Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SRI NURJANAH NIM : 2103277044

MATKUL : PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN KELAS : 1A


DOSEN : IMA SUKAMAWATI, S.Kep., Ners., MPH

1. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN


Promosi kesehatan adalah upaya peningkatan status kesehatan individu dan masyarakat. Definisi WHO
mengenai promosi kesehatan menekankan Promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki, kesehatan mereka.
Pengertian Promosi Kesehatan Menurut Para Ahli :
Green dan Kreuter (2005)
Promosi kesehatan adalah gabungan upaya dari pendidikan, kebijakan politik, peraturan, serta organisasi
guna mendukung berbagai kegiatan dan kondisi hidup yang bermanfaat untuk kesehatan individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas.
Leavell and Clarck (1957)
Promosi kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan atau upaya promotif, yang mana hal ini
bukanlah sebagai promosi kesehatan dalam satu konsep yang utuh.
Piagam Ottawa
Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan individu atau kelompok untuk dapat meningkatkan
dan memperbaiki kesehatannya sendiri.
Promosi kesehatan dalam Piagam Ottawa inilah yang kemudian diadobsi oleh WHO.
2. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN
Tujuan promosi kesehatan yang utama adalah memberikan informasi yang pada tingkatan lebih lanjut
dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai program atau gerakan yang tengah dicanangkan oleh
pemerintah. Tujuan promosi kesehatan :
1. Mengembangkan kebijakan pembangunan kesehatan (healthy public policy)
Berupaya mengembangkan berbagai kebijakan pembangunan di setiap sektor dengan memperhatikan
dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar.
2. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung (create partnership and supportive
environment)
Yaitu mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung suasana yang memungkinkan
masyarakat yang termotivasi melakukan pembangunan kesehatan.
3. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action)
Yaitu memberikan bantuan dan dukungan terhadap kegiatan yang sudah berjalan dimasyarakat, sehingga
lebih berkembang serta memberikan peluang bagi masyarakat yang melakukan kegiatan dan berperan
aktif dalam pembangunan kesehatan.
4. Meningkatkan keterampilan Individu (personnel skill)
peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu dengan cara
memberikan penyuluhan mengenai bagaimana cara memelihara, mencegah, dan mengobati suatu
penyakit.
5. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (reorient health services)
Masyarakat merupakan pengguna atau penerima pelayanan kesehatan dan sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini harus melibatkan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat tersebut
dapat ikut serta dalam menerima dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. 
3. SASARAN PROMOSI KESEHATAN
Sasaran promosi kesehatan berdasarkan pentahapan promosi kesehatan di bagi menjadi 3 yaitu
1. Sasaran primer (primary target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran lansung segala upaya pendidikan kesehatan atau promosi
kesehatan. sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat di kelompokkan menjadi;
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KTA (kesehatan
ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan
terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
2.  Sasaran sekunder (secondary target)
Pada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena
dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok
ini anak memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya. Di samping itu dengan
perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang di terima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilakusehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya
promosi kesehatan yang di tujukan kepada sasaran sekunder ini adlah sejalan dengan strategi dukungan
social.
3.  Sasaran tersier (tertiary target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik tingkatb pusat maupun daerah adalah, sasaran
tersier promosi kesehatan. dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarakan kelompok ini
akan mempunyai dampak atau perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada
masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini
sejalan dengan stratergi advokasi. Pemerintah, DINKES.
4. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
Ruang lingkup promosi kesehatan
 Ilmu-ilmu yang mencakup promosi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 2 bidang :
1. Ilmu perilaku; menjadi dasar dalam membentuk perilaku manusia : psikologi, antropologi, sosiolgi
2. Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi perilaku (pembentukan dan perubahan perilaku) :
pendidikan, komunikasi, manajemen, kepemimpinan, dsb
Ruang lingkup Promosi Kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan :
 Promosi kesehatan pada tingkat promotif
 Promosi kesehatan pada tingkat preventif
 Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
 Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Ruang lingkup Promosi Kesehatan berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaan)
 Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
 Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
 Promosi kesehatan pada tempat kerja
 Promosi kesehatan di tempat-tempat umum
 Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
5. KONSEP DAN PRINSIP DALAM PROMOSI KESEHATAN
Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
– Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over
and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan
meliputi Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan
merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.
– Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan
upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku
dan kualitas kesehatan
– Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari
upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya
kesehatan yang komprehensif.
– Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut
gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).
– Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu:
 where we live;
 where we learn;
 where we work;
 where we play and do everything;
 where we get health services.
– Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity),
keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan
antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara
lintas program dan lintas sektor.
– Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa
mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil
kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk
diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat,
dll.
6. PARADIGMA DALAM PROMOSI KESEHATAN
Pendidikan kesehatan, saat ini lebih dikenal dengan Promosi Kesehatan adalah suatu pendekatan
untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi
kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana masyarakat
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Pada awalnya promosi kesehatan dikenal dengan
istilah pendidikan kesehatan kemudian mengalami pergeseran menjadi perilaku kesehatan hingga
digabungkan antara pendidikan dan ilmu perilaku menjadi promosi kesehatan. Perkembangan yang terjadi
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cara pandang terhadap faktor penyebab kesakitan, transisi
epidemiologi dan lain sebagainya. Namun jika kita melihat pada konsep promosi kesehatan (tahu, mau
dan mampu) konsep tersebut tidak sejalan dengan apa yang terjadi saat ini. 
Paradigma Baru Kesehatan Kesehatan bukanlah “statis”, bukan sesuatu yang dikotomi sehat dan
sakit, tetapi dinamis, progesif dan kontinum. Hal ini telah disadari oleh WHO, yang akhirnya pada tahun
1988 merumuskan kembali definisi kesehatan. Kemudian rumusan WHO tersebut diangkat dalam
UU.No.23/1992 yakni : ”Kesehatan atau sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif baik secara ekonomi maupun sosial”. Hal ini berarti bahwa
kesehatan tidak hanya mempunyai dimensi fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga mencakup dimensi
ekonomi. Oleh sebab itu agar pelayanan kesehatan relevan dengan peningkatan derajat kesehatan bangsa
perlu kebijakankebijakan baru dalam pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain paradigma pelayanan
kesehatan harus diubah. Orientasi pelayanan kesehatan harus digeser dari pelayanan kesehatan yang
konvensional (paradigma sakit) ke pelayanan kesehatan yang sesuai dengan paradigma baru (paradigma
sehat). Pelayanan Kesehatan Konvensional yang mempunyai karakteristik : (Konsursium Ilmu Kesehatan
Indonesia, 2003)
1. Sehat dan sakit dipandang sebagai dua hal seperti “hitam” dan “putih”
2. Pelayanan kesehatan diasosiasikan dengan pengobatan dan penyembuhan
3. Pelayanan kesehatan diidentikkan dengan rumah sakit dan poliklinik 4. Tujuan pelayanan kesehatan
untuk meringankan penderitaan dan menghidarkan dari kesakitan dan kematian.
5. Tenaga pelayanan kesehatan utamanya dokter
6. Sasaran utama pelayanan kesehatan adalah individu yang sakit Oleh sebab itu programprogram
pelayanan kesehatan hanya untuk kelangsungan hidup saja (Health Programs for Survival), dan harus
digeser ke Pelayanan Kesehatan Paradigma Baru atau Paradigma Sehat, yang mempunyai karakteristik :
1. Sehat dan sakit bukan sesuatu yang hitam dan putih, sehat bukan berarti tidak sakit, dan sakit tidak
berarti tidak sehat
2. Pelayanan kesehatan tidak hanya penyembuhan dan pemulihan, tetapi mencakup preventif dan
promotif
3. Pelayanan kesehatan bukan hanya Rumah Sakit, dan Poliklinik 3
4. Tujuan pelayanan kesehatan utamanya peningkatan kesehatan (promotif), dan pencegahan penyakit
(preventif)
5. Tenaga pelayanan kesehatan utamanya untuk kesehatan masyarakat
6. Sasaran utama pelayanan adalah kelompok atau masyarakat yang sehat.
Dari pergeseran paradigma pelayanan kesehatan ini maka program-program kesehatan diarahkan kepada
pengembangan sumber daya manusia (Health Programs for Human Development).
Faktor Pendorong Adanya Paradigma Sehat Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat antara
lain :
1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif
2. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat dimasukkan unsur sehat produktif sosial
ekonomis
3. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif
4. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus
5. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://e-journal.unair.ac.id/
PROMKES/article/download/7690/4546%23:~:text%3DPromosi%2520kesehatan
%2520merupakan%2520proses%2520dalam,dirinya%2520(WHO%252C
%25202007).&ved=2ahUKEwj06ZfitIn3AhXjTmwGHUT5BecQFnoECAsQBg&usg=AOvVaw3N
QSyLyi5PWu4ud0dYKtpl

Anda mungkin juga menyukai