Anda di halaman 1dari 8

Pemeriksaan Aspal

BAB II
PEMERIKSAAN ASPAL

2.1 Pemeriksaan Bahan-Bahan Bitumen


(SNI 06-2456-1991)
(SK SNI M-21-1990-F)

2.1.1 Tujuan Percobaan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen
keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum
penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen pada
suhu tertentu.

2.1.2 Peralatan
 Alat penetrasi yang dapat digerakkan pemegang jarum naik-turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
 Pemegang jarum seberat (47,5  0,05) gram yang dapat dilepas dengan
mudah dari alat penetrasi untuk peneraan.
 Pemberat dari (50  0,05) gram dan (100  0,05) gram masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan
200gram.
 Jarum penetrasi dibuat dari stailess steel mutu 440C, atau HRC 54 sampai
60 dengan ukuran dan bentuk menurut gambar No. 2 ujung jarum harus
berbentuk kerucut terpancung.
 Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silender dengan
dasar yang rata berukuran sebagai berikut :
Penetrasi Diameter Dalam
Dibawah 200 55 mm 35 mm
Sampai 300 70 mm 45 mm

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan


Kelompok II
28
Pemeriksaan Aspal

 Bak perendam (Waterbath).


 Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat
menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang dari 0,1 o C. bejana
dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak dari 50 mm,
diatas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm dibawah permukaan air
dalam bejana.
 Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi . tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa gerak.
 Pengukur waktu.
 Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stopwatch dengan
skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dari kesalahan tertinggi 0,1
detik per 60 detik.
 Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis kesalahan alat tersebut
otidak boleh melebihi 0,1 detik.
 Termometer, sesuai dengan Daftar No. 1, gambar No. 1.

2.1.3 Benda Uji


1. Panaskan benda uji perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk
dapat dituangkan. Pemanasan benda uji untuk ter tidak lebih dari 60 o C
diatas tidak lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90 o C diatas titik
lembek.
2. Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan
agar udara tidak masuk kedalam benda uji.
3. Setelah benda uji cair merata tuangkan kedalam tempat benda uji dan
diamkan hingga dingin. Tinggi benda uji dalam tempat tersebut tidak
kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji
(duplo).
4. Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang
selama 1 sampai 1 ½ jam untuk benda uji kecil dan 1 ½ sampai 2 jam
untuk yang besar.

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan


Kelompok II
29
Pemeriksaan Aspal

2.1.4 Proses Percobaan


1. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air
tersebut dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang
ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1½ jam untuk
benda kecil dan 1 ½ sampai 2 jam untuk uji benda besar.
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian
keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada
pemegang jarum.
3. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar
(100  0,1) gram.
4. Pindahkan tempat air dari bak perendam kebawah alat penetrasi.
5. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer,
sehingga jarum penunjuk berimpit dengannya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka
waktu (5  0,1) detik.
7. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit
dengan jarum penunjuk. Bulatkanlah hingga angka 0,1 mm terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
9. Lakukan pekerjaan (a) sampai dengan (g) diatas tidak kurang dari 5 kali
untuk benda uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan
berjarak satu sama lain dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm.

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan


Kelompok II
30
Pemeriksaan Aspal

2.1.5 Perhitungan
Dari hasil pemeriksaan satu jenis aspal diperoleh data angka penetrasi
dari 5 kali pembacaan sebagai berikut:
Tabel 2.1 : Data hasil pemeriksaan penetrasi aspal
Data
Pembacaan 1 66 mm
Pembacaan 2 65 mm
Pembacaan 3 67 mm
Pembacaan 4 60 mm
Pembacaan 5 64 mm
Rata – Rata 64,4 mm

Maka harga rata-rata dari penetrasi adalah 64,4 mm

2.1.6 Pembahasan
Selisih harga angka penetrasi dari pembacaan-pembacaan tersebut ada
yang melampaui angka toleransi = 4 mm hal ini disebabkan karena ketidak
tepatan dalam pembacaan waktu serta Human Error.
Dari kelima pembacaan tersebut disimpulkan bahwa harga rata-rata
angka penetrasinya 64,4 mm.
Tabel 2.2 : Toleransi hasil penetrasi sebagai berikut :
Hasil penetrasi
0 – 49 50 –149 150 – 249 200
(mm)
Toleransi (mm) 2 4 6 8

Adanya perbedaan harga dalam pembacaan angka penetrasi dari benda


uji tersebut antara lain disebabkan oleh :
a. Ketidak tepatan membaca waktu (5  0,1) detik.
b. Jarum penetrasi kurang bersih, pula kurang tepatnya untuk jarum
menyentuh permukaan benda uji (terlalu masuk ataupun tidak
menyentuh).
c. Contoh aspal tidak lagi murni, misalnya terkena debu atau mengandung
gelembung udara.
d. Pemanasan aspal terlalu lama
e. Human Error, ketidaktelitian dalam pembacan Angka penetrasi

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan


Kelompok II
31
Pemeriksaan Aspal

2.2 Titik Lembek Aspal dan Ter


2.2.1 Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal dan
ter yang berkisar antara 30 0C sampai 200 0C.
Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola baja,
dengan berat tertentu, mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang
tertahan dalam cicin yang berukuran tertentu, sehingga aspal atau tersebut
menyentuh plat dasar yang terletak pada cicin pada tinggi tertentu, sebagai
akibat kecepatan pemanasan tertentu.

2.2.2 Peralatan
a. Termometer sesuai dengan daftar no. 1.
b. Cincin kuningan
c. Bola baja, diameter 9,53 mm, berat 3,45 sampai 3,55 gram.
d. Alat pengarah bola
e. Bejana gelas, tahan pemanasan mendadak dengan diameter dalam 8,5 cm
dengan tinggi sekurang-kurangnya 12 cm.
f. Penjepit.

2.2.3 Benda Uji


1. Panaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk terus-menerus hingga cair
merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar
gelembung-gelembung udara tidak masuk. Setelah cair merata tuang
contoh ke dalam dua buah cicin. Suhu pemanasan ter tidak melebihi 56 0

C diatas titik lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi 1110 C diatas titik
lembeknya.
2. Waktu untuk pemanasan ter tidak melebihi 30 menit sedangkan untuk
aspal tidak melebihi 2 jam.
3. Panaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan letakan
kedua cicin diatas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran
talk dan sabun.

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan


Kelompok II
32
Pemeriksaan Aspal

4. Tuangkan contoh kedalam 2 buah cicin. Diamkan pada suhu sekurang-


kurangnya 80 C dibawah titik lembeknya sekurang-kurangnya selama 30
menit.
5. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cicin dengan pisau yang
telah dipanaskan.

2.2.4 Proses Percobaan


a. Pasang dan aturlah kedua benda uji diatas dudukannya dan letakan
pengarah bola di atasnya. Kemudian masukan seluruh peralatan tersebut
kedalam bejana gelas.
b. Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5  1)0 C sehingga
tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. letakan
termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini di antara kedua benda uji
(kurang lebih 12,7 mm) dari tiap cicin.
c. Periksa dan aturlah jarak antara permukaan plat dasar dengan dasar benda
uji sehingga menjadi 25,4 mm.
d. Letakan bola-bola baja yang bersuhu 50 C diatas dan ditengah permukaan
benda-benda uji yang bersuhu 50 C menggunakan penjepit dengan
memasang kembali dengan pengarah bola.
e. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5 0 C permenit.
Kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemanasan
rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit yang pertama
perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,50 C

2.2.5 Perhitungan
Dari hasil pembacaan diperoleh nilai :
- Pembacaan suhu benda uji : I = 550 C
II = 550 C
55+55
- Suhu rata-rata 2 = 550 C
Jadi suhu titik lembek adalah 550C

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan


Kelompok II
33
Pemeriksaan Aspal

2.2.6 Kesimpulan
a. Titik lembek terjadi akibat kecepatan pemanasan yang tertahan pada cincin
yang berdiameter 19,85 mm.
b. Pemanasan dan pengadukan contoh yang dilakukan secara tidak benar
akan mengakibatkan gelembung-gelembung udara masuk.
c. Dari hasil percobaan di atas di dapatkan suhu titik lembek aspal dan ter
adalah 55. Hal ini berarti aspal akan lembek pada saat suhu diatas 55 0C.

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan


Kelompok II
34
Pemeriksaan Aspal

Gambar Bahan dan Alat-Alat Percobaan:

Gambar 2.1. Alat Penetrasi

Gambar 2.2 Bejana Kaca

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan


Kelompok II
35

Anda mungkin juga menyukai