3040 5669 1 SM
3040 5669 1 SM
3/Juli/2013
90
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
91
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
92
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
5
Ibid, hal 367.
6 7
Lihat UU No. 15/2001 Pasal 4. Lihat UU No. 15/2001 Pasal 7.
93
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
Hak atas merek merupakan hak khusus Orang yang berminat menggunakan
yang diberikan oleh negara kepada peilik merek milik orang lain yang terdaftar harus
merek terdaftar. Oeh karena itu, pihak lain terlebih dahulu mengadakan perjanjian
tidak dapat menggunakan merek terdaftar lisensi dan mendaftarkannya ke Direktorat
tanpa seizin pemiliknya. Pengalihan hak Merek. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001
atas merek terdaftar merupakan suatu dalam Pasal 1 butir 13 menyatakan bahwa:
tindakan pemilik merek untuk mengalihkan “Lisensi adalah izin yang diberikan oleh
hak kepemilikannya kepada orang lain. pemilik merek terdaftar kepada pihak
Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang No. 15 lain melalui suatu perjanjian
Tahun 2001 menyatakan hak atas merek berdasarkan pada pemberian hak (bukan
terdaftar dapat dialihkan karena: pengalihan hak) untuk menggunakan
a. Pewarisan; merek tersebut, baik untuk seluruh atau
b. Hibah; sebagian jenis barang dan/ atau jasa
c. Wasiat; yang didaftarkan dalam jangka waktu
d. Perjanjian, atau sebab-sebab lain yang dan syarat tertentu.”9
dibenarkan oleh peraturan perundang- Dari pengertian di atas, batasan lisensi
undangan yang tidak bertentangan merek adalah pemilik merek yang sudah
dengan Undang-Undang Merek. terdaftar pada Direktorat Merek.
Pengalihan hak atas merek terdaftar Penggunaan merek oleh lisensee dianggap
wajib dimohonkan pencatatannya pada sebagai penggunaan merek oleh lisensor,
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan sehingga apabila lisensor tidak
Intelektual dengan disertai dokumen yang menggunakan sendiri mereknya, kekuatan
mendukung. Jika pencatatan tidak hukum pendaftarannya tidak akan
10
dilakukan, pengalihan hak atas merek tidak dihapus.
berakibat hukum kepada pihak ketiga. Hal Pemberian liensi terhadap penggunaan
ini sesuai dengan prinsip kekuatan berlaku merek yang dilisensikan bisa untuk
terhadap pihak ketiga pada umumnya sebagian atau keseluruhan jenis barang dan
karena pencatatan dalam suatu daftar jasa, dan jangka waktu berlakunya lisensi
umum (registrasi). 8 tidak diperbolehkan lebih lama dari jangka
Pasal 41 Undang-Undang No. 15 Tahun waktu berlakunya pendaftaran merek yang
2001 mengemukakan bahwa pengalihan dilisensikan tersebut, sedangkan wilayah
hak atas merek terdaftar dapat disertai berlakunya perjanjian lisensi adalah di
dengan pengalihan nama baik, reputasi seluruh Indonesia kecuali hal ini
atau lain-lainnya yang terkait dengan merek diperjanjikan secara tegas dalam perjanjian.
yang bersangkutan. Dalam pasal ini Perjanjian lisensi tidak menyebabkan
menyiratkan bahwa goodwill mempunyai pemilik merek terdaftar kehilangan hak
nilai tersendiri untuk dapat dialihkan, dan untuk menggunakan sendiri atau
Pasal 42 Undang-Undang No. 15 Tahun memberikan lisensi kepada pihak lainnya
2001 menyatakan bahwa pencatatan untuk menggunakan merek terdaftar
pengalihan hak atas merek terdaftar hanya tersebut. Pada perjanjan lisensi juga dapat
dapat dilakukan bila disertai pernyataan diperjanjikan bahwa penerima lisensi
tertulis dari penerima pengalihan bahwa merek terdaftar bisa memberi lisensi lebih
merek tersebut akan digunakan bagi lanjut (sub lisensi) kepada pihak lain. Hal ini
perdagangan barang atau jasa.
8 9
Dwi Rezki Sri Astarini, Penghapusan Merek Lihat UU No. 15/2001 Pasal 1
10
Terdaftar, P.T. Alumni, Bandung 2009. hal 56. Dwi Reszki Sri Astarini, Op Cit. hal 59.
94
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
95
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
12 13
Ibid hal 87. Lihat UU No. 15/2001 Pasal 67.
96
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
semacam “penjual awal” bagi suatu produk lain khususnya lembaga/badan yang
kepada konsumen. Dalam era persaingan bergerak dalam bidang merek.
saat ini memang tidak dapat dibatasi lagi Perlindungan hukum terhadap merek
masuknya produk-produk dari luar negeri dagang terdaftar mutlak diberikan oleh
ke dalam negeri, ataupun sebaliknya dari pemerintah kepada pemegang dan
dalam negeri ke luar negeri. Merek sebagai pemakai hak atas merek untuk menjamin:
aset perusahaan akan dapat menghasilkan a. Kepastian berusaha bagi para produsen;
keuntungan besar bila didayagunakan dan
dengan memperhatikan aspek bisnis dan b. Menarik investor bagi merek dagang
pengelolaan manajemen yang baik. Dengan asing, sedangkan perlindungan hukum
semakin pentingnya peranan merek ini yang diberikan kepada merek dagang
maka terhadap merek perlu diletakan lokal diharapkan agar pada suatu saat
perlindungan hukum yakni sebagai obyek dapat berkembang secara meluas di
yang terhadapnya terkait hak-hak dunia internasional.14
perseorangan atau badan hukum. Adapun bentuk perlindungan hukum
Di Indonesia, hak atas merek didasarkan atas merek yang dapat diuraikan sebagai
atas pemakaian pertama dari merek berikut:
tersebut. Bagi mereka yang mendaftarkan
mereknya dianggap oleh undang-undang Perlindungan hukum atas merek secara
sebagai pemakai merek pertama dari preventif
merek tersebut kecuali kalau dapat Perlindungan hukum preventif
dibuktikan lain dan dianggap sebagai yang merupakan sebuah bentuk perlindungan
berhak atas merek yang bersangkutan. yang mengarah pada tindakan yang bersifat
Tujuan dari pendaftaran merek adalah pencegahan. Tujuannya adalah
memberikan perlindungan untuk meminimalisasi peluang terjadinya
pendaftaran merek tersebut yang oleh pelanggaran merek dagang. Langkah ini
undang-undang dianggap sebagai pemakai difokuskan pada pengawasan pemakaian
pertama terhadap pemakaian tidak sah merek, perlindungan terhadap hak eksklusif
oleh pihak-pihak lain. pemegang hak atas merek dagang terkenal
Sistem pendaftaran merek di Indonesia asing, dan anjuran-anjuran kepada pemilik
adalah cara pendaftaran dengan merek untuk mendaftarkan mereknya agar
pemeriksaan terlebih dahulu ke Dirjen HKI. haknya terlindungi.
Maksudnya sebelum didaftarkan, merek Faktor-faktor yang harus diperhatikan
tersebut terlebih dahulu diperiksa dalam upaya preventif adalah:15
mengenai merek itu sendiri dan suatu a. Faktor hukum
permohonan pendaftaran merek akan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001
diterima pendaftarannya apabila telah bertujuan untuk lebih memberikan
memenuhi persyaratan baik yang bersifat perlindungan hukum bagi pemegang
formalitas maupun substantif yang telah hak atas merek dagang terkenal asing.
ditentukan oleh Undang-Undang Merek, b. Faktor aparat Direktorat Merek
yaitu tentang adanya pembeda. Aparat Direktorat Merek, Direktorat
Keberhasilan penegakan hukum merek Jenderal HKI bertugas untuk memeriksa
tidak akan dapat tercapai dengan hanya permohonan pendaftaran merek. Hal
mengandalkan undang-undang yang yang paling mendasar yang perlu
mengatur permasalahan merek semata.
14
Keberhasilan penegakan hukum merek Hery Firmansyah, Perlindungan Hukum Terhadap
memerlukan dukungan dari unsur-unsur Merek, Pustaka Yustisia, Yogyakarta 2011. hal 38.
15
Ibid hal 68.
97
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
dicermati oleh aparat Direktorat Merek jaminan kepastian hukum khususnya bagi
yaitu: pemegang hak atas merek dagang terkenal
1. Terjadinya pendaftaran suatu merek asing di Indonesia.16
tertentu yang sama dan menyerupai
dengan merek terkenal milik pihak Perlindungan Merek Secara Internasional
lain dapat terjadi, salah satunya Disamping peraturan perundang-
disebabkan kelemahan dari aparat undangan nasional tentang merek,
Direktorat Merek dalam melakukan masyarakat juga terikat dengan peraturan
proses filterisasi di awal pengajuan merek yang bersifat Internasional seperti
merek tersebut oleh masyarakat. pada Konvensi Paris Union yang diadakan
2. Penguasaan bahasa asing di tanggal 20 Maret 1883, yang khusus
lingkungan aparat Direktorat Merek diadakan untuk memberikan perlindungan
perlu terus ditingkatkan, persoalan pada hak milik perindustrian (Paris
ini menjadi problematika tersendiri Convention for the Protection of Industrial
ketika dilakukan pemeriksaan Property). Teks yang berlaku untuk
merek, penguasaan teknologi di era Indonesia adalah Revisi dari teks Paris
sekarang ini juga harus menjadi Covention yang dilaksanakan di London
bahan perhatian serius Direktorat pada tahun 1934.
Merek seperti Penggunaan internet Karena merupakan peserta dari Paris
online kepada masyarakat tentunya Union Convention ini, maka Indonesia juga
sangat memudahkan bagi pihak turut serta dalam InternationalUnion for
yang ingin melakukan pendaftaran the Protection of Industrial Property yaitu
merek untuk segera dapat organisasi Uni Internasional khusus untuk
mengetahui apakah merek yang memberikan perlindungan pada Hak Milik
akan didaftarkannya tersebut telah Perindustrian, yang sekarang ini
dimiliki oleh pihak lain atau belum. sekretariatnya turut diatur oleh sekretariat
Internasional WIPO (World Intelectual
Perlindungan hukum atas merek secara Property Organization). Walaupun
represif Indonesia terikat pada ketentuan Paris
Pengertian perlindungan hukum represif Union, Indonesia masih memiliki kebebasan
adalah perlindungan yang dilakukan untuk untuk mengatur Undang-Undang Merek
menyelesaikan atau menanggulangi suatu sendiri, sepanjang tidak bertentangan
peristiwa atau kejadian yang terjadi, yaitu dengan ketentuan-ketentuan yang sudah
berupa pelanggaran hak atas merek. dibakukan dalam Konvensi Paris.
Tentunya dengan demikian peranan lebih Selanjutnya perjanjian internasional
besar berada pada lembaga peradilan dan lainnya mengenai merek adalah Madrid
aparat penegak hukum lainnya seperti Agreement (1891) yang direvisi di
Kepolisian, Pejabat Pegawai Negeri Sipil Stockholm tahun 1967.
(PPNS), dan Kejaksaan untuk melakukan Perjanjian internasional yang lain yang
penindakan terhadap pelanggaran merek. juga menyangkut perlindungan merek
Dalam perlindungan hukum yang adalah traktat pendaftaran merek dagang
sifatnya represif, maka pemberian sanksi (TRT)-1973. Traktat ini telah dibuat selama
yang jelas dan tegas bagi pelaku konferensi WIPO di Wina pada tanggal 12
pelanggaran merek sesuai dengan Undang- Juni 1973. Seperti Madrid Agreement,
Undang Merek yang berlaku, juga harus traktat pendaftaran merek dagang ini
dilaksanakan oleh aparat penegak hukum
secara konsisten. Ini akan memberikan 16
Ibid hal 70.
98
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
99
Lex Privatum, Vol.I/No.3/Juli/2013
100