Anda di halaman 1dari 8

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Pengaruh Pemilihan Jenis Material


Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas
pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks
Arif Budiman1,a*, Sri Poernomo Sari2,b*.
1,2)
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 100, Pondokcina, Depok 16424, Indonesia.
a
arif.budiman49@gmail.com, bsri_ps@staff.gunadarma.ac.id
Abstrak
Heat exchanger jenis shell-tube banyak digunakan di industri yaitu sebagai penukar panas
antara dua fluida yang saling berbeda temperatur. Pemilihan jenis material mempengaruhi kinerja
dari heat exchanger tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemilihan jenis
material terhadap nilai koefisien perpindahan panas pada perancangan heat exchanger shell-tube
dengan solidworks. Bagian shell yaitu stasionary head dan rear head digunakan carbon steel
sedangkan untuk tube digunakan copper, brass dan alluminium bronze. Dimensi yang digunakan
berdasarkan perhitungan thermal dengan panjang 2.15 m untuk bagian shell dan tube, diameter
dalam shell 30.48 cm, diameter dalam tube 1.656 cm, diameter luar tube 1.905 cm, jumlah tube 98
pitch, layout triangular pitch, jumlah baffle 14 buah dengan jarak 13.7 cm. Nilai koefisien
perpindahan panas keseluruhan pada perhitugan thermal untuk material copper pada tube 864.15
W/m2K, brass 856.89 W/m2K dan alluminium bronze 852.66 W/m2K. Distribusi kecepatan aliran
dihasilkan dari simulasi dengan kecepatan inlet fluida air panas rata – rata dari semua material
adalah 0.789 m/s dan kecepatan outlet 0.769 m/s. Distribusi kecepatan inlet rata – rata fluida air
dingin 3.026 m/s dan kecepatan outlet 2.965 m/s. Distribusi temperatur yang dihasilkan pada fluida
air panas dengan inlet 90ºC dan temperatur outlet berkisar antara 40ºC–43ºC. Distribusi temperatur
fluida air dingin dengan inlet 21ºC dan temperatur outlet berkisar antara 33ºC–34ºC. Penurunan
tekanan rata – rata yang dihasilkan fuida air panas 1061.36 Pa dan penurunan tekanan yang
dihasilkan fluida air dingin 14300.1 Pa.

Kata kunci : Heat Exchanger, Shell and Tube, Koefisien Perpindahan Panas, Kecepatan Fluida,
Temperature Fluida, Tekanan fluida.

Pendahuluan Mengingat penting serta banyak


Heat exchanger merupakan sebuah penggunaan heat exchanger dalam dunia
komponen yang sulit dipisahkan dalam sistem industri dan perusahaan – perusahaan energi,
konversi energi. Heat exchanger merupakan maka perlu dilakukan analisa beberapa
sebuah sistem yang dapat mengubah parameter dalam melakukan perancangan
temperatur dan fasa suatu jenis fluida dalam yang akan mempengaruhi kinerjanya, seperti
bentuk gas maupun cairan. penggunaan jenis material yang berbeda pada
Dalam perkembangannya heat exchanger bagian tube. Tujuan penelitian ini adalah
memiliki jenis yang berbeda – beda yang menganalisis perhitungan termal
semuanya itu akan disesuaikan dengan perancangan, pengaruh dari jenis material
kebutuhan. Saat ini jenis heat exchanger yang tube terhadap koefisien perpindahan panas
banyak digunakan adalah jenis Shell and Tube pada perhitungan termal serta menganalisa
karena memiliki keutungan baik itu dari segi fenomena kecepatan aliran fluida, distribusi
biaya, proses pembuatannya maupun kerja temperatur dan penurunan tekanan yang
dari jenis heat exchanger tersebut. dihasilkan pada simulasi software
SolidWorks.

KE-73
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Teori Shell merupakan bagian tengah dari heat


Alat penukar kalor (heat exchanger) exchanger Shell and Tube dan juga
merupakan sebuah alat yang digunakan untuk merupakan rumah atau tempat dari bundle
dapat melakukan perpindahan kalor dari (gabungan dari tube dan baffle), bagian shell
temperature yang lebih tinggi menuju juga merupakan tempat terjadinya pertukaran
temperature yang lebih rendah, selain kalor atau heat transfer pada proses heat
berfungsi sebagai pendinginan alat penukar exchanger, karena di dalam shell tersebut
kalor (heat exchanger) juga berfungsi sebagai terdapat aliran fluida dan juga aliran fluida
pemanas dari suatu system heat exchanger. didalam tube.

Gambar 3, Shell Pelat Tube Tetap[5].


Gambar 1, Heat Exchanger Shell and Tube
[www.souheat.com] Tube merupakan urat nadinya, hal ini
.
disebabkan oleh aliran fluida yang terjadi
Dalam konstruksi sebuah alat penukar didalam tube dan diluar tube dan kedua fluida
kalor terdiri dari empat bagian yang akan tersebut memiliki kapasitas temperatur,
saling mendukung untuk membuat konstruksi density, viscositas, beda tekan serta jenis yang
alat penukar kalor (heat exchanger), bagian- berbeda yang nantinya akan mempengaruhi
bagian tersebut seperti bagian depan (front perpindahan panas yang terjadi.
head stationary head), bagian shell, bagian Kemampuan untuk dapat melepas maupun
belakang (rear end head) dan bagian tube menerima kalor dari sebuah komponen heat
atau tube – bundle. exchanger akan dipengaruhi oleh luas
permukaan (heating surface), sedangkan luas
permukaan tersebut bergantung pada susuna
dari tube, panjang tube, ukuran tube, jumlah
tube yang digunakan pada jenis heat
exchanger tersebut.
Layout tube yang banyak digunakan
adalah layout tube segitiga (triangular pitch)
baik itu dipakai pada fluida yang kotor/
berlumpur atau fluida yang bersih (non-
fouling or fouling), karena menghasilkan
koefisien perpindahan kalor yang baik
dibandingkan dengan jenis layout tube
lainnya.

Gambar 2, Alat Penukar Kalor Heat


Gambar 4, Layout Tube[5].
Exchanger Berdasarkan TEMA[5].

KE-73
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Ada banyak pertimbangan yang digunakan ሺ்ଵି௧ଶሻି ሺ்ଶି௧ଵሻ


‫= ܦܶܯܮ‬ ሺ೅భష೟మሻ (2)
untuk dapat menentukan layout tube yang ௟௡
ሺ೅మష೟భሻ
akan digunakan, selain nilai perpindahan
kalor yang dihasilkan, kemampuan untuk Selisih temperatur rata – rata koreksi pada
dapat memudahkan dalam membersihkan persamaan 3.
juga merupakan alasan dalam penentuan
layout dari tube, serta yang harus diperhatikan ∆‫ݐܨ = ܿݐ‬. ‫( ……………… ܦܶܯܮ‬3)
juga adalah pressure drop yang akan
dihasilkan dari masing – masing layout
tersebut. Luas Perpindahan Panas adalah seperti
pada persamaan 4 berikut ini
Baffle merupakan sebuah komponen yang ொ
tidak dapat dipisahkan dalam sebuah ∆‫ = ܿݐ‬௎ሺ௞௢௘௙௜௦௜௘௡ ௣௘௥௣௜௡ௗ௔௛௔௡ ௣௔௡௔௦ሻ௫஺ .. (4)
kostruksi heat exchanger, baffle merupakan
Kecepatan massa aliran masing – masing
sebuah sekat – sekat yang dipasang dengan
fluida pada tube dijelaskan pada persamaan 5
tujuan untuk dapat menahan konstruksi dari
dan shell di persamaan 6.
tube – bundle jika terjadinya sebuah getaran ௠
yang tidak diinginkan yang dapat merusak ‫ = ݏܩ‬௔௧ …………..….. (5)
tube, serta baffle juga berfungsi sebagai ௠
pengontrol aliran fluida yang mengalir diluar ‫ = ݏܩ‬௔௦ ………….….. (6)
tube atau didalam shell (shell side).
Bilangan Reynold untuk tube pada
persamaan 7 dan shell di persamaan 8.
஽௜.ீ௦ ସ ௠ ሺ௡ൗே௧ሻ
ܴ݁ = ఓ
= …………. (7)
గ.஽௜ ఓ

஽௘.ீ௦
ܴ݁ = ఓ
……….………. (8

Koefisien perpindahan panas masing –


masing fluida mengalir pada tube dijelaskan
pada persamaan 9 dan shell pada persamaan
10.

