Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI

OLEH:

NAMA : WAHYU SETIAWAN


NIM : Q1A120085
KELAS : ITP-B
ASISTEN : I. A. ANNISA AMALYA AZZAHRA
II. PUTRI MEGAYANTI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikanorganisme

yang terdapat pada atau dalam suatu benda. Ada tiga cara utama yangumum

digunakan dalam sterilisasi yaitu, penggunaan panas, penggunaan bahankimia, dan

penyaringan filtasi. Pemilihan metode disesuaikan dengan bahan yangakan

disterilkan. Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atausterilisator uap

yang mudah diangkat (portabele) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan

suhu 121° C selam 15 - 20 menit.

Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai proses yang secara efektif membunuh

atau menghilangkan mikroorganisme yang dapat berpindah (seperti jamur, bakteri,

virus) dari permukaan peralatan. Mikroorganisme dapat dikendalikan yaitu dihambat

atau dimatikan dengan menggunakan berbagai proses. Metode sterilisasi dapat dibagi

menjadi dua kelompok umum yaitu fisik dan kimia meskipun sterilisasi dapat dicapai

dengan bahan kimia tertentu, umumnya metode fisik lebih handal. Salah satu metode

paling efektif untuk mematikan mikroorganisme menggunakan suhu tinggi. Salah

satu alat sterilisator yang menggunakan metode panas uap bertekanan adalah

autoclave. Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam peralatan dan

perlengkapan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas pada
umumnya 15 Psi dan dengan suhu 121℃. Lama sterilisasi yang dilakukan selama 15

menit.

Mikroorganisme pada inang serta mencegah pembusukan dan kerusakan

bahan. Mikroorganisme dapat dihambat atau dibunuh secara fisik dan kimia. Secara

fisik melalui suhu, tekanan, radiasi dan penyaringan, misalnya sterilisasi, pembakaran

atau sanitasi. Secara kimia melalui perubahan komposisi molekul misalnya dengan

senyawa-senyawa fenolik, alkohol, klor, iodium dan etilen oksida. Keefektifan zat

antimicrobial tergantung konsentrasi, jumlah dan jenis mikroorganisme, suhu, bahan

organik terlarut dan Ph.

1.2 Tujuan

Untuk membiasakan praktikan dengan proses persiapan media dan proses strelisasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme sampai

ke spora-sporanya, yang terdapat di dalam bahan makanan. Proses ini dilakukan

dengan cara memanaskan makanan sampai temperatur 121°C, selama waktu 15

menit. Salah satu contoh alat untuk melakukan sterilisasi adalah Autoclave. Pada alat

Autoclave ini, bahan makanan dipanaskan sampai temperatur 121-134°C. Makanan

diproses selama 15 menit, untuk temperatur 121°C, atau pada temperatur 134°C

selama 3 menit (Hendrawati dan Utomo, 2017).

Dalam bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat

mikroorganisme diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan

mikroorganisme. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang

dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme. Sumber karbohidrat lain yang dapat ditemui

dengan mudah adalah dari jenis umbi-umbian seperti garut, ganyong, gembili, dan

lain sebagainya. Umbi- umbi tersebut memiliki berbagai nutrisi cukup sehingga

memungkinkan untuk digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri (Anisah dan

Rahayu T, 2017).

Media PDA instan dibuat oleh pabrik atau perusahaan tertentu sudah dalam

bentuk sediaan siap pakai, namun harganya mahal, dan hanya dapat diperoleh pada

tempat tertentu. Mahalnya harga media instan serta melimpahnya sumber daya alam

yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme mendorong

peneliti untuk menemukan media alternatifdaribahan-bahan yang mudah di dapat dan


tidak memerlukan biaya yang mahal. Salah satu media agar yang cocok dan

mendukung pertumbuhan cendawan adalah potato dextrose agar (PDA) yang memilki

pH 4.5 sampai 5.5 sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan

lingkungan yang netral dengan pH 7.0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara

25–30 °C (AzzahraN et al., 2020).

Media tumbuh bakteri yang umum digunakan untuk menumbuhkan bakteri

akuatik tawar adalah tryptic soy agar (TSA). Kandungan dari TSA terdiri atas agar,

tryptone, soytone dan sodium chloride. Kisaran harga TSA per 500 g yang biasa

digunakan antara Rp. 850.000–1.200.000 dengan dosis pemakaian 40 g/L ( Dwinanti

S H dan Tanbiyaskur, 2016).

Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam

penelitian-penelitian mikrobiologi. Media agar ini memungkinkan untuk

dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai

penghitungaan bakteri yang dikenal dengan nama total plate count. Bentuk koloni

bakteri dan warna-warninya mudah sekali dikenali dengan media ini dengan cara

mengubah komposisi nutrien atau menambahkan indikator. Komposisi media bakteri

dapat dimodifikasi sehingga dapat digolongkan menjadi media umum, media selektif

(bakteri tertentu saja yang dapat tumbuh) dan media diferensial (bakteri tumbuh

dengan memberikan ciri-ciri tertentu) (Achmad, 2018).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan bertempat di Laboratorium Proteksi Tanaman

Unit Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Pada hari senin, 16

November 2021 pukul 15:30, WITA selesai

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kentang, dextrose, agar,

aquadest, tissue, aluminium foil, dan cling wrap/selotip kertas, kamera dan pulpen.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol Scott volume 250 ml,

beaker glass, spatula, cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, hot plate, saringan dan

autoklaf.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum persiapan media dan sterilisasi adalah sebagai

berikut:

3.3.1. Pembuatan media Triptic Soy Agar (TSA) untuk bakteri

1. Timbang 7,5 gr (TSB) dan masukan kedalam beaker glass.

2. Campurkan 250 ml aquadest kedalam beaker glass.


3. Cairkan larutan TSA di dalam beaker glass dalam rendaman aquadest

mendidih selama kurang lebih 15 menit atau hingga mendidih dan aduk terus

menerus menggunakan spatula dan panaskan di atas hot plate.

4. Tuangkan sebanyak 250 ml TSA kedalam erlenmeyer

5. Tutup menggunakan alumunium foil dan selotip kertas juga beri label pada

erlenmeyer dengan spidol.

3.3.2. Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA) untuk cendawan

1. Menimbang 62,5 g kentang, 5 g dextrose dan 5 g agar.

2. Mengupas dan mencuci bersih kentang.

3. Memotong kentang dengan bentuk dadu kecil.

4. Merebus potongan kentang dengan menggunakan aquadest secukupnya

hingga mendidih.

5. Menyaring sari kentang dengan menggunakan saringan dan memasukkan ke

dalam beaker glass.

6. Menyampurkan sari kentang dengan dextrose dan agar, dan menambahkan

aquadest hingga volume larutan mencapai 250 ml.

7. Menyairkan larutan PDA di dalam beaker glass dalam rendaman aquadest

mendidih selama kurang lebih 15 menit atau hingga mendidih dan mengaduk

terus menerus.

8. Tuang sebanyak 230 ml PDA kedalam erlenmeyer


9. Membungkus rapat mulut beaker glass dengan aluminium foil dan selotip

kertas.

10. Memberi label pada beaker glass dengan pulpen.

4. Sterilisasi media (Simulasi)

1. Memeriksa terlebih dahulu banyaknya air di dalam autoklaf sebelum

melakukan sterilisasi.

2. Memasukkan media yang akan disterilkan, kemudian menutup dengan sekrup

pengaman.

3. Menyalakan autoklaf dan membiarkan katup uap/udara terbuka sehingga

semua udara di dalam autoklaf diganti oleh uap.

4. Pergantian udara dengan uap ini diikuti oleh peningkatan tekanan dan suhu.

Pada saat tekanan mencapai 15 lbs dan suhu meningkat 121°C, proses

sterilisasi dimulai. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan media sekitar

15-20 menit.

5. Setelah proses sterilisasi, api dimatikan dan tekanan dibiarkan turun sehingga

mencapai 0. Autoklaf tidak dibuka sebelum tekanan mencapai 0, karena cairan

dalam tabung atau erlenmeyer dapat tumpah keluar disebabkan penurunan

suhu yang mendadak.

6. Membuka tutup autoklaf, kemudian mengambil erlenmeyer atau tabung

dengan penjepit. Memperhatikan bahwa peralatan dan cairan yang baru

dikeluarkan dari autokaf bersuhu tinggi sehungga dapat menimbulkan luka

bakar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil yang diperoleh dari praktikum persiapan media dan sterilisasi sebagai

berikut:

Gambar 1. Media PDA Gambar 2. Media TSA

4.2. Pembahasan

Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting

untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum

pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi yang

akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula proses desinfeksi dan

teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan mempengaruhi

hasil. Sehingga dalam materi ajar ini akan disampaikan mengenai sterilisasi,
desinfeksi, dan teknik aseptik. Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk

membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Desinfeksi merupakan

proses untuk merusak organisme yang bersifat patogen, namun tidak dapat

mengeliminasi dalam bentuk spora

Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan medium pertumbuhan yang umum

digunakan di laboratorium mikrobiologi. TSA ini digunakan untuk melakukan

kultivasi, isolasi mikroorganisme yang fastidious atau nonfastidious, untuk membuat

stok kultur dan juga dapat digunakan untuk kultivasi mikroorganisme yang bersifat

aerob dan anaerob, untuk prekultivasi dan enumerasi sebelum dilakukan teknik

membran filter (misalnya pada bakteri E.coli) serta untuk identifikasi Haemophilus

sp. setelah diperkaya dengan menambahkan X (Hemin) dan V (DPN) pada media.

TSA direkomendasikan sebagai medium untuk uji sebagai medium selektif untuk

mengukur tingkat penghambatan dengan penambahan bahan lain sesuai tujuan uji.

Proses pada TSA yaitu dengan mencampurkan dextrose, agar dan aquadest kedalam

gelas kimia yang telah ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan digital

dengan berat 7,5 gram TSB, 5 gram agar dan 250 ml aquadest kedalam gelas kimia

yang kemudian dilarutkan menggunakan hot plate dengan diaduk terus menerus.

Setelah larutan TSA didih, larutan tersebut dituangkan ke erlenmeyer kemudian

ditutup rapat menggunakan aluminium foil dan cling wrap dan tak lupa diberi label.

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sering digunakan untuk

menumbuhkan dan mengembangbiakkan yeast dan kapang. PDA dibuat dari kentang

dan agar. Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh bakteri karena karbohidrat merupakan
substrat utama untuk metabolisme bakteri. Hampir setengah berat kering suatu bakteri

merupakan unsur karbon. Karbon dapat ditemukan dalam senyawa karbohidrat,

sehingga karbohidrat sangat berperan penting untuk mendukung pertumbuhan

bakteri.

Berdasarkan komposisinya, PDA termasuk dalam media semisintetik karena

tersusun atas bahan alami kentang dan bahan sintetik dextrose dan agar. Kentang

mengandung karbohidrat, vitamin, dan mikronutrien lain yang dapat dimanfaatkan

oleh cendawan. Sedangkan dextrose sebagai karbohidrat sederhana menjadi sumber

energi yang dapat segera digunakan. Komponen agar dalam media berfungsi sebagai

bahan pemadat. Masing-masing dari ketiga komponen tersebut sangat diperlukan bagi

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme terutama cendawan.


V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas bahwa proses persiapan media PDA (Potato

Dextrose Agar) adalah medium yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah

cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk

pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. NA

(Nutrien Agar) merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton dan

agar.

5.2. saran

Kepada praktikan supaya tetap berkonsentrasi ketika sedang melaksanakan

praktikum dan tidak ribut dalam ruang laboratorium. Memerhatikan kaidah-kaidah

agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan misalnya kerusakan alat.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, D,. 2018, Media Agar. Ide Besar Istri Peneliti,, Erlangga: Jakarta

Anisah, Rahayu T, 2017. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri


Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Jurnal Media Alternatif
untuk Pertumbuhan Bakteri. 1(2): 855-860.
Azzahra N, Jamilatun M, Aminah A, 2020. Comparison of Growth of Aspergillus
fumigatus in Instant Media Modificationof Carrot Sucrose Agarand Potato
Dextrose Agar. Jurnal Perbandingan Pertumbuhan pada Media Instan
Modifikasi Carrot Sucrose Agardan Potato Dextrose Agar. 4(1):168–174
Octavia S, Wantini S, 2017. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus
Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar ) dan Media Alternatif dari Singkong
(Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan : Volume 6(2): 625-631.
Hendrawati TY, dan Uyomo S. 2017. Optimasi Suhu dan waktu sterilisasi pada
Kualitas Susu Segar di Kabupaten Boyolallii. Jurnal Teknologi. 9(2): 97-102

Anda mungkin juga menyukai