Anda di halaman 1dari 2

A.

FAKTOR DETERMINAN YANG MEMERLUKAN PERHATIAN


Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi
baduta, di Kabupaten Muara Enim adalah : Partisipasi masyarakat untuk datang ke
Posyandu kurang, terutama bagi balita yang sudah imunisasi lengkap tidak mau lagi ke
Posyandu. Masih ada sebagian masyarakat yang belum dapat menjangkau akses air
bersih. Masih ada sebagian masyarakat yang belum mempunyai jamban sehat.
Masih ada balita yang belum mendapat imunisasi lengkap. Riwayat ibu hamil pada masa
kehamilan yang kurang baik, kurangnya asupan gizi dan tidak terpantau kesehatannya
karena tidak memeriksakan kehamilannya secara teratur. Adanya penyakit penyerta.       

B. PERILAKU KUNCI RT 1000 HPK YANG MASIH BERMASALAH


Perilaku kunci Rumah tangga 1000 HPK ysng masih bermasalah adalah :
Masih ada sebagian ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya ke tenaga
kesehatan. Masih kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang makanan dengan gizi
seimbang untuk ibu hamil. Belum semua ibu hamil minum secara rutin tablet tambah
darah (TTD) selama kehamilan (90 tablet). Masih ada ibu bersalin yang ditolong
persalinannya oleh bukan tenaga kesehatan (dukun). Budaya/kebiasaan masyarakat Bayi
0-11 bulan sudah diberikan makanan tambahan selain ASI. Masih kurangnya
pengetahuan ibu balita tentang makanan dengan gizi seimbang untuk balita.
Perilaku masyarakat tidak mau membawa anaknya ke Posyandu, setelah balita mendapat
imunisasi lengkap.

E. Kelompok Sasaran Berisiko


Kelompok sasaran beresiko dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus
stunting adalah sebagai berikut : Masyarakat yang kurang mampu/miskin, sehingga daya
beli terhadap pangan kurang. Masyarakat mampu tapi tidak mempunyai/kurang
pengetahuan tentang makanan dengan gizi seimbang. Masyarakat yang masih memegang
teguh adat kebiasaan, misalnya memberikan makanan tambahan pada bayi 0-11 bulan,
sebelum 40 hari bayi tidak boleh keluar rumah. Masyarakat yang tinggal di wilayah
bantaran sungai, menggunakan air sungai  masyarakat adat terpencil, keluarga dengan ibu
sebagai kepala keluarga, dll).

Dari permasalahan tersebut diatas sehingga dalam pencegahan dan penanganan


stunting perlu adanya dukungan dan partisipasi masyarakat. Dalam intervensi pencegahan
dan penanganan stunting disesuaikan dengan permasalahan yang terjadi di masing-
masing kecamatan.

Anda mungkin juga menyukai