௃௛.௞.ሺ௣௥ሻయ
Gambar 4. Bentuk Baffle[5] ℎ݅ = . ∅‫………… ݐ‬.. (9)
ௗ௜

௃௛.௞.ሺ௣௥ሻయ
Metode Perancangan ℎ‫= ݋‬ . ∅‫……………… ݐ‬.. (10)
஽௘
Perancangan ini yang dilaksanakan dengan
tahapan-tahapan perhitungan untuk dapat
menghasilkan nilai koefisien perpindahan Koefisien perpindahan panas keseluruhan
panas dari jenis material yang digunakan pada (Overal Heat Transfer Coefficient) dijelaskan
tube dan shell. pada persamaan 11.
Kapasitas panas yang bekerja merupakan ଵ ஺௢ ሺௗ௢ିௗ௜ሻ ஺௢ ଵ ஺௢
nilai dari energi yang dibutuhkan untuk ܷ‫= ݋‬
௛௢
+ ܴ݀‫ ݋‬+
஺௜
‫ݔ‬
ଶ௞
+
஺௜
‫ݔ‬
௛௜
+
஺௜
‫ܴ݅݀ ݔ‬ (11)
menaikan dan melepas panas dari sistem heat
exchanger seperti pada persamaan 1. Perhitungan overdesain dijelaskan pada
Q = ṁ ‫ܶ∆ ݌ܥ‬ (1) persamaan 12.
஺ି஺௥௘௤
‫ = ݊݅ܽݏ݁݀ݎ݁ݒ݋‬஺௥௘௤ ‫ݔ‬100%.. (12)
LMTD (Logarithmic Mean Overall
Temperature Difference) merupakan selisih
temperature rata – rata dari fluida yang Penurunan tekanan (Pressure Drop) untuk
mengalir pada heat exchanger ditunjukkan di tube ditunjukkan pada persamaan 13 dan 14
persamaan 2. sedangkan untuk shell pada persamaan 15

K3-73
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

௙ ீమ ௅ ௡ ௙ ீమ ௅ ௡ BWG 18 -
∆ܲ = = ሺܲ‫݅ݏ‬ሻ (13)
ଶ .ீ.ఘ.஽.∅௧ ହ.ଶଶ ௫ ଵ଴భబ ஽ ௦ ∅௧ Panjang 2.15 m
ସ.௡ ௏మ tube
∆‫݌‬ሺܾ݈݇݁݉ܽ݅ሻ = ‫ݔ‬ ሺܲ‫݅ݏ‬ሻ …. (14)
௦ ଶ௚ Layout Triangular Triangular
tube pitch pitch
௙ ௫ ሺீ௦ሻమ ௫ ூ஽௦ ௫ ሺேାଵሻ Jumlah 2 2
∆ܲ‫= ݏ‬ pass aliran
ଶ ௫௚ ௫ ఘ ௫஽௦ ௫ ∅௦

௙ ௫ ሺீ௦ሻమ ௫ ூ஽௦ ௫ ሺேାଵሻ


= ሺܲ‫݅ݏ‬ሻ ……......….. (15)
ହ.ଶଶ .ଵ଴భబ ௫ ஽௘ ௫ ௦ ௫ ∅௦ Tabel 2, Dimensi Shell
Dimensi Satuan Satuan (SI)
Perhitungan Perancangan dan Analisa
(British)
dengan Solidworks.
Pada dasarnya penentuan dimensi yang Diameter 12 inchi 0.03048 m
digunakan pada perancangan heat exchanger dalam shell
dihasilkan dengan menggunakan nilai U (Ds)
(koefisien perpindahan panas keseluruhan) Diameter luar 12.787 0.03248 m
assumsi hingga diperoleh Uperhitungan. Pada shell inchi
penelitian ini telah dilakukan perhitungan Tebal baffle 0.315 inchi 0.008 m
berkali – kali dengan menggunakan dimensi Jarak antar 5.4 inchi 0.01370 m
yang berbeda – beda hingga menghasilkan baffle (0.45
dimensi yang sesuai, berikut merupakan IDshell) (B)
dimensi yang dihasilkan dari proses Jarak antar 15/16 inchi 0.0238 m
perhitungan perancangan. tube (Pt)
Clearen (Pt – 0.187 inchi 0.00475 m
Tabel 1, Dimensi tube do tube) (C)

Dimensi Satuan Satuan (SI)


(British)
Diameter ¾ inchi 0.01905 m
Luar (OD)
Diameter 0.652 inchi 0.01656 m
dalam (ID)

KE-73
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Tabel 3, Data Hasil Perhitungan Perancangan

Parameter Tube Shell U (koefisien perpindahan panas)


(Fluida (Fluida 900
Dingin) Panas) 880
Fluida Air Air
860 U Assumsi
Mass Flow 5.8 kg/s 1.5 kg/s
0 0 840 (W/m2K)
Temperatur 21 C = 294 90 C ,363 K 820
Input K 800 Uo
0 0
Temperatur 34 C ,307 K 40 C ,313 K 780 perhitungan
output (W/m2K)
760
Lmtd 32 K
Keseimbangan 314025 J/s
energi
2
Uassumsi 800 W/m K
2
Luas 12.27 m
Perpindahan
Panas Gambar 5. Koefisien Perpindahan Panas
Jumlah tube 98 terhadap Jenis Material
Reynold 10782 5611
number Grafik nilai koefisien perpindahan kalor
Koefisien 2250.01 2735.62 sangat dipengaruhi oleh pemilihan dari jenis
perpindahan 2 2 material yang digunakan.
digunakan Perbedaan koefisien
W/m K W/m K perpindahan kalor dari masing – masing
panas
Koefisie 2 material dipengaruhi oleh nilai dari
864.15 W/m K konduktivitas termal masing – masing
perpindahan
panas material.
perhitungan Koefisien perpindahan
ndahan kalor tertinggi
Uo (material dihasilkan oleh material copper sebesar
copper pada 864.15 W/m2.K K hal ini dikarenakan Copper
Tube) memiliki konduktivitas termal yang tinggi
Koreksi 8 % < 30 % (assumsi desain dibandingkan material Brass dan Aluminium
koefisien dapat digunakan) Bronze.
perpindahan
Panas Hasil Simulasi dengan Mengunakan
Overdisain 2.1 % < 10 % (dapat di Dimensi Perhitungan.
terima)
Penurunan 0.4 Psi = 0.26 Psi =
Tekanan 2757.92 Pa 1792.64 Pa

Tabel 4. Hasil Pemilihan Jenis Material Tube


terhadap U (koefisien perpindahan panas)
Gambar 6. Distribusi Kecepatan Aliran
Parameter Copper Brass Aluminium
dengan Material Copper pada Tube
Bronze
Konduktivitas 386 111 83
Termal W/m. K W/m. K W/m . K
U Assumsi 800 W/m2.K 800 800
W/m2. K W/m2. K
Uo 864.15 856.89 852.66 Gambar 7. Distribusi Kecepatan Aliran
Perhitungan W/m2. K W/m2. K W/m2. K dengan Material Brass pada Tube

KE-73
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Gambar 8. Distribusi Kecepatan Aliran Gambar 9, Distribusi Temperature


dengan Material Alluminum Bronze pada Material copper dibagian Tube
Tube

Gambar 6, percobaan dengan


menggunakan material copper pada tube,
kecepatan inlet dari fluida air panas yang
mengalir melewati shell sebesar 0.789 m/s
dan kecepatan tersebut mengalami kenaikan Gambar 10, Distribusi Temperatur
dan penurunan ketika mengalir melewati dengan Material Brass pada Tube
baffle yang ada pada shell dengan kecepatan
0.1 m/s hingga 0.4 m/s dan kecepatan outlet
yang dihasilkan sebesar 0.769 m/s.
Kecepatan inlet dari fluida air dingin yang
melewati stationary head, tube dan rear head
sebesar 3.026 m/s kemudian kecepatan
tersebut mengalami penurunan sekitar 0.4 m/s Gambar 11, Penurunan Temperatur Material
– 1 m/s ketika aliran mengalir di sepanjang dengan Aluminium Bronze pada Tube
tube berdasarkan gradasi warna yang
dihasilkan dan kecepatan outlet sebesar 2.965 Pada Gambar 9, percobaan pertama dengan
m/s. menggunakan material Copper pada bagian
tube, temperatur inlet dari fluida air panas
Tabel 5. Perbandingan Distribusi yang mengalir dibagian shell sebesar 90 0C
Kecepatan dengan Menggunakan Material (363 K) kemudian mengalami penurunan
yang Berbeda pada Tube temperatur mulai dari inlet menuju outlet
Material Kecepatan Kecapatan dengan temperatur outlet sebesar 41 0C (314
Aliran Fluida Aliran fluida K), penurunan temperatur fluida air panas
Panas Dingin terjadi disetiap belokan ketika melewati
Inlet Outlet Inlet outlet baffle.
Copper 0.789 0.769 3.026 2.965 Fluida air dingin yang mengalir melewati
m/s m/s m/s m/s stationary head, shell dan rear head,
Brass 0.789 0.77 3.026 2.966 mengalami kenaikan temperatur fluida
m/s m/s m/s m/s dengan temperatur inlet sebesar 21 0C (294 K)
Aluminiu 0.789 0.769 3.026 2.966 dan temperatur outlet sebesar 33 0C (306 K),
m Bronze m/s m/s m/s m/s kenaikan temperatur tersebut disebabkan oleh
perpindahan panas yang dihasilkan dari fluida
air panas ke fluida air dingin.
Penggunaan jenis material tube yang Berikut merupakan hasil input dan
berbeda pada setiap percobaan tidak terlalu output yang dihasilkan masing – masing
mempengaruhi distribusi kecepatan aliran percobaan dengan menggunakan jenis
fluida, hal ini di karenakan ukuran dimensi material yang berbeda pada bagian tube.
heat exchanger dan nilai input yang
digunakan adalah sama di setiap
percobaannya.

KE-73
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Tabel 6, Perbandingan Distribusi dengan tekanan inlet sebesar 102689.20 Pa


Temperature dengan Menggunakan Material dan tekanan outlet sebesar 101627.32 Pa.
yang Berbeda pada Tube Penurunan tekanan yang terjadi pada fluida
Material Air Panas Air Dingin air dingin merupakan total dari penurunan
Inlet Outlet Inlet outlet
tekanan secara keseluruhan, dari hasil
simulasi Gambar 4.19 penurunan tekanan
Copper 90 oC 41 oC 21 oC 33 oC sebesar 14275.13 Pa atau 2.06 psi, dengan
Brass 90 oC 42 oC 21 oC 33 oC pressure inlet sebesar 120158.79 Pa dan oulet
sebesar 105883.66 Pa.
Aluminiu 90 oC 43 oC 21 oC 33 oC Berikut merupakan hasil penurunan
m Bronze tekanan dari masing – masing percoba dengan
menggunakan material yang berbeda dibagian
tube.
Dari data hasil simulasi penggunaan jenis
material tube yang berbeda mempengaruhi Tabel 7, Penurunan Tekanan pada Fluida
penurunan dan kenaikan temperatur yang Panas dan Dingin
dihasilkan, perpindahan panas yang Material Penurunan Penurunan
dihasilkan material copper lebih mendekati Tekanan pada Tekanan pada Air
nilai dari perhitungan termal perancangan, Air Panas Dingin
penurunan temperatur pada simulasi ketika
menggunakan material copper pada tube Copper 1061.88 Pa 14275.13 Pa
sebesar 410C dan perhitungan termal sebesar Brass 1061.01 Pa 14310.96 Pa
400C sedangkan kenaikan temperatur 330C
dan perhitungan termal 340C. Aluminium 1061.20 Pa 14314.21 Pa
Bronze

Dari hasil data simulasi, dapat dilihat


bahwa penggunaan jenis material tube yang
berbeda menghasilkan penurunan tekanan
Gambar 12, Penurunan Tekanan dengan yang tidak jauh berbeda dari setiap material,
Material Copper pada Tube nilai penurunan tekanan fluida panas untuk
material Copper pada tube sebesar (1061.88
Pa = 0.15 psi), Brass (1061.01 Pa = 0.15 psi)
dan Aluminium Bronze (1061.2 Pa = 0.15 psi),
sedangkan penurunan tekanan pada fluida
Gambar 13, Penurunan Tekanan dengan dingin untuk penggunaan material Copper
Material Brass pada Tube pada tube sebesar (14275.13 Pa = 0.2 psi),
Brass (14310.96 Pa = 0.2 psi) dan Aluminium
Bronze (14314.21 Pa = 1.61 psi).
Berdasarkan ketentuan perancangan, nilai
penurunan tekanan dari ketiga percobaan
Gambar 14. Penurunan Tekanan dengan yang dilakukan telah memenuhi syarat
Material Aluminium Bronze Pada Tube ketentuan, dimana penurunan tekanan yang
ada pada heat exchanger yang menggunakan
Pada Gambar 11, penurunan tekanan yang fluida tidak boleh melebihi dari 10 psi [3].
dihasilkan pada saat percobaan dengan
menggunakan material copper dibagian tube,
untuk fluida air panas yang mengalir
melewati bagian shell penurunan tekanan
yang terjadi sebesar 1061.88 Pa atau 0.15 psi

KE-73
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Kesimpulan [6] Shah K, Ramesh, 2003, Fundamentals


Berdasarkan koefisien perpindahan panas of Heat Exhanger Design, JOHN
keseluruhan perhitungan yang dihasilkan WILEY & SONS, INC. New York.
dengan material tube yang berbeda, nilai [7] http://nptel.ac.in/courses/103103027/3
[Diunduh tanggal 05/01/2015]
kofisien perpindahan panas yang dihasilkan .
tidak jauh berbeda dengan koefisien
perpindahan panas assumsi 800 W/m2K
dimana nilai tersebut 1% < 30%[5], sehingga
nilai dimensi yang ada pada perhitungan
dapat digunakan untuk permodelan heat
exchanger dengan menggunakan Software
Solidwork.
Berdasarkan perhitungan termal nilai
koefisien perpindahan panas keseluruhan
dengan menggunakan material Copper pada
Tube sebesar 864.15 W/m2k, Brass 856.89
W/m2K dan Alluminium Bronze 852.66
W/m2K.
Berdasarkan hasil simulasi distribusi
temperature dari ketiga percobaan
menghasilkan perbedaan output dibagian air
panas sebesar 10C – 30C dan pada air dingin
kenaikan temperatur relatif sama.
Hasil penurunan tekanan yang dihasilkan
dari setiap percobaan tidak terlalu jauh
berbeda, hasil dari ketiga percobaan tersebut
telah memenuhi syarat dalam perancangan
heat exchanger.

Referensi

[1] Holman, J.P. Alih bahasa E.Jasifi,


1995, Perpindahan Kalor, Erlangga,
Jakarta.
[2] Sitompul, M. Tunggul, 1991, Alat
Penukar Kalor (Heat Exchanger),
Citra Niaga Rajawali Pers, Jakarta.
[3] Kern, Donal. Q, 1965, Process Heat
Transfer, International Student Edition
Mc.Graw Hill Book Compony,
Tokyo.
[4] Bhatt, Durgesh, Priyanka, M.J, 2012,
Shell and Tube Exchanger
Performance Analysis, International
Journal of Science and Research
(IJSR), Sehore.
[5] Mukherjee, Rajiv, 1998, Effectively
Design Shell-and-Tube Heat
Exchangers, Copyright 1997
American Institute Of Chemical
Engineers, New Delhi, India.

KE-73

Anda mungkin juga menyukai