Anda di halaman 1dari 6

Media Akuakultur Volume 7 Nomor 1 Tahun 2012

BEBERAPA JENIS IKAN LOKAL YANG POTENSIAL UNTUK BUDIDAYA:


Domestikasi, Teknologi Pembenihan, dan Pengelolaan
Kesehatan Lingkungan Budidaya
Estu Nugroho*), M. Fatuchri Sukadi**), dan Gleni Hasan Huwoyon**)
*)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya
Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
E-mail: engroho@yahoo.com
**)
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar
Jl. Sempur No. 1, Bogor 16154

komoditas-komoditas ikan introduksi yang sudah lama


ABSTRAK didomestikasi di Indonesia yaitu ikan mas, nila, lele
dumbo, dan patin hypop (Pusat Data Statistik dan
Biodiversitas ikan-ikan air tawar lokal asli Indo- Informasi, 2008). Produksi ikan-ikan lokal asli Indonesia
nesia sangat berlimpah namun belum banyak tidak terinci tercatat, namun dikelompokkan ke dalam
dimanfaatkan dalam budidaya. Pemanfaatan ikan lainnya yang tercatat sekitar 20% dari total produksi
secara langsung masih dalam taraf penangkapan
ikan air tawar pada tahun 2008.
di alam yang dikhawatirkan dapat membahaya-
kan populasinya di alam. Salah satu alternatif Perkembangan yang luas budidaya ikan non asli Indo-
untuk pencegahannya adalah dengan upaya nesia (introduksi) yang sudah terdomestikasi baik ini
meningkatkan budidaya dan mengurangi di beberapa daerah menjadi salah satu penyebab mulai
penangkapan yang berlebihan. Langkah pertama jarang bahkan sulitnya beberapa jenis ikan lokal asli
yang dibutuhkan adalah melakukan domestikasi Indonesia yang dapat ditemui di perairan umum, seperti
untuk mendapatkan teknologi pembenihannya ikan tambra (Tor tambroides Bleeker, 1854) di Hulu DAS
dan upaya pengelolaan lingkungan yang dibutuh- Barito (Haryono & Subagja, 2008); ikan belida (Notopterus)
kannya. Sekitar 20 jenis ikan lokal asli Indonesia
dan patin sungai (Pangasius nasutus) serta ikan jelawat
telah dimanfaatkan dalam budidaya ikan konsumsi,
sedangkan teknologi yang telah berhasil di- (Leptobarbus hoeveni) dianggap sudah jarang ditemukan
kembangkan tercatat pada 7 jenis ikan air tawar (Petrus et al., 2008); ikan betutu (Oxyeleotris marmorata),
seperti ikan baung, jelawat, nilem, kancra, tawes, dan tebirin (Belodontichthys dinema) (Utomo, 2008).
belida, dan betutu. Salah satu alternatif untuk menjaga biodiversitas
ikan-ikan lokal asli Indonesia melalui konservasi jenis di
KATA KUNCI: ikan lokal, potensial, pembenihan
tingkat pembudidaya (on farm conservation) adalah dengan
cara mendomestikasikan dan membudidayakannya.
Pengembangan budidaya berbasis ikan lokal ini dapat
PENDAHULUAN dijadikan pula sebagai upaya dalam mengembangkan
budidaya ramah lingkungan, menanggulangi kemiskinan,
Indonesia mempunyai keanekaragaman jenis ikan
dan menyediakan pangan bagi masyarakat lokal.
yang meliputi sekitar 8.500 jenis dari sekitar 20.000 jenis
ikan yang ada di dunia (Ministry of National Development Budidaya ramah lingkungan dalam arti ikut membantu
Planning, 1993). Kegiatan pemanfaatan plasma nutfah pemeliharaan ekosistem tempat ikan lokal biasa hidup
melalui pembudidayaan ikan telah dilakukan beberapa yang umumnya selalu diikuti dengan kearifan lokal seperti
ratus tahun yang lalu, yaitu ikan bandeng (Chanos chanos) ikan garing di Suaka Lubuk Larangan, Sumatera Barat.
yang dipelihara di tambak pada zaman Majapahit. Selain itu, sistem perikanan berbasis budidaya merupakan
salah satu hal yang biasa dilakukan dengan ikan-ikan lokal
Pembudidayaan ikan mas (Cyprinus carpio) pertama kali
sebagai bahan untuk penebaran di alam sehingga dapat
dilakukan, diperkirakan pada abad ke-19 melalui
menjadikan mata pencarian tambahan bagi masyarakat
domestikasi ikan-ikan dari Cina maupun Eropa. sekitar yang secara tidak langsung akan dapat mengurangi
Dewasa ini, produksi ikan dari hasil budidaya ikan kemiskinan sekaligus sebagai sumber protein hewani yang
air tawar sebagian besar (75,71%) disumbangkan oleh dibutuhkan masyarakat.

52
Beberapa jenis ikan lokal yang potensial untuk budidaya: Domestikasi, teknologi pembenihan, ..... (Estu Nugroho)

Dalam proyeksi produksi perikanan budidaya nasional Tabel 1. Jenis ikan air tawar lokal Indonesia yang
sampai tahun 2014, ikan lokal termasuk ke dalam digunakan dalam budidaya
kelompok jenis ikan lainnya yang belum mendapatkan
Nama latin Nama lokal
perhatian untuk diunggulkan. Walaupun demikian,
proyeksi peningkatan ikan lainnya ini (188%/tahun) lebih Pangasius nasutus Patin lokal
tinggi dari proyeksi kenaikan produksi ikan unggulan Pangasius djambal Patin lokal
seperti ikan mas (138%//tahun), gurame (127%//tahun), Leptobarbus hoeveni Jelawat
dan bahkan terhadap udang windu (182%//tahun), serta Oxyeleotris marmorata Betutu
kakap (185%//tahun) (Murdjani, 2010). Sebagai perban- Notopterus borneensis Belida
dingan, di Cina yang sudah demikian tinggi hasil akua- Mystus nemurus Baung
kulturnya (tahun 2006: 36,9 juta ton), komposisi ikan Helostoma temminchii Kapar/tambakan
yang bukan asli Cina hanya sekitar 11,7% (2,5 juta ton) Anabas testudineus Betok/papuyu
(Liu & Li, 2010). Osphronemus gouramy Gurami/kalui
Tor douronensis Semah
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam upaya Puntius javanicus Tawes
membudidayakan ikan lokal Indonesia adalah dengan Puntius schwanefeldi Lampam
menentukan jenis ikan yang potensial. Pengembangan Scleropages formosus Arowana
ikan lokal akan sangat tergantung di antaranya pada Osteochilus sp. Kelabau
pemasaran ikan tersebut, tersedianya benih dan tekno- Osteochilus hasselti Nilem
logi budidaya, serta dukungan kelembagaan yang ada. Clarias spp. Lele-lelean
Mystacoleucus padangensis Bilih maninjau
Thynnichthys thinnoides Benangin
Channa sp. Gabus-gabusan
Mugil chepalus Belanak
Chanos chanos Bandeng

teknologi pembudidayaan, keberadaan institusi


pengembangan budidaya, dampak terhadap UKM, dan
industri budidaya, serta lingkungan bila komoditas
dikembangkan dan keunggulan komparatifnya. Penilaian
dilakukan dengan skoring disertai pembobotan masing-
masing kriteria yang ditentukan sendiri secara langsung
oleh stakeholder perikanan budidaya antara lain, pengusaha
Gambar 1. Ikan Tor sp. yang sudah mulai jarang dijumpai swasta, pembudidaya, petugas pemerintah, perguruan
di Kalimantan
tinggi, peneliti, dan perekayasa.
Berikut ini hasil dari kegiatan analisis komoditas di
Jenis Ikan Lokal Potensial
daerah Kalimantan (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Sekitar 21 jenis ikan lokal air tawar (dari 40 jenis Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan) dan di daerah
komoditas ikan) yang dikembangkan sebagai sumber Sumatera (Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Sumatera
plasma nutfah untuk kegiatan budidaya dalam rangka Barat, dan Lampung).
menunjang program diversifikasi usaha budidaya pada
Jenis ikan lokal yang diminati oleh stakeholder sebagai
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Nugroho, 2002)
ikan potensial budidaya di Pulau Kalimantan sekitar 16
tertera pada Tabel 1.
jenis yaitu ikan sapan/lomi (Tor tambroides), kalui/gurami
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar sejak tahun (Osphronemus gouramy), pipih/belida (Chitala sp.), jelawat
2006 mulai melaksanakan evaluasi jenis-jenis ikan lokal (Leptobarbus hoeveni), baung (Mystus nemurus), tambakan
yang potensial untuk budidaya melalui kegiatan analisis (Helostome temminckii), betutu (Oxyeleotris marmorata),
komoditas melalui diskusi kelompok terfokus (Focus patin sungai (Pangasius nasutus), kalabau (Osteochilus sp.),
Group Discussion , FGD). Beberapa kriteria yang digunakan toman (Channa sp.), tapah (Wallago sp.), betok (Anabas
untuk menentukan jenis komoditas sebagai ikan testudineus), saluang (Rasbora sp.), tambuwuk, sanggang,
potensial adalah pemasaran, ketersediaan benih, dan udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

53
Media Akuakultur Volume 7 Nomor 1 Tahun 2012

Empat jenis ikan lokal yang menempati urutan teratas mapan serta dikembangkan di masyarakat sebagai suatu
dan diperkirakan akan dapat berkembang baik di usaha perikanan di antaranya adalah teknologi budidaya
masyarakat dalam mendorong perkembangan budidaya ikan gurami dan udang galah, b) teknologi budidaya yang
ikan lokal di daerah setempat antara lain adalah udang telah mantap dan siap untuk dimasyarakatkan di antara-
galah, betok, jelawat, dan betutu. Keempat jenis ikan ini nya adalah teknologi budidaya ikan jelawat, c) teknologi
dijadikan prioritas komoditas di masing-masing daerah budidaya yang sudah dicoba dalam penelitian dan
di Kalimantan, di samping komoditas nasional yang sudah perekayasaan yang sudah menunjukkan keberhasilannya
ditentukan yaitu ikan mas dan nila. Hasil skoring analisis namun belum mantap sehingga belum siap untuk
komoditas di daerah Kalimantan Tengah tercantum pada dimasyarakatkan di antaranya teknologi budidaya untuk
Tabel 2. ikan botia dan papuyu (Nugroho, 2002).
Sedangkan tim BRPBAT untuk analisis komoditas
Tabel 2. Hasil skoring analisis komoditas ikan lokal di mendapatkan informasi tentang teknologi pembenihan
daerah Kalimantan Tengah (2010) ikan-ikan lokal di daerah Kalimantan dan Sumatera. Adapun
Nama latin Nama lokal Skor
status teknologi di antaranya adalah sebagai berikut: a)
teknologi budidaya yang mapan pada komoditas ikan
Macrobrachium rosenbergii Udang galah 440 gurame dan udang galah, b) teknologi budidaya siap
Leptobarbus hoeveni Jelawat 390 dikembangkan pada komoditas ikan jelawat, tambakan,
Oxyeleotris marmorata Betutu 390 betutu, dan betok, sedangkan ikan jenis lainnya masih
Anabas testudineus Betok, papuyu 390
dalam taraf, c) teknologi yang perlu untuk dimantapkan
Osphronemus gouramy Kalui/gurami 350
lagi sebelum dikembangkan di masyarakat.
Helostoma temminchii Tambakan 340
Mystus nemurus Baung 320 Nugroho & Kristanto (2008), menjelaskan teknologi
Notopterus sp. Pipih/belida 320 pembenihan dan pembesaran 15 ikan popular di Indo-
Tor tambroides Sapan/lomi 290 nesia, 7 di antaranya adalah untuk ikan lokal yaitu ikan
Channa sp. Toman 280 baung, jelawat, betutu, nilem, kancra, belida, dan tawes.
Rasbora sp. Saluang 270 Status teknologi dari masing-masing komoditas tertera
Wallago sp. Tapah 260 pada Tabel 3.
Puntius bulu Sanggang 260
Pangasius nasutus Patin sungai 250
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Budidaya
Osteochilus sp. Kalabau 160 Secara definisi, penyakit merupakan suatu keadaan
Cyclochrilichthys apogon Tambuwuk 110 fisik, morfologi dan atau fungsi yang mengalami
perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab
yaitu dari dalam (internal) dan luar (eksternal) (Direktorat
Secara garis besar hasil analisis komoditas tentang Kesehatan Ikan dan Lingkungan, 2009). Timbulnya
ikan lokal yang potensial untuk dikembangkan di daerah penyakit pada ikan merupakan interaksi kontribusi secara
Sumatera antara lain adalah ikan garing (Tor sorro), belida, bersamaan faktor-faktor ketahanan ikan/inang, sifat jasad
gurame, bilih, betutu, rasbora, tawes, tambakan, mujair, patogen dan keadaan lingkungan (Anderson, 1974).
baung, nilem, dan udang galah. Empat jenis ikan lokal
yang diminati oleh stakeholder sebagai ikan potensial di Penyakit yang disebabkan oleh faktor eksternal terdiri
daerah Sumatera Barat adalah sebagai berikut: ikan atas: a) penyakit non infeksius yang disebabkan oleh
gurame, garing, baung, dan rasbora (Gambar 2). faktor lingkungan, mal-nutrisi, dan genetis, b) penyakit
infeksi yang disebabkan oleh patogen baik yang berupa
Teknologi Pembenihan jamur, parasit, bakteri, dan virus (Direktorat Kesehatan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Ikan dan Lingkungan, 2009).
Jenderal Perikanan Budidaya dan Badan Penelitian dan Pencegahan merupakan salah satu alternatif terbaik
Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah mengem- yang dilakukan dalam menjaga kesehatan ikan. Untuk ikan
bangkan domestikasi, teknologi pembenihan, dan lokal yang baru didomestikasi maka pengelolaan faktor
pembesaran beberapa komoditas ikan lokal yang ada di lingkungan merupakan faktor utama yang perlu
masyarakat. Secara garis besar status domestikasi, diperhatikan. Pengelolaan faktor lingkungan merupakan
teknologi pembenihan dan pembesaran dapat dibedakan upaya semaksimal mungkin untuk memelihara lingkungan
menjadi tiga, yaitu: a) teknologi yang telah dikuasai dan tidak berubah atau sesuai dengan yang dibutuhkan ikan

54
Beberapa jenis ikan lokal yang potensial untuk budidaya: Domestikasi, teknologi pembenihan, ..... (Estu Nugroho)

Ikan betutu Ikan kelabau hitam

Ikan papuyu Ikan tengadak

Gambar 2. Beberapa jenis ikan lokal yang ada di Kalimantan dan Sumatera

Tabel 3. Jenis ikan dan status teknologi pembenihannya

Jenis ikan Teknologi pembenihan

Induce breeding , menggunakan hormon ovaprim, dosis 0,9 mL/kg induk.


Baung
Produksi benih = 20.000-30.000/kg induk
Induce breeding , menggunakan hormon ovaprim, dosis 0,9 mL/kg induk.
Jelawat
Produksi benih = 50.000/2,5 kg induk
Induce breeding , menggunakan hormon ovaprim, dosis 0,6 mL/kg induk.
Nilem
Produksi benih = 1.500-2.000 ekor/induk (ukuran 100-200 g)
Induce breeding , menggunakan HCG dan hormon ovaprim, dosis 0,7 mL/kg induk.
Kancra
Produksi benih = 300 ekor/induk (ukuran 2 kg)
Tawes Induce breeding , menggunakan ovaprim, dosis 0,3 mL/kg induk.
Pemijahan alami dengan substrat enceng gondok.
Belida
Produksi benih = 500 ekor/induk
Pemijahan alami, dengan substrat tonggak kayu.
Betutu
Produksi benih = 200-300 ekor/kg induk

55
Media Akuakultur Volume 7 Nomor 1 Tahun 2012

Pathogen + host + environment = disease Pathogen exclusion = no disease

HOST HOST

ENVIRONMENT PATHOGEN ENVIRONMENT PATHOGEN

Gambar 3. Interaksi antara ikan, jasad patogen, dan lingkungan penyebab penyakit (Sumber: Liu, APO Meeting
Taiwan, 2009)

sehingga ikan tidak stres. Beberapa faktor yang menye- patogen dari daerah luar, kasus mewabahnya KHV
babkan berubahnya keadaan suatu lingkungan adalah merupakan kejadian dari peristiwa ini. Disadari atau tidak
polusi, penangkapan berlebihan pada organisme yang ikan mas yang berasal dari daerah wabah merupakan
masuk dalam rantai makanan, penyebaran jasad patogen pemicu terjadinya penyakit di daerah setempat sehingga
dari daerah lain, kecerobohan dalam stocking jenis ikan beberapa jenis ikan cyprinid menjadi punah. Pelarangan
dan penggunaan bahan berbahaya atau antibiotik pada distribusi ikan-ikan dari daerah yang sedang berjangkit
ikan budidaya di daerah tersebut. serta penggunaan vaksin pada ikan yang akan di-
Sumber perubahan lingkungan akibat bahan-bahan distribusikan merupakan langkah yang dapat dilakukan
polutan baik dari rumah tangga maupun industri sering dalam pengelolaan lingkungan budidaya.
dijumpai pada perairan daratan. Contoh terkini adalah Dibalik segi positif, program restocking merupakan
Waduk Cirata, di mana kualitas airnya jauh memburuk kegiatan yang dapat menyebabkan terganggunya salah
dibandingkan keadaan lingkungan pada awal peng- satu jenis ikan di daerah tertentu jika tidak dilakukan
genangannya pada tahun 1984. Pemeliharaan lingkungan dengan cermat. Perbedaan latar belakang genetik antar
dari polutan yang bisa menyebabkan penurunan kualitas ikan yang dijadikan bahan stocking dan ikan yang ada di
air merupakan langkah mutlak yang harus dilakukan daerah tempat dilakukan stocking akan membuat kerancuan
misalnya melalui peraturan yang diterbitkan oleh pihak genetik yang mempunyai peluang hilangnya allele tertentu
yang berwenang tentang program kebersihan, di samping yang adaptif terhadap lingkungan dari ikan aslinya, dan
melakukan sosialisasi pengetahuan dan pendidikan tidak menutup kemungkinan terjadinya kepunahan.
tentang perilaku hidup sehat. Verifikasi data dasar genetik dari populasi ikan-ikan yang
Penangkapan suatu jenis ikan secara berlebihan juga akan dijadikan bahan untuk penebaran dapat dijadikan
akan mempengaruhi keadaan suatu lingkungan menjadi alternatif awal pengelolaan ikan lokal.
tidak seimbang lagi. Penangkapan yang berlebihan akan Penggunaan obat-obatan, khususnya antibiotik, yang
menjadikan rantai makanan yang ada menjadi terputus tidak sesuai dosis dan jenis yang dianjurkan dapat pula
sehingga dapat menyebabkan suatu jenis ikan menjadi menjadikan jasad patogen resisten sehingga muncul jenis
berlimpah. Keadaan ini dapat mempengaruhi pula kondisi baru. Umumnya para pembudidaya suka mencoba-coba
lingkungan secara tidak langsung yang bermuara terhadap tanpa informasi yang tepat tentang penggunaan obat-
keberadaan ikan-ikan lokal yang ada di daerah tersebut. obatan dan bahan kimia untuk mengatasi suatu kejadian
Pengaturan alat tangkap baik jenis maupun peruntukan yang tengah dialaminya. Keadaan ini menyebabkan
serta kuota akan dapat membantu kelestarian ikan-ikan seringkali terjadi atau munculnya penyakit-penyakit baru
lokal. Penentuan zonasi dan konservasi juga merupakan di daerah budidaya sehingga akan mempengaruhi
alternatif pengelolaan lainnya. kesehatan ikan-ikan lokal yang ada di daerah tertentu.
Pembudidayaan ikan dengan benih yang berasal dari Penerapan CBIB (cara budidaya ikan yang baik) merupakan
daerah lain juga dapat menyebabkan tersebarnya jasad salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk membantu

56
Beberapa jenis ikan lokal yang potensial untuk budidaya: Domestikasi, teknologi pembenihan, ..... (Estu Nugroho)

para pembudidaya melakukan eksperimen sendiri dalam Ministry of National Development Planning. 1993.
mengatasi serangan penyakit ikan yang sedang terjadi. Biodiversity Action Plan for Indonesia. Ministry of
National Development Planning Agency, Jakarta,
KESIMPULAN 141 pp.
Penentuan jenis komoditas, pemilihan teknologi Murjani. 2010. Program Pengelolaan Marine Culture.
pembenihan yang sesuai, dan pengelolaan kesehatan Bahan Presentasi Seminar Dampak Pencemaran Laut
lingkungan yang tepat merupakan aspek penting dalam terhadap Produktivitas Sumberdaya Kelautan. Jakarta
kesuksesan pengembangan ikan-ikan lokal sebagai ikan 14 Mei 2010, 13 hlm.
budidaya yang potensial. Domestikasi dan budidaya ikan- Nugroho, E. 2002. Pemanfaatan dan Pelestarian Plasma
ikan lokal dapat dijadikan cara untuk mempertahankan Nutfah Ikan Untuk Meningkatkan Produktivitas
keberadaan plasma nutfah ikan-ikan lokal di suatu daerah Perikanan Budidaya. Warta Penelitian Perikanan Indo-
sehingga dapat terus dimanfaatkan secara berke- nesia, 6-13 hlm.
sinambungan. Nugroho, E. & Kristanto, A.H. 2008. Panduan Lengkap
DAFTAR ACUAN Budidaya 15 Ikan Popular. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pusat Data Statistik dan Infromasi. 2008. Kelautan dan
Anderson, D.P. 1974. Fish Immunology. TFH Publications.
Perikanan dalam angka 2008. PDSI, Sekretariat
Hongkong.
Jenderal, Departeman Kelautan dan Perikanan, 93 hlm.
Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan. 2009.
Petrus, M., Erayani, S., Irmayuti, S., Magat, A.T.S.,
Pengendalian Penyakit Ikan. Direktorat Jenderal
Mukhroni, Penni, Florensi, E., & Jumat, E. 2008. Jenis
Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan
Ikan Air Tawar dan Daerah Sebarannya di Kalimantan
Perikanan. 123 hlm.
Tengah. Dinas KP Kalimantan Tengah, 305 hlm.
Haryono & Subagja, J. 2008. Populasi dan Habitat Ikan
Utomo, A. Dj. 2008b. Status of Inland Water Fish
Tambra, Tor tambroides (Bleeker, 1854) di Perairan
Biodiversity in Indonesia. In Kartamihardja, E.S.,
Kawasan Pegunungan Muller Kalimantan Tengah.
Hartoto, D. I., Kamal, M.M., Husnah, Hernroth, L., &
Biodiversitas, 9 (4): 306-309
Hem, S. (Eds). Proceeding International Conference on
Liu, J. & Li, Z. 2010. The Role of Exotics in Chinese In- Indonesian Inland Waters. Book 2: General Papres, 17-
land aquaculture. In De Silva, S.S. & Davy, F.B. (Eds). 18 November 2008, Palembang. Res. Inst. For Inland
Success Story in Asian Aquaculture. NACA. Springer Fisheries, B9-B15.
Science Business Media. B.V., p. 173-185.

57

Anda mungkin juga menyukai