Anda di halaman 1dari 16

KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu:
Dra. Ec. Nasyiatul Farida, M.Si.

Disusun Oleh:
Ziyadatul Khoiriyah (202012126087)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FITHRAH SURABAYA
2022
A. MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA SERTA PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN

1. Menumbuhkan Mental Wirausaha Melalui Komitmen Pribadi Jiwa wirausaha


ditandai dengan adanya komitmen pribadi untuk dapat mandiri, mencapai sesuatu
yang diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif
dan untuk memaksimalkan potensi diri. Anda dapat memprogram ulang diri anda
untuk sukses melalui deklarasi tertulis, bahwa pikiran perasaan, ucapan dan
tindakan anda akan selalu diperbaiki ke arah yang lebih baik (buat 1 deklarasi setiap
hari selama 1 bulan)

2. Melalui Lingkungan dan Pergaulan yang Kondusif Dorongan untuk menumbuhkan


jiwa wirausaha dapat berasal dari lingkungan pergaulan teman, famili, sahabat,
karena mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha, masalah yang dihadapi dan
cara-cara mengatasinya. Sehingga mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran
untuk menaklukan cara berfikir lamban dan malas.

3. Melalui Pendidikan dan Pelatihan Keberanian untuk membentuk jiwa wirausaha


juga didorong oleh guru atau dosen di sekolah atau lembaga pelatihan. Mereka
memberikan mata pelajaran kewirausahaan yang praktis dan menarik sehingga
membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha.

4. Karena Keadaan Terpaksa Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan.
Mungkin pada awalnya tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi
karena usahanya yang keras, tidak gampang menyerah dan berputus asa, sehingga
akhirnya menjadi wirausaha yang sukses.

5. Menumbuhkan Mental Wirausaha Melalui Proses belajar, berlatih, dan sukses


berkelanjutan.

Hal yang lebih spesifik yang harus dimiliki oleh seorang Wirausaha adalah: Pertama
Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan
jasa serta cara menyajikannya. Kedua Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan
tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat. Ketiga
Kemampuan Finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-
sumber dana dan cara menggunakannya. Dan Keempat Kemampuan Hubungan, yaitu
kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan mengembangkan relasi
dan kemampuan komunikasi serta negosiasi.

B. HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW

Hierarki kebutuhan Maslow adalah teori psikologi yang diperkenalkan


oleh Ablahnya, "A Theory of Human Motivation", di Psychological Review pada
tahun 1943. Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat yang lebih rendah
harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-
kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.

Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow


melakukan observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya,
didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan
dengan kebutuhan yang lain. Contohnya jika individu merasa haus, maka individu
akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga, Individu dapat hidup tanpa
makanan selama berminggu-minggu. Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup
selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan
akan makan.

Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar


yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat
kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan
akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow memberi hipotesis
bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu
akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi
tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat
kebutuhan yang sebelumnya. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan
tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency
motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan
bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan
yang ada Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia
untuk tumbuh dan berkembang.[ Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari
setiap manusia.

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)


Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
kebutuhan ujuntuk mempertahankan hidupnya secara fisik.Kebutuhan-kebutuhan
itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen
(sandang, pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling
dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar
akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau
dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain
sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan,
kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka
biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka
yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih,
bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak
akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.
Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan
sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam
aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang.
Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan
kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya
mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat
pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi
dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di
tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang
yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai
akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan
terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa
yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-
kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman
fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya
mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas,
bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang
mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres,
dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis
karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat
dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau
perilaku berbahaya orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti
anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu
dalam keadaan sangat terancam. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan
akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras
menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.
3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs)
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain
agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan
kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan,
kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti
kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan
cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat
menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima
orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak
dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu
hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling
percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut pada
kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan
bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang
menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya,
menciptakannya dan meramalkannya.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas
untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki
prestise. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori
mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih
tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain,
kebutuhanstatus, ketenaran, kemuliaan, pengakuan,perhatian, reputasi, apresiasi,
martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga
diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian
dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka
sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang
ditemukan Maslow.
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada
tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang
dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi
potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi
diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.
Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung
muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun
1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda memiliki pemenuhan yang cukup
terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi
mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri.
C. TAHAP PERMULAAN USAHA
1. Memulai Usaha
Tahap-tahap melakukan wirausaha yang pertama yakni tahapan memulai usaha. Ini
merupakan tahap awal yang mana Anda harus mempersiapkan segala sesuatu
terkait dengan usaha yang akan dilakukan. Tentukan terlebih dahulu tujuan, bidang
usaha, serta seberapa banyak modal yang akan digunakan dalam usaha tersebut.
Saat memulai usaha, buatlah perencanaan yang jelas. Pastikan bahwa semua
peralatan dan kebutuhan dalam menjalankan usaha telah ada. Juga, jika
memerlukan Sumber Daya Manusia dalam membantu usaha Anda, Anda pun harus
sudah menyeleksinya agar nantinya saat melaksanakan usaha semua sudah siap dan
tinggal eksekusi saja.
2. Melaksanakan Usaha
Setelah persiapan dalam tahapan memulai usaha lengkap, Anda pun harus
melanjutkan langkah untuk melaksanakan usaha. Dalam pelaksanaan usaha
tersebut, hal paling penting yang harus Anda lakukan adalah melihat dan
memanfaatkan peluang yang ada. Saat melaksanakan usaha, Anda pun harus mulai
mengenalkan usaha tersebut kepada khalayak ramai. Cari pangsa pasar sebanyak-
banyaknya agar usaha Anda mulai dilirik dan produk yang ditawarkan laris-manis
3. Mempertahankan Usaha
Mempertahankan sebuah usaha memanglah tidak semudah memulainya. Ketika
usaha Anda mulai berjalan lancar, maka jangan terlena terlebih dahulu. Jika Anda
abai dan tidak mau melihat kondisi pasar, maka bisa-bisa usaha tersebut akan kalah
saing dengan yang lainnya. Dalam hal ini, mempertahankan usaha merupakan
solusi terbaiknya. Pertahankan usaha tersebut sebisa mungkin. Terus gencarkan
melakukan promosi dan lakukan inovasi-inovasi baru agar usaha Anda semakin
diminati oleh konsumen. Juga, jangan lupa untuk terus mengedepankan kualitas
karena dengan kualitas yang tetap terjaga, konsumen akan tetap setia dengan produk
Anda.
4. Mengembangkan Usaha
Tahapan terakhir dalam melakukan wirausaha yakni mengembangkan usaha.
Setelah usaha Anda berjalan dengan baik dan bisa bertahan, Anda pun harus bisa
mengembangkannya. Tentunya, untuk mengembangkan usaha ini juga diperlukan
tambahan modal dan juga promosi yang semakin gencar. Untuk mengembangkan
usaha, Anda juga harus pintar dalam membidik pangsa pasar yang sedang diminati
oleh konsumen. Sebab, usaha Anda bisa berkembang dengan baik jika memang
konsumen yang dituju tertarik. Di samping itu, buatlah hal baru yang akan
menjadikan usaha yang sedang dikembangkan tersebut benar-benar kekinian dan
sesuai keinginan konsumen. Jika Anda membutuhkan tambahan modal untuk
mengembangkan usaha seperti promosi, pengembangan produk dan lainnya, Anda
bisa mengajukan pinjaman ke Investree yang sudah berizin dan diawasi oleh
Otoritas Jasa Keuangan. Investree menjadi jembatan yang mempertemukan antara
Anda sebagai peminjam (Borrower) dan pemberi pinjaman (Lender). Selain proses
mudah dan cepat, Anda bisa mendapatkan tingkat bunga dan biaya kompetitif
berdasarkan sistem credit-scoring modern mulai dari 1% per bulan. Daftar
Investree sekarang juga dan kembangkan usaha Anda. Dengan modal tersebut,
Anda bisa melakukan promosi dengan lancar dan maksimal. Itulah tahap-tahap
melakukan wirausaha yang harus Anda kuasai dengan baik supaya nantinya
wirausaha yang dijalankan bisa berkembang dengan baik dan membawa kesuksesan
bagi Anda. Lakukan setiap tahapan yang ada dengan semaksimal mungkin. Anda
juga harus teliti dan menghindari semua kecerobohan kecil yang dapat melemahkan
usaha Anda sendiri. Sebab, walaupun hal tersebut terdengar sepele, tetapi ini sangat
mengancam ketahanan bisnis Anda di kemudian hari.

D. MANAGEMENT DAN ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN


Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara universal, manajemen adalah seni
mengatur penggunaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi untuk
mendapatkan kinerja yang tinggi dan maksimal dalam berbagai tipe organisasi profit
maupun non profit. Dalam manajemen terdapat seseorang yang bertugas untuk
melaksanakan manajemen itu, yakni bertugas mengatur, mengorganisir, dan
mengontrol suatu organisasi tadi, sosok ini biasa disebut sebagai manager. Secara
umum, terdapat 4 fungsi manajemen dalam perusahaan yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing) dan pengendalian (controling).
Adapun Organisasi Adalah perserikatan antara dua orang atau lebih untuk mencapai
suatu tujuan bersama. Dalam arti dinamis adalah proses penetapan dan pembagian
pekerjaan, pembatasan tugas dan tanggung jawab, hubungan antara unsur-unsur
organisasi sehingga orang dapat bekerjasama secara efektif untuk mencapai tujuan.

1. Planning

Fungsi manajemen yang pertama adalah fungsi perencanaan. Yang dimaksud fungsi
perencanaan adalah manajemen berfungsi untuk menyusun rencana dan strategi untuk
mencapai tujuan organisasi. Planning merupakan fungsi yang terpenting, karena tanpa
adanya perencanaan maka fungsi-fungsi lain tidak dapat dilaksanakan dan tentunya
tujuan manajemen tidak akan tercapai.

2. Organizing

Fungsi pengorganisasian adalah fungsi manajemen dalam hal pembagian tugas dan
kegiatan besar menjadi kecil untuk dibagikan pada para anggota sesuai keahlian
masing-masing anggota organisasi. Dalam arti manajemen bertugas
untuk mengelompokkan orang, tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai porsi
sehingga mencapai tujuan organisasi itu sendiri secara bersama-sama.

3. Directing

Pengarahan merupakan tindakan yang dilakukan agar semua anggota berusaha untuk
mencapai cita-cita organisasi. Dalam fungsi pengarahan ini, fungsi manajemen adalah
untuk meningkatkan efetivitas dan efisiensi kinerja para anggota secara optimal dalam
mencapai cita-cita perusahaan.

4. Controlling

Yang terakhir adalah fungsi pengendalian. Maksudnya dengan fungsi ini adalah
manajemen untuk menilai kinerja para anggota sesuai dengan standar yang telah dibuat
kemudian melakukan perubahan dan perbaikan jika terdapat hasil penilaian yang
kurang baik. Dalam hal ini perusahaan perlu menyiapkan rencana perusahaan agar
fungsi ini dapat berjalan dengan baik dan efisien sehingga tidak menghabiskan banyak
biaya.

E. BIDANG-BIDANG MANAGEMENT

1. Management Produksi

Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengoptimalisasi dan


memaksimalkan aktivitas produksi dengan cara mengatur faktor-faktor produksi
seperti sumber daya, bahan baku, tenaga kerja, alat dan mesin, dan lain sebagainya.
Tujuannya adalah membuat produksi menjadi lebih efisien untuk menambah nilai
guna barang atau jasa yang dihasilkan. Manajemen produksi sangatlah penting bagi
perusahaan untuk meraih kesuksesan. Produksi yang berjalan dengan baik dan
benar, akan mendatangkan keuntungan besar dan berlipat. Sebaliknya banyak
perusahaan yang rugi dan bangkrut karena gagal melakukan manajemen produksi
dengan baik.

2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran merupakan bidang manajemen yang berhubungan langsung
dengan konsumen. Manajemen pemasaran bertujuan untuk memasarkan produk
pada konsumen yang menjadi segmentasi pasar serta dalam kaitannya dengan
distribusi produk dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Secara umum
bidang manajemen pemasaran dapat diartikan sebagai proses perencanaan dan
pelaksanaan penentuan harga, promosi, dan distribusi barang dan/atau jasa yang
memungkinkan terbentuknya pertukaran atau penyampaian barang dan/jasa dari
produsen ke konsumen. Manajemen pemasaran meliputi 5 (lima) kegiatan utama
yang harus dijalankan, yakni riset pasar, perencanaan pemasaran, analisis pasar,
promosi, dan pengelolaan usaha.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Manajemen sumber daya manusia (SDM), disebut juga sebagai manajemen
personalia, merupakan bidang manajemen yang fokus pada kegiatan yang
berhubungan dengan tenaga kerja perusahaan. Artinya segala sesuatu yang
berkaitan dengan tenaga kerja masuk dalam kegiatan manajemen sumber daya
manusia ini. Tujuan manajemen sumber daya manusia ini adalah untuk
mendapatkan karyawan yang berkualitas dan berintegritas, meningkatkan
kemampuan kerja para karyawan, serta menciptakan hubungan kerja yang baik di
antara para karyawan, baik secara vertikal maupun horizontal.
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen yang berfokus
terhadap pengelolaan dana dan keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Manajemen keuangan harus dilakukan secara efisien dan efektif agar laba atau
keuntungan yang diperoleh perusahaan bisa lebih banyak dan lebih maksimal.
Aspek-aspek kegiatan pada manajemen keuangan antara lain adalah merencanakan
kegiatan pencarian dana, menetapkan keputusan yang menyangkut investasi
(sumber dana dan penggunaan dana), menetapkan kebijakan pembagian dividen
dari laba perusahaan, serta mengawasi dan mengontrol keuangan dalam membuat
laporan perusahaan
5. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi, disebut juga sebagai manajemen akuntansi, merupakan
salah satu bidang manajemen yang berfokus pada pemberian informasi layanan
dalam bidang akuntansi dan administrasi. Tujuannya untuk menetapkan kebijakan
dan operasional perusahaan yang dilakukan sehari-hari. Ada beberapa jenis-jenis
administrasi. Kegiatan manajemen administrasi meliputi tahap pengumpulan,
pencatatan, pengelompokkan, analisis serta pembuatan laporan keuangan
perusahaan. Nantinya laporan keuangan tersebut menjadi bahan penting untuk
evaluasi serta untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan di masa mendatang.

