Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA ( KB )

Disusun oleh :

FLORENCIA IRENE
(21216042)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BENCANA

A. Pengertian
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia
tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya
untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998dalamHidayati, 2009).

Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia, sejahtera. Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan
konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara lain
penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal, penggunaan alat dalam
saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi (tubektomi,
vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid.

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga


berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga. Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu,
bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya
perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan
dengan aborsi.

B. Tujuan Program KB
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi
program KB di muka adalah “membangun kembali dan melestarikan pondasi yang
kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang kuat di masa mendatang, sehingga
visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas dapat tercapai.” Sedangkan tujuan utama
program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB
dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/ angka kematian ibu,
bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka
membangun keluarga kecil berkualitas.

C. Sasaran KB
1. Sasaran Langsung
Yaitu pasangan usia subur (PUS) agar mereka menjadi peserta keluarga berencana
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas.
2. Sasaran Tidak Langsung
Yaitu organisasi-organisasi kemasyarakatan, instansi pemerintahan maupun swasta,
tokoh-tokoh masyarakat (Wanita dan Pemuda) yang diharapkan dapat memberikan
dukungan terhadap proses pembentukan sistem keluarga kecil bahagia sejahtera
(Mochtar, 1998dalamHidayati, 2009).

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi


1. Faktor-faktor Motivasi dan Rehabilitasi
a. Umur
b. Gaya hidup
c. Frekuensi senggama
d. Jumlah keluarga yang diinginkan
e. Pengalaman kontrasepsi yang lalu
f. Sikap kewanitaan dan kepriaan
2. Faktor kesehatan, kontraindikasi, absolut dan relative
a. Riwayat haid
b. Efek samping minor
c. Komplikasi-komplikasi yang potensial
d. Pemeriksaan flek dan panggul
3. Faktor metode kontrasepsi penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
a. Efektivitas
b. Efek samping minor
c. Komplikasi-komplikasi yang potensial
d. Kerugian
e. Biaya

E. Metode Kontrasepsi
1. KB Suntik
Metode Keluarga Berencana ini dapat menghalangi ovulasi (masa subur), mengubah
lendir serviks (vagina) menjadi kental, menghambat sperma dan menimbulkan
perubahan pada rahim. Cara kerja KB suntik pun dapat mencegah terjadinya
pertemuan sel telur dengan sperma dan mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan Keluarga Berencana terbagi menjadi suntik perbulan atau suntikan terpadu,
contohnya dan suntikan per tiga bulan (suntikan progestin). Suntikan progestin (Depo
Provera atau Niisterat) atau suntikan yang diberikan tiap dua atau tiga bulan sekali ini
aman untuk ibu menyusui atau yang tidak boleh menggunakan tambahan estrogen.
Suntikan progestin lebih menyebabkan perubahan seputar haid dan berat badan
bertambah.

Suntikan perbulan atau suntikan terpadu, mengandung hormon progestin dan


estrogen. Jika Anda ingin siklus haid tetap teratur dapat menggunakan kontrasepsi
ini. Sayangnya, suntikan ini sulit diperolah dan biayanya mahal dibandingkan
suntikan progestin. Suntikan terpadu memiliki efek samping yang sama dengan pil
KB terpadu, serta dilarang dipakai oleh ibu menyusui. Anda bisa menghentikan
metode ini kapan saja, namun baru bisa hamil satu tahun kemudian bahkan lebih,
demikian pula haid akan kembali normal setelah jangka waktu itu. Namun ada
sebagian perempuan yang mendapat haid serta hamil dalam waktu lebih cepat dari
itu.Selain menjadi kontrasepsi sementara yang paling baik, suntikan ini juga telah
mengurangi angka kegagalan kurang dari 0,1% per tahun.
Suntikan Keluarga Berencana tidak mengganggu kelancaran ASI, kecuali Anda
menggunakan suntikan terpadu. Alat kontrasepsi ini juga dapat melindungi Anda dari
anemia, dan memberikan perlindungan pada radang panggul. KB suntik memiliki
reaksi sangat cepat (kurang dari 24 jam), dapat digunakan perempuan di atas 35
tahun, serta tidak menimbulkan ketergantungan, namun Anda harus rajin kontrol
setiap 1, 2 atau 3 bulan.

Kerugian penggunaan KB suntik ialah Anda akan mengalami gangguan haid, dimana
siklus haid bisa memendek atau memanjang, pendarahan banyak atau sedikit,
spotting, sampai tidak haid sama sekali. KB suntik pun tidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu, naiknya berat badan, terlambatnya kembali kesuburan setelah
penghentian pemakaian, dan jika digunakan dalam jangka panjang dapat terjadi
perubahan pada lipid serum, menurunkan densitas tulang, serta keringnya vagina
yang dapat menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, dan jerawat.

2. Pil KB
Komposisi Pil KB Andalan berbentuk kemasan untuk dikonsumsi selama 28 hari.
Terdiri dari 21 tablet pil berwarna kuning yang setiap tabletnya mengandung 0.15 mg
Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03 mg Etinilestradiol (hormon Estrogen)
dan 7 tablet salut gula berwarna putih yang tidak mengandung hormon. Mekanisme
KerjaPil KB Andalan akan mencegah pelepasan sel telur yang telah diproduksi oleh
indung telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Hormon yang terkandung dalam
pil KB Andalan akan memperkental lendir leher rahim sehingga mempersulit sel
sperma masuk kedalam rahim. Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya pembuahan dan kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan
dinding rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan. Kualitas Apabila
digunakan secara rutin dan tepat waktu, Pil KB Andalan 99,7% ampuh mencegah
kehamilan. Kualitas telah memenuhi standard internasional , Membantu mencegah
kehamilan di luar rahim, kanker indung telur, kanker rahim, kista dan kanker
payudara.

Hormon yang terkandung pada setiap pil merupakan perpaduan bahan yang sangat
baik, sehingga kandungan hormon dan komposisi zat disetiap pil adalah sama. Hal ini
tentu sangat berpengaruh untuk meminimalisasi kemungkinan efek samping dan
meningkatkan efektifitas kerja dari pil ini.

Keunikan Setiap produk tentu saja memiliki keunikan. Pil KB Andalan memiliki juga
memiliki keunikan, antara lain :
 Efek samping rendah
 Nyaman
 Menjaga siklus haid agar lebih teratur
 Menjaga kestabilan berat badan
 Menjaga kesehatan kulit
 Kandungan hormon rendah
 Kembali subur dengan cepat

Efek Samping Pada umumnya, efek samping yang mungkin terjadi bersifat individual
dan sementara dan terjadi di awal pemakaian seperti :
 Mual
 Sakit kepala ringan
 Pada masa 3 bulan pertama mungkin akan terjadi spotting diantara masa haid

Pada umumnya, efek samping yang mungkin terjadi bersifat individual dan
sementara dan terjadi di awal pemakaian seperti:
 Pil KB Andalan diminum di hari pertama haid
 Pil KB Andalan harus diminum satu tablet setiap hari pada waktu yang sama
untuk mengurangi kemungkinan efek samping
 Pil KB Andalan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit kelamin dan
HIV/AIDS
 Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning) maka harus minum 2
butir pil hormonal segera setelah Anda mengingatnya
 Apabila lupa meminum 2 butir atau lebih pil hormonal (berwarna kuning), maka
dalam 7 hari gunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual atau hindari
hubungan seksual selama 7 hari
 Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih) maka buang pil
pengingat yang terlupakan.
3. IUD / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Komposisi Batang plastik berbentuk T berukuran 3 cm dengan balutan tembaga
seluas kurang lebih 380 mm2. Mekanisme Kerja IUD Andalan akan mencegah
pelepasan sel telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Selain itu mengurangi
mobilitas sperma ag`r tidak dapat membuahi sel telur serta mencegah sel telur yang
telah dibuahi menempel pada dinding Rahim . Kualitas IUD Andalan efektif
mencegah kehamilan hingga 99,4% apabila dipasang sesuai dengan prosedur oleh
bidan atau dokter terlatih.
Keunikan :
 Sangat murah dan efisien karena cukup sekali pemakaian yang dibantu oleh
tenaga medis
 Pilihan kontrasepsi non hormonal jangka panjang yang minim efek samping
 Efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun
 Cepat mengembalikan kesuburan, sehingga dapat segera hamil jika diinginkan
 Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
 Efektif mencegah kehamilan ektopik

