Anda di halaman 1dari 3

Pemimpin merupakan contoh teladan yang harus dicontoh oleh setiap bawahannya.

Baik itu
berdasarkan peraturan tertulis maupun tidak tertulis misalnya tingkah laku. Bawahannya
ataupun karyawan diharapkan dapat meniru kesuksesan yang diperoleh oleh pemimpin
tersebut. Melalui kinerja yang baik.

1). Bagaimana cara menanggulangi kinerja buruk dari bawahan atau karyawan melalui teori-
teori yang berpusat pada pemimpin tersebut?

Berikut cara menghadapi para karyawan dengan kinerja buruk di tempat kerja.

1. Kenali dan Pahami Akar Masalah/ Penyebabnya

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah, Anda harus mendekati karyawan Anda untuk
mengenali dan memahami akar masalahnya. Untuk melakukan hal ini, Anda sebelumnya
harus mengumpulkan semua bukti dan fakta sebelum berbicara dengan karyawan, untuk
menegaskan alasan Anda beranggapan bahwa mereka memiliki kinerja yang buruk.

Ketika mendekati karyawan Anda, pastikan bahwa Anda menjaga profesionalisme Anda dan
sebisa mungkin bersikap tenang. Hindari semua konfrontasi yang emosional. Kemukakan
alasan Anda yang menyebabkan Anda berpikir bahwa ia memiliki kinerja buruk dan
tunjukkan temuan-temuan Anda.

Setelah pesan Anda jelas, mulailah bertanya apakah karyawan tersebut sedang memiliki
kesulitan. Pertimbangkan faktor-faktor seperti masalah kehidupan pribadi, penyakit, tingkat
stres, atau kesehatan mental karyawan tersebut. Atau bahkan faktor-faktor yang mungkin
berasal dari tempat kerja seperti bullying dari orang-orang di tempat kerja.

2. Perjelas Ekspektasi Anda

Ketika Anda sudah mengetahui akar masalahnya, Anda dapat membantu dengan mencarikan
solusi untuk masalah karyawan Anda. Hal ini mungkin sulit dilakukan, bergantung pada
kompleksitas dari akar masalah yang ada. Akan tetapi, karyawan Anda akan merasa terbantu
ketika mengetahui bahwa Anda dan pihak manajemen benar-benar peduli pada mereka,
terlepas dari kinerja mereka yang buruk. Di saat itulah Anda juga bisa melihat apakah
karyawan Anda memahami apa yang diharapkan darinya.

Pada saat yang sama, Anda mungkin juga ingin tahu hal apa yang memotivasi mereka,
sehingga Anda dapat membantu meningkatkan kinerja mereka.

Jika memungkinkan, gunakan hal yang memotivasi mereka sebagai hadiah atau penghargaan
jika mereka berhasil meningkatkan kinerja mereka.

3. Buatlah Rencana Peningkatan Kinerja Karyawan (Performance Improvement Plan)


Berikutnya, Anda sebaiknya membuat rencana untuk meningkatkan kinerja karyawan (PIP)
sesuai dengan informasi yang telah Anda kumpulkan dari pertemuan/ diskusi dengan para
karyawan dengan kinerja buruk tersebut.

PIP, yang juga disebut sebagai Performance Action Plan (PAP), merupakan sebuah rencana
tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja para karyawan berkinerja
buruk dengan harapan bahwa akan ada perubahan.

Disarankan bagi para professional HR dan manajer terkait untuk mengevaluasi dan
mengembangkan perencanaan ini bersama-sama. Idealnya, PIP seharusnya diberikan secara
tertulis untuk para karyawan tersebut dan diterima oleh mereka bahkan sebelum perencanaan
dimulai.

PIP sebaiknya mencakup objektif/ tujuan yang spesifik dan terukur (specific, measurable,
achievable, realistic, and time-frame-based (SMART)).

Selain itu, buatlah sistem penghargaan yang akan diberikan jika kinerja karyawan yang
bersangkutan telah meningkat, sekaligus sanksi yang akan diberikan jika kinerja karyawan
yang bersangkutan tetap tidak meningkat.

4. Latih, Pantau, dan Beri Masukan 

Ketika perencanaan sudah ditetapkan, kedua belah pihak (pemilik perusahaan dan karyawan)
sebaiknya secara teratur memantau kemajuan, apakah sudah sesuai dengan tujuan/ objektif
dari PIP atau belum.

Selalu berikan kesempatan bagi karyawan untuk bertanya dan mendapatkan bimbingan untuk
menghadapi hambatan yang timbul selama PIP. Berikan masukan secara teratur untuk
karyawan Anda, baik mingguan, dua mingguan, atau bulanan, untuk memastikan bahwa
mereka berada di jalur yang benar, dan untuk menghadapi masalah yang muncul sehari-hari.

5. Hargai Peningkatan Yang Ada

Manajer yang hebat tahu kapan harus memberi penghargaan untuk karyawan. Dalam kasus
ini, penghargaan dapat sangat dihargai oleh karyawan dengan kinerja buruk yang telah
berusaha membuat peningkatan.

Jangan pernah meremehkan kekuatan pujian dan ucapan terima kasih yang sederhana untuk
para karyawan Anda. Memuji dan memberi penghargaan untuk karyawan Anda membawa
pengaruh baik tidak hanya untuk para karyawan tersebut, akan tetapi juga untuk semua
bagian perusahaan. Karena hal ini menunjukkan bahwa Anda memperhatikan kerja keras
mereka dan menjadi motivasi untuk mereka.
Lantas, bagaimana jika tetap tidak ada peningkatan kinerja?

Usaha Anda dalam mengubah para karyawan dengan kinerja buruk ini akan berakhir dengan
tiga cara; baik dengan meningkatnya kinerja mereka, yang berarti bahwa rencana Anda
sukses, atau tidak ada perubahan apapun, atau lebih buruk lagi, kinerja mereka menjadi
semakin memburuk.

Memang, tidaklah mudah untuk mengubah mereka. Karena hal ini juga memerlukan tingkat
komitmen yang sama dan keinginan untuk meningkatkan diri mereka sendiri. Akan tetapi,
terkadang ada waktu dimana usaha-usaha kita tidak berhasil sebagaimana seharusnya, tidak
peduli seberapapun Anda telah berusaha untuk mempertahankan mereka di perusahaan.

Oleh karena itu, Anda juga sebaiknya siap mental untuk membiarkan mereka pergi, meskipun
langkah ini sebaiknya selalu menjadi solusi terakhir.

2). Bagaimana menurut anda pemimpin yang ideal ?

Pemimpin yang ideal adalah mereka yang memiliki integritas tinggi, mengutamakan
kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi, dan tidak tergantung pada peran,
karakter, atau sifat kepribadian siapa pun.
Sosok pemimpin ideal acap kali dikaitkan dengan generasi milenial yang dinilai memiliki
syarat-syarat sebagai pemimpin ideal di tengah perubahan zaman. Memang untuk saat ini,
pemimpin milenial tengah menjadi sorotan di masyarakat.
Sosok pemimpin komunikator. Tentunya sebagai seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan komunikasi yang baik. membuat masyarakatnya merasa nyaman. Sebagaimana
cara komunikasi yang dilakukan dapat menyesuaikan kondisi dan kebiasaan masyarakat.
Sosok yang peduli dengan masyarakat. Pemimpin yang ideal harus mampu membimbing
serta membuat bawahannya berkembang. Anda harus mampu menjadi teladan dengan
memberikan contoh-contoh yang baik kepada mereka. Oleh karena itu, tidak semua atasan
mampu memimpin dan memiliki sifat kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai