Anda di halaman 1dari 26

TUGAS UAS TEORI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

OLEH

NAMA : POLCE YUNIANDER BETTY

NIM : 2.03.20210038

PRODI : SOSIOLOGI AGAMA

KELAS : B SEMESTER I

FAKULTAS SOSIOLOGI AGAMA

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI

KUPANG

2021
Pembangunan Sebagai Study Interdisipliner

Apa itu pembangunan?

Pembangunan usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya. (Kemajuan=


material fisik ketersediaan sarana atau fasilitas publik di kota dan di desa)

 Secara umum, pembangunan sebagai suatu proses perencanaan (sosial plan) yang
dilakukan birokrat perencanaan pembangunan untuk membuat perubahan sebagai
proses peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
 Bagi orang kecil pembangunan itu malapateka
Masyarakat yang terpinggirkan karena pembangunan, terpaksa bekerja untuk
pembangunan, mengungsi karena pembangunan
 Pembangunan juga dipakai sebagai ideologi politik yang memberikan legitimasi bagi
pemerintahan yang berkuasa untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya.
Ketika ada wacana atau realisasi pembangunan dan data masyarakat yang mengkritik.
Definisi pembangunan dari para ahli
 Eston (1985), pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan taraf hidup serta
merealisasikan potensi yang ada secara sistematis.
 Proses sistematik terdiri dari 3 unsur
1) Adanya input, yaitu bahan masukan konservasi.
2) Adanya proses konservasi, yaitu Wahana untuk mengolah bahan masukan.
3) Adanya output, yaitu sebagai hasil dari proses konservasi yang dilaksanakan.
 Emil salim (sebelum sebagai Menteri negara Pengawasan pembangunan dan
lingkungan hidup), menjelaskan pembangunan berksinambungan (sustainable
development ) sebagai suatu proses perubahan yang di dalamnya eksploitasi sumber
daya, arah, investasi, orientasi pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan
semuanya dalam keadaan yang selaras serta meningkatkan potensi masa kini dan
masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
 Johan Galtung, mendefinisikan pembangunan sebagai upaya untuk pemenuhan
kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok dengan cara-cara
yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun
lingkungan sosial.
 Bintoro Tjokroamidjojo, Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial
berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk mengusahakan kemajuan dalam
kesejahteraan, ekonomi, modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan
bahkan peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya.
 Deddy T. Tikson (2005), pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai
transformasi ekonomi, sosial, dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi maju arah yang diinginkan.

Apa itu Pembangunan?

 Pembangunan hendaklah tidak hanya diukur secara fisik, pembangunan dapat


berarti setiap usaha mewujudkan hidup yang lebih baik sebagaimana didefinisikan
oleh suatu negara “an increasinf attainment of one’s own cultural velues’
(Tjokrowinoto, 1996:
1) Ini disebut cita-cita.
 Pembangunan di Indonesia seperti di dalam sila ke-5 keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
 Jadi pembangunan saat berkaitan dengan nilai, suatu gejala bersifat Meta disiplin,
atau bahkan sebuah ideologi (the idelogu developmentalisme).

5 UKURAN PEMBANGUNAN

-KEKAYAAN RATA-RATA

Sebuah masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan jika pertumbuhan


ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Dengan demikian,yang diukur adalah
produktifitas masyarakat atau produktifitas negara tersebut setiap tahunnya lewat perhitungan
pendapatan rata-rata.

-Pemerataan
  Kekayaan keseluruhan yang dimiliki atau yang diproduksikan oleh sebuah bangsa,tidak
berarti bahwa kekayaan itu merata dimiliki oleh semua penduduknya.

Ada sebagian masyarakat yang memiliki kekayaan yang berlimpah, dan ada juga masyarakat
yang hidup dalam kemiskinan.
Kemiskinan yang ada dimasyarakat tertutup oleh adanya kekayaan yang luar biasa
tersebut.karena itu timbullah keinginan untuk memasukkan aspek pemerataan dalam ukuran
pembangunan, bukan lagi PNB/Kapita saja.    

Bila pembangunan sebuah bangsa diukur dengan PNB/Kapita, kita akan mendapatkan
gambaran yang lebih majemuk. Tidak saja kekayaan atau produktifitas bangsa tersebut
dilihat,tetapi juga pemerataan kekayaannya.

-Kualitas Kehidupan

Salah satu cara lain untuk mengukur kesejahteraan masyarakat sebuah negara adalah dengan
menggunakan tolak ukur pqli(physical quality of life index).tolak ukur ini diperkenalkan oleh
Moris yang mengukur tiga indikator, yakni:

1.Rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun

  -angka 100 bila rata-rata harapan hidup sampai 77 tahun

  -angka 1 bila rata-rata harapan hidup sampai 28 tahun.

2.Rata-rata jumlah kematian bayi setiap 1000 bayi

   -angka 100 bila rata-rata angka kematian bayi s/d 9

   -angka 1 bila rata-rata angka kematian bayi 229

 3.Rata-rata melek aksara

    -angka 100 bila rata-rata persentase melek aksara s/d 100 %

    -angka 0 bila tidak ada yang melek aksara dinegara tersebut.

-Lingkungan

  Sebuah negara yang tinggi produktifitasnya dan merata pendapatan penduduknya, bisa saja
menjadi miskin. Hal ini dikarenakan pembangunan yang menghasilkan produktifitas yang
tinggi tidak mempedulikan dampak terhadap lingkungannya. Lingkungannya semakin rusak.
Sumber alamnya semakin terkira, sementara kecepatan bagi alam untuk melakukan
rehabilitasi lebih lambat daripada kecepatan perusakan sumber alam tersebut.seringkali
terjadi bahwa pembangunan yang dianggap berhasil ternyata tidak memiliki daya kelestarian
yang memadai. Karena itu, keberhasilan pembangunan yang paling baru dimasukkan juga
faktor kerusakan lingkungan sebagai faktor yang menentukan apa gunanya sebuah
pembangunan tinggi produktifitasnya, tetapi dalam jangka 10 tahun mendatang akan kempes
karna kehilangan sumber daya yang menjadi implus utama pertumbuhan tersebut.

-Keadaan sosial dan kesinambungan

Demikian tolak ukur pembangunan yang berhasil, yang semula hanya memberi tekanan pada
tingkat produktifitas  negara, kini menjadi semakin kompleks. Dua faktor baru yang
ditambahkan pada pembahasan diatas, yakni faktor keadilan sosial dan lingkungan, berfungsi
untuk melestarikan pembangunan ini terus menerus secara berkesinambungan.

PEMBANGUNAN: FAKTOR MANUSIANYA

Konsep-konsep pembangunan di atas, termasuk konsep pembangunan yang sudah diperluas


yang melibatkan aspek lingkungan dan keadilan sosial, pada dasarnya masih bersifat
materialistis. Yang dipersoalkan terbatas pada per soalan materi yang mau dihasilkan dan
yang mau dibagi. Hal ini disebabkan karena teori pembangunan masih sangat didominasi
oleh para ahli ekonomi. Kalau kita renungkan, pembangunan sebenarnya meliputi dua unsur
pokok. Pertama, masalah materi yang mau dihasilkan dan dibagi. Kedua, masalah manusia
yang menjadi pengambil inisiatif, yang menjadi manusia pembangun. Para ahli ekonomi
memang berbicara tentang SDM atau sumber daya manusia. Tetapi pembicaraan tentang
manusia di sini lebih menekankan aspek keterampilan. Dengan demikian, manusia lebih
dianggap sebagai faktor produksi, dan faktor manusia yang diperhatikan lebih ditekankan.
pada peningkatan produksi saja. Dengan demikian, masalah manusia dilihat sebagai masalah
teknis untuk peningkatan keterampilan, melalui bermacam sistem pendidikan. Yang kurang
dipersoalkan adalah bagaimana menciptakan kondisi lingkungan, baik lingkungan politik
maupun lingkungan budaya, yang bisa mendorong lahirnya manusia kreatif. Proses-proses
yang terjadi dalam diri individu yang memungkinkan terjadinya manusia kreatif juga kurang
dipersoalkan. Pada titik ini kita berbicara tentang faktor non-material, seperti adanya rasa
aman, rasa bebas dari ketakutan, dan sebagainya. Hanya dengan diciptakan nya suasana ini,
kondisi yang merangsang kreativitas (yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-
manusia pembangunan bangun yang punya inisiatif dan dapat memecahkan bermacam
persoalan) dapat diselenggarakan. Dengan demi kian, pembangunan tidak hanya berurusan
dengan produk si dan distribusi barang-barang material. Selain itu pembangunan juga harus
menciptakan kondisi-kondisi yang membuat manusia bisa mengembangkan kreativitasnya.

Bagaimanapun juga, pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan


manusia. Manusia yang di bangun adalah manusia yang kreatif. Untuk bisa kreatif, manusia
tersebut harus merasa bahagia, merasa aman dan bebas dari rasa takut. Hanya manusia seperti
inilah yang bisa menyelenggarakan pembangunan dan memecahkan masalah yang
dijumpainya. Produktivitas dan distribusi hasil-hasil pembangunan yang digeluti oleh ilmu
ekonomi hanya merupakan akibat dari pembangunan yang berhasil membangun manusia
pembangun ini.

Untuk membentuk manusia semacam itu, pelbagai aspek harus dibicarakan. Diperlukan
studi tentang psikologi kewiraswastaan: bagaimana kreativitas bisa terbentuk dan tumbuh
dalam diri seorang individu? Dibutuhkan studi tentang kebudayaan: bagaimana nilai-nilai
dalam masya rakat terbentuk dan tumbuh dalam suatu kelompok manu sia? Apa peran
agama? Kondisi politik yang bagaimana yang harus dikembangkan dalam sebuah
masyarakat, su paya memungkinkan jiwa kewiraswastaan muncul dan mengembang?

Hal-hal inilah yang akan menjadi pokok pembahasan pada bab-bab berikutnya. Dalam
pembahasan selanjutnya, para ahli ilmu sosial di bidang psikologi, sosiologi, politik,
antropologi dan lainnya akan dilibatkan dalam membahas dan menyusun teori-teori
pembangunan. Keterlibatan me reka merupakan reaksi terhadap teori pembangunan yang
sampai saat ini masih didominasi oleh para ahli ekonomi. Pembangunan, pada akhirnya,
merupakan masalah yang harus didekati secara interdisipliner melalui berbagai disiplin ilmu.

HARROD-DOMAR

HARROD-DOMAR Mengemukakan bahwa terdapat pengaruh baik antara kegiatan imvestasi


terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu Negara .Oleh karena itu ,semakin mudah proses
investasi, maka semakin banyak kegiatan investasi yang di lakukan dan semakin tinggi pula
pendapatan yang di hasilkan oleh Negara

Teori-Teori HARROD-DOMAR ini mempunyai beberapa asumsi sebagai berikut

A .perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh dan barang -barang modal yang terdiri
dalam masyarakat dan digunakan secara penuh.
B .perekonomian yang terdiri dari dua sektor yaitu rumah tangga dan sektor
perusahaan ,berarti pemerintah dan perdagangan luar Negeri tidak ada .

C .Besarnya tabungan masyarakat adalah: proposional dengan besarnya pendapatan Nasional.


Berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.

D .kecenderungan untuk menabung besarnya tetap. Demikian juga rasio antara modal -output
dan rasio pertambahan modal-output

Menurut HARROD-DOMAR.Setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi


tertentu dari pendapatan Nasionalnya jika hanya untuk menggantikan barang-barang modal
(Gedung-Gedung peralatan material) yang rusak, Namun demikian, untuk menumbuhkan
perekonomian tersebut, di perlukan investasi- investasi baru sebagai tambahan stok modal.
Jika kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok
modal. Dan output total misalnya jika 3 rupiah modal di perlukan untuk menghasilkan
(Kenaikan)

1.HARROD DOMAR Adalah : seorang ekonomi berasal dari inggris yang mempelopori
bidang ekonomi makro dan pertumbuhan ekonomi yang dinamis .Harrod pertama kali
merumuskan konsep tentang dinamika pertumbuhan ekonomi sekitar tahun 1930 -an dan
1940-an ide-idenya dalam dinamika pertumbuhan ekonomi ia kemukakan dalam “Towards a
Dynamic Economichs” tahun 1948.yDan ekonomi kenesyan yang berasal dari Rusia ia telah
membuat konstribusi dalam tiga bidang utama ekonomi: sejarah Ekonomi , Ekonomi
komparatif, dan pertumbuhan Ekonomi. Pada tahun 1946 ia muncul gagasan bahwa
pertumbuhan ekonomi berfungsi untuk merugikan definisi dan utang Nasional.

HARROD Menempuh pendidikan di Universitas Oxford dan universitas cabridge , dimana


ia berada di bawah bimbingan Jhons Maynard keynes selama tahun 1922 hingga 1967ia
bekerja di sekolah gereja Kristus , universitas Oxford

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah atau lebih umum

2) MAX WEBER

MAX WEBER menyatakan bahwa setiap tindakan individu yang di tunjukan kepada individu
atau kelompok lain yang memiliki makna yang bersifat subjektif .
Tujuan utama dari Sosiologi menurut WEBER adalah: memahami secara mendalam
( Verstehen ) makna subjektif dari tindakan sosial yang di lakukan oleh individu tersebut.

MAX WEBER juga , merupakan salah satu tokoh awal sosiologi modern.

Yang menjelaskan bahwa sosiologi sebagai ilmu yang berusaha memahami tindakan sosial
yang terjadi dalam masyarakat untuk mencari penjelasan bagaimana tindakan tersebut
berjalan dan efeknya bagi masyarakat luas Dan sosiologi juga merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tata hidup masyarakat luas.

Interaksi sosial dalam masyarakat, juga sebab musabab sebuah fenomena sosial terjadi
merupakan objek kajian sosiologi .

Menurut Max Weber : Teori para ahli ekonomi atau sosiologi berusaha menyelesaikan
masalah yang di hadapi oleh negara miskin atau negara berkembang berjalan

Negara yang di dominasi oleh kekuatan ekonomi .

Ilmu pengetahuan negara industri maju

Terkait pembangunan , ada tiga kelompok teori yang di bahas dalam buku teori
pembangunan dunia ketiga karia Arif Budiman yaitu

Kelompok pertama :Teori modernisasi

Kelompok kedua : ketergantungan

Kelompok ketiga : Teori yang merupakan reaksi teori ketergantungan pasca ketergantungan

Dan muncul lagi teori ketergantungan pada kelompok teori kedua .

Teori ini termasuk pada kelompok teori struktural yang membantah teori modernisasi.

Teori struktural

Berpendapat bahwa kemiskinan yang terdapat di Negara-Negara berkembang yang


mengkhususkan diri pada produksi pertanian.
Pertanian adalah akibat dari struktur ekonomi dunia yang bersifat eksploilatif, dimana yang
kuat melalukan eksploitasi terhadap yang lemah

Menurut teori struktural, perdagangan dunia yang bebas justru merupakan wadah praktek
eksploitasi.

Selain itu pada kelompok teori ketiga ada teori liberal yang ingkar dari teori struktural.

Teori liberal

Mengkritik pada ketajaman definisi dari teori struktural yang di anggap terlalu kabur dan sulit
di jadikan sesuatu yang operasional serta bukan sesuatu yang ilmiah

3) DAVID MACCLELLAND

DAVID MACCLELLAND menjelaskan bahwa Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan
pencapaian ( need for Power)

Dan kebutuhan ( need for affiliation

KONSEP TEORI KEBUTUHAN MCVLELLAND

Teori kebutuhan Mcclelland menyatakan bahwa pencapaian kekuasaan , kekuatan

Dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan
motivasi.

Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, standar-standar dan berjuang


untuk berhasil .

Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya , dan kebutuhan hubungan merupakan keinginan
antr personal yang rama dan akrab dalam lingkungan organisasi

BAGIAMANA KEBUTUHAN – KEBUTUHAN INI MEMPENGARUHI PERILAKU

Mcclelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil
Dorongan ini menyerahkan individu

Kebutuhan kekuatan merupakan keinginan untuk memiliki pengaruh , .

Menjadi yang berpengaruh dan mengendalikan individu lain .

Dalam bahasa sederhananya adalah kebutuhan atas kekuasaan dan otonomi.

Kebutuhan ketiga yaitu

NAFF adalah kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang baik dalam lingkungan
kerja

Kebutuhan ini di tandai dengan memiliki motif yang tinggi untuk persahabatan, lebih
menyukai

Situasi kooperatif di bandingkan kompetitif, dan menginginkan hubungan -hubungan yang


melibatkan tingkat pengertian modul yang tinggi.

Mcclelland menyatakan bahwa kebanyakan orang memiliki dan menunjukkan kombinasi tiga
karakteristik tersebut, dan perbedaan ini juga mempengaruhi bagaimana gaya seseorang
berperilaku

Teori kebutuhan Mcclelland adalah salah satu teori motivasi

Yang menyatakan bahwa perilaku manusia pada dasarnya

Di pengaruhi oleh tiga kebutuhan yaitu

Kebutuhan akan pencapaian atau prestasi

Kebutuhan akan kekuasaan

Kebutuhan akan Afiliasi

Oleh karena itu teori kebutuhan mcclland sering di sebut juga sebagai perpanjangan hierarki
kebutuhan Maslow

4)W.W ROSTOW
W.W ROSTOW adalah: seorang ahli ekonomi dan politikus teori tahap pertumbuhan
ekonomi dan di kembangkan oleh Rostow pada pertengahan 1950 an yang kemudian di
sebarluaskan melalui bukunya yang di terbitkan pada tahun 1960 dengan judul The stuges of
Eco nomic Growt : an non communist munifesto

Pertumbuhan ekonomi suatu Negara akan mengalami tahapan- tahapan berikut

Tradisional

Ekonomi dinominasi

Sektor pertanian tradisi (per take -off), terjadi perubahan struktur tenaga kerja dari pertanian
ke industri

Rostow membagi proses pembangunan dalam lima tahap sebagai berikut

TAHAP MASYARAKAT TRADISIONAL

Masyarakat tradisional memiliki ciri- ciri sebagai berikut

A tingkat produksi perkapita dan tingkat para pekerja masih sangat terbatas .

Sebagian besar sumber daya masyarakat digunakan untuk sektor pertanian.

B struktur sosial dalam pertanian yang masih bersifat hieraktis dimana anghota masyarakat
kemungkinan kecil mengadakan mobilitass vertikal.

Hubungan keluarga dan kesukuan sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi masyarakat
dalam menentukan kedudukan seseorang

C kebijakan pemerintah pusat di pengaruhi oleh tuan tanah yang berkuasa di daerah.

TAHAP PRSYARAKAT LEPAS LANDAS

Pada tahap ini di bedakan menjadi dua ciri

A Tahap yang di capai oleh Negara Negar


Seppe Eropa

Asia timur

Timor tengah dan

Afrika

Yang di lakukan dengan merombak masyarakat tradisional lama yang sudah ada .

B.Tahapan yang di capai oleh Negara- Negara amerika seriakt,

-Kanada

-Australia

-Selandia baru

3 TAHAP LEPAS LANDAS

Ciri- ciri dari tahap lepas landas yaitu:

#Berlakunya kenaika dalam penanaman modal yang produktif

# Terjadi perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju pertumbuhan
yang tinggi

#Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan intitusional yang akan menciptakan

# segala gejala-gejala untuk membuat peluasan di sektor modrn

# potensi Exsternalitas Ekonomi yang di butuhkan oleh kegiatan lepas landas sehingga
mengebabkan pernutuhan akan terus mennerus terjadi.

4 TAHAP MENUJU KEMATANGAN

Pada tahap ini keadaan perekonomian yang terus menerus bertumbuh meskipus kadang
kadng di sertai dengan laju yang flutuayif, terjadi peluasan pemakaian teknologi modern
secara menyeluruh pada kegiatan- kegiatan perekonomian, timbul industri.
TEORI KETERGANTUNGAN (1):
PARA PENDAHULUNYA
Ketergantungan adalah akibat dari keterlambatan Negara-negara tersebut melakukan
modernisasi dirinya. Hubungan internasional dalam arti kontak dengan dunia luar bahkan
dianggap membantu Negara-negara ini, khususnya dalam pengenalan nilai-nilai modern,
pembenaran modal, pendidikan dan transfer teknologi.
Teori-teori yang masuk dalam kelompok teori structural.Teori ini menolak jawaban yang
diberikan oleh teori modernisasi. Teori struktural berpendapat bahwa kemiskinan yang
terdapat dinegara-negara Dunia ketiga yang mengkhususkan diri pada produksi pertanian
adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang bersifat eksploitatif,dimana yang kuat
melakukan eksploitasi terhadap yang lemah.
Dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan gejala atau proses sosial yang terjadi, teori
struktural mencari faktor-faktor lingkungan material manusia sebagai faktor yang
menyebabkannya. Teori struktural seringkali dianggap bersumber pada teori yang dilontarkan
oleh Karl Marx terutama teorinya tentang bangunan bawah atau base dan bangunan atas atau
superstructure.Marx menyatakan bahwa kondisi material manusia merupakan sumber dari
kesadaran dan tingkah laku manusia. Kondisi material yang ada dalam sebuah masyarakat
nyata antara lain adalah sistem produksi dan distribusi sumber alam yang ada. Kondisi
material ini menentukan sistem sosial, System politik, System budaya manusia.
   Bangunan bawah adalah aspek material dari kehidupan manusia, bangunan atas adalah
aspek non-materialnya. Kalau bangunan bawahnya berubah,bangunan atas juga akan
mengikutinya.Maka,dalam teori ini, aspek material menjadi lebih penting daripada aspek ide.
Filsafat materialisme memang menjadi dasar dari teori Marx.Teori-teori pembangunan yang
dilahirkan oleh teori struktural mengikuti pendapat-pendapat Marx.Dalam hubungan degan
pembahasan kita, marilah kita lihat pendapat Marx tentang hubungan antara Negara-negara
industri maju dengan Negara-negara pertanian yang terbelakang.
Marx dan Engels pernah menyatakan bahwa masa depan dari Negara-negara yang
terbelakang dapat dilihat pada Negara-negara yang sudah maju.Marx dan Engels mengikuti
juga pandangan perkembangan unilinear dari proses pembangunan Negara-negara didunia
ini. Melalui kemajuan teknologi dalam segala bidang, maka teknik produksi akan menjadi
semakin canggih dan murah.

Teori – teori dari para ahli yaitu :


1.Raul Prebisch:Industri Substitusi Impor
   Teori keunggulan komporatif,membuat Negara-negara didunia melakukan spesialisasi
produksinya. Oleh karena itu, Negara-negara didunia terbagi menjadi dua kelompok, Negara-
negara pusat yang menghasilkan barang industri, dan Negara-negara pinggiran yang
memproduksi hasil-hasil pertanian. Keduanya saling melakukan perdagangan, dan menurut
teori diatas, seharusnya keduanya saling beruntung dan sama-sama kaya.
Prebisch menyimpulkan bahwa keterbelakangan di Negara-negara Amerika Latin tetap
berlangsung karena Negara-negara ini terlalu mengandalkan ekspor barang-barang primer.
Kesimpulan ini kemudian dikenal dengan nama Tesis Prebisch-Singer.Prebisch juga
merupakan orang pertama yang mencetuskan istilah Negara pusat untuk Negara-negara maju,
dan Negara pinggiran untuk Negara-negara pertanian yang terbelakang. Istilah ini kemudian
menjadi istilah kunci yang sering dipakai oleh para penganut Te-orangerialisme dan
Kolonialisme.
  Mengapa bangsa-bangsa di Eropa melakukan ekspansi keluar dan menguasai bangsa-
bangsa lainnya, baik secara politis maupun secara ekonomis. Apa yang menjadi dorongan
utamanya?
2.1.Teori God
Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa motivasi utama dari orang-orang Eropa untuk
mengarungi samudra dan bertualang di Negara-negara lain adalah untuk menyebarkan
agama. Mereka ingin membaptis orang-orang yang masih dianggap barbar, yang masih
belum mengenal ia dari agama mereka, karena berhasil menyelamatkan orang lain didunia ini
dari dosanya. Bahwa misi ini kemudian berkembang menjadi dominasi politis dan ekonomis
orang-orang Eropa terhadap Negara-negara yang dikunjunginya, itu adalah akibat sampingan
dari pengembaraan untuk penyebaran agama ini.
2.2.Teori Glory
Teori ini menjelaskan bahwa dorongan utama dari imperialisme dan kolonialisme bukan
kepentingan agama atau ekonomi, melainkan kehausan akan kekuasaan dan kebesaran.
Kapitalisme dibangun atas dasar rasionalisme, sedangkan imperialisme tidak. Imperialisme
didorong oleh keinginan untuk berperang, untuk membuktikan k kolonialisme melalui
motivasi keuntungan ekonomi.
  Kelompok-kelompok teori God,Glory dan Gold.Yang banyak dianut adalah teori
imperialisme jenis ketiga.Yakni yang menjelaskan gejala ini dari motivasi ekonomi.Teori
Marxis tentang imperialisme memang dimulai oleh Lenin,tetapi kemudian muncul teori-teori
yang merupakan variasi  lain dari teori yang dicetuskan oleh Lenin.Jelas,teori Marxis
semuanya tergolong pada kelompok teori dimana kepentingan ekonomi dianggap sebagai
faktor utama yang menyebabkan dan Kretinisme.
Paul Baran adalah seorang pemikir Marxis yang menolak pandangan Marx tentang
pembangunan di Negara-negara dunia ketiga.Bila Marx mengatakan bahwa sentuhan Negara-
negara kapitalis maju kepada Negara-negara  pra-kapitalis yang terbelakang akan
membangunkan Negara-negara yang terakhir ini untuk berkembang seperti Negara-negara
kapitalis di Eropa. Baran berpendapat lain.Baginya,sentuhan ini akan mengakibatkan Negara-
negara pra-kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan akan terus hidup dalam
keterbelakangan. Baran menyatakan bahwa perkembangan kapitalisme dinegara-negara
pinggiran (meminjam istilah Prebisch)berbeda dengan perkembangan kapitalisme dinegara-
negara pusat.Dinegara-negara pinggiran,system kapitalisme seperti terkena penyakit
kretinisme.Orang yang dihinggapi penyakit ini tetap kerdil dan tidak bisa besar.
Kapitalisme dinegara-negara pusat bisa berkembang karena adanya tiga prasyarat:
1. Meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masyarakat petani dari pedesaan;
2. Meningkatnya produksi komoditi dan terjadinya pembagian kerja mengakibatkan
sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi
kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta;
3. Mengumpulnya harta ditangan para pedagang dan tuan tanah.
Faktor ketiga itulah yang membuat kapitalisme dimungkinkan di Eropa.Surplus yang
ada ditangan para pedagang dan tuan tanah kemudian diinvestasikan ke bidang
Industry.
     Sementara yang terjadi dinegara-negara pinggiran justru sebaliknya. Munculnya
kekuatan ekonomi asing dalam bentuk modal kuat dari dunia Barat ke Negara-negara
dunia Ketiga, membuat surplus yang terjadi disana,diambil oleh kaum pendatang,
melalui berbagai macam cara.Maka yang terjadi di Negara-negara pinggiran bukanlah
akumulasi modal,melainkan penyusutan modal.Penyusutan modal yang terjadi di
Negara-negara Dunia Ketiga,sebagai akibat dari datangnya modal asing.
     Negara-negara Dunia Ketiga yang pra-kapitalis pada dasarnya merupakan Negara
yang masih menganut sistem feodal.Dalam sistem ini,kalau dia berkembang secara
wajar,meskipun lamban,terjadi kemajuan-kemajuan.Ini artinya,Negara-negara Dunia
Ketiga juga mengalami proses yang pada dasarnya sama dengan fedeolisme di Eropa
yang kemudian melahirkan kapitalisme. Baran menunjuk fedeolisme Jepang yang
berkembang menjadi kapitalisme yang kuat karena tidak diganggu dari
luar.Sebaliknya dengan India,yang tidak mengalami perkembangan akibat
imperialisme Inggris.
     Bagaimana proses penyusunan modal dinegara-negara Dunia Ketiga ini terjadi?
Baran menjelaskannya dengan melihat sifat klas dari pemerintah yang berkuasa
dinegara-negara Dunia Ketiga.Dinegara-negara ini,terdapat macam-macam klas di
masyarakatnya Pertama, adanya klas tuan tanah yang kaya di pedesaan.Tuan tanah ini
juga merupakan produsen dari hasil-hasil pertanian yang kemudian di
ekspor.Kemudian,terdapat klas pedagang.mula-mula,kegiatan mereka terbatas
didalam Negara saja. Dengan masuknya kekuatan asing, mereka kemudian
berhubungan dengan orang-orang asing ini.Ketiga,adanya kaum industrialis yang
memproduksikan komoditi-komoditi industri.Keempat,orang asing dengan modalnya
yang kuat merupakan komponen yang baru dalam dunia perekonomian Negara ini.
Peran pemerintah dalam mengendalikan dan mengarahkan dampak dari goncangan
ini sangat besar. Pemerintah di Negara-negara Dunia Ketiga yang masih feodal ini
biasanya dekat atau dipengaruhi oleh klas tuan tanah. Pemerintah bersifat otoriter.Para
petani yang merupakan rakyat jelata dikontrol secara ketat oleh pemerintah yang ada.
       Masuknya para pedagang asing yang mau mencari bahan mentah tentunya
menggantungkan para tuan tanah.Karena itu,mereka bisa bekerja sama dengan
baik.Usaha mereka meminta proteksi dari pemerintahnya biasanya gagal karena
macam-macam alasan.Pertama,bila proteksi diberikan,barang-barang industri mewah
yang biasanya dikonsumsi oleh para tuan tanah dan para pejabat tinggi pemerintah
menjadi mahal.Kedua,penjualan produk pertanian mereka mungkin akan mengalami
hambatan.Ini merugikan para tuan tanah,para pejabat tinggi Negara,dan juga kaum
pedagang yang biasanya diuntungkan dengan terjadinya Internasionalisasi
perdagangan ini.
       Oleh karena itu,Negara yang menjadi korban imperialisme ini cenderung
mempertahankan pertaniannya, sementara barang-barang industri mereka impor.
Marx mengatakan bahwa Negara-negara kapitalis maju akan menularkan sistem
kapitalismenya ke Negara-negara berkembang dan ini mengakibatkan kemajuan
Negara-negara berkembang itu.Baran menolak tesis ini.Dia menunjukkan bahwa
Negara-negara pinggiran yang di sentuh oleh Negara-negara maju tidak mengalami
kemajuan.Kapitalisme yang muncul di Negara-negara pinggiran setelah digauli oleh
Negara-negara kapitalis maju ini adalah kapitalisme jenis lain,kapitalisme yang
terkena penyakit kretinisme.Bukan industrialisasi yang terjadi,seperti yang terjadi di
Negara-negara kapitalis maju dulu, tetapi dipertahankannya sektor pertanian. Bukan
akumulasi modal yang terjadi, tetapi penyusutan. 

TEORI KETERGANTUNGAN(2):
INTI PEMIKIRANNYA
Oleh parah ahli yang menganut paham liberal,hubungan antara Negara-negara pusat dan
pinggiran ini dikatakan sebagai hubungan saling ketergantungan,dimana kedua bela pihak
ada dalam posisi saling membutuhkan. Negara-negara pusat membutuhkan bahan mentah ke
untuk pembangunannya. Karena itu, tidak bisa dikatakan yang satu mendominasi yang
lainnya
      Tetapi, yang dilupakan oleh pandangan diatas adalah bahwa derajat ketergantungan
antara Negara pusat dan Negara pinggiran berbeda.
       Memang perkembangan dinegara-negara pinggiran merupakan perkembangan dalam
ketergantungan, tetapi bagaimanapun juga Dos Santos dan beberapa penganut Teori
ketergantungan lainnya, masih mengakui kemungkinan bagi Negara-negara pinggiran itu
berkembang. Penganut teori ketergantungan yang lebih keras, misalnya Andre Gunder
Fank,menolak kemungkinan ini.Bagi Frank,hubungan Negara pinggiran dengan Negara pusat
pasti menghasilkan apa yang disebutnya sebagai pembangunan keterbelakangan atau the
development of underdevelopment.Karena itu, bagi Frank,hanya ada satu cara bagi Negara-
negara pinggiran untuk maju: putuskan hubungan dengan Negara pusat.
I.TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK
 1. Andre Gunder Frank: Pembangunan Keterbelakangan
Frank adalah seorang ekonom Amerika yang kemudian bekerja pada Economic
Commision For America Latin Amerika bersama Raul Prebisch.Disini dia mendapat
pengaruh Prebisch tentang hubungan yang tidak sehat antara Negara-negara pusat dan
pinggiran. Bukunya yang sangat berpengaruh,Capitalism and Underdevelopment in
Latin America, di terbitkan pertama kali pada tahun 1967.Pada buku tersebut dia
menyatakan: “saya percaya, bersama Paul Baran,bahwa kapitalisme,baik yang global
maupun nasional, adalah faktor yang telah menghasilkan keterbelakangan dimasa lalu
dan yang terus mengembangkan keterbelakangan dimasa sekarang.”
     Dengan demikian, keterbelakangan bukan suatu kondisi alamiah dari sebuah
masyarakat. Bukan juga karena masyarakat itu kekurangan modal. Keterbelakangan
merupakan sebuah proses ekonomi, politik dan sosial yang terjadi sebagai akibat
globalisasi dari sistem kapitalisme. Keterbelakangan di Negara-negara pinggiran
(yang oleh Frank disebut sebagai Negara satelit)adalah akibat langsung dari terjadinya
pembangunan di Negara-negara pusat (Frank: Negara-negara metropolis).
       Memang, Mark dan Lenin bukan tidak melihat terjadinya proses yang tidak
seimbang antara kapitalisme di Negara-negara pusat dan pinggiran.Tetapi,pada
akhirnya mereka percaya bahwa kapitalisme akan berkembang di seluruh dunia dan
memakmurkan Negara-negara ini(sambil terus melakukan penindasan terhadap
buruh),sampai akhirnya sosialisme dilahirkan.
       Frank dan teorinya mengembangkan kembali konsep Prebisch tentang Negara-
negara pusat dan pinggiran, yang disebutnya sebagai Negara-negara metropolis dan
Negara-negara satelit.Tetapi,kalau Prebisch terutama bicara tentang aspek ekonomi
dari persoalan ini, yakni ketimpangan nilai tukar,Frank lebih berbicara tentang aspek
politik dari hubungan ini,yakni hubungan politis(dan ekonomi)antara modal asing
dengan klas-klas yang berkuasa di Negara-negara satelit.
       Juga bagi Frank masyarakat dinegara-negara satelit bukan lagi masyarakat
feodal,karena kaum bangsawan yang ada sudah berproduksi untuk pasar dunia.Para
bangsawan memang memperlakukan  para petani dengan cara-cara feodal.Tetapi pada
tingkat Internasional, mereka sudah menjadi kelompok kapitalis.Mereka berproduksi
untuk pasar dunia yang kapitalistis.Jadi,bagi Frank keterbelakangan hanya bisa diatasi
melalui revolusi,yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.
2.Theotonio Dos Santos:Membantah Frank
Dos Santos adalah orang yang memberikan devenisi ketergantungan yang banyak
dikutip.Dalam defenisinya terungkap bahwa Negara-negara pinggiran atau satelit pada
dasarnya hanya merupakan bayangan dari Negara-negara pusat atau metropolis.
Defenisi ini sebenarnya berbeda dengan konsep ketergantungan Frank.Bagi
Frank,hubungan dengan Negara metropolis selalu berakibat negatif bagi Negara satelit.Tidak
mungkin ada perkembangan dinegara satelit,selama Negara ini masih berhubungan dengan
menginduk kepada Negara metropolis.
Dos Santos beranggapan lain.Dia menyatakan bahwa Negara pinggiran atau satelit bisa
juga berkembang, meskipun perkembangan ini merupakan perkembangan yang tergantung,
perkembangan ikutan.Frank dan Dos Santos merupakan Tokoh dari teori ketergantungan,
keduanya berbeda dalam beberapa hal.
1. Ketergantungan Kolonial.Disini terjadi dominasi politik,penjajah monopoli
tanah, pertambangan dan tenaga kerja.Hubungan antara penjajah dan
penduduk setempat bersifat eksploilatif.
2. Ketergantungan finansial-industri.Disini tidak ada dominasi politik dalam
bentuk penjajahan.Negara pinggiran secara politis merdeka tetapi,dalam
kenyatannya,Negara pinggiran ini masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan
finansial dan industrial dari Negara pusat,sehingga praktis ekonomi Negara
pinggiran merupakan satelit dari Negara pusat.
3. Ketergantungan teknologis-industrial.Kegiatan ekonomi di Negara pinggiran
tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk keperluan industri dinegara
pusat.
Dos Santos menguraikan proses atau mekanisme dari kegiatan ekonomi yang tergantung,
terutama pada jenis ketergantungan yang terakhir.Negara-negara pinggiran, dalam usaha
mengatasi keterbelakangannya, percaya bahwa bila mereka bisa melakukan industrialisasi di
negerinya,mereka bisa mengatasi persoalan ini.Indusralisasi merupakan impian dari hampir
semua Negara-negara pinggiran.Untuk maksud ini,ada tiga hambatan yang dibahas oleh Dos
Santos:
1.Melakukan industralisasi membutuhkan valuta asing untuk mengimpor teknologi.
2.Sementara itu,neraca perdagangan internasional Negara-negara pinggiran terus
mengalami deficit,karena:
a. Nilai tukar yang terus menurun dari komoditi primer terhadap barang
industri,sebagai akibat harga barang-barang industri yang terus meningkat.
b. Di Negara-negara pinggiran,sektor ekonomi yang paling dinamis biasanya
dikuasai  oleh modal asing.
c. Oleh karena itu,pinjaman luar negeri menjadi
penting.Alasannya,pertama,untuk menutup defisit yang terjadi.kedua,untuk
membiayai proses industrialisasi tersebut beserta sarana-sarananya.
3. Akhirnya,adanya monopoli teknologi dari Negara-negara pusat membuat Negara-negara
pinggiran harus membayar sewa bila mau meminjam teknologi tersebut.Proses industralisasi
dinegara-negara pinggiran menjadi semakin tinggi ongkosnya,karena harus membayar
macam-macam uang sewa.
Dos Santos, tidak benar tuduhan yang mengatakan bahwa: “Keterbelakangan yang ada di
sebabkan karena ekonomi Negara-negara ini kurang menyatu dengan kapitalisme,tetapi
sebaliknya,hambatan yang paling besar bagi pembangunan dinegara-negara ini adalah karena
mereka menyatukan diri dengan sistem internasional dan mengikuti hukum
perkembangannya. Kapitalisme bukan kunci pemecahan masalahnya,melainkan penyebab
dari timbulnya masalah ini.

II.MEMBANTAH TEORI KETERGANTUNGAN:


1.  INDUSTRALISASI DINEGARA PINGGIRAN
Kritik yang penting terhadap teori ketergantungan adalah tentang kemungkinan
pertumbuhan ekonomi melalui industralisasi dinegara-negara pinggiran.Baran dan
Andre Gunder Frank menyatakan bahwa proses industralisasi akan dihambat karena
elit yang dominan dinegara pinggiran yakni kelompok tuan tanah dan para pedagang
serta Negara yang dikuasai oleh kelompok tuan tanah.Gejala pembangunan dan
ketergantungan memang bisa berjalan seiring.Dalam artikelnya,Cardoso
(1973)menanamkan gejala pembangunan dalam ketergantungan ini sebagai
associated-dependent development atau pembangunan yang tergantung yang hanya
terikut-sertakan.

TEORI PASCA KETERGANTUNGAN

Dewasa ini kehidupan ekonomi diNegara Indonesia sangatlah buruk, sebab hal ini
timbulnya perusahaan asing sehingga Bangsa Indonesia ini tetap menjadi Negara berkembang
saja dan tidak mengalami perubahan. Yang dimana rakyat Indonesia hanya sebagai tenaga
kerja, sedangkan orang asing sebagai pemimpin dan berkuasa. Hal ini dinamakan sebagai
Teori Ketergantungan. Munculnya Teori Pasca Ketergantungan adalah karena adanya
kelemahan-kelemahan dari Teori Ketergantungan. Sehingga Teori ini memberi perspektif
baru pada teori-teori pembangunan pada umumnya.

Salah satu perspektif penting yang diberikan adalah bahwa aspek eksternal dari
pembangunan menjadi penting.Sebelumnya,aspek tersebut kurang dianggap
berperan.Negara-negara lain hanya dianggap sebagai mitra dagang, yang sering membantu
proses pembangunan yang terjadi disuatu negara.Atau,kalaupun dianggap menghambat,
paling-paling karena Negara itu sangat besar kekuatan ekonominya sehingga Negara yang
sedang membangun tidak bisa bersaing melawan mereka.

Oleh Teori Ketergantungan ditunjukkan bahwa Negara-negara yang ekonominya lebih


kuat bukan saja menghambat karena memang dalam bersaing,tetapi juga ikut campur dalam
mengubah struktur sosial,politik,dan ekonomi Negara yang lemah. Kekuatan-kekuatan
eksternal itu diinternalisasikan oleh Negara yang lemah,sehingga tercipta sebuah struktur
ketergantungan didalam negeri Negara ini.

Hal ini tampaknya sulit dijelaskan oleh para penganut Teori Ketergantungan yang lebih
canggih, seperti Evans dan Cardoso.Kenyataan-kenyataan empiris ini tampaknya lebih
memperkuat teori pembangunan liberal yang non-Marxis,kubuh teori liberal ini memang
tidak terlalu terpengaruh dengan munculnya Teori Ketergantungan, kecuali barangkali
kepekaan yang lebih tinggi tentang masalah ketimbangan yang ada didalam masyrakat
sebuah Negara,dan diantara Negara-negara didunia.Kubuh yang paling repot adalah kubu
kaum Marxis,yang harus”memperbaiki”Teori Ketergantungan,sambil tetap menolak teori-
teori yang dikembangkan oleh kelompok akademisi liberal yang non-Marxis.

Pada bagian ini,akan dibahas munculnya teori-teori baru dari kubu kaum Marxis,yang
mencoba mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada Teori Ketergantungan.

1.TEORI LIBERAL

Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori ketergantungan,teori
liberal tetap berjalan seperti sebelumnya yakni mengikuti asumsi-asumsi bahwa modal dan
investasi adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.Kritik terhadap
teori liberal pada umumnya berkisar pada ketajaman defenisi dari teori
ketergantungan.Defenisi yang ada dianggap terlalu kabur,sulit dijadikan sesuatu yang
operasional.Tanpa kejelasan dan ketajaman konsep-konsep dasarnya,teori ketergantungan
lebih merupakan sebuah retorika belaka.Agar konsep ketergantungan dapat dipakai untuk
menyusun teori,maka ada dua kriteria yang harus dipenuhinya,yaitu:

1.Gejala ketergantungan ini harus hanya ada dinegara-negara yang ekonominya mengalami
ketergantungan dan tidak dinegara yang tidak tergantung dengan negara lain.

2.Gejala ini mempengaruhi perkembangan dan pola pembangunan dinegara-negara yang


tergantung.

Dari penelitiannya terhadap aspek ekonomi dan sosiopolitik dari gejala ketergantungan,Lall
melihat bahwa gejala ini juga terdapat di negara-negara yang dianggap tidak tergantung.
Misalnya tentang dominasi modal asing.

Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori ketergantungan,teori liberal
tetap berjalan seperti sebelumnya, yakni mengikuti asumsi-asumsi bahwa modal dan investasi
adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhanekonomi.Teori yang dianut oleh para
ahli ekonomi ini lebuh mengembangkan diri pada keterampilan teknisnya,yakni bagaimana
membuat table input-output yang baik,bagaimana mengukur keterkaitan diantara berbagai
sector ekonomi dan sebagainya.
2. BILL WARREN

Warren membantah inti teori ketergantungan, yakni bahwa perkembangan kapitalisme


dinegara-negara pusat dan pinggiran berbeda.

Kapitalisme dinegara manapun sama .Oleh karena itu,tesis Warren cenderung menjadi
ahistoris dan dekat denan teori para ahli ilmu sosial liberal.

Inti dari kritik Warren adalah bahwa dalam kenyataannya,Negara-negara yang tergantung
menunjukkan kemajuan dalam pertumbuhan ekonomi dan proses industralisasinya.Bahkan
kemajuan ini menunjukkan bahwa Negara-negara yang terantung ini sedag mengarah pada
pembangunan yang mandiri.

Berlawanan dengan pandangan kaum Marxis,bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa


prospek bagi sebuah pembangunan kapitalis yang berhasil dinegara-negara Asia Timur dan
Tenggara dianggap sebagai salah satu bukti bahwa kapitalisme memang masih bugar,masih
terus bisa mengembangkan dirinya.Warren menunjukkan data-data yang memprlihatkannya
bahwa setelah perang dunia kedua,anggapan akan adanya keterbelakangan di Negara-negara
pinggiran hanya merupakan ilusi belaka.Ada enam pokok yang dibahasnya ,yakni:

1.Masalah PNB Perkapita

2. Masalah kesenjangan sosial

3.Masalah marginalisasi,dimana orang jadi tersingkirdari lapangan kerjanya

4.Masalah produksi yang diarahkan pada barang-barang mewah dan bukan barang pada
kebutuhan pokok

5.Masalah industralisasi

6.Masalah kapitalisme

Dari data statistik yang dikumpulkannya,Warren membuktikan bahwa apa yang


diramalkan oleh teori ketergantungan ternyata tidak benar.Oleh karena itu,dia
menyimpulkan :”jadi,berlawanan dengan pendapat umum yang ada,dunia ketiga tidak
mengalami kemandekan secara relatif maupun absolut setelah perang dunia
kedua.Sebaliknya,kemajuan yang berarti dalam hal kemakmuran material dan pembangunan
kekuatan produksi telah tercapai,dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
keadaan sebelum perang.Kenyataan ini juga berlawanan dengan pandangan kaum Marxis
yang menyatakan bahwa pembangunan nasional yang mengikuti jalan kapitalis bisa terjadi
didunia ketiga.”

Bagi Warren,tidak bisa dicegah lagi bahwa kapitalisme akan berkembang dan menggejala
di semua Negara di dunia ini.Baru setelah kapitalisme berkembang sampai mencapai titik
jenuhnya,perubahan ke sosialisme dimungkinkan.Karena itu,memaksakan perubahan ke
sosialisme sekarang juga merupakan hal yang sia-sia,karena pada saat ini perkembangan
kapitalisme belum mencapai titik jenuhnya.Karena itu,perkembangan kapitalisme dinegara-
negara pinggiran masih dimungkinkan.Pembangunan yang berhasil dinegara-negara Asia
Timur (Kore Selatan,Taiwan,Hongkong dan Singapura) dianggap sebagai salah satu bukti
bahwa kapitalisme memang masih tumbuh subur,masih terus bisa mengembangkan dirinya.

3. TEORI ARTIKULASI

Munculya teori ini dikarenakan ketidakpuasan terhadap teori ketergantungan karena pada
dasarnya pembangunan dan industralisasi memang terjadi dinegara-negara
terbelakang.Pertama dikembangkan oleh antropolog perancis,seperti Claude Meillassoux dan
Piere Phillipe Rey.Teori ini melihat persoalan keterbelakangan dalam lingkungan proses
produksi,artinya keterbelakangan di Negara-negara dunia ketiga harus dilihat sebagai
kegagalan dari kapitalisme untuk berfungsi secara murni,sebagai akibat dari adanya cara
produksi lain dinegara-negara tersebut.

Teori artikulasi bertitik tolak dari konsep formasi sosial.Dalam Marxisme dikenal konsep
cara produksi (mode of production),misanya cara produksi feodal,cara produksi kapitalis,dan
cara produksi sosialis,yang ketiganya memiliki perbedaan.Misal dalam kapitalisme terdapat
pasar bebas,akumulasi modal yang cepat dan sebagainya.Namun,kenyataan yang
sesunggunya dalam masyarakat tidak hitam putih seperti itu.Adanya cara peralihan seperti
dari cara produksi feodal ke kapitalis bukan terjadi pada hitungan hari,tetapi memakan waktu
yang lama dan pada waktu peralihan yang lama inilah terjadi percampuran dari dua atau lebih
cara produksi.Oleh karena itu,gejala dimana beberapa cara produksi ada bersama disebut
dengan formasi sosial.

Jika teori ketergantungan melihat bahwa kapitalisme yang menggejala dinegara-negara


pinggiran berlainan dengan kapitalisme yang menggejala dinegara-negara pusat,maka teori
artikulasi berpendapat bahwa kapitalisme dinegara-negara pinggiran tidak dapat berkembang
karena artikulasinya,atau kombinasi unsur-unsurnya tidak efisien.Dengan kata lain,kegagalan
dari kapitalisme dinegara-negara pinggiran bukan karena yang berkembang disana adalah
kapitalisme yang berbeda,tetapi karena koeksistensi cara produksi kapitalisme dengan cara
produksi lainnya saling menghambat.

Teori artikulasi bertolak dari konsep formasi sosial.Dalam Marxisme dikenal konsep cara
produksi.Masing-masing cara produksi mempunyai ciri yang berlainan dengan cara produksi
lainnya.Namun dalam kenyataannya didalam masyarakat selalu terdapat lebih dari satu cara
produksi secara bersama-sama.Inilah yang disebut formasi sosial,yaitu gejala dimana
beberapa cara berproduksi ada bersama.

Dalam teori artikulasi kapitalisme dinegara-negara pinggiran tidak bisa berkembang karena
artikulasinya atau kombinasi unsur-unsurnya tidak efisien.Ada banyak unsur
penghambatnya.Bagi teori artikulasi kegagalan dari kapitalisme di Negara-negara pinggiran
bukan karena yang berkembang di sana adalah kapitalisme yang berbeda,tetapi karena
koeksistensi cara produksi kapitalisme dengan cara produksi lainnya bersifat saling
menghambat.Teori artikulasi disebut juga sebagai teori yang memakai pendekatan cara
produksi.Pada teori ini,persoalan keterbelakangan dilihat dalam lingkungan proses
produksi.Bagi teori artikulasi,keterbelakangan dinegara-negara dunia ketiga harus dilihat
sebagai kegagalan dari kapitalisme untuk berfungsi secara murni.Sebagai akibat dari adanya
cara produksi lain dinegara-negara tersebut.

4. IMMANUEL WALLERNSTEIN:TEORI SISTEM DUNIA


Teori Sistem Dunia dari Wallerstein,misalnya,terdapat persamaan dengan Teori
Ketergantungan A.G Frank.Keduanya melihat negara tidak bisa dianalisis secara
mandiri,terpisah dari totalitas sistem dunia.Bedanya,Farank melihat hubungan antara negara
pinggiran dan negara pusat sebagai hubungan yang selalu merugikan negara yang
pertama,Wallerstein tidak spesimis itu.Bagi Wellerstein,dinamika sistem dunia,yakni
kapitalisme global,selalu memberikan peluang bagi negara-negara yang ada untuk naik atau
turun klas.Sistem dunia yang dulu memberi keunggulan pada negara-negara yang bisa
menghasilkan komoditi primer,pada saat lain keunggulan ini beralih pada negara-negara yang
mengembangkan industrinya.Sistem dunia ini juga yang kemudian memberi kesempatan
kepada negara-negara pinggiran yang sudah siap mengambil alih kesempatan untuk
melakukan produksi barang-barang yang sudah tidak menguntungkan lagi dinegara-negara
pusat,karena upah buruh yang meningkat.

Teori sistem dunia sebenarnya sangat sederhana.Menurut Wallerstein,dulu dunia dikuasai


oleh sistem-sistem kecil dalam bentuk kerajaan-kerajaan mini.Masing-masing tidak saling
berhubungan,kemudian terjadi penggabungan,baik melalui penaklukan maupun secara
sukarela.Meskipun kerajaan besar itu tidak sampai menguasai seluruh dunia,tetapi karena
besarnya mampu mengendalikan kawasannya melalui sebuah sistem politik.Tetapi
sekarang,telah muncul sistem perekonomian dunia,maka sistem politik tidak lagi menjadi alat
untuk menguasai dunia,maka sistem politik tidak lagi menjadi alat untuk menguasai
dunia,melainkan melalui pertukaran dipasar,atau yang disebut oleh Wallerstein sebagai
kapitalisme global.Kemudian ia membagi tiga kelompok negara:Pusat,setengah-pinggiran
dan pinggiran.Tetapi dinamika dari ketiga kelompok negara ini ditentukan oleh sistem
dunia.Bagi Wallerstein,semua sistem sosial harus dilihat sebagai sebuah keseluruhan.Tetapi
kritik yang diberikan kepada Teori sistem dunia dari Wallerstein adalah perhatiannya yang
kurang terhadap struktur internal dari negara-negara yang ada.Dinamika utama diberikan
kepada faktor-faktor eksternal.Kalau pada teori ketergantungan,faktor eksternal ini adalah
negara-negara pusat yang lebuh kuat,pada teori sistem dunia faktor eksternal ini adalah
sistem dunia yang merupakan hasil interaksi dari negara-negara yang ada.

Dengan demikian Teori Sistem Dunia dari Wallerstein berlainan dengan Teori Artikulasi
yang lebih menekankan analisisnya pada kondisi internal yang ada didalam negeri negara-
negara yang diteliti.Teori Artikulasi yang mula-mula dikembangkan oleh antropolog perancis
seperti Claude Meillassoux dan Pierre Philippe Rey,disebut juga sebagai teori yang memakai
pendekatan cara produksi.Pada teori ni,persoalan keterbelakangan dilihat dalam lingkungan
proses produksi.Menurut Teori Artikulasi,keterbelakangan dinegara-negara dunia ketiga
harus dilihat sebagai kegagalan dari kapitalisme untuk berfungsi secara murni,sebaai akibat
dari adanya cara produksi lain dinegara-negara tersebut.Tiap-tiap negara tentunya
mempunyai kombinasi cara-cara produksi yang unik,yang satu berbeda dari yang
lainnya,sebagai akibat dari perbedaan proses perjalanan sejarah masing-masing.Karena itu,
keterbelakangan harrus dipelajari secara kasus demi kasus.Dengan prinsip inilah Teori
Artikulasi menjadi lebih luwes daripada teori ketergantungan.

PENUTUP :MENCARI MODEL PEMBANGUNAN BARU

I.PEMBANGUNAN DALAM KRISIS


Pada saat ini, kita sedang mengalami krisis pembangunan.Berbagai krisis timbul,sementara
kita belum melihat model pembangunan mana yang bisa dijadikan pegangan untuk masa
depan.

Ada tiga kawasan yang akan kita jumpai dalam beberapa daerah untuk melaksanakan
pembangunannya.Pertama,kawasan negara-negara yang melaksanakan pembangunannya
dengan sistem kapitalisme berkombinasi dengan pelaksanaan sistem walfare state.Negara-
negara ini adalah negara industri maju, yang pamornya sedang naik sekarang.Kedua,kawasan
negara-negara yang melaksanakan sistem sosialis dengan berbagai variasinya.Negara-negara
ini sedang mengalami krisis sekarang.Ketiga,kawasan negara-negara di Dunia Ketiga yang
menggunakan berbagai model campuran dalam melaksanakan pembangunannya.

1.Krisis yang paling mencolok,dialami oleh negara-negara yang menganut sistem sosialis.
Krisis yang terjadi dinegara sosialis ini pada umumnya berkisar di sekitar masalah
pertumbuhan ekonomi. Sistem sosialis yang ada tampaknya gagal mendorong
berkembangnya produksi dalam perekonomiannya, sementara birokrasi pemerintah semakin
membengkak.

Hasilnya, terjadi perubahan-perubahan yang mendasar di Uni Soviet dan negara-negara


Eropa Timur. Perubahan ini ada yang diikuti dengan kekerasan dan pertumpahan
darah(seperti di Rumania),ada yang relatif damai(seperti di Cekoslovakia,Hongaria,dan
Polandia),ada juga yang negaranya menjadi terpecah-pecah(seperti di Uni Soviet dan
Yugolavia).

Cina berhasil menggelakkan diri dari perubahan sistem politiknya, tetapi sosialisme yang
dipertahankan sudah mengalami perubahan-perubahan yang sangat banyak, sehingga sulit
dikatakan bahwa sistem tersebut masih bernama sosialis.Ekonomi pasar diperkenalkan,
persaingan untuk memiliki kekayaan digalakkan,modal luar negeri dari negara-negara
kapitalis dibiarkan masuk, dan sebagainya. Dengan adanya perubahan-perubahan ini,
produktifitas berhasil ditingkatkan.

2.Tampaknya krisis juga melanda negara yang menganut sistem kapitalis,meskipun tidak
separah negara-negara sosialis.Seperti yang dikatakan oleh Hettne,persoalan utama dinegara-
negara adalah pengangguran,meski pertumbuhan ekonomi tinggi.

Negara-negara industri maju masih terus mengalami krisis,terutama dalam menciptakan


lapangan kerja yang memadai.Rifkin menggambarkan persoalan yang sedang melanda satu
negara paling maju di dunia adalah Amerika Serikat.Persoalan yang muncul adalah :

Membengkaknya kemiskinan dikota

Meningkatnya pemakaian narkotik

Meningkatnya jumlah kejahatan

Meningkatnya utang pemerintah

Dan kerusakan lingkungan


Semua ini menunjukkan bahwa ada salah dalam konsep pembangunan kapitalisme dengan
sistem walfare state ini

3.Negara-negara di Dunia Ketiga krisis yang dialami berbeda bentuknya.Krisis kawasan ini
bersifat multi-kompleks.Bukan hanya masalah kesenjangan antara kaya dan miskin,tetapi
juga benturan-benturan agama dan rasial.Juga masalah utang yang semakin
membengkak,serta kegagalan untuk berperan secara berarti dalam persaingan ekonomi
dipasar dunia.

Di negara-negara ini juga bukan saja ragam krisisnya yang bermacam-macam,melainkan


derajat intensitas krisis juga mendalam.Kesulitan ekonomi tidak berhenti pada masalah
pengangguran dan kemiskinan ,tetapi bergerak sampai pada masalah kelaparan yang sangat
dramatis,seperti yang terjadi dinegara-negara Afrika.Masalah rasial berkembang sampai pada
kasus-kasus pembunuhan sistematik untuk menghilangkan kelompok ras tertentu,seperti yang
terjadi di Sri Lanka dan beberapa negara Afrika,atau perang agama di India.

Ada juga masalah utang yang berkembang secara dramatis terutama dinegara-negara
Amerika Latin,sampai dikatakan ada pada titik kebangkrutan,dan inilah kenyataan yang
sedang melanda negara-negara di Dunia Ketiga saat ini.

Perang juga terus berkecambuk dibeberapa negara.Yang melibatkan negara-negara industri


maju,biasanya perang terjadi dinegara-negara Dunia Ketiga.Seperti perang Teluk,terjadi
diAmerika Serikat di Granada,di Panama dan (nyaris) di Haiti,perang dinegara-negara bekas
Uni Soviet dan bekas Yugoslavia,perang di Somalia dan Rwanda,perang di Kamboja,dan
perang-perang kecil lainnya.Ini merupakan hasil dari model pembangunan yang dianut oleh
negara-negara yang ada sekarang.

II.PERTEMUAN BRETTON WOODS

Sekitar 50 tahun yang lalu,ketika dunia sedang mengalami krisis yang mendalam sebagai
akibat dari terjadinya perang dunia,usaha untuk mencari model pembangunan yang bisa
membawa kita keluar dari krisis ini juga pernah dilakukan.Pada bulan juli 1944,44 negara
berkumpul di sebuah desa kecil di negara bagian New Hampsire,Amerika Serikat bernama
Bretton Woods.Mereka membicarakan untuk menata dunia yang damai,bebas dari
kemiskinan dan perang antar sesama manusia.Karena itu mereka membentuk Lembaga yang
akan mempengaruhi pembangunan negara di dunia.

Adapun lembaga tersebut yaitu:International Bank for Reconstruction and


Development(IBRD),dan International Monetary Fund(IMF,atau Dana Moneter
Internasional).Adanya kedua lembaga ini diharapkan dapat memecahkan masalah
pembangunan dunia dan menghapuskan kemiskinan dan perang.

Berikut beberapa fakta tentang perjanjian Bretton Woods 1944 yaitu:

Perjanjian Wertton Woods mengataan bahwa satu cara untuk memodifikasi kelemahan sistem
pertukaran mata uang yang adalah dengan menghubungkannya dengan Dolar AS;ini juga satu
cara untuk memperlancar rekonstruksi pasca perang dunia dan”membebaskan”perdagangan
Internasional.

Hasil dari perjanjian Bretton Woods adalah pembangunan dua institusi penting:
- Bank Dunia (the Work Bank)dan

- Dana Moneter Internasional(the International Monetery Fund/IMF

Perjanjian Bretton Woods menciptakan sistem nilai tukar mata uang asing yang bisa
disesuaikan;anggota-anggota IMF ditunjuk untuk mengintervensi apabila ada
ketidakseimbangan yang salah diantara pembayaran yang dilakuakan.

Pada awalnya,di

karenakan oleh kewajiban untuk memonitor nilai tukar,sistem moneter negara-negara itu
mulai stabil.

Perjanjian Bretton Woods 1944 memberi momentum bagi Dolar AS untuk menjadi mata
uang cadangan global dalam kaitannya dengan nilai emas.

Salah satu tujuan utama perjanjian Bretton Woods adalah mengizinkan negara-negara dengan
defisit perdagangan untuk meminjam uang dar negara lain dengan menggunakan mata uang
cadangan;sedangkan targetnya adalah untuk memainkan peran instrumental dalam membantu
sebuah negara untuk pulih kembali dari kehancuran finansial.

Tetapi yang terjadi dunia masih dilanda oleh kemiskinan dan perang bahkan kerusakan
lingkungan.kerusakan ini merupakan akibat dari ekploitasi yang berlebihan terhadap alam di
sekitar kita.kerusakan alam disekitar yang diakibatkan oleh limbah industri,kebakaran
hutan,serta perubahan cuaca akibat penebangan hutan tropis yang berlebihan.

III.POLITIK BIOSFER

Konsep politik biosfer tidak didasarkan pada negara kebangsaan secara terpisah-
pisah,tetapi pada bumi sebagai sebuah kesatuan.Keamanan setiap negara kebangsaan bukan
ditentukan melalui jalan masing-masing negara berusaha memperkuat dirinya,melainkan
melalui pemeliharaan bersama inilah kita juga sekaligus memelihara masa depan kita masing-
masing baik sebagai individu maupun sebagai bangsa.

Griffin(1988) menggolongkan strategi pembanguan menjadi enam,yaitu:

Strategi pembangunan Monetaris.Strategi ini mengasumsikan bahwa efisiensi dalam alokasi


sumberdaya akan tercapai dalam jangka panjang.Meskipun untuk mencapai stabilitas
ekonomi,dalam jangka pendek akan terjadi krisis.Dalam strategi ini peran negara dibatasi.

Strategi pembangunan Ekonomi Terbuka.Strategi ini menitik beratkan pada perdagangan luar
negeri dan keterkaitan dengan negara luar sebagai mesin pembangunan.Kebijakan sangat
tepat diterapkan pada negara-negara yang berorientasi pada pembuatan produk yang
ditujukan untuk pasar.

Strategi Pembangunan Industralisasi.Titik berat strategi ini terletak pada sektor manufaktur
yang berorientasi pasar,baik pasar domestic maupun luar negeri,namun peran pemerintah
masih dibutuhkan.
Strategi pembangunan Revolusi Hijau.Strategi ini menitik beratkan pada kebijakan untuk
meningkatkan produktifitas dan teknologi bidang pertanian sebagai alt untuk memacu
pertumbuhan bidang lainnya.

Strategi Pembangunan Redistribusi.Strategi ini dimulai dari redistribusi pendapatan dan


kesejahteraan serta tingkat partisipasi masyarakat sebagai alat untuk memobilisasi peran serta
penduduk dalam pembangunan.

Strategi Pembangunan Sosialis.Strategi ini lebih menekankan pada peran pemerintah dalam
pembangunan:mulai dari perencanaan,perusahaan milik negara hingga pelayanan
masyarakat.Meskipun dalam sistem sosialis peran pemerintah bisa bersifat ekstrim atau
moderat.

Yang perlu diperhatikan tidak semua negara menggunakan strategi sesuai dengan teori
yang dianut,akibatnya strategi pembangunannya tidak baik.Ini dikarenakan melemahnya
peran NSB dan juga bisa akibat krisis ekonomi global.Pembangunan negara saat ini lebih
cenderung pada mengatasi krisis manajemen daripada melakukan transformasi sosio-ekonomi
dan pada akhirnya akan mengurangi relevansi teori pembangunan.

Menurut sistem dunia,terdapat tiga strategi pembangunan yaitu:

Strategi pembangunan dengan memanfaatkan peluang pasar luar negeri.Pemrintah berperan


aktif dalam memanfaatkan keunggulan komparatifnya untuk memanfaatkan peluang pasar
luar negeri.

Strategi pembangunan dengan mengundang investasi luar negeri.Strategi ini dilakukan


dengan memanfaatkan keunggulan komparatif,seperti upah buruh yang murah serta
kemudahan-kemudahan lainnya.

Strategi Pembangunan Mandiri.Strategi ini menekankan pada kemampuan dalam negeri dan
sedikit mendapat bantuan dari pihak luar.Strategi ini kurang berhasil diterapkan pada negara-
negara Dunia Ketiga karena keterbatasan sumber daya manusia maupun alam.

Anda mungkin juga menyukai