
dosen mata kuliah Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan
memberikan kuliah demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas
mata kuliah Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan dan kami berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 3
1.1  Latar Belakang........................................................................................... 3
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................... 3
1.3  Tujuan........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 4
2.1 Pengertian Hak , Kewajiban Dan Warga Negara....................................... 4
2.2 Asas Kewarganegaraan.............................................................................. 5
2.3 Unsur Yang Menentukan Kewarganegaraan............................................. 6
2.4 Masalah Status Kewarganegaraan............................................................. 7
2.5 Bentuk Pelanggaran Hak Warga Negara .................................................. 7
2.6 Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Indonesia........................ 8
2.7  Cara dan Bukti Memperoleh Kewarganegaraan....................................... 9

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 11


3.1 Kesimpulan................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan , maka akan terjadi suatu ketimpangan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , maupun bernegara.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah pada makalah dtitujukan untuk merumuskan permasalahan yang akan
dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah, sebagai berikut :
1. Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara
2. Asas-asas apa saja yang menentukan kewarganegaraan?
3. Unsur-unsur apa saja yang menentukan kewarganegaraan?
4. Apa saja masalah status kewarganegaraan?
5. Bagaimana tata cara memperoleh kewarganegaraan dan bukti kewarganegaraan?
6. Bentuk dari pelanggaran hak warga negara ?
7. Apa saja pengingkaran dari kewajiban di Indonesia ?
8. Apa Hak dan Kewajiban Warganegara?

1.3 Tujuan
1.      Memahami pengertian akan hak dan kewajiban warga Negara.
2.      Memahami siapa – siapa saja yang memiliki hak menjadi warga  negara Indonesia
3.      Mengetahui tentang apa saja yang menjadi Hak dan Kewajiban sebagai warga Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak , Kewajiban Dan Warga Negara


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban.
Beberapa hak tersebut antara lain:

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yangb layak (pasal 27 ayat (2) UUD 1945).
2. Hak membel Negara (pasal 30 ayat (1) UUD 1945).
3. Hak berpendapat ( pasal 28 UUD 1945).
4. Hak kemerdekaan memeluk agama (pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945).
5. Hak ikut serta dalam pertahanan Negara (pasal 30 ayat (1) UUD 1945)
6. Hak untuk mendapatkan pendidikan (pasal 31 ayat (1 dan 2) UUD 1945).
7. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia (pasal 32
UUD 1945).
8. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial (pasal 33 ayat
(1,2,3,4,5) UUD 1945).
9. Hak mendapatkan jaminan keaadilan sosial (pasal 34 UUD 1945).[1]

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban


untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat . Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan/ kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Beberapa kewajiban tersebut antara lain :
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :
1. Membayar pajak
2. Membela pertahanan dan keamanan
3. Menjunjung hukum dan pemerintahan
4. Menghormati hak asasi
5. Wajib mengikuti pendidikan dasar
Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam
UUD 1945:

a) Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan  dengan undang-undang  sebagai warga
Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
b) Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam
hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
c) Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.
d) Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.
[2]

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Pengertian warga negara menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan
keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai seorang warga dari negara itu.
Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara.
Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan
oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

2.2 Asas Kewarganegaraan


Asas kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah
disepakati dalam negara tersebut. Dalam menerapkan asas kewarganegaraan dikenal dua
pedoman,
yaitu :
1. 1.Asas ius sanguinis atau asas keturunan, yaitu merupakan kewarganegaraan
seseorang yang di tentukan berdasarkan dengan keturunan orang yang bersangkutan.
Contohnya, Seseorang yang di lahirkan dinegara AA, sedangkan orang tuanya
berkewarganegaraan negara BB, maka ia merupakan warga negara BB. Jadi
berdasarkan asas ini, kewarganegaraan sang anak akan selalu mengikuti
kewarganegaraan orang tuanya tanpa memperhatikan di mana anak tersebut di
lahirkan.
2. Asas ius soli atau asas kedaerahan, yaitu merupakan kewarganegaraan seseorang yang
ditentukan berdasarkan tempat dimana ia dilahirkan. Conthnya, seseorang yang
dilahirkan di negara B, dan sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara A,
maka ia ialah warganegara B. Jadi menurut asas tersebut kewarganegaraan seseorang
tidak terpengaruh dari kewarganegaraan orang tuanya, karena yang menjadi patokan
ialah tempat dimana sang anak dilahirkan.
Dengan adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaran dibeberapa negara, baik
itu yang menerapkan asas ius soli ataupun ius sanguinis, dapat menimbulkan dua
kemungkinan status dalam kewarganegaraan seorang penduduk yaitu, sebagai berikut:
a) Apatride, yaitu seorang penduduk yang sama sekali tidak memiliki kewarganegaraan.
Contohnya, seorang keturunan dari bangsa A yang menganut asas ius soli lahir di
negara B yang menganut asas ius sanguinis. Maka dari itu orang tersebut tidaklah
menjadi warga negara A maupun warga negara B. Maka dengan demikian orang
tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan.
b) Bipatride, yaitu seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan
sekaligus atau kewarganegaraan rangkap. Contohnya, seseorang keturunan bangsa B
yang menganut asas ius sanguinis lahir di negara A yang menganut asas ius soli.
Maka dari itu ia keturunan bangsa B, maka ia dianggap sebagai warga negara B.
Namun, negara A juga mengganggap dia warga negaranya karena berdasarkan tempat
lahirnya.
Dalam menetukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah dalam suatu negara
lazim menggunakan 2 (dua) stelsel, yaitu sebagai berikut:
1. Stelsel aktif, yaitu seseorang yang harus melakukan tindakan hukum tertentu
secara aktif untuk menjadi warga negara atau naturalisasi biasa
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara
tanpa melakukan satu tindakan hukum tertentu atau naturalisasi Istimewa.

2.3 Unsur Yang Menentukan Kewarganegaraan


1. Unsur-unsur yang menentukan kewarganegaraan seorang warga negara, yaitAdapu
sebagai berikut :
Unsur Darah Keturunan (Ius Sanguinis)
Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan kewarganegaraan
seseorang, prinsip ini berlaku diantaranya di Inggris, Amerika, Perancis, Jepang, dan
Indonesia.
2. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (Ius Soli)
Daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan,prinsip ini berlaku
di Amerika, Inggris, Perancis, dan Indonesia, terkecuali di Jepang.
3. Unsur Pewarganegaraan(Naturalisasi)Adalah tatacara bagi orang asing untuk
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Dalam
Undang-Undang dinyatakan bahwa kewarganegaraan dapat juga diperoleh melalui
pewarganegaraan. Permohonan pewarganegaraan dapat diperoleh dengan memenuhi
persyaratan tertentu. Syarat-syarat atau prosedur pewarganegaraan disesuaikan
menurut kebutuhan yang dibawakan oleh kondisi dan situasi negara masing-masing.
2.4 Masalah Status Kewarganegaraan
Dalam hubungan antar negara seorang dapat pindah tempat dan berdomisili dinegara
lain karena urusan tertentu baik atas nama pribadi, LSM ataupun karena tugas-tugas negara,
kemudian melahirkan anaknya dinegara tersebut, maka kewarganegaraan anak tersebut
tergantung pada asas yang berlaku di negara tempat kelahirannya sesuai peraturan
perundangan yang berlaku, terkadang sebaliknya tidak tergantung pada negara tersebut juga
tidak tergantung pada negara asal. Asas yang dianut oleh suatu negara dengan negara lain pun
berbeda. Kondisi demikian menimbulkan persoalan status kewarganegaraan seseorang. Hal
ini menimbulkan seeorang dapat saja memiliki kewarganegaraan ganda (bipatride) ada yang
tidak memiliki kewarganegaraan (apatride) bahkan terkadang ada yang memiliki lebih dari
dua kewarganegaraan (multipatride).
Apatride timbul apabila karena menurut aturan kedua negara tidak diakui sebagai
warganegara. Misalkan Ari dan Afi adalah suami isteri yang berkewarganegaraan A yang
menganut asas soli, mereka berdomisili di negara B yang menganut asas ius sangiunis,
kemudian melahirkan anaknya C. C oleh negara A tidak diakui karena tidak lahir dalam
wilayah negara A dan tidak diakui negara B karena bukan keturunan bangsa B.
Bipatride timbul karena menurut aturan kedua negara diakui status
kewarganegaraannya. Misalkan Ari dan Afi adalah suami isteri yang berkewarganegaraan A
yang menganut asas sangiunis, mereka berdomisili di negara B yang menganut asas ius soli,
kemudian melahirkan anaknya C. C oleh negara A diakui karena keturunan bangsa A dan
diakui negara B karena lahir dalam wilayah negara B.
Multipatride timbul karena sesuatu dan lain hal seseorang selalu berurusan dengan
negara ataupun unsur-unsur lain dalam suatu negara dan sering berpindah wilayah
domisilinya. Dalam hukum internasional multipatride dianggap mengganggu sistem
kewarganegaraan suatu negara.

2.5 Bentuk Pelanggaran  Hak Warga Negara


Berikut ini adalah beberapa Kasus pelanggaran ataupun kontroversi HAM dan Hak Warga
Negara khususnya yang terjadi di Negara kita.

1. Hukuman Mati
       Kontroversi hukuman mati sudah sejak lama ada di hampir seluruh masyarakat dan
negara di dunia. Indonesia pun tak luput dari kontroversi ini. Sampai hari ini pihak yang
pro hukuman mati dan yang kontra hukuman mati masih bersilang sengketa. Masing-
masing datang dengan rasional dan tumpukan bukti yang berseberangan, dan dalam
banyak hal sepertimewakili kebenaran itusendiri.
Seharusnya kontroversi itu berakhir ketika UUD 1945 mengalami serangkaian perubahan.
Dalam konteks hukuman mati kita sesungguhnya bicara tentang hak-hak asasi manusia
yang dalam UUD 1945 setelah perubahan masuk dalam Bab XA. Pasal 28A dengan
eksplisit mengatakan: “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”.
Jadi, ‘hak untuk hidup’ atau ‘the right to life’ adalah hak yang paling mendasar dalam
UUD 1945. Hak untuk hidup ini adalah puncak hak asasi manusia yang merupakan induk
dari semua hak asasi lain.
2. Perlindungan Hukum

Sudahkah kita mendapatkan Perlindungan Hukum dengan baik?

Kita sebagai warga negara berhak mendapatkan Perlindungan Hukum tetapi kenyataannya
masih banyak dari kita yang belum mendapatkan perlindungan hukum dengan baik.

Contoh Kasus belakangan yang marak terjadi yaitu BEGAL!!!

Dimana pemerintah (dalam hal ini di wakilkan oleh APARAT KEAMANAN) lebih
banyak bertindak setelah adanya kejadian bukan sebelumnya kejadian.

3. Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa
pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan
empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan
Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di
tempat-tempat vital seperti kepala, leher, dan dada.Tragedi ini jelas merupakan
pelanggaran HAM dan Hak Warga Negara khususnya.

4. Pergusuran Rumah

Penggusuran terhadap rumah warga selalu terjadi setiap tahun. Tata ruang kota selalu
menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan yang merugikan bagi
sebagian warga kota itu.Kebijakan pemerintah melakukan penggusuran ini dinilai sebagai
bentuk pelanggaran Hak Warga Negara.

Beberapa yang sudah di sebutkan tadi merupakan beberapa contoh dari sekian banyaknya
kasus pelanggaran Hak di Indonesia contohnya seperti Buruh Marsinah, dan Tragedi
Tanjung Priok serta masih banyak lagi.

2.6 Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara di Indonesia


Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada
beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa hal
yang menjadi kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang
menjadi hak dari negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga
negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara terdapat dalam
konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik Indonesia.
Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan berat sebelah
menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan. Nyatanya, didalam
pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak selalu
berjalan dengan mulus. Masih sering kita temui pelanggaran yang terjadi, terlebih didalam
pelaksanan kewajiban negara terhadap pelaksanaan hak-hak dasar warga negara. Berikut
beberapa contoh pelanggaran pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar
warga negara.

Contoh Pengingkaran Kewajiban di Indonesia


Pengingkaran kewajiban warga Negara banyak sekali bentuknya,mulai dari yang
sederhana sampai yang berat , diantaranya adalah :

 Membuang sampah sembarangan


 Melanggar aturan lalu lintas , misalnya tidak memakai helm , tidak mempunyai SIM,
tidak mematuhi
rambu-rambu lalu lintas, tidak membawa STNK dan sebagainya.
 Merusak fasilitas Negara , misalnya mencorat – coret bangunan milik umum ,
merusak jaringan telephon,
dan sebagainya.
 Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara, misalnya
mangkir dari kegiatan

2.7  Cara dan Bukti Memperoleh Kewarganegaraan

Berkaitan dengan asas kewarganegaraan tersebut maka dalam suatu negara terdapat dua
stelsel kewarganegaraan, yaitu stelsel aktif dan pasif.
 Stelsel aktif adalah orang harus aktif melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu
untuk dapat menjadi warga negara. Stelsel aktif dikenal dengan by registration.
 Stelsel pasif adalah orang dengan sendiri dianggap sebagai warga negara walaupun
tanpa melakukan tindakan tertentu untuk menjadi warga negara. Stelsel pasif dikenal
dengan by operation of law.
Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia diatur menurut Undang-Undang No. 12 Tahun
2006 sebagai berikut.
a.       Permohonan
Permohonan, yaitu tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia. Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
2. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10
(sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut;
3. sehat jasmani dan rohani;
4. dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8. membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
b.      Pernyataan
Pernyataan, yaitu warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan
pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat berwenang. Pernyataan dilakukan
apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia
paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan
berkewarganegaraan ganda.
c.       Pemberian
Pemberian kewarganegaraan dapat diberikan kepada orang asing yang telah berjasa
kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi
kewarganegaraan Republik Indonesia oleh presiden setelah memperoleh pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan pemberian kewarganegaraan
tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda.Contoh:atlet-atlet
bulu tangkis yang merupakan etnis keturunan karena telah berjasa mengharumkan nama
Indonesia maka diberikan kewarganegaraan Indonesia oleh pemerintah, seperti Rudi Hartono,
Liem Swie King, dan Ivana Lie.

d.      Pernyataan untuk Memilih Kewarganegaraan


Ketentuan ini berlaku bagi anak yang memenuhi kriteria di bawah ini dan anak
tersebut sudah berumur 18 tahun atau telah kawin.
1. Anak warga negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia
18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.
2. Anak warga negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah
sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap
diakui sebagai warga negara Indonesia.
3. Anak tersebut memiliki kewarganegaraan ganda. Namun, setelah berumur 18 tahun
atau telah kawin, ia harus menyatakan memilih kewarganegaraan. Apakah ia
memilih ber kewarganegaraan asing ataukah berkewarganegaraan Indonesia.
Untuk memperoleh status kewarganegaraan Indonesia diperlukan bukti-bukti sebagai berikut.
1. Surat bukti kewarganegaraan bagi mereka yang memperoleh kewarganegaraan karena
kelahiran adalah dengan Akta Kelahiran.
2. Surat bukti kewarganegaraan bagi mereka yang memperoleh kewarganegaraan karena
pengangkatan adalah dengan Kutipan Pernyataan Sah Buku Catatan Pengangkatan
Anak Asing.
3. Surat bukti kewarganegaraan bagi mereka yang memperoleh kewarganegaraan karena
dikabulkannya permohonan adalah Petikan Keputusan Presiden tentang permohonan
tersebut tanpa si pemohon mengangkat sumpah dan janji setia.
4.  Surat bukti kewarganegaraan bagi mereka yang memperoleh kewarganegaraan karena
pewarganegaraan adalah dengan petikan keputusan presiden tentang pewarganegaraan
yang diberikan setelah pemohon mengangkat sumpah dan janji setia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam   kandungan , sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut . Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu
sama lain , sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara . Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang , dan
papan.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.Cetakan Ke-3.       Jakarta:
Bumi Aksara.
http://www.lintasjari.com/cara-dan-bukti-memperoleh-kewarganegaraan/
http://coretan-berkelas.blogspot.com/2014/09/asas-asas-kewarganegaraan-   indonesia.html
[1] Winarno,Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta :Bumi Aksara, 2006) h.
51
[2] https://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/ (Akses,
Rabu, 12 oktober 2016)
[3] http://coretan-berkelas.blogspot.com/2014/09/asas-asas-kewarganegaraan-indonesia.html 
(Akses, Rabu, 12 Oktober 2016)
[4] http://www.lintasjari.com/cara-dan-bukti-memperoleh-kewarganegaraan/ (Akses Rabu,12
Oktober 2016)
inShare
https://alifakhrurrozi.wordpress.com/2017/07/27/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-negara/

http://aniiev.blogspot.com/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai