Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Hotel merupakan salah satu sarana pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di
bidang pariwisata. Hotel-hotel yang ada akan bersaing untuk memperoleh tingkat hunian
(occupancy) sesuai dengan kelasnya masing-masing. Adanya peningkatan persaingan tersebut
memaksa manajemen harus menentukan kebijakan yang tepat dalam usaha menarik konsumen
dan dalam memenuhi tujuannya yaitu memperoleh laba demi kelangsungan hidup hotel.
Kebijakan yang dapat diterapkan selain menyediakan pelayanan yang memuaskan serta
menyediakan fasilitas kamar, restoran dan fasilitas penunjang lainnya yang memadai, hotel pun
harus memiliki strategi yang dapat menjadi daya penarik bagi konsumennya untuk memperoleh
tingkat hunian yang tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan
konsep yang unik dan bermanfaat bagi konsumen dan stakeholder.

Industry perhotelan merupakan sebuah industry yang dalam kegiatan operasionalnya


dapat membahayakan kelestarian lingkungan. Hal ini disebabkan oleh tingkat konsumsi yang
sangat tinggi terhadap energi, air dan barang tidak dapat tahan lama. Semakin maraknya
Tindakan kepedulian lingkungan diantara masyarakat dan munculnya regulasi mengenai
lingkungan yang semakin ketat, perusahaan termasuk hotel, perlu mengubah bentuk bisnis
sehingga dapat meraih peluang. Menyadari isu lingkungan yang semakin penting tersebut,
industry hotel kini mulai menganggap isu lingkungan sebagai bagian dari proses pengambilan
keputusan, termasuk pada bidang operasional. Tren ini mengubah perusahaan kami untuk
berorientasi menjadi industry hotel yang berwawasan ekonomi sekaligus lingkungan yang
berkelanjutan. Artinya focus hotel kami tidak hanya pada proses produksi barang dan jasa saja,
tetapi juga aktif untuk dapat melestarikan eksistensi lingkungan. Selain permasalahan
lingkungan, di era modern ini kebudayaan semakin tergerus terutama kebudayaan local yang
memiliki ciri khas unik salah satunya kebudayaan yang dimiliki oleh Kota Solo yang memiliki
kebudayaan yang sangat unik dan kental.

The International Hotels Environment Initiatives (IHEI) pada tahun 1992, mulai banyak
pelaku industri perhotelan yang tertarik terhadap praktek bisnis ramah lingkungan (Brian, 2019).
Perubahan tersebut juga membuat adanya pergeseran prioritas konsumen dalam memilih barang
atau jasa yang akan digunakan. Konsumen beradaptasi dengan situasi ini dengan
mempertimbangkan isu lingkungan ketika berbelanja. Oleh karena itu pola konsumsi wisatawan
sudah cenderung untuk memilih produk atau jasa yang lebih ramah lingkungan. Serta memilih
Heritage sebagi konsep untuk melestarikan kebudayaan yang dikemas dengan modern agar
menarik perhatian konsumen dan mengikuti zaman. Oleh karena itu, Javart Green Hotel
dihadirkan dengan menerapkan konsep Green and Heritage Hotel. Target yang ingin dicapai
yaitu 30% pengurangan energi + 20% pengurangan air per kamar. Maka setiap tahun Javart
Green Hotel perlu laporan kinerja yang meringkas penggunaan sumber daya di berbagai aspek
sehingga dapat dibandingkan dari tahun ke tahun. Selain itu, 70% food & beverages
menggunakan bahan local. Untuk manajemen limbah mengimplementasikan 3R (Reuse, Reuse,
Recycle).

Sumber :

Brian, Reagan. (2019). The Effect Of Environmental Value Toward Consumer Behavior on
Green Hotel Practice: A Literature Review. Journal Hospitaly Tourism,1,1-85.

Anda mungkin juga menyukai