F. BENTUK-BENTUK ORGANISASI

Dalam bentuk organisasi, dengan segala aktivitasnya,terdapat hubungan diantara


orang- orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Makin banyak kegiatan yang
dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan yang ada.
Untuk itulah dibuat bagan yang menggambarkan hubungan tersebut, termasuk
hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi.

1. Organisasi Garis
Pada organisasi jenis ini, garis bersama dari kekuasaan dan tanggung jawab bercabang
pada setiap tingkat pimpinan, dari yang teratas sampai yang terbawah. Setiap atasan
mempunyai sejumlah bawahan dan masing-masing bawahan memberikan
pertanggungjawaban tugasnya kepada atasannya. Dalam hal ini seseorang hanya
bertanggung jawab pada satu atasan. Karena itu, pada organisasi garis, atasan dituntut
untuk memiliki pengetahuan yang luas, karena ia tidak memiliki staf.

2. Organisasi Garis dan Staf


Organisasi banyak diguankan oleh perusahaan besar yang daerah usahanya luas serta
memiliki bidang tugas yang kompleks. Di sini kesatuan perintah juga dipertahankan,
atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah dari seorang
atasan. Kepada atasan tersebut bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaannya. Dalam hal ini terdapat satu atau beberapa staf, yang dimaksud staf disini
adalah ahli dalam bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat ataupun saran-saran
yang sesuai dengan bidangnya kepada pimpinan dalam organisasi tersebut bilamana
pimpinan mengalami kesulitan dalam menangani kesulitan permasalahan dalam
Manajer Manajer Pemasaran Manajer Personalia Manajer Produksi Manajer Keuangan
Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Page 9 of 14 organisasi. Karena
itu staf disini tidak memiliki hak untuk memerintah bawahan, sebab secara formal yang
berhak memerintah hanya pimpinan saja. Struktur Organisasi Garis dan Staf Dalam
struktur organisasi dan staf juga dijumpai adanya kebaikan dan keburukan.
• Kebaikan organisasi garis dan staf - Relevan untuk perusahaan besar - Keputusan lbih
rasional karena adanya staf ahli - Dapat mewujudkan the right man in the right place

• Kebaikan organisasi garis dan staf - Organisasinya rumit karena kompleksnya


susunan organisasi serta membutuhkan biaya tinggi - Koordinasi kadang-kadang sukar
diterapkan - Solidaritas sesama karyawan berkurang karena jumlah yang banyak
sehingga memungkinkan mereka untuk tidak lagi saling mengenal.

3. Organisasi Fungsional
Organisasi ini didasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut,
seperti fungsi produksi, keuangan, personalia, administrasi, dan lain-lain. Dalam
organisasi fungsional, seorang karyawan tidak bertanggung jawab kepada satu atasan
saja. Pimpinan berwenang pada satuan-satuan organisasi di bawahnya untuk bidang
pekerjaan tertentu. Pimpinan berhak memerintah selama masih berhubungan dengan
bidang kerjanya. Pada organisasi jenis ini, tedapat sejumlah spesialis fungsional yang
mengawasi kegiatan masinh-masing karyawan, sehingga berbagai unit staf
mempunyai wewenang garis atas orang yang sama. Manajer Pemasaran Manajer
Personalia Manajer Produksi Manajer Keuangan Karyawan Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan Manajer Produksi. Sebagaimana dua struktur organisasi
sebelumnya, dalam organisasi fungsional juga dijumpai adanya kebaikan dan
keburukan.

• Kebaikan organisasi fungsional Pembagian tugas jelas Spesialisasi keryawan dapat


dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin Masing-masing fungsi dipegang
oleh orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga tedapat keserasian antara tugas dan
keahlian.

• Kelemahan organisasi fungsional Tidak ada kesatuan perintah karena karyawan


dapat menerima perintah dari beberap atasan yanfg sama-sama memiliki kekuasaan.
Karyawan yang telah merasa ahli dalam bidangnya sulit bekerj sama, karena masing-
masing meras bidangspesialisasinyalah yang terpenting.

G. TINGKATAN MANAGEMENT

1. Top level managemen


Ini merupakan tingkatan manajemen perusahaan paling tinggi dalam organisasi atau
biasa disebut level C-suite, yaitu chief executive officer (CEO), chief operational
officer (COO), chief financial officer (CFO), managing director, dan presiden
direktur. Manajemen ini menjalankan kepemimpinan konseptual. Para pucuk
pimpinan organisasi tidak menangani masalah teknis perusahaan sehari-hari.
Namun, mereka bertanggung jawab dalam menentukan perencanaan, strategi, dan
kebijakan organisasi. Manajer tingkat atas adalah nahkoda organisasi bisnis, sebab
merekalah yang menentukan bagaimana perusahaan akan dijalankan. Top level
management dipilih oleh para pemegang saham perusahaan dan memiliki tanggung
jawab penuh terhadap keseluruhan organisasi yang dipimpinnya. Mereka juga
memiliki kewenangan memilih, menempatkan, dan memberhentikan para manajer
di bawahnya.

Peran dan tugas top level management antara lain:

a. Merumuskan tujuan organisasi, yakni menetapkan apa yang ingin dicapai


perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
b. Merencanakan kebijakan dan strategi perusahaan, yaitu bagaimana cara
perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Mengoptimalkan seluruh sumber daya organisasi untuk mewujudkan tujuan
organisasi.
d. Mengarahkan manajemen di tingkat menengah untuk menerapkan kebijakan dan
strategi yang telah dirumuskan.
e. Menjadi penghubung perusahaan dengan publik, pemerintah, dan media.

2. Middle level management

Manajemen ini berada di tengah struktur organisasi dan bertanggung jawab


kepada top level management. Contoh manajer tingkat menengah adalah kepala
departemen, head of division, kepala cabang, atau branch manager. Jika pucuk
pimpinan merancang strategi dan kebijakan, maka manajer tingkat menengah
bertugas untuk merealisasikan kebijakan tersebut ke dalam rencana divisi, misalnya
menyusun target secara spesifik dan konkret. Middle level manager wajib
menguasai keterampilan operasional dalam mengelola departemen atau cabang.
Manajer level menengah juga bertanggung jawab mengelola dan mengarahkan
manajer tingkat bawah. Mereka menjadi penghubung dan komunikator antara
manajemen puncak dengan manajemen bawah, yaitu menyampaikan kebijakan dari
atas ke bawah dan sebaliknya menyuarakan feedback dari manajer di bawah ke atas.

Peran dan tugas middle level manager antara lain:

a. Membantu dan memotivasi manajer tingkat bawah mencapai target bisnis.


b. Memberikan saran dan rekomendasi ke top level management.
c. Memberikan laporan perkembangan operasional departemen/cabang ke manajer
tingkat atas.
d. Mengelola departemen/cabang sesuai kebijakan pucuk pimpinan organisasi.
e. Mengupayakan pencapaian target departemen dengan mengoptimalkan kontribusi
setiap peran yang ada di dalamnya.
f. Bekerja sama dengan departemen lain untuk mendukung operasional perusahaan
sehari-hari.

3. Lower level management

Tingkatan manajemen perusahaan ini berada di struktur paling bawah, sehingga


tidak membawahi manajer lain. Mereka mengelola staf secara langsung, serta
bertanggung jawab memberikan supervisi dan pengarahan kepada pekerja dalam
kegiatan operasional bisnis. Lower level manager punya wewenang terbatas dan
bertanggung jawab kepada manajer tingkat menengah. Untuk menjalankan peran
ini, mereka butuh menguasai keterampilan teknis, serta kemampuan dalam
memimpin dan mengorganisir pekerja. Contoh manajer level bawah
adalah supervisor, office manager, section manager, dan mandor.

Peran dan tugas manajemen lini pertama ini di antaranya:

a. Menjaga kualitas produksi atau layanan sesuai standar yang ditetapkan.


b. Menyediakan lingkungan kerja yang mendukung dan aman bagi setiap karyawan.
c. Memberikan bantuan pemecahan masalah karyawan dalam pekerjaan teknis.
d. Menyerap keluhan pekerja dan menyampaikan ke manajemen tingkat menengah,
sekaligus memberikan saran dan masukan.
e. Memotivasi karyawan dan mendorong kinerja tim lebih baik.
f. Menyelesaikan konflik yang muncul antara anggota tim.
Setiap level manajemen membutuhkan jenis keterampilan berbeda. Semakin tinggi
tingkatan manajemen, semakin strategis peran yang dijalankan, sehingga
membutuhkan kualifikasi yang lebih tinggi.

H. FUNGSI PENGANTAR MANAGEMENT

1. Fungsi Perencanaan

Fungsi pertama dari manajemen adalah perencanaan, yaitu proses pengambilan


keputusan yang menjadi dasar bagi kegiatan-kegiatan ekonomis serta efektif pada
waktu atau masa mendatang. Sehingga strategi dalam mengatur agar organisasi
mencapai tujuan perlu ditetapkan di masa awal. Namun, penting untuk memiliki atau
membentuk tujuan atau target terlebih dahulu. Target yang jelas akan memudahkan
perencanaan untuk mengatur sumber daya yang ada sehingga bisa mencapainya
dengan maksimal. Jika target tidak jelas, maka manajemen tidak dapat berjalan.

2. Fungsi Pengorganisasian

Fungsi kedua dari manajemen adalah pengorganisasian, yakni proses dalam


menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi personalisasi kepada faktor fisik agar
aktivitas atau suatu kegiatan dapat dilaksanakan, disatukan, dan juga diarahkan untuk
mencapai tujuan bersama.

Sehingga fungsi ini menjelaskan bahwa manajemen dapat membantu


menghubungkan berbagai hal dan aspek. Sekaligus menghubungkan antara sumber
daya satu dengan lainnya di suatu organisasi agar bisa digunakan untuk mencapai
suatu tujuan yang sudah ditetapkan di awal.

3. Fungsi Pengarahan

Fungsi ketiga adalah sebagai pengarahan, yaitu berfungsi dalam menstimulir


tindakan-tindakan agar benar-benar bisa dilaksanakan. Lewat fungsi ini, manajemen
bisa membantu mengarahkan suatu tindakan dari sekelompok orang atau tim di dalam
suatu organisasi (perusahaan). Supaya bisa melaksanakan hal-hal yang sudah
direncanakan untuk mencapai suatu tujuan.

4. Fungsi Pengkorodinasian
Fungsi berikutnya di dalam materi pengantar manajemen adalah pengkorodinasian.
Sesuai dengan namanya, manajemen juga berfungsi sebagai media untuk
mengkoordinasikan semua aktivitas karyawan di suatu organisasi atau
perusahaan. Sehingga aktivitas yang dilakukan masing-masing karyawan bisa saling
mendukung, selaras, dan berada di jalur yang sama untuk mencapai tujuan yang sama
juga. Tanpa adanya koordinasi maka setiap karyawan akan bertindak sendiri-sendiri,
sehingga tujuan perusahaan menjadi sulit untuk dicapai.

5. Fungsi Pengawasan

Fungsi berakhir dari manajemen atau pengantar manajemen adalah sebagai


pengawasan. Manajemen ternyata juga memiliki fungsi untuk mengawasi jalannya
kegiatan di suatu organisasi yang dilakukan oleh tim karyawan di dalamnya.
Pengawasan ini epnting untuk mengetahui kienrjas masing-masing karyawan sudah
baik atau belum. Selain itu untuk memastikan setiap karyawan masih dalam kondisi
di satu jalur yang sama. Dimana terdapat kesamaan visi dan misi, semua tindakan atau
aktivitas yang dilakukan mengarah pada pencapaian tujuan bersama. Semua saling
membahu dan mempercepat pencapaian tujuan tersebut.

Lewat manajemen yang baik, maka semua fungsi yang disebutkan di atas akan
berjalan dengan baik pula. Sehingga membantu memaksimalkan ilmu dan seni
manajemen itu sendiri dalam menopang perjalanan suatu organisasi atau perusahaan
agar bisa bertahan dan juga bisa terus berkembang.

Anda mungkin juga menyukai