Efek Samping
Secara umum, efek samping yang timbul tidak akan bersifat permanen. Efek
samping hanya akan bersifat sementara tergantung dari penerimaan tubuh terhadap
IUD. Efek samping yang bersifat sementara tersebut antara lain:
 Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama pemakaian
 Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit kelamin
 Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS dan HIV dan AIDS

Perhatian :
 Anda hanya perlu sekali dalam setahun untuk datang ke dokter atau bidan untuk
memeriksakan keberadaan IUD Anda
 Pemasangan IUD harus dilakukan oleh tenaga medis yang telah dilatih
 IUD dapat dipasang segera setelah melahirkan, setelah plasenta keluar
 Kapan saja bisa dipasang tidak harus sedang haid asalkan Anda tidak sedang
hami
4. Implant
Implant adalah obat kontrasepsi yang berbentuk seperti tabung kecil, sebesar korek
api-lah kira-kira.Didalamnya terkandung hormon progesteron yang akan dikeluarkan
sedikit demi sedikit. Dosis : Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap
kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul
silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih
30 microgram/hari

Cara kerja Implant :


Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap
hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses
difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya
levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan
ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul
dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1
kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.

Cara kerja dalam pencegahan kehamilan :


Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara
kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme
dasar yaitu :
 Menghambat terjadinya ovulasi
 Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi
 Mempertebal lendir serviks
 Menipiskan lapisan endometrium.

Efektifitas
Sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 – 3%.
Keuntungan Implant :
 Tidak menekan produksi ASI
 Praktis, efektif
 Tidak ada faktor lupa
 Masa pakai panjang
 Membantu mencegah anaemia
 Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan
 Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.

Kekurangan Implant :
 Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih
 Petugas kesehatan harus dilatih khusus
 Implant mahal
 Implant sering mengubah pola haid. karena adanya hormon progesterone yang
terkandung di dalamnya, perdarahan ringan diantara masa haid, juga timbul
sakit kepala ringan. karena mengandung hormone maka tentu saja akan
berpengaruh pada metabolism tubuh. Sama seperti halnya pil atau suntik, tidak
jarang pengguna implant yang tidak cocok akan mengalami masa menstruasi
yang berbeda-beda
 Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.

Sebelum tindakan pemasangan.


Perlu diberi konseling secara mantap untuk peserta KB mengingat pemkaian
kontrasepsi yang lama dan harga susuk yang mahal.
Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan
penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang
sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.
Tahap Pasca tindakan.
a. Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal
selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan
infeksi.
b. Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-
biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant
dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c. Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat
dilepas.
Kontraindikasi :
 Hamil atau diduga hamil
 Tumor
 Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis

Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu :
 Gangguan haid
 Jerawat
 Perubahan libido
 Keputihan
 Perubahan berat badan
Bila terjadi hal-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter anda untuk
memperoleh konseling dan penanggulangan.

5. Kontrasepsi tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)
seorang perempuan secara permanen. Sterilisasi tuba bisa dilakukan 24-48 jam pasca
melahirkan pada persalinan tanpa komplikasi dan bayi diyakinkan sehat.
Kelebihan:
 Konseling mutlak diperlukan
 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi seksual
 Sangat efektif dan permanen
 Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana
 Tidak ada efek samping

Kelemahan :
 Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi
 Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan
 Harus dilakukan dojter terlatih atau dokter spesialis
 Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen (tidak dapat
dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi
6. Kontrasepsi masektomi
Sterilisasi berencana bisa dilakukan pada 6-8 minggu postpartum pada pasangan
yang benar-benar yakin dan bayi dalam keadaan sehat. Vasektomi adalah prosedur
klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi prida dengan jalan melakukan okusi
vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
Kelebihan :
 Sangat efektif dan permanen
 Tidak ada efek samping jangka panjang
 Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan
Kelemahan:
Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat tindakan,
akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi
berlebihan terhadapa anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia.

F. Efek Samping
1. Gangguan Haid
- Gejala : tidak mengalami haid, pendarahan bercak-bercak, perdarahan di luar
siklus haid, perdarahan yang lebih lama
- Penyebabnya : karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium
mengalami perubahan histologi, keadaan amenorhea disebabkan atropi
endrometrium
2. Depresi
- Gejala : perasaan lesu, tidak semanga
- Penyebab : diperkirakan adanya hormon progesteron terutama yang berisi lg- non
steroid menyebabkan kekurangan Vit B6 dalam tubuh, dan adanya retensi garam
3. Perubahan Libido
- Gejala : terjadi pnurunan / peningkatan dorongan seksual
- Penyebab : penurunan libido terjadi karena efek progesteron terutama yang
bersifat lg – non steroid menyebabkan vagina kering, namun demikian faktor
psikis dapat juga berpengaruh dalam hal ini. Sebetulnya libido ini meningkat /
menurun sangat subjektif sifatnya, oleh karena itu gejala ini harus di waspadai
dengan cermat dan seksama untuk memastikan bahwa klien telah mengalami
penurunan / peningkatan libido
4. Keputihan
- Gejala : keluarnya cairan berwarna putih dari vagina atau adanya cairan putih dari
mulut vagina
- Penyebab : oleh karena efek progesteron merubah pH vagina, sehingga jamur
mudah tumbuh di vagina dan menimbulkan keputihan
- Catatan khusus : Keluarnya lendir fisiologi, keputihan fisiologi

5. Jerawat
- Gejala : timbul jerawat pada wajah
- Penyebab : terutama lg – na progestine menyebabkan kadar lemak meningkat
- Catatan Khusus : jerawat bisa timbul juga karena : alergi terhadap kosmetik,
perawatan kulit yang kurang hygiene dan kulit berminyak
6. Rambut Rontok
- Gejala : rambut rntok selama pemakaian suntikan / isa samapi sesudah
penghentian suntikan
- Penyebab : Progesteron terutama lg – Norprogestine dapat mempengaruhi fonikel
rambut sehingga timbul kerontokan rambut.
7. Perubahan BB
- Gejala : BB bertambah / naik rata-rata untuk tiap tahun bervariasi antara 2,3 – 2,9
kg.
- Penyebab : belum terlalu jelas
8. Pusing / sakit kepala
- Gejala sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi / seluruh bagian kepala dan
terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat
- Penyebab : hal ini biasanay berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap progesteron
9. Mual dan muntah
- Gejala : rasa mual sampai muntah, terjadi pada bulan pertama suntikan
- Penyebab : kemungkinan karena reaksi tubuh terhadap hormon progesteron yang
mempengaruhi produksi keasaman lambung

G. Kontra Indikasi
- Hamil atau dicurigai hamil
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Penderita kanker payudara
- DM disertai komplikasi
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA

A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik kombinasi
tersebut antara lain amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak,
meningkatnya/ menurunnya BB.
c. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB
kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
d. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
e. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid,
dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.
f. Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara,
DM, dan TBC.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC,
hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola
aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu badan,
kesadaran.
b. Pemeriksaan Khusus
1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterus.
2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya
bendungan vena jugularis.
3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya
infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
5) Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas
atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.

B. Diagnosa
1. Nyeri b.d bekas luka suntik
2. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang kontrasepsi metode suntikan
3. Ketakutan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tetang pil KB.
4. Nyeri kepala berhubungan dengan pil yang tidak sesuai.
5. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan terjadinya
mual dan muntah.

C. Intervensi
1. Nyeri b.d bekas luka suntik
Tujuan : nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
 Intensitas nyeri berkurang
 Tampak rileks
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat nyeri a. Dapat dilakukan penanganan secara
cepat dan tepat.
b. Berikan instruksi dalam tehnik b. Mendorong relaksasi dan
pernafasan sederhana memberikan klien cara mengatasi
dan mengontrol tingkat
ketidaknyamanan.
c. Anjurkan klien menggunakan c. Relaksasi dapat membantu
tehnik relaksasi.Berikan instruksi menurunkan tegangan dan rasa
bila perlu takut,yang memperberat nyeri dan
menghambat kemajuan persalinan
d. Berikan tindakan kenyamanan d. Meningkatkan
(mis. Masage,gosokan punggung, relaksasi,menurunkan tegangan dan
sandaran bantal, pemberian ansietas dan meningkatkan koping
kompres sejuk, pemberian es batu) dan kontrol klien

2. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang kontrasepsi metode suntikan


Tujuan : Klien tidak mengalami kecemasan
Kriteria Hasil :
 Kecemasan klien berkurang
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat kecemasan klien a. Dapat dilakukan penanganan secara
cepat dan tepat.
b. Berikan kenyaman dan b. Meyakinkan klien bahwa ia benar
ketentraman hati mendapat pertolongan.
c. Diskusi tentang kecemasan yang c. Mengurangi kecemasan yang
dialami klien dialami klien
d. Jelaskan kepada klien tentang d. Menambah pengetahuan klien untuk
kontrasepsi metode suntikan mengurangi kecemasan
e. Jelaskan kepada klien keuntungan e. Membantu klien mengambil
dan kerugian kontrasepsi metode keputusan untuk pemelihan
suntikan kontrasepsi metode suntik
f. Kolaborasi pelaksanaan suntik KB f. Salah satu bentuk kolaborasi dengan
tim lain

3. Ketakutan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tetang pil KB.


Tujuan :klien dapat menurunkan atau menghilangkan rasa takut
Kriteria Hasil :
 klien mengatakan telah yakin akan cara yang digunakan
 klien dapat mengetahui tetang pil KB
 ekspresi wajah baik
Intervensi Rasional
a. lakukaan pengkajian kembali a. mengidentifikasi penyebab takut
penyebab rasa takut.
b. anjurkan klien untuk meningkatkan b. menurunkan rasa takut.
kualitas lingkungan rumah.
c.   berikan dorongan yang positif. c. meningkatkan optimisme.
d. berikan pengetahuan tentang pil d. memberikan / meningkatkan
KB. pengetahuan klien tetntang pilKB.

4. Nyeri kepala berhubungan dengan pil yang tidak sesuai.


Tujuan : nyeri kepala menurun atau menghilang
Kriteria Hasil :
 klien mengeluh tidak nyeri lagi.
 klien tdk terlihat meringis lagi.
Intervensi Rasional
a. mengkaji tingkat dan intensitas a. mengetahui tingkat nyeri dan
nyeri. mempermudah intervensi
berikutnya.
b. mengajarkan teknik relaksasi. b. membantu mengurangi rasa nyeri.
c. menciptakan lingkungan rumah c. Meningkatkan rasa nyaman
yang nyaman.
d. anjurkan klien untuk berhenti d. rekasi nyeri seperti ini merupakan
mengkonsumsi konsumsi PIL jika efeksamping dari pil dan ganti
terjadi nyeri hebat dan lama. dengan pil yang lain.

5. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan terjadinya


mual dan muntah.
Tujuan : keluhan mual, muntah menghilang
Kriteria Hasil :
 klien mengeluh tidak mual/muntah lagi.
 klien terlihat bersemangat
Intervensi Rasional
a. mengurangi gangguan dari a. cara khusus untuk meningkatkan
lingkungan. nafsu makan.
b. anjurkan klien untuk menjaga b. mulut yang bersih meningkatkan
kebersihan mulut. nafsu makan.
c. anjurkan klien untuk menghindari c. mengurangi rasa nyaman.
makanan yang mengandung gas.
d. ajurkan klien untuk mengkonsumsi d. memngurangi rasa mual.
vitamin B  6
e. anjurkan hentikan pemakaian jika e. efek dari penggunaan obat
keluhan terus berlanjut dan tambah
parah.
f. berikan informasi tetang f. meningkatkan pengetahuan klien
epeksamping dari penggunaan PIL
dan cara mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak , lawdenik.j 2004 . Buku Ajaran keperawatan maternitas. EGC, Jakarta.

Doenges ME, 2001, Rencana Keperawatan MaternaL/Bayi :   Pedoman untuk Perencanaan
dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi 2 EGC Jakarta.

Hidayati, R, 2009, MetodedanTeknikPenggunaanAlatKontrasepsi, SalembaMedika, Jakarta.

Prawirohardjo, S, 2010, IlmuKebidanan, YBPSP, Jakarta.

Vaney, dkk, 2007, BukuAsuhanKebidanan